Vol. x, No. x
ABSTRAK
Meniran (Phyllanthus niruri L.) mengandung beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, tannin, flavonoid,
dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan
salah satu bakteri penyebab jerawat. Masker gel peel-off merupakan sediaan masker yang dapat merawat
kulit wajah dan mempunyai keuntungan yaitu penggunaannya yang mudah dan praktis karena dapat
langsung diangkat setelah mengering di atas lapisan kulit. Masker gel peel-off dalam formulasinya
menggunakan bahan PVA sebagai pembentuk lapisan film. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasikan sediaan masker gel peel-off ekstrak daun meniran yang memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ekstrak daun meniran
15% mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Formulasi masker gel peel-off ekstrak daun meniran
dengan konsentrasi PVA 12% merupakan sediaan yang memiliki karakteristik paling baik disbanding
formulasi lainnya dilihat dari parameter organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, serta waktu sediaan
mongering. Uji stabilitas sediaan dengan metode cycling test menunjukkan bahwa formulasi masker gel
peel-off ekstrak daun meniran stabil selama masa penyimpanan.
Kata kunci: Aktivitas antibakteri, Ekstrak daun meniran, Masker gel peel-off.
ABSTRACT
Meniran (Phyllanthus niruri L.) contains several chemical compounds such as phenols, terpenoids,
flavonoids, and saponins that can inhibit bacterial growth. Staphylococcus aureus is one of the bacteria
that causes acne. Peel-off gel mask is a mask preparation that can treat facial skin and has the advantage
of being easy and practical to use because it can be removed immediately after drying on top of the skin
layer. The peel-off gel mask in its formulation uses PVA as a film-forming agent. The purpose of this study
was to formulate a peel-off gel mask preparation of meniran leaf extract which has antibacterial activity
against Staphylococcus aureus bacteria. The results showed that 15% meniran leaf extract was able to
inhibit bacterial growth. Meniran leaf extract peel-off gel mask formulation with PVA concentration of
12% is a preparation that has the best characteristics compared to other formulations in terms of
organoleptic parameters, homogeneity, pH, dispersion, and drying time of the preparation. The stability
test of the preparation using the cycling test method showed that the peel-off gel mask formulation of
meniran leaf extract was stable during the storage period.
PENDAHULUAN
Jerawat merupakan penyakit yang makanan, kosmetik, obat, defisiensi
dipengaruhi oleh banyak faktor, di mineral, serta lingkungan. Lingkungan
antaranya faktor genetik, hormon, stres, yang kurang sehat dapat menyebabkan
42
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
43
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
44
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
jenis ekstrak dengan bobot air, dalam konsentrasi ekstrak yaitu 5%, 10%, dan
piknometer pada suhu 25ºC. 15%. Penetapan kadar ekstrak dilakukan
Uji Kadar air dengan menimbang Nutrient Agar (NA)
sebanyak 2,3 g, lalu dilarutkan dalam 100
Digunakan metode grafimetri,
mL aquades (23 g / 1000 mL)
yaitu dengan memasukan lebih
menggunakan erlenmeyer. Setelah itu
kurang 1 gram ekstrak dan ditimbang
media dihomogenkan dengan magnetic
seksama dalam wadah yang telah
stirrer di atas penangas air sampai
ditara. Keringkan pada suhu 105ºC
mendidih. Media yang sudah homogen
selama 5 jam dan ditimbang.
ini disterilkan dalam outoklaf pada suhu
Kemudian pengeringan dilanjutkan
121ºC selama 15 menit, kemudian
dan ditimbang pada jarak 1 jam
didinginkan sampai suhu ± 45-50ºC. 20
sampai perbedaan antara 2
mL NA dari media dituang ke dalam
penimbangan berturut-turut tidak
cawan petri, lalu ditambahkan 0,1 mL
lebih dari 0,25 %.
strain bakteri Staphylococcus aureus dan
Uji Kadar Abu
dikocok dengan membentuk angka 8.
Digunakan metode grafimetri, yaitu
Dibuat sumur sebesar 6 mm dibuat pada
dengan memasukan lebih kurang 1
media agar sebanyak 3 sumuran,
gram ekstrak dan ditimbang seksama
kemudian diulang pada 15 cawan petri.
dalam wadah yang telah ditara.
Kemudian 50 µg/mL (50 µL) ekstrak
Keringkan pada suhu 105ºC selama 5
daun meniran konsentrasi 5%, 10%, dan
jam dan ditimbang. Lanjutkan
15% serta larutan ciprofloxacin (kontrol
pengeringan dan timbang pada jarak 1
positif), dan DMSO 5% (control negatif)
jam sampai perbedaan antara 2
dimasukkan ke masing-masing sumur.
penimbangan berturut-turut tidak lebih
Pelat diinkubasi selama 24 jam pada
dari 0,25 %.
37ºC. Setelah 24 jam, dihitung zona
hambat di sekitar sumur dan dicatat. Hasil
Penetapan Kadar Ekstrak Daun zona hambat yang terbentuk diolah data
Meniran (Phyllanthus niruri L.) menggunakan SPSS dan dilihat
Penetapan kadar ekstrak dilakukan konsentrasi dengan zona hambat terbaik
dengan uji antibakteri terhadap bakteri untuk diformulasikan menjadi masker gel
S.aureus dengan menggunakan variasi peel-off.
45
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
46
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
47
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
Pada penelitian ini sampel yang dilakukan dengan tujuan untuk menarik
digunakan adalah simplisia daun meniran senyawa yang mungkin masih tertinggal
(Phyllanthus niruri L.) yang diperoleh setelah maserasi pertama. Setelah
dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dilakukan tiga kali maserasi, diperoleh
dan Obat (Balittro) Bogor-Jawa Barat. filtrate total sebanyak 6,5 liter. Maserat
Simplisia meniran dideterminasi di yang telah diperoleh kemudian
Herbarium Bogoriense, Pusat Riset dipekatkan menggunakan rotary
Biosistematika dan Evolusi Badan Riset evaporator. Tujuan pemekatan ekstrak
dan Inovasi Nasional, Bogor-Jawa Barat menggunakan rotary evaporator yaitu
pada tanggal 22 Maret 2022. Hasil untuk menghilangkan kandungan pelarut
determinasi menunjukkan bahwa dalam ekstrak. Hasil dari pemekatan 6,5
tanaman merupakan jenis Phyllanthus liter maserat daun meniran diperoleh
niruri L. dan termasuk suku ekstrak kental sebanyak 70 gram. Setelah
Phyllanthaceae. dihitung rendemen ekstrak, diperoleh
Proses maserasi dilakukan dengan sebesar 11,6%. Rendemen suatu ekstrak
menggunakan 600 gram simplisia kering dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
daun meniran. Simplisia diekstraksi di salah satunya adalah metode ekstraksi
dalam wadah maserasi menggunakan yang digunakan [8]. Hasil rendemeen
pelarut ethanol 96% sebanyak 3 liter ekstrak yang diperoleh berbeda dengan
hingga simplisia terendam seluruhnya, pernyataan dalam farmakope herbal [9],
kemudian ditutup rapat dan disimpan di bahwa ekstrak kental daun meniran
tempat yang terlindung dari sinar memiliki rrendemen tidak kurang dari
matahari. Proses perendaman dilakukan 19%.
selama 3 × 24 jam sambil sesekali diaduk.
Setelah 3 × 24 jam filtrate disaring Standardisasi Ekstrak Daun Meniran
menggunakan kertas saring untuk (Phyllanthus niruri L.)
memisahkan filtrate dengan ampasnya. Ekstrak kental yang telah diperoleh
Selanjutnya ampas dimaserasi kembali kemudian dilakukan standardisasi dengan
menggunakan 3 liter pelarut ethanol 96% tujuan menjaga stabilitas dan keamanan,
yang baru, kemudian diulang sebanyak serta mempertahankan konsistensi
dua kali (remaserasi). Remaserasi kandungan senyawa aktif. Ekstrak kental
yang telah diperoleh kemudian dilakukan
48
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
49
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
kadar abu ekstrak kental daun meniran mengukur diameter zona hambat dalam
yaitu sebesar 6,9%. Hasil yang diperoleh satuan milimeter dengan skala transparan
sesuai dengan Farmakope Herbal [9], [13].
yaitu ekstrak kental daun meniram Setelah dilakukan uji analisis data
memiliki kadar abu tidak lebih dari 8,7%. menggunakan SPSS, pada data
Tingginya kadar abu menunjukkan konsentrasi ekstrak 15% menunjukkan
tingginya kandungan mineral internal adanya perbedaan bermakna terhadap
didalam daun meniran itu sendiri. seluruh data kelompok perlakuan lainnya
yaitu kontrol positif, kontrol negatif,
Penetapan Kadar Ekstrak Daun konsentrasi ekstrak 5%, dan 10%. Dari
Meniran (Phyllanthus niruri L.) data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Metode pengujian optimasi ekstrak daya hambat konsentrasi 15% merupakan
yaitu dengan menguji aktivitas kelompok ekstrak paling baik karena
antibakteri menggunakan bakteri mempunyai perbedaan yang bermakna
Staphylococcus aureus dengan metode terhadap seluruh kelompok perlakuan.
sumuran. Selanjutnya dilihat hasil zona Dengan demikian konsentrasi ekstrak
hambat yang terbentuk di sekeliling 15% merupakan konsentrasi yang dipilih
sumuran untuk melihat aktivitas untuk diformulasikan menjadi sediaan
antibakterinya. Jika bahan uji memiliki masker gel peel-off.
aktivitas antibakteri, maka akan
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme memberikan zona
hambat yang berbeda di sekitar cakram
yang disebut zona hambat. Aktivitas
antibakteri bahan uji ditentukan dengan
50
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
30
25
15
10
0
Kelompok Perlakuan kontrol (+) kontrol (-) Kons Ekst 5% Kons Ekst 10% Kons Ekst 15%
suspensi bakteri 23 0 8,3 9 10,2
pengenceran 10-1 22 0 8,1 8 9,1
pengenceran 10-2 22 0 7,9 7,6 9,3
pengenceran 10-3 23 0 7,5 8,5 9,9
pengenceran 10-4 24 0 6,2 9,1 9,1
Gambar 1. Diagram Zona Hambat Antibakteri Terhadap Kelompok Perlakuan, rerata ± SD.
51
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
mengembang. Metil paraben dan propil kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa
paraben dilarutkan dalam akuades. pengaruh warna ekstrak daun meniran
Kemudian HPMC yang telah sangat mempengaruhi warna sediaan
mengembang, gliserin dan campuran masker gel peel-off yang dibuat. Namun
pengawet dimasukkan secara berturut- setelah diamati terbentuk gelembung-
turut ke dalam PVA yang telah gelembung pada sediaan yang disebabkan
mengembang kemudian diaduk hingga oleh gerakan pengadukan pada saat
homogen. Setelah itu ditambahkan pembuatan sediaan. Gelembung tersebut
ekstrak daun meniran yang sebelumnya dapat hilang pada penyimpanan pada
telah dilarutkan dalam akuades sedikit suhu ruang dalam waktu kurang lebih 2
demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen hari (48 jam).
[15]. Selanjutnya ditambahkan juga Pengamatan bau dari ketiga
pewangi secukupnya untuk menutupi bau formulasi sediaan tersebut berbau khas
ekstrak, kemudian diaduk hingga ekstrak meniran yang cukup kuat, namun
homogen. Hasil pembuatan masker gel bau dapat tertutupi setelah diberikan 4-5
peel-off ekstrak daun meniran dapat tetes pewangi. Pemberian pewangi
dilihat pada gambar 2. (fragrance) pada sediaan bertujuan agar
sediaan mempunyai bau yang lebih enak
sehingga pemakaian sediaan masker gel
peel-off dapat lebih nyaman dan tidak
terganggu oleh bau ekstrak meniran.
Ketiga formulasi sediaan menunjukkan
bau yang sama, hal ini menunjukkan
Gambar 2 Sediaan masker gel peel-off ekstrak
daun meniran (formula 1; formula 2; formula 3) bahwa bau sediaan yang dihasilkan tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi PVA yang
makser gel peel-off ekstrak daun meniran memiliki tekstur yang kental dengan
sediaan mempunyai warna hijau pekat Tingkat kekentalan sediaan jika diurutkan
52
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA
Vol. x, No. x
dari yang paling kental yaitu formulasi 3 kemampuan PVA untuk mengikat cairan
> formulasi 2 > formulasi 1. Hal ini sebagai pembentuk gel, sehingga
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi konsentrasi PVA akan
PVA yang digunakan dalam sediaan semakin banyak cairan teradsorpsi oleh
masker gel peel-off maka semakin kental partikel PVA menyebabkan kekentalan
sediaan yang terbentuk. Peningkatan masker gel meningkat [17].
kekentalan ini disebabkan oleh
Tabel 2. Hasil uji karakteristik sediaan masker gel peel-off ekstrak daun meniran.
53
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
dipengaruhi oleh konsentrasi PVA pada Gambar 3. Diagram Daya Sebar Uji
Karakteristik Sediaan Masker Gel Peel-Off
formula.
Ekstrak Daun Meniran, rerata ±SD.
Uji daya sebar pada sediaan
Pengujian waktu sediaan
masker gel peel-off dimaksudkan untuk
mengering dilakukan dengan tujuan
melihat kemampuan penyebaran merata
untuk mengetahui berapa lama sediaan
pada saat penggunaan sediaan [17].
masker gel peel-off dapat mengering dan
Masker gel yang baik memiliki diameter
membentuk lapisan film. Waktu
daya sebar antara 5 cm – 7 cm [19].
mengering merupakan waktu ideal
Setelah dilakukan pengujian daya sebar
pengaplikasian masker secara umum,
pada sediaan masker gel peel-off ekstrak
rentang waktu mongering suatu sediaan
daun meniran, dihasilkan bahwa ketiga
masker gel peel-off yang baik yaitu 15-
formulasi sediaan memenuhi standar
30 menit [20]. Uji waktu pengeringan
diameter daya sebar suatu sediaan
dilakukan sesuai dengan penelitian
masker gel yang baik. Namun ada
Ardini & Rahayu (2019), yaitu dengan
penurunan diameter daya sebar yaitu
cara meletakkan 0,7 g masker gel peel
formulasi 1 > formulasi 2 > formulasi 3
off pada kaca objek kemudian diratakan
(dapat dilihat pada gambar 3). Hal ini
membentuk lapisan tipis kemudian
dipengaruhi oleh variasi konsentrasi
dimasukkan dalam oven dengan suhu
PVA pada setiap formula. Menurut
37°C lalu diamati hingga sediaan
Ardini & Rahayu (2019), peningkatan
mengering. Hasil pengamatan waktu
konsentrasi PVA pada masing-masing
sediaan mengering pada ketiga formulasi
basis menyebabkan viskositas basis
sediaan menunjukkan adanya penurunan
meningkat sehingga sifat alirnya
waktu mengering pada tiap formulasi
menurun dan akan mempengaruhi daya
sediaan. Penurunan waktu mengering
sebar sediaan.
terlihat dengan urutan yaitu formulasi 1
> formulasi 2 > formulasi 3 (dapat dilihat
pada gambar 4). Dari ketiga formulasi,
dapat dilihat bahwa formulasi 1
memenuhi standar waktu mengering
sediaan masker gel yang baik, sedangkan
formulasi 2 dan 3 menunjukkan waktu
54
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
mengering yang cukup singkat. yang kuat, dan kontrol negatif tidak
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan adanya daya hambat
menunjukkan bahwa adanya perbedaan antibakteri terhadap Staphylococcus
konsentrasi PVA pada sediaan masker aureus. Hasil daya hambat ketiga
gel peel-off dapat mempengaruhi waktu formulasi tidak menunjukkan perbedaan
mengering sediaan. Hal ini terjadi karena yang bermakna. Hal ini ditunjukkan oleh
semakin tinggi konsentrasi PVA yang perhitungan analisa statistika
digunakan, maka semakin rendah pelarut menggunakan SPSS dengan metode uji
atau fase cair yang terkandung dalam Kruskal-Wallis Test yang menunjukkan
sediaan sehingga waktu yang dibutuhkan nilai signifikansi 0,441. Dengan
untuk penguapan pelarut lebih cepat demikian Ho diterima, yang
[17]. menunjukkan tidak ada perbedaan yang
bermakna antar kelompok perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
menunjukkan bahwa perbedaan
konsentrasi PVA pada masing-masing
konsentrasi sediaan masker gel peel-off
tidak mempengaruhi daya hambat
Gambar 4. Diagram Waktu Sediaan Mengering sediaan terhadap bakteri Staphylococcus
Uji Karakteristik Sediaan Masker Gel Peel-Off aureus.
Ekstrak Daun Meniran, rerata ±SD.
aureus dengan rata-rata zona hambat Terhadap Bakteri S.aureus, rerata ±SD.
sebesar 7.33 mm, sedangkan kontrol Setelah dilakukan uji daya sebar
positif menunjukkan daya antibakteri pada setiap siklus uji stabilitas hingga
55
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
56
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
57
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
58
JURNAL FARMASI DAN FARMAKOINFORMATIKA Vol. x, No. x
59