Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No.

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN BAWANG DAYAK (Eleutherine


palmifolia (L) Merr) DENGAN BASIS KRIM TIPE A/M DAN BASIS KRIM TIPE
M/A

Eka Kumalasari, Ainun Mardiah, Anna Khumaira Sari


Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Email: ekakumalasari260989@gmail.com

ABSTRAK
Daun bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. merr ) adalah salah satu
tanaman yang digunakan sebagai ramuan obat. Ekstrak daun bawang dayak
mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Untuk mempermudah penggunaannya maka dibuatlah sediaan krim. Sediaan krim
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya lebih mudah diaplikasikan, lebih
nyaman digunakan pada kulit, tidak lengket dan mudah dicuci dengan air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik antara tipe krim a/m dan m/a pada
sediaan krim ekstrak daun bawang dayak dan untuk mengetahui formulasi yang paling
disukai oleh responden pada sediaan krim.
Daun bawang dayak diekstraksi dengan metode maserasi dan etanol 70%
sebagai pelarutnya. Ekstrak daun bawang dayak kemudian diformulasikan dalam
sediaan krim tipe a/m dan m/a. Hasil uji sifat fisik menunjukkan sediaan krim ekstrak
daun bawang dayak tipe a/m dan m/a yang meliputi organoleptis, homogenitas dan
uji pH, daya sebar, dan daya tercuci air memenuhi persyaratan krim yang baik.
Berdasarkan dari hasil uji kesukaan formulasi sediaan krim ekstrak daun bawang
dayak yang paling disukai responden adalah krim tipe m/a dimana ada 7 dari 8
parameter yang paling disukai oleh responden.
Kata kunci : Sediaan krim, ekstrak daun bawang dayak, formulasi

ABSTRACT
One of the plants used as a medicinal herb is the leaves of dayak onion
(Eleutherine palmifolia L. merr). Dayak onion leaves contain flavonoids which have
very strong antioxidant activity. To facilitate its use, cream preparations are made
because they have several advantages including being easier to apply, more
comfortable to use on the skin, not sticky and easily washed with water. This study
aims to determine the differences in physical properties between cream types a/m and
m/a in dayak onion extract cream preparations and to find out the most preferred
formulations by respondents in dayak onion leaf extract cream preparations.
The making of dayak onion leaf extract was carried out by the method of
maceration with 70% ethanol. Dayak onion leaf extract is then formulated in cream
preparations of type a/m and m/a.. Tests carried out are testing the physical properties
of cream preparations that meet the requirements and are stable during storage. Tests
carried out include organoleptic examination, homogeneity test, pH test, scattering
power test, sticky power test, washed power test, and preference test.Based on the
results of the study, it can be concluded that there is the physical properties of the

23
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

formulations of a/m and m/a onion dayak extract type cream, namely the pH,
spreadability, and water washability test Based on the test results of the preferred
formulation of onion dayak leaf extract cream, the most preferred by respondents is
formulation 2 with type m/a where there are 7 of the 8 parameters most preferred by
respondents.
Keywords: cream, dayak leek extract, formulation

PENDAHULUAN Pemanfaatan daun bawang


Bawang Dayak (Eleutherine dayak akan dilakukan pada penelitian
palmifolia L. merr) adalah salah satu ini yaitu membuat sediaan krim yang
tanaman yang dapat digunakan diformulasikan sebagai antioksidan
sebagai obat. Bagian umbinya paling untuk mempermudah masyarakat
sering digunakan dan telah terbukti dalam penggunaan serta untuk
memiliki banyak khasiat, sedangkan mendapatkan efek yang maksimal.
bagian daunnya masih jarang Sediaan krim banyak digunakan karena
digunakan. Ekstrak daun bawang mempunyai beberapa keuntungan
dayak mengandung senyawa flavonoid diantaranya lebih mudah diaplikasikan,
dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih nyaman digunakan pada kulit,
sangat kuat dengan nilai IC50 45,33 tidak lengket dan mudah dicuci dengan
ppm1. air dibandingkan dengan sediaan
Komponen antioksidan sangat salep, gel maupun pasta2. Hal ini
penting untuk perlindungan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
tubuh karena dipercaya dapat efektivitas dan kenyamanan
mencegah berbagai macam penyakit penggunaan pada kulit 4.
serta melindungi kulit dari kerusakan Terdapat dua macam sistem
yang disebabkan oleh radikal bebas dispersi sediaan krim, fase air yang
dan penuaan dini2. Antioksidan dalam terdispersi dalam minyak (a/m) dan
bahan kosmetik dapat memberikan fase minyak yang terdispersi dalam
efek melembabkan dan mencerahkan air (m/a). Tipe minyak dalam air (m/a)
kulit sehingga kulit tidak hanya terjaga merupakan krim yang fase
kelembapannya namun terlihat luarnya air, mudah dicuci dengan air
bercahaya3. Penggunaan antioksidan atau tidak lengket dan tidak
alami saat ini dianggap lebih aman meninggalkan noda pada pakaian. Tipe
karena antioksidan alami diperoleh dari air dalam minyak (a/m) merupakan krim
ekstrak tanaman. dengan fase luarnya minyak, tidak

24
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

mudah dicuci dengan meninggalkan Perkebunan di Palangkaraya. Daun


noda atau lengket pada pakaian serta bawang Dayak yang dipilih harus
tidak mudah mengering. berwarna hijau, dan tidak busuk.
Berdasarakan uraian diatas, Daun bawang dayak dipetik
maka dilakukan penelitian tentang daunnya pada pagi hari. Dilakukan
ekstrak daun bawang Dayak yang akan pencucian dengan air mengalir untuk
diformulasikan dalam bentuk sediaan menghilangkan tanah dan pengotor
krim serta melakukan evaluasi fisik dari lainnya. Daun dipotong dan di
sediaan tersebut. keringkan menggunakan panas sinar
matahari Simplisia kering kemudian
METODE PENELITIAN diblender untuk memerkecil ukuran
Alat-alat yang digunakan pada partikel dan memperluas permukaan.
penelitian adalah alat-alat gelas Serbuk kemudian dilakukan
standar laboratorium, kaca arloji, pengayakan dengan ukuran ayakan
cawan penguap, corong, timbangan B40 dengan tujuan untuk
analitik, pipet tetes, batang pegaduk, menyeragamkan ukuran partikel5.
sendok tanduk, pH stik universal, Ekstraksi dilakukan dengan
mortir, stemper, kaca objek, anak metode maserasi. Serbuk simplisia
timbangan, vacum rotary evaporator, sebanyak 500 gram dilakukan
stopwatch, dan waterbath. maserasi dengan menggunakan
Bahan yang digunakan pada pelarut etanol 70% sebanyak 1,5 liter.
penelitian ini adalah daun bawang Perendaman dilakukan selama 3 hari.
dayak, etanol 70%, aquades, Maserat disaring dengan corong
cetaceum, cera alba, paraffin liquidum, buchner untuk mendapat filtrat. Filtrat
nipagin, nipasol, trietanolamin, natrium yang diperoleh dipekatkan
benzoate, asam stearat dan gliserin. menggunakan vacum rotary evaporator
Penelitian ini dilakukan di dengan suhu 50ºC sampai diperoleh
Laboratorium Teknologi Farmasi ekstrak cair. Kemudian diuapkan diatas
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin. waterbath sampai didapatkan ekstrak
Daun bawang dayak diperoleh dari kental.

25
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

Tabel 1. Formula krim ekstrak daun bawang Dayak


Formula Formula
1 2
Nama Bahan Fungsi
Basis Basis
a/m m/a
Ekstrak daun
Zat aktif 2g 2g
bawang dayak
Cetaceum Basis 12,5 g -
Cera alba Surfaktan 12 g -
Parafin Liquidum Basis 50 g -
Nipagin Pengawet 0,1 g -
Nipasol Pengawet 0,05 g -
Aquadest ad Pelarut 100 g 100 g
Natrium Benzoat Pengawet - 0,2 g
Asam stearate Basis - 15 g
Trietanolamin Surfaktan - 1,5 g
Gliserin Humektan - 10 g

Pembuatan Krim dengan basis a/m lumpang panas yang berisi fase air,
Dilelehkan cetaceum, cera alba, kemudian di gerus hingga terbentuk
paraffin liquidum, dan nipasol (fase basis krim, setelah itu tambahkan
minyak) diatas penangas air. Dilarutkan ekstrak daun bawang dayak kedalam
nipagin (fase air) dalam air hangat. basis krim kemudian aduk hingga
Masukkan fase minyak sedikit demi homogen. Terakhir masukan kedalam
sedikit kedalam mortir yang berisi fase wadah tertutup kedap.
air, kemudian di gerus hingga terbentuk Uji Sifat Fisik Sedian Krim
basis krim. Setelah itu tambahkan Pengujian dilakukan dengan
ekstrak daun bawang dayak kedalam replikasi sebanyak 3 kali. Pengamatan
basis krim kemudian aduk hingga uji sifat fisik dilakukan pada hari ke-1,
homogen. Masukan kedalam wadah hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-21
tertutup kedap. 1. Pemeriksaan Organoleptis
Pembuatan Krim dengan basis m/a Krim diamati perubahan secara
Fase air (trietanolamin, gliserin, organoleptis meliputi bau, warna,
natrium benzoat, dan aquades) dan konsistensi.
dipanaskan diatas penangas air dan 2. Uji Homogenitas
fase minyak (asam stearate) dilelehkan Uji homogenitas dilakukan dengan
diatas penangas air6. Setelah mengambil sedikit krim
semuanya melebur, dimasukkan fase secukupnya kemudian diletakkan
minyak sedikit demi sedikit kedalam diatas objek glass dan bagian

26
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

atasnya ditutup dengan cover glass 7. Uji Kesukaan


diamati homogenitasnya. Responden sebanyak 30 orang
3. Uji pH masing-masing diberi krim yang
Pengukuran pH dilakukan sudah dimasukkan kedalam pot.
menggunakan kertas pH indikator. Tiap responden menilai sedian dari
4. Uji Daya Sebar segi bau dan penampilan krim dan
Krim diletakkan ditengah kaca segi penilaian dalam sebuah kuesioner.
empat sebanyak 0,5 gram,
diletakkan kaca penutup diatas HASIL DAN PEMBAHASAN
massa krim. Kemudian Penelitian ini bertujuan untuk
ditambahkan beban sebanyak mengetahui perbedaan sifat fisik antara
5,10, 20, 30, dan 50 gram. tipe krim a/m dan m/a pada sediaan
Didiamkan selama 1 menit, diukur krim ekstrak daun bawang dayak dan
diameter krim yang menyebar. untuk mengetahui formulasi yang
5. Uji Daya Lekat paling disukai oleh responden. Proses
Pengujian daya lekat sediaan ekstraksi pada penelitian ini dilakukan
dilakukan dengan cara krim dengan metode maserasi
diletakkan pada satu sisi kaca menghasilkan rendemen sebesar
objek dengan sisi bawahnya telah 12,17%. Nilai rendemen menunjukkan
dipasangkan tali untuk mengikat keefektifan proses ekstraksi. Efektivitas
beban. Kemudian ditempelkan proses ekstraksi dipengaruhi oleh jenis
pada kaca objek yang lain. Beban pelarut yang digunakan sebagai
yang digunakan adalah 1 kg. penyari, ukuran partikel, lamanya
Kemudian diamati waktu yang ekstraksi dan metode pengeringan7.
dibutuhkan beban tersebut untuk Formulasi sediaan krim ekstrak
memisahkan kedua kaca tersebut. daun bawang dayak dibuat dengan
6. Uji Daya Tercuci Krim menggunakan basis tipe a/m dan m/a.
Krim dioleskan sebanyak 1 gram Basis tipe a/m merupakan krim yang
pada tangan, kemudian cuci fase luarnya minyak, tidak mudah
dengan air mengalir melalui buret, dicuci dengan meninggalkan noda atau
dicatat berapa ml air yang lengket pada pakaian serta tidak
diperlukan untuk dapat mencuci mudah mengering. Sedangkan basis
krim. tipe m/a merupakan krim yang fase
luarnya air, mudah dicuci dengan air
27
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

atau tidak lengket dan tidak homogen karena semua bahan yang
meninggalkan noda pada pakaian. larut dalam minyak sangat cepat
Pada pembuatan basis krim ada menjadi lilin saat mortir dingin,
beberapa hal yang harus diperhatikan, sehingga dengan keadaan mortir
yaitu pada proses pengadukan harus hangat diharapkan semua fase minyak
secara konstan dan mortir harus dalam dan air dapat tercampur secara
keadaan hangat, hal ini bertujuan agar homogen sebelum fase minyak dingin
semua bahan dapat tercampur secara dan mengeras menjadi lilin.

Gambar 1. Sediaan krim ekstrak daun bawang Dayak


Uji Sifat Fisik Sedian Krim
Tabel 2. Hasil rerata uji sifat fisik sediaan krim ekstrak daun bawang dayak
HARI
UJI FISIK FORMULA
Ke-1 Ke-7 Ke-14 Ke-21
Semipadat, Semipadat, Semipadat, Semipadat,
kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan,
1
tidak tidak tidak tidak
berbau berbau berbau berbau
Organoleptis
Semipadat, Semipadat, Semipadat, Semipadat,
kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan,
2
tidak tidak tidak tidak
berbau berbau berbau berbau
1 Homogen Homogen Homogen Homogen
Homogenitas
2 Homogen Homogen Homogen Homogen
1 5 5,3 5,6 6
Ph
2 6,3 6,6 7 6,6
Daya lekat 1 9,6 10,3 11 7,3
(detik) 2 5,6 6,3 5,3 5,6
Daya tercuci 1 79 85,6 59,3 75,3
(mL) 2 13,6 15,6 15 14,3
Daya Tanpa 1 5,1 5,6 5,3 5,3
sebar beban 2 6,5 6,6 6,3 6,4
(cm) 1 5,1 5,7 5,5 5,4

28
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

5
2 6,6 6,6 6,1 6,5
gram
10 1 5,3 5,8 5,6 5,5
gram 2 6,7 6,7 6,2 6,5
20 1 5,4 5,9 5,7 5,7
gram 2 6,7 6,7 6,3 6,6
30 1 5,6 6 5,8 5,9
gram 2 6,8 6,8 6,4 6,7
50 1 5,7 6,1 6 6
gram 2 6,9 6,9 6,6 6,8

Formula 1 dan formula 2 dari yang telah dibuat hasilnya tidak jauh
hari ke-1 sampai hari ke-21 pada saat berbeda dengan kriteria standar pH
penyimpanan tidak mengalami untuk kulit yaitu sekitar 4-7,5. Pada
perubahan bau, warna dan konsistensi. formula 1 penyimpanan 21 hari
Hal ini menunjukkan bahwa pada memenuhi pH standar yaitu antara 4 -
penambahan ekstrak tidak 7,5 artinya ekstrak tidak mempengaruhi
mempengaruhi secara organoleptis pH. Begitu pula pada formula 2.
dan tetap stabil. Pengujian daya sebar dilakukan
Hasil pengujian pada formula 1 untuk melihat kemampuan sediaan
dan formula 2 menunjukkan bahwa krim menyebar pada kulit, dimana
semua formulasi bersifat homogen suatu sediaan sebaiknya memiliki daya
dengan tidak adanya butiran kasar dan sebar yang baik untuk menjampin
warna merata yang terlihat pada objek. pemberian obat yang efektif.
Berarti dengan perbedaan basis, Berdasarkan penelitian Ulaen (2012)
ekstrak mampu terdistribusi secara menyebutkan bahwa daya sebar yang
homogen dengan basis krim. Adanya baik untuk sediaan topikal adalah
butiran-butiran kasar yang sekitar 5-7 cm9. Berdasarkan data hasil
menggumpal pada sediaan krim dapat pengujian selama 21 hari
menimbulkan iritasi pada kulit karena penyimpanan menunjukkan bahwa
nantinya krim yang telah dibuat akan semua formula ketika ditambahkan
dioleskan pada kulit8. beban 5 gram, 10 gram, 20 gram, 30
Pemeriksaan pH formulasi krim gram dan 50 gram didapatkan hasil
dilakukan untuk mengetahui krim pengujian pada hari ke-1 hingga hari
ekstrak daun bawang dayak yang ke-21 memiliki nilai rata-rata daya
dibuat bisa diterima oleh kulit atau tidak sebar yang berkisar antara 5,1- 7 cm.
sehingga diharapkan pH sediaan krim Dapat disimpulkan bahwa kedua
29
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

formula memenuhi syarat daya sebar mengandung minyak memiliki daya


yang baik karena masih pada rentang lekat yang lebih lama dibanding formula
antara 5-7 cm, akan tetapi pada 2. Konsistensi yang lebih encer pada
formula 2 memiliki daya sebar yang formula 2 dikarenakan kandungan air
lebih besar daripada formula 1 dari tipe krim tersebut lebih banyak dari
dikarenakan konsistensi formula 2 lebih pada formula 1. Hasil pengujian daya
lunak daripada formula 1. Konsistensi lekat menunjukkan kedua formula
yang lunak pada formula 2 memenuhi syarat yaitu daya lekat tidak
dikarenakan kandungan air dari tipe kurang dari 4 detik10.
krim tersebut lebih banyak dari pada Uji daya tercuci krim dilakukan
formula 1. dengan menggunakan air.
Pengujian daya lekat berfungsi Pemeriksaan daya tercuci dilakukan
untuk mengetahui kemampuan krim untuk mengetahui apakah krim mudah
untuk menempel pada permukaan kulit dicuci atau tidak, mengingat kelebihan
setelah dioleskan. Semakin besar daya dari sediaan krim yaitu mudah dicuci.
lekat krim dimungkinkan absorbsi obat Semakin sedikit air yang digunakan
oleh kulit akan semakin besar pula. Ini maka daya tercuci krimnya semakin
dikarenakan kontak yang terjadi antara baik6. Berdasarkan hasil pengujian
krim dengan kulit juga semakin lama, selama 21 hari penyimpanan formulasi
sehingga pelepasan obat oleh basis 2 memiliki daya tercuci air yang lebih
dapat lebih optimal Formula 1 baik ditunjukkan dari jumlah air yang
menunjukkan daya lekat yang lebih diperlukan untuk mencuci krim lebih
tinggi dibandingkan dengan formula 2 sedikit dibandingkan dengan formulasi
hal ini dkarenakan konsistensi formula 1. Hal ini dikarenakan formulasi 1
2 lebih encer atau lembek merupakan krim tipe a/m yang
dibandingkan formula 1. Sehingga mempunyai sifat minyak sehingga lebih
daya lekat formula 1 yang lebih banyak sulit dicuci dibandingkan krim tipe m/a.

30
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

Uji kesukaan sediaan krim


FORMULA 1(%) FORMULA 2 (%)
NO PERTANYAAN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Bagaimana kesan
saat pemakaian
1 krim yang meliputi :
a. Bau 40 53,33 3,33 20 77 3
b. Tekstur 43 47 10 17 53 30
Bagaimana
penampilan fisik
2 krim yang meliputi :
a. Warna 37 50 13 27 67 7
b. Konsistensi 23 63 13 7 80 13
Bagaimana tingkat
kenyamanan krim
saat dioleskan yang
meliputi :
3 a. Kemampuan
krim untuk 43 43 13 17 60 23
menyebar
b. Sensasi dingin 63 30 7 69 24 7
Bagaimana
kemampuan krim
4 dalam memberikan 39 37 24 17 63 20
kelembapan
terhadap kulit
Bagaimana
5 ketahanan krim 30 57 13 27 50 23
terhadap air
Keterangan :1 = Sangat Tidak Suka; 2 = Tidak Suka; 3 = Sedang; 4 = Suka; 5 =
Sangat Suka

Berdasarkan tabel diatas umum uji kesukaan dari kedua formula


diketahui bahwa formulasi 2 memiliki tersebut menyatakan bahwa
presentase paling tinggi parameter dari responden lebih banyak menyukai
formula krim yang disukai oleh formula 2 dengan tipe m/a
responden sebanyak 7 parameter yaitu dibandingkan dengan formula 1
bau, tekstur, warna, konsistensi, dengan tipe a/m. Hal ini disebabkan
penyebaran, sensasi dingin, dan karena konsistensinya lebih lunak
kelembaban. Sedangkan formula 1 dengan kandungan air pada tipe m/a
hanya memiliki 1 parameter yang lebih besar dibandingkan krim tipe a/m
disukai responden yaitu ketahanan sehingga mudah diaplikasikan dikulit
krim terhadap air. Sehingga secara responden.

31
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

KESIMPULAN Sediaan Krim Ekstrak Etanol 70%


Formulasi sediaan krim dengan Daun Labu Siam (Sechium Edule
basis tipe a/m dan m/a memenuhi (Jacq.)Swatz’, Farmagazine, 3(1).
persyaratan krim yang baik. Formula 5. Soemarie, Y.B., Sa’adah, H.,
krim dengan basis tipe m/a lebih Fatimah, N., Ningsih, T,M., 2017.
disukai oleh responden Uji Mutu Fisik Granul Ekstrak
Etanol Daun Kemangi (Ocimum
REFERENSI Americanum L.) Dengan Variasi
1. Kumalasari, E., & Prihandiwati, E. Konsentrasi Explotab®, Jurnal
(2019). Peningkatan Produktivitas Ilmiah Manuntung, 3(1), Pp. 64-71.
Limbah Pertanian Daun Bawang 6. Amaliah, H. (2016) Formulasi Dan
Dayak (Eleutherine Palmifolia L. Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak
Merr ) Sebagai Alternatif Krim Anti Daun Bandotan (Ageratum
Aging Alami. Jurnal Ilmiah Ibnu Conyzoides Linn. Akademi Farmasi
Sina, 4(2), 440-451. Isfi Banjarmasin.
2. Sharon, N., Anam, S. And Yuliet 7. Febrina ,L., Rusli, R., Muflihah, F.,
(2013) ‘Formulasi Krim Antioksidan 2015. Optimalisasiekstraksi dan Uji
Ekstrak Etanol Bawang Hutan ( Metabolit Sekunder Tumbuhan
Eleutherine Palmifolia L., Merr)’, Libo (Ficus variegate blume), J.
Jurnal Of Natural Science, 2(3), Pp. Trop. Pharm. Chem, 3(2), pp. 74-
111–122. Available At: 81.
Http://Jurnal.Untad.Ac.Id/Jurnal/In 8. Naibaho, O. H., Yamlean, P.V>Y.,
dex.Php/Ejurnalfmipa/Article/View/ Wiyono, W., 2013, Pengaruh Basis
1872 Salep Terhadap Formulasi Sediaan
3. Yumas, M., Besar, B. And Hasil, I. Salep Ekstrak Daun Kemangi
(2016) ‘Formulasi Sediaan Krim (Ocimum Sanctum L) Pada Kulit
Wajah Berbahan Aktif Ekstra Punggung Kelinci Yang Dibuat
Metanol Biji Kakao Non Fermentasi Infeksi Staphylococcus Aureus,
( Theobroma Cacao L ) Kombinasi Pharmacon Jurnal Ilmiah, Unsreat
Madu Lebah’, Jurnal Industri Hasil Manado, Vol.2(2) :27-33
Perkebunan, 11, Pp. 75–87. 9. Ulaen, S. P. J., Banne, Y. And
4. Erawati, E., Pratiwi, D. And Zaky, Suatan, R. A. (2012) ‘Pembuatan
M. (2015) ‘Pengembangan Salep Anti Jerawat Dari Ekstrak
Formulasi Dan Evaluasi Fisik Rimpang Temulawak (Curcuma
32
Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS Vol. 1 No. 1

Xanthorhiza Roxb.)’, Jurnal Etanol Rimpang Kunyit ( Curcuma


Kesehatan Politeknik Kesehatan, Longa Linn )’, Sel, 3(1), Pp. 16–23.
1, Pp. 45–49. Doi:
10. Sari, A. And Maulidya, A. (2016) 10.1093/Bioinformatics/Btt184.
‘Formulasi Sediaan Salep Ekstrak

33

Anda mungkin juga menyukai