PENDAHULUAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah herba putri malu,
Aluminium klorida, air suling, etanol (96%), kalium asetat, kertas whatman,
metanol, standar kuersetin.
ditambahkan etanol 96% hingga 300 ml dan dibiarkan selama 2 hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, selanjutnya
dilakukan penyaringan. Residu dilakukan remaserasi sebanyak 2 kali. Ekstrak
cair yang diperoleh dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan rotary evaporator,
diperoleh ekstrak kental (Depkes, 2000).
3.4.5 Ekstraksi Metode Sokletasi
Serbuk herba putri malu sebanyak 50 gram dibungkus dengan kertas saring,
ikat kedua bagian ujungnya dengan benang, dimasukan kedalam alat soklet,
masukkan pelarut etanol 96% sebanyak 500 mL ke dalam labu soklet (labu alas
bulat), dan 250mL etanol 96% ke dalam tabung soklet untuk membasahi sampel.
Lakukan sokletasi dengan suhu 70 0C sampai tetesan siklus tidak berwarna lagi.
Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary
evaporator pada suhu tidak lebih dari 50 0C dan diuapkan hingga menjadi ekstrak
kental
a. Uji Flavonoid.
Timbang sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia lalu ditambahkan 10 ml
metanol, direfluks selama 10 menit disaring panas-panas melalui kertas
saring. Filtrat diencerkan dengan 10 ml air, setelah dingin ditambahkan 5 ml
eter dikocok, lalu didiamkan sebentar. Lapisan metanolnya diambil dan
diuapkan, sisanya dilarutkan dalam 5 ml etil asetat, disaring. Filtratnya
digunakan untuk uji flavonoid dengan cara : sebanyak 1 ml larutan percobaan
diuapkan sampai kering, sisanya dilarutkan dalam 2 ml etanol lalu
ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan 10 tetes asam klorida pekat.
Uji positif terhadap flavonoid ditandai dengan munculnya warna merah,
kuning atau jingga.
6
b. Uji Alkoloid.
Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambah 10 ml alkohol dipanaskan 2 ml larutan
ammonia, tambahkan 5 ml koroform lalu dikocok untuk mengekstraksi
alkaloid. Pada lapisan kloroform ditambah 10 ml larutan asam asetat dikocok
untuk mengekstraksi alkaloid dalam lapisan kloroform. Larutan kloroform
ditambahkan menggunakan dengan pereaksi Mayer (Positif jika terbentuk
endapan putih), pereaksi Wagner (Positif jika terbentuk endapan cokelat) dan
pereaksi Dragendorf (Positif jika terbentuk endapan merah jingga).
c. Uji Tanin.
Sebanyak 0,1 gram ekstrak dipanaskan dengan air sebanyak 10 mL.
Selanjutnya campuran tersebut disaring dan filtratnya ditambahkan dengan
FeCl3 1%. Jika terbentuk warna biru tua atau hijau, berarti ekstrak
mengandung tanin.
d. Uji triterpenoid atau steroid
Sebanyak 1 gram serbuk simplisia disari dengan 20 mL eter selama 2 jam,
disaring kmudian dilakukan pemeriksaan pada masing-masing pereaksi
dengan prosedur :
Filtrat sebanyak 2 mL diuapkan, residu ditambahkan dengan 2 tetes
kloroform, selanjutnya ditambahkan pereaksi Lieberman Bouchard apabilat
erbentuk warna merah kecoklatan atau ungu menunjukkan adanya
triterpenoid, selanjutnya bila warna berubah menjadi biru ungu atau biru hijau
menunjukkan adanya steroida.
e. Uji Saponin.
Sebanyak 0,5 gram ekstrak masukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak
kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam
klorida 2 N menunjukan adanya saponin.
yang berwarna coklat, pada uji wagner ion logam K+ akan membentuk ikatan
kovalen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid dan membentuk kompleks
kalium-alkaloid yang mengendap. Pada pereaksi dragendorff menghasilkan
endapan coklat, endapan tersebut adalah kalium alkaloid, pada uji ini nitrogen
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K + yang
merupakan ion logam.
Hasil uji flavonoid dilakukan dengan menambahkan serbuk Mg dan HCl
pekat. Hasil uji flavonoid dengan menggunakan uji warna terbentuk warna jingga
pada serbuk simplisia, hal itu menunjukkan bahwa positif mengandung flavonoid,
sedangkan pada ekstrak menghasilkan larutan warna jingga, yang menandakan
hasilnya positif.
Hasil uji saponin yang dilakukan pada serbuk simplisia dan ekstrak
menghasilkan larutan dengan terbentuknya busa yang stabil, hal ini menandakan
bahwa ekstrak etanol Putri Malu mengandung senyawa saponin dan tidak hilang
dengan penambahan HCl 2 N. Busa yang dihasilkan disebabkan karena adanya
glikosida yang dapat membentuk busa dan air dan terhidrolisis menjadi glukosa
dan senyawa lainnya. Penambahan HCl 2 N bertujuan untuk menambah kepolaran
sehingga gugus hidrofil akan berikatan lebih stabil dan buih yang terbentuk
menjadi stabil sehingga mengakibatkan kestabilan busa semakin lama.
Hasil uji polifenol menghasilkan warna hijau kehitaman pada ekstrak dan
biru kehitaman pada serbuk simplisia. Hal itu menunjukkan keduanya positif
mengandung senyawa Tanin. Terjadinya pembentukkan warna hijau, karena
terbentuknya senyawa kompleks antara logam Fe dan polifenol. Pada penambahan
larutan FeCl3, larutan bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada
senyawa polifenol.
Hasil uji triterpenoid terdapat perbedaan hasil antara serbuk simplisia
dengan ekstrak baik maserasi maupun sokletasi. Sampel hasil ekstrak maserasi
dan sokletasi menunjukkan positif triterpenoid karena pada saat proses ekstraksi
senyawa triterpenoidnya telah tertarik senyawa pelarutnya. Kloroform berfungsi
sebagai pelarut senyawa tritrpenoid karena memiliki kepolaran yang sama
11
12 0,278
14 0,348
16 0,392
18 0,431
20 0,501
0.5
f(x) = 0.0266857142857143 x − 0.0372857142857143
R² = 0.993322857598324
0.4
absorban (nm)
0.3
y
0.2 Linear (y)
0.1
0
8 10 12 14 16 18 20 22
Konsentrasi (ppm)
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kuersetin Pada Panjang Gelombang Maksimum 435 nm
terdapat pada ekstrak herba Putri Malu lebih mudah tersari dengan metode
sokletasi dibandingkan metode maserasi.
5.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Adikara . 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis. Jurusan Kimia FSM Universitas Diponegoro
Semarang.Jurnal
Arif. 2019. Pengaruh Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Terhadap Efek Sedasi
Pada Mencit BALB/C. Karya Tulis Ilmiah. UNDIP Semarang.
Azizah N.D., Kumolowati E., Faramayuda F. (2014). Penetapan Kadar Flavonoid Metode
AlCl3Pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Kartika Jurnal
Farmasi, Des 2014, 2 (2), 45-49.
Azmi L, Sigh MK, dan Akhtar AK. 2011. Phamacological and Biological Over view on Mimosa
pudica Linn., Int J.Pharm Life Sci, 2(11), 1226-1234.
Badanbpom Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Monografi Ekstrak Tumbuhan
Obat Indonesia. Volume 1. Jakarta; 2004.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.
419, 425.
Harbone, J.B. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan
Kedua. Bandung: Penerbit ITB. 1987.
Manic, D.F., Hertiana, T. dan Anshory, H., 2014, Analisis Korelasi antara Kadar Flavonoid
dengan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-fraksi Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) terhadap Staphylococcus aureus, Khazanah, 6, 2, 1-11
20
McNair, H., dan Bonelli, E.J. 1988. Basic Gas Chromatography. Penerjemah: Kosasih
Padmawinata. Dasar Kromatografi Gas. Edisi V. Bandung: Penerbit ITB..
Parnanto, Nur Her Riyadi, Utami, Sutanto. 2013. Pengaruh Kemampuan Antioksidan Dan
Antibakteri Pada Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica) Terhadap Kualitas Fillet
Ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 4 Oktober 2013.
Rusdi M. 2014. Perbandingan Metode Ekstraksi terhadap Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas
Antioksidan Batang Boehmeria virgata. Jurnal Ad-Dawaa’Jour.Pharm.Sci. Vol. 1 No.
Sa’adah Hayatus,dkk. 2017. Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Ekstrak
Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia(L.)Merr) Dengan Metode
Spektrofotometri.
Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017.
Safitri, R. 2008. “Penetapan Beberapa Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun
Alpukat (Persea americana Mill.)” (Skripsi). Jakarta : Universitas Indonesia.
Saifudin, A., V. Rahayu, dan H.Y. Teruna. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sangi, M.,dkk. 2008. “Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara”.
Chemistry Progress. Hal 47-53.
Widodo, 2011. Khasiat Tananaman Nusantara Putri Malu
Www.khasiattanamannusantara.blogspot.com. Didowload Tanggal 21 Februari 2020.
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).