Anda di halaman 1dari 8

1

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 4.No.2 Desember 2018


Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kelor (Moringa oleifera)


Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Muthmainah Tuldjanah
Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas Palu

ABSTRAK
Telah dilakukan pengujian aktivitas antibakteri (Moringa oleifera) memiliki kandungan metabolit
Staphylococcus aureus ekstrak etanol kulit buah sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tanin,
kelor (Moringa oleifera). Penelitian ini bertujuan saponin dan polifenol. Aktivitas antibakteri
untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder Stapylococcus aureus pada konsentrasi 5%, 10%,
pada ekstrak etanol kulit buah kelor (Moringa 15%, memilki zona daya hambat yang paling baik
oleifera) dan mengetahui aktivitas antibakteri yaitu pada konsentrasi 15% dengan diameter daya
ekstrak kulit buah kelor (Moringa oleifera) terhadap hambat yaitu 15,19 mm pada bakteri Stapylococcus
bakteri Staphylococcus aureus. Metode yang aureus.
digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri
adalah metode paper Disk, dimana metode ini Kata Kunci : Kulit buah kelor (Moringa oleifera,)
dilakukan dengan menggunakan bakteri antibakteri, Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus yang dibiakan dengan
menggunakan lidi kapas yang telah disterilkan. Penulis Korespondensi :
Kemudian ekstrak kulit buah kelor (Moringa Muthmainah Tuldjanah
oleifera) yang diperoleh, diletakkan diatas kertas Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu
cakram yang telah direndam selama 15 menit Farmasi Pelita Mas Palu
dengan ekstrak kulit buah kelor. Hasil penelitian E-mail : muthmainah.tuldjannah@gmail.com
menunjukan bahwa ekstrak kulit buah kelor

PENDAHULUAN Obat antibakteri banyak beredar


Bakteri merupakan organisme atau di jual di apotik-apotik penggunaan
yang relatif sedehana karena materi obat antibiotik yang tidak tepat dan
genetiknya tidak diselimuti oleh selaput berlebihan dapat membahayakan
membran inti. Bakteri juga memiliki kesehatan, hal ini dapat dilihat dari efek
bentuk dan ukuran yang beragam. samping penggunaan obat antibakteri.
Umumnya sel bakteri memiliki diameter Faktor tersebut membuat beberapa
0,2-2 μm dan panjang 2-8 μm (Radji, 2019). Masyarakat, lebih memilih pengobatan
Aktivitas bakteri Staphylococcus aureus Tradisional yang umum diperoleh dari
yang dapat menginfeksi kulit dan diatasi bahan alami. Salah satunya ialah
dengan obat antibakteri. (Poeloengan dkk Tanaman kelor merupakan tanaman
2007) perdu dengan ketinggian 5-11 meter dan
95

tumbuh subur mulai dari dataran rendah Alat Dan Bahan


sampai ketinggian 600 m di atas Alat–alat yang di gunakan antara
permukaan laut. Kelor dapat tumbuh lain: cawan petri, timbangan analitik,
pada daerah subtropis dan tropis pada autoklaf, labu erlenmeyer, tabung reaksi,
semua jenis tanah dan musim kering jangka sorong, inkubator, batang
dengan toleransi terhadap kekeringan pengeduk, busen, swab, membran filter,
sampai 5-6 bulan. (Maulida, Dewi 2010) kertas label, aluminium foil, masker,
Bagian tanaman yang sering di handscoon, pipet ukur, filer, pinset, dan
gunakan oleh masyarakat salah satunya gelas ukur.
adalah buah kelor Menurut penelitian Bahan-bahan yang di gunakan
yang dilakukan oleh Lusi L. R.H dkk pada dalam penelitian ini antara lain: bakteri
tahun 2016 bahwa daun kelor memiliki Staphylococcus aureus, ekstrak kulit buah
aktivitas sebagai antibakteri pada kelor (Moringa oleifera), etanol, 96%
konsentrasi (5% , 10%, 15%). Masyarakat aquades, amoxicillin.
kota palu pada umumnya sering Waktu dan Tempat Penelitian
mengkonsumsi buah kelor sebagai sayur, Waktu Dan tempat Penelitian
namun kulit dari buah kelor hanya di dilaksanakan di bulan April - Juni 2018.
jadikan sebagi limbah. Penelitian ini Pegujian Aktivitas Antibakteri di lakukan
bertujuan untuk mengetahui kandungan di Laboratorium kesehatan Provinsi
metabolit sekunder pada ekstrak etanol Sulawesi Tenggah Kota Palu. Pengujian
kulit buah kelor (Moringa oleifera) dan penapisan fitokimia di lakukan di
mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak laboratoruim Farmakognosi dan fitokimia
kulit buah kelor (Moringa oleifera) Akademi Farmasi Medika Nusantara
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Palu.
METODE PENELITIAN Pembuatan Uji ekstrak
Pembuatan ekstrak etanol kulit
Penelitian ini merupakan peneliti
buah kelor (Moringa oleifera) di lakukan
eksperimental dengan menggunkan
dengan cara maserasi menggunakan
metode Paper Disk untuk melihat efek
pelarut etanol 96%. Serbuk simplisia kulit
ekstrak kulit buah kelor (Moringa oleifera)
buah kelor (Moringa oleifera) sebanyak 456
Terhadap pertumbuhan bakteri
gram dimaserasi dengan menggunakan
Staphylococcus aureus.

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


96

etanol 90% sebanyak 4 liter. Ekstrak kental c. Saponin


kulit buah kelor (Moringa oleifera) yang Ekstrak sebanyak 0,2 mg
diperoleh dari hasil ekstraksi adalah 113 dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
gram dengan nilai rendemen 24,78%. ditambahkan 5 mL etanol 90%. Ekstrak
Penapisan Fitokimia kemudian ditambahkan 10 mg air panas,
a. Uji alkaloid lalu didinginkan. Selanjutnya dilakukan
Ekstrak ditimbag sebanyak 50 ml pengocokan vertikal selama 10 dertik dan
ditambahkan ke dalam tabung reaksi, lalu didiamkan selama 15 menit.
ditambahkakan 2 ml Ekstrak kulit buah Terbentuknya buih setinggi 1 cm dan
kelor kemudian ditambahkan 1 mL asam tidak hilangnya buih setelah penambahan
klorida 2 N dan 5 mL aquades. 5 tetes asam klorida 2N menandakan
Selanjutnya dipanaskan di atas penangas bahwa ekstrak mengandung saponin.
air selama 2 menit, dan didihkan. d. Uji Tanin
Kemudian disaring dan fitranya Satu ml ekstrak ditambahkan dengan
ditampung. Fitrat digunakan sebagai sedikit larutan gelatin dan lima ml NaCl
larutan percobaan selanjutnya: Larutkan 10%. Reaksi positif apabila terbentuk
percobaan 2 tetes 2 tetes reagen endapan kekuningan.
dragendrof, terbentuk endapan jingga e. Polifenol
atau coklat menandakan bahwa ekstrak FeCl3 1% ditambahkan dengan ekstrak
mengandung alkaloid. etanol kulit buah kelor hingga terjadi
b. Uji flavonoid perubahan warna, lalu warnanya
Ekstrak sebanyak 0,3 mg kemudian dibandingkan dengan ekstrak murni,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu maka akan tampak warna lebih hitam jika
ditambahkan 2 mL aquades 90% . Ekstrak positif. Derajat disesuaikan dengan
kulit buah kelor ditambahkan serbuk Mg perubahan warna yang terjadi.
dan ditambahkan asam klorida pekat. A. Pengujian Ekstrak Terhadap Bakteri
Terbentuknya warna kuning, orange dan 1. Sterilisasi Alat dan Bahan
merah menandakan bahwa ekstrak Seluruh alat yang dapat kita
mengandung flavonoid. digunakan dicuci bersih lalu di
dikeringkan. Tabung reaksi, gelas ukur

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


97

dan erlenmeyer ditutup rapat-rapat biarkan hingga mencapai suhu kurang


mulutnya dengan kapas. Cawan petri lebih 45oC Setelah itu tuang ke dalam petri
dibungkus dengan kertas alumunium disk yang suda di sterilkan sebanyak 20OC
voil. Kemudian semuanya dimasukkan biarkan hingga membeku dan bungkus
dalam plastik tahan panas dan disterilkan media siap di gunakan. (Silvikasari, 2011)
dengan autoklaf pada suhu 121 °C selama B. Pengolahan Dan Analilis Data
2 jam. Pinset dan jarum ose disterilkan Analisis penelitian dilakukan
dengan cara memijarkan pada api busen. dengan mengguanakan analisis statistik
Seluruh media (Natrium Agar) yaitu One Way ANOVA untuk
disterilkan dengan autoklaf pada suhu mengetahui adanya distribusi normal atau
121°C selama 15 menit. Pengerjaan aseptis tidak. Jika hasil menunjukan distribusi
dilakukan di dalam alat Laminar Air Flow normal maka dilanjutkan dengan uji
yang sebelumnya telah dibersihkan Duncan’sdan uji post hoc tests LSD (Leas
dengan larutan alkohol 70%, lalu Signifikan Difference),
disterilkan dengan lampu UV yang HASIL DAN PEMBAHASAN

dinyatakan selama kurang lebih 1 jam Hasil Penelitian


a. Hasil uji Kualitatif
sebelum digunakan (Pratiwi, 2011)
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji
2. Pembuatan Medium Natrium Agar
Kualitatif pada kulit buah kelor (Moringa
Timbang NA 2 g lalu masukan ke
oleifera) dapat dilihat pada table 1.
dalam erlemeyer dilarutkan dengan
b. Hasil pengukuran diameter zona daya
aquades 100 oC dipanaskan hingga larut
hambat ekstrak kulit buah kelor (Moringa
sempurna kedalam (water bat) lalu oleifera) terhadap pertumbuhan
Erlemeyer ditutup dengan aluminium foil Staphylococcus aureus secara Horizontal (H),
lalu disterilkan menggunakan otoklaf vertikal (V) dan diagonal (D) dapat dilihat
pada suhu 121 oC selama 15 Menit Setelah pada table 2.

itu buka autoklaf keluarkan medianya

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


98

Tabel 1. Hasil uji kualitatif ekstrak kulit buah kelor (Moringa oleifera)

Hasil Pengamatan
Senyawa
No Pereaksi
Bioaktif
Perubahan Keterangan
Terbentuknya endapan
1. Alkaloid Dragendrof +
coklat
Terbentuknya warna
2. Flavonoid HCl pekat +
kuning
3. Saponin Dikocok + HCl 2 N Terbentuknya busa +
Terbentuknya warna
4. Tanin NaCl 10% +FeCl3 +
kuning
Terbentuknya warna
5. Polifenol FeCl3 +
ekstrak yang lebih hitam
Keterangan :
(+) = simplisia mengandung golongan senyawa yang diuji
(-) = simplisia tidak mengandung golongan senyawa yang diuji

Tabel 2. zona daya hambat ekstrak kulit buah kelor (Moringa oleifera)

P.1 5% (mm) 10% (mm) 15% (mm) K+ (mm) K-(mm)


H 11,13 13,21 15,10 48,92 0
V 11,17 13,32 14,87 49,05 0
D 12,10 13,28 15,18 49,10 0
Rerata 11,46 13,27 15,05 49,02 0
P.2
H 9.80 13,21 15,20 48,88 0
V 10,10 12,95 15,17 48,93 0
D 10,12 13,14 15,22 48,95 0
Rerata 10,00 13,1 15,19 48,92 0
P.3
H 10,19 12,89 14,97 49,80 0
V 11,16 13,10 15,10 50,14 0
D 11,18 13,21 15.13 50,10 0
Rerata 10,84 13,06 15.06 50,01 0
Keterangan :
P1 percobaa pertama
P2 percobaan kedua
P3 percobaan ketiga

PEMBAHASAN Pertama-tama yang dilakukan pada penelitian


Penelitian kulit buah kelor (Moringa ini ialah pembuatan ekstrak kulit buah kelor
oleifera) mengenai daya hambat pada bakteri (Moringa oleifera), dengan menggunakan
Staphylococcus aureus telah dilakukan. metode maserasi dimana simplisia direndam

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


99

selama 3x24 jam dengan menggunakan etanol hambat yang dikatakan kuat yaitu sebesar
96%. filtrat dari ekstrak kulit buah kelor (>5- 20) mm, zona daya hambat dikatakan
(Moringa oleifera) diambil dan dipisahkan dari sangat kuat yaitu sebesar (10-20) mm, zona
ampasnya, kemudian dirotavapor sehingga daya hambat kuat sebesar (5-10) mm dan zona
meghasilkan, ekstrak kental, ekstrak kental daya hambat dalam kategori sedang, sebesar
yang dihasilkan. Dari hasil ekstrak kulit buah (0-5). Dari data yang didapatkan menunjukan
kelor yang dihasilkan dilakukan beberapa bahwa dari konsentrasi 5% ,10%, 15% sudah
pengujian diantaranya uji fitokimia dan uji menghasilkan daya hambat yang kuat tapi
daya hambat. tidak sebanding dengan amoxicicilin, karena
Uji fitokimia ekstrak kulit buah kelor amoxcicilin lebih tinggi daya hambatnya
(Moringa oleifera) yang telah di lakukan pada dibandingkan dengan 5%,10%,15%, variasi
Labolatorium F-MIPA prodi Farmasi konsentrasi ekstrak. Kulit buah kelor kontrol
Universitas Tadulako data yang diperoleh positif menunjukan daya hambat 49,3. Hasil
menunjukan bahwa ekstrak kulit buah kelor ini sesuai dengan lieratur yang menyatakan
(Moringa oleifera) positif mengandung bahwa (Hapsari , 2015).
senyawa alkaloid, , steroid, tanin,. Setelah Amoxicicilin merupakan golongan
pengujian fitokimia dilakukan, ekstrak kulit bakterisida (mematikan sel-sel bakteri) (Kaur
buah kelor (Moringa oleifera) dibagi menjadi et al 2011). Amoxicicilin sendiri memiliki
beberapa konsentrasi yaitu, 5%,10%,15%, mekanisme yang dapat meghambat dinding
masing-masing konsentrasi, kemudian diuji sel bakteri dengan mengikat satu cincin
daya hambatnya dengan menggunakan penicillin-binding protein (seperti, Karboksi
metode paper disk. Selain menggunakan peptisida, endopeptidasi, dan transpeptidasi).
variasi konsentarsi penelitian ini juga Pada membran sitoplasma (Castle 2007).
menggunakan kontrol positif (Amoxiccilin) Kontrol negatif yang digunakkan pada
dan kontrol positif (NaCMC). penelitian ini adalah Na CmC dari hasil yang
Hasil uji daya hambat menunjukan di tunjukan Na CmC tidak memiliki zona
nilai yang berbeda-beda yaitu pada daya hambat pada paper disk karena hal ini
konsentarsi 5% sebesar 10,76 mm, konsentarsi diduga bahwa NaCMC tidak dapat bereaksi
10% sebesar 13,14 mm konsentasi 15% 15,1 pada senyawa organik sehingga tidak
mm. Hasil yang diperoleh dari masing- terbentuk zona daya hambat (Nithiya T,
masing konsentrasi ekstrak kulit buah kelor 2015).
(Moringa oleifera) pada konsentasi Pengujian statistik uji daya hambat
5%,10%,15% menunjukkan adanya zona daya ekstrak kulit buah kelor (Moringa oleifera)

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


100

dilakukan dengan menggunakan metode satu SARAN


arah (One Way Anova). Bardasarkan uji a. Penelitian selanjutnya sebaiknya
analisi statistik anova menunjukan hasil yang mengetahui kandungan senyawa spesifik
tidak signifikan antara semua perlakukan. Hal yang berkhasiat sebagai antibakteri pada
ini ditandai dengan p= 0,000 (p< 0,05), tanaman kulit buah kelor (Moringa oleifera)
menunjukan adanya perbedaan yang dan aktivitas antibakterinya terhadap
signifikan, sehingga dilanjutkan uji post hoc bakteri lain.
tests LSD (Leas Signifikan Difference), untuk b. Pada peneliti selanjutnya sebaikan perlu di
melihat perbedaan yang bermakna antara lakukan uji kepekaan terhadap ekstrak
masing-masing perlakuan. Hasil uji lanjut kulit buah kelor (Moringa oleifera) .
post hoc test LSD menunjukan, bahwa
masing-masing perlakuan memiliki nilai DAFTAR PUSTAKA
dimana 0,000 (p< 0,05).
Castel, S.Sivia., 2007. xPharm: The
Comprehensive Pharmacology
Pengujian aktivitas antibakteri pada Reference. Nethderland: Elsevier,
penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi 905-909
Faisal, M., Fatimawati., Wewenagkang,
yang memiliki aktivitas antibakteri yang
D,S. 2015. Uji Kepekaan Bakteri yang
paling besar daya hambatnya pada Diisolasi dan Diidentifikasi dari
konsentrasi 15%. Hal ini ditunjukan pada Sputum Penderita Bronkhitis di
RSUP Prof dr. R. D. Kandou Manado
hasil daya hambat pada tabel 4.2.
terhadap Antibiotik Golongan
KESIMPULAN DAN SARAN Sefalosporin (Sefiksim), Penisilin
Kesimpulan (Amoksisilin) dan Tetrasiklin
(Tetrasiklin). PHARMACON Jurnal
1. Ekstrak kulit buah kelor positif Ilmiah Farmasi- UNSRAT Vol. 4 No
mengandung senyawa metabolit sekunder 3: 88-95.
Hapsari, Maria Endah. 2015. Uji Aktivitas
berupa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,
Antibakteri Ekstrak Herbal
dan fenolik. (phyllanthus niruri) Terhadap
2. Ekstrak kulit buah kelor memiliki aktivitas Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus
Dan Escherichia coli Skripsi.
daya hambat terhadap bakteri
Universitas sanata
Staphylococcus aureus. Dharma.Yogyakarta. Hal:8-3.
3. Ekstrak kulit buah kelor dengan Kaur, S.P., Rao, R., Nanda, S., 2011,
Amoxicicillin : A Broad Spectrum
konsentrasi 5%,10%,15% menunjukan
Antibiotic, International Jurnal Of
adanya perbedaan aktivitas antibakteri. Pharmaceutical Sciences, 3(3), 33.
Maulida, Dewi. 2010.Ekstrak Antioksidan
(Likopen) Dari Buah Tomat Dengan
Menggunakan Solven Campuran, N-

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101


101

Heksana, Aseton dan Etanol. Skripsi. Escherichia coli secara In vitro.


Semarang: Universitas Diponegoro. Seminar Nasional Teknologi
Nithiya T, Vijayalakshmi R, Antimicrobial Peternakan dan Veteriner.edisi 23
activity of fruit extract of annona Pratiwi , Nursitasari. 2011. Uji Aktivitas
squamosa L, WJPPS. 2015; 4(5):1257- Antibakteri dan Mekanisme
67 Penghambat Ekstrak Air Campuran
Poeloenga, M., Andriani, Susan, M. N., K. Daun (piper betle L,) dan Kaput
Iyep, dan H. Mirzan. 2007. Uji Daya Sirih terhadap Beberapa Bakteri Uji.
Antibakteri ekstrak etanol kulit Jurusan Farmasi, Fakultas
batang bungur (Largerstroremia Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
speciosa Pers) terhadap Universitas Islam Negeri Syarif
Staphylococcus aureus dan Hidayahtullah. Jakarta hal 23-26

Tuldjanah/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(2);2018 : 94-101

Anda mungkin juga menyukai