Anda di halaman 1dari 13

UJI FITOKIMIA EKSTRAK DAUN DADAP SEREP (Erythrina lithosperma Mi

q.) DENGAN DUA PELARUT BERBEDA


Ni Komang Widiastuti1, Jessica Putri Lulu Budiarsa2, Yuniatri Woli3,
Ernawati Waruwu4, I Ketut Adi Merta Antara5
Universitas Dhyana Pura, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali
*Corresponding author: nkwidyaa1234@gmail.com

Abstrak

Tanaman dadap serep (Erythrina lithosperma Miq.) memiliki banyak efikasi


yang telah dikenal sebagai obat tradisional secara turun temurun sehingga banyak
masyarakat yang memanfaatkan tanaman ini khususnya untuk penyakit umum yang
disebabkan oleh infeksi bakteri dimana tiga diantaranya adalah infeksi Escherichia
coli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perbandingan hasil uji senyawa metabolit sekunder dengan
pelarut etanol 96% dan akuades pada ekstrak daun dadap serep (E. lithosperma Miq.).
Metode uji fitokimia menggunakan uji warna dengan menggunakan pereaksi yang
berbeda pada masing-masing parameter uji. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
senyawa yang muncul pada ekstrak dengan pelarut etanol 96% yaitu fenolik dan
tanin, sementara pada ekstrak dengan pelarut akuades senyawa yang muncul yaitu
alkaloid, flavonoid, tanin, fenolik, dan saponin. Pelarut yang memberikan hasil uji
terbaik dalam penelitian ini yaitu pelarut akuades. Hal ini menunjukan bahwa pelarut
akuades juga dapat digunakan untuk mengekstrak dan tergolong baik dalam
menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan, khusunya daun
dadap serep (E. lithosperma Miq.).

Kata kunci: Uji Fitokimia, Kualitatif, E. lithosperma Miq.

PENDAHULUAN tradisional yaitu dadap serep


Indonesia kaya akan berbagai jenis (Suproborini, 2018).
tumbuhan yang potensial sebagai bahan Tanaman dadap serep (Erythrina
riset berbasis kearifan lokal dalam lithosperma Miq.) memiliki banyak
penemuan senyawa baru berkhasiat obat efikasi yang telah dikenal sebagai obat
(Haryanti & Widiyastuti, 2017). Adanya tradisional secara turun temurun
kepercayaan akan keamanan sehingga banyak masyarakat yang
penggunaan obat tradisional dan memanfaatkan tanaman ini (Putri,
hematnya biaya yang dikeluarkan 2021). Salah satu bagian dari tanaman
sehingga banyak masyarakat ini yang sering digunakan adalah
menggunakan obat dari tumbuhan daunnya. Di Indonesia daun dadap
(herba). Salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai obat
digunakan masyarakat untuk pengobatan tradisional untuk beberapa penyakit
umum yang disebabkan oleh infeksi n dadap serep mengandung senyawa Alk
bakteri dimana tiga diantaranya adalah aloid, Flavonoid, Saponin, dan Tanin.
infeksi Escherichia coli, Staphylococcus Melihat potensi daun dadap serep
aureus, dan Salmonella typhi (Kholidha (E. lithosperma Miq.) yang memiliki
et al., 2016). Tanaman dadap serep banyak manfaat dan telah menjadi
memiliki banyak sekali khasiat sebagai alternatif pengobatan tradisional secara
obat tradisional, namun Namun, sampai turun temurun, maka perlu dilakukan
saat ini pemanfaatan yang dilakukan pengujian lebih lanjut terkait kandungan
belum maksimal. Daun dadap serep senyawa metabolit sekunder yang
berkhasiat sebagai obat demam, pelancar terdapat pada daun dadap serep (E.
ASI, perdarahan bagian dalam, sakit lithosperma Miq.) dengan menggunakan
perut, mencegah keguguran, serta kulit pelarut yang berbeda sehingga diperoleh
batang digunakan sebagai pengencer pelarut mana yang lebih efektif dalam
dahak (Nur & Saputri, 2019). menarik senyawa kimia yg terkandung
didalamnya.
Kandungan senyawa metabolit seku
nder pada setiap tumbuhan memiliki bio
METODE PENELITIAN
aktivitas tertentu sehingga diperlukan id
1. Preparasi Sampel
entifikasi lebih lanjut. Salah satu metode
Pada penelitian ini digunakan daun
yang digunakan untuk mengidentifikasi
dadap serep (E. lithosperma Miq.) yang
kandungan senyawa metabolit sekunder
didapat dari Desa Wanagiri, Kabupaten
adalah uji fitokimia. Uji fitokimia dilaku
Tabanan, Bali. Daun yang telah dikump
kan dengan melihat reaksi perubahan wa
ulkan dicuci dengan air mengalir untuk
rna maupun endapan dengan menggunak
menghilangkan kotoran yang menempel.
an pereaksi tertentu (Kristianti et al., 20
Selanjutnya, daun yang telah bersih dik
08). Penelitian terkait kandungan senya
ering anginkan selama 7 hari sampai tek
wa pada daun dadap serep sudah pernah
stur daun menjadi mudah dihancurkan.
dilakukan. Hasil uji penapisan fitokimia
Daun yang telah kering kemudian dible
yang dilakukan oleh Rahman et al. (201
nder sampai menjadi serbuk halus. Taha
8) menyatakan bahwa ekstrak etanol dau
pan selanjurnya sampel daun yg telah h
n dadap serep mengandung senyawa met
alus diayak dengan ayakan 60 mesh seh
abolit sekunder seperti Alkaloid, Flavon
ingga diperoleh simplisia daun dadap se
oid, dan Tanin. Dalam penelitian Kholid
rep.
a et al. (2016), menunjukkan bahwa dau
2. Pembuatan Ekstrak Daun 3. Uji Fitokimia Ekstrak Daun Da
Dadap Serep dap Serep (E. lithosperma Miq.)
Ekstrak daun dadap serep (E. lithos a. Uji Alkaloid
perma Miq.) dibuat dengan menggunak Uji alkaloid dilakukan dengan menca
an dua pelarut yaitu etanol 96% dan aku mpurkan 2 ml masing-masing ekstrak d
ades dengan metode ekstraksi yang berb aun dadap serep yang ditambahkan den
eda. Pembuatan ekstrak pelarut etanol 9 gan 0,15 ml pereaksi Dragendroff dan p
6% dilakukan dengan metode maserasi ereaksi Meyer, kemudian diamati perub
dengan perbandingan 1:5. Serbuk simpl ahan warna yang terjadi. Indikator posit
isia daun dadap serep diambil sebanyak if dari uji alkaloid adalah terbentuknya
100 gram dimasukkan ke dalam toples endapan putih keabuan dengan peraksi
kaca dan kemudian dimaserasi dengan 5 Meyer dan dengan pereaksi Dragendorf
00 ml etanol 96% pada suhu ruang sela f terbentuk endapan merah jingga.
ma 3x24 jam, setiap 24 jam diaduk. Set b. Uji Fenolik
elah itu disaring untuk memisahkan am Uji Fenolik dilakukan dengan cara m
pas dan filtrat. Filtrat yang diperoleh ke enambahkan 2 ml masing-masing ekstra
mudian diuapkan dengan vaccum rotary k daun dadap serep yang ditambahkan 0
evaporator untuk memperoleh ekstrak k 15 ml FeCl3 1%, kemudian diamati per
ental. ubahan warna yang terjadi. Indikator po
Pembuatan ekstrak pelarut akuades sitif dari uji fenol adalah terbentuknya
dilakukan dengan metode dekokta perb warna biru kehitaman atau hijau kehita
andingan 1:10. Sebanyak 50 gram serbu man.
k kering daun dadap serep dimasukkan c. Uji Saponin
ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan Uji Saponin dilakukan dengan cara
aquades hingga 500 mL. Selanjutnya di mencampurkan 2 ml masing-masing eks
panaskan dalam panci steril selama 30 trak daun dadap serep kemudian ditamb
menit. Waktu 30 menit dihitung setelah ahkan 5 ml aquades, selanjutnya dikoco
suhu dalam gelas kimia telah mencapai k hingga terbentuk busa stabil, kemudia
90°C (Rizkayanti et al., 2017). Ekstrak n ditambahkan 1 tetes HCl 2N. Indikato
kemudian disaring menggunakan kertas r positif dari uji saponin adalah terbentu
saring, lalu diuapkan dengan vaccum ro knya busa yang tetap stabil.
tary evaporator untuk memperoleh ekst d. Uji Flavonoid
rak kental. Uji Flavonoid dilakukan dengan cara
mencampurkan beberapa ml pada masin
g-masing ekstrak daun dadap serep den g, kemudian ditambahkan satu tetes asa
gan 5 ml etanol, kemudian ditambahkan m asetat anhidrida dan satu asam sulfat
beberapa 2 tetes HCl pekat dan 1,5 gr m pekat (Pereaksi Liebermann Burchard).
agnesium. Indikator positif dari uji flav Indikator positif dari uji terpenoid adala
onoid adalah terbentuknya warna merah. h terbentuknya warna merah atau ungu
e. Uji Tanin dan positif steroid apabila larutan berwa
Uji Tanin dilakukan dengan cara me rna biru atau hijau.
ncampurkan 2 ml masing-masing ekstra
k daun daun dadap dengan 0,15 ml FeCl HASIL DAN PEMBAHASAN
3 1%, kemudian diamati perubahan war 1. Hasil
na yang terjadi. Indikator positif dari uji Hasil perbandingan uji fitokimia eks
tanin adalah terbentuknya larutan berwa trak daun dadap serep (E. lithosperma M
rna coklat kehijauan atau biru kehitama iq.) dengan dua pelarut berbeda diperole
n. h bahwa adanya perbedaan kandungan s
f. Uji Steroid dan Terpenoid enyawa metabolit sekunder antara ekstra
Uji Triterpenoid dan Steroid dilakuk k dengan pelarut etanol 96% dan akuade
an dengan cara menambahkan filtrat pa s. Hasil perbandingan uji fitokimia disaji
da plat tetes dan dibiarkan sampai kerin kan pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol 96% dan


Ekstrak Akuades Daun Dadap Serep (E. lithosperma Miq.)

Ekstrak Etanol 96% Ekstrak Akuades


Parameter uji
Daun Dadap Serep Daun Dadap Serep
Alkaloid - +
Flavonoid - +
Terpenoid - -
Saponin - +
Fenolik + +
Tannin + +
Steroid - -
in sementara ekstrak dengan pelarut aku
ades dengan pereaksi yang sama menunj
Ekstrak daun dadap (E. lithosperma ukkan adanya senyawa alkaloid, flavono
Miq.) dengan pelarut etanol 96% menun id, saponin, fenolik, dan tannin.
jukkan adanya senyawa fenolik dan tann
Hasil di atas (Tabel 1) menunjukkan bah d, alkaloid, saponin, tanin, dan fenolik. S
wa keberadaan kandungan senyawa aktif ementara pada ekstrak dengan pelarut et
pada ekstrak daun dadap serep dengan p anol 96% yaitu tanin dan fenolik. Hasil i
elarut akuades lebih banyak daripada eks ni menunjukkan bahwa akuades memilik
trak dengan pelarut etanol i keakuratan yang baik dalam memuncul
kan senyawa-senyawa pada ekstrak daun
96%. Senyawa yang muncul pada ekstra dadap serep (E. lithosperma Miq.).
k dengan pelarut akuades yaitu flavonoi
Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol 96% daun dadap serep (E. li
thosperma Miq.)

No. Parameter uji Pereaksi Perubahan Ket.


Hitam tanpa endapan, p
Meyer -
utih
1. Alkaloid
Merah tanpa endapan
Dragendroff -
merah bata
2. Flavonoid HCl dan serbuk Mg Hijau -
3. Terpenoid Lieberman-Burchard Hijau kecoklatan -
4. Saponin Air panas + HCl Tidak berbusa -
Air panas + FeCl3 10
5. Fenolik Hijau kehitaman +
%
6. Tannin FeCl3 1% Hijau kehitaman +
7. Steroid Lieberman-Burchard Coklat -

Keterangan: Tanda (+): terdapat kandungan senyawa; Tanda (-) tidak terdapat kandu
ngan senyawa
Tabel 3. Hasil skrining fitokimia ekstrak akuades daun dadap serep (E.
lithosperma Miq.)

No. Parameter uji Pereaksi Perubahan Ket.


Merah dengan endapan
Meyer +
keabuan
1. Alkaloid
Merah dengan endapan
Dragendroff +
merah bata
2. Flavonoid HCl dan serbuk Mg Merah kecoklatan +
3. Terpenoid Lieberman-Burchard Coklat -
4. Saponin Air panas + HCl Timbul busa +
Air panas + FeCl3 1
5. Fenolik Hitam +
0%
6. Tannin FeCl3 1% Hitam +
7. Steroid Lieberman-Burchard Merah -

Keterangan: Tanda (+): terdapat kandungan senyawa; Tanda (-) tidak terdapat kandu
ngan senyawa

Gambar 1. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol 96% daun dadap serep (E. lithosperma Miq.)
Keterangan: (A) Steroid dan Terpenoid, (B) Fenolik, (C) Tannin, (D) Saponin, (E) Alkaloid, (F) Flavonoid
Gambar 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak akuades daun dadap serep (E. lithosperma Miq.)
Keterangan: (A) Flavonoid, (B) Fenolik, (C) Tannin, (D) Steroid dan Terpenoid, (E) Alkaloid, (F) Saponin

dengan pereaksi Mayer akan terbentuk e


2. Pembahasan ndapan putih keabuan dan dengan perea
Komponen yang terdapat dalam eks ksi Dragendorff terbentuk endapan mera
trak etanol 96% dan akuades daun dadap h jingga (Sangi et al., 2019). Hasil uji al
serep (E. lithosperma Miq.) dianalisis g kaloid dengan pelarut etanol 96% menun
olongan senyawanya melalui tes uji war jukkan hasil negatif sementara dengan p
na dengan beberapa pereaksi untuk golo elarut akuades menunjukkan hasil positif
ngan senyawa alkaloid, flavonoid, steroi Hasil uji ini berbeda dengan hasil peneli
d, terpenoid, tanin, fenolik, dan saponin. tian yang dilakukan oleh Rahman et al.
Hasil uji dengan pelarut etanol 96% berb (2018) dan Kholida et al. (2016) yang da
eda dengan penelitian sebelumnya yang lam penelitiannya menyebutkan bahwa d
dilakukan oleh Rahman et al., (2018) da aun dadap serep (E. lithosperma Miq.) p
n Kholida et al., (2016), khususnya dala ositif mengandung senyawa alkaloid den
m pengujian senyawa alkaloid, flavonoi gan pelarut etanol 96%. Perbedaan hasil
d, dan saponin. uji ini kemungkinan disebabkan oleh per
Alkaloid diuji dengan menggunakan eaksi dalam metode uji. Pereaksi Mayer
pereaksi Mayer dan Dragendroff. Reaksi dan Dragendroff tidak saja dapat menge
ndapkan alkaloid tetapi juga dapat meng
endapkan beberapa jenis senyawa antara
lain, protein, kumarin, α-piron, hidroksi engan gugus hidroksil semakin banyak
flavon, dan tanin. Sehingga terjadi kemu memiliki tingkat kelarutan dalam air se
ngkinan apabila terdapat sedikit senyaw makin besar atau bersifat polar, sehingga
a alkaloid, maka tidak terdeteksi (Ergina dapat terekstrak dalam pelarut-pelarut p
et al., 2014). olar (Robinson, 1995).
Flavonoid diuji dengan menggunaka Terpenoid dan steroid diuji dengan
n pereaksi HCl dan serbuk Mg. Tujuan p menggunakan pereaksi Lieberman-Burc
enambahan logam Mg dan HCl adalah u hard. Hasil uji positif menunjukkan golo
ntuk mereduksi inti benzopiron yang ter ngan senyawa terpenoid dengan terbentu
dapat dalam struktur flavonoid sehingga knya warna merah keunguan dan warna
terbentuk garam flavilium berwarna mer biru serta hijau untuk steroid (Dwisari &
ah atau jingga (Ergina et al., 2014). Hasi Harlia, 2016). Hasil uji terpenoid dan ste
l uji senyawa positif mengandung flavon roid pada kedua pelarut menunjukkan ha
oid apabila muncul warna merah pada sa sil negatif. Hasil uji steroid sesuai denga
mpel (Suryanto, 2007). Hasil uji flavono n penelitian Rahman et al. (2018) yang d
id pada ekstrak daun dadap serep (E. lith alam penelitiannya menyebutkan bahwa
osperma Miq.) dengan pelarut etanol 96 daun dadap serep (E. lithosperma Miq.)
% menunjukkan hasil negatif sementara tidak mengandung senyawa steroid. Hasi
dengan pelarut akuades menunjukkan ha l yang diperoleh disebabkan karena peng
sil positif. Hasil uji dengan pelarut akua gunaan pelarut yang digunakan dalam pr
des berbeda dengan penelitian Rahman e oses ekstraksi merupakan pelarut yang b
t al. (2018) dan Kholida et al. (2016) ya ersifat polar. Karena senyawa terepnoid
ng dalam penelitiannya menyebutkan ba dan steroid merupakan senyawa yang be
hwa daun dadap serep (E. lithosperma rsifat non polar sehingga senyawa-senya
Miq.) mengandung senyawa flavonoid d wa ini tidak dapat terekstrak dengan sem
engan pelarut etanol 96%. Perbedaan ha purna pada pelarut tersebut (Ergina et al.
sil uji ini kemungkinan disebabkan oleh 2014).
jenis pelarut. Senyawa flavonoid lebih te Saponin diuji dengan menggunakan
rekstrak sempurna pada pelarut air diban pereaksi air panas dan HCl. Hasil uji pos
dingkan pelarut etanol, karena perbedaa itif mengandung saponin jika terbentuk
n sifat dari kedua pelarut tersebut. Flavo buih atau busa yang stabil setelah dikoco
noid merupakan senyawa yang mengand k (Muthmainnah, 2019). Uji saponin pad
ung dua cincin aromatik dengan gugus h a ekstrak daun dadap serep (E. lithosper
idroksil lebih dari satu. Senyawa fenol d ma Miq.) dengan pelarut etanol 96% me
nunjukkan hasil negatif, sementara deng larut etanol 96% dan akuades menunjuk
an pelarut akuades menunjukkan hasil p kan hasil positif.
ositif. Hasil uji dengan pelarut akuades b Tannin diuji dengan menggunakan
erbeda dengan penelitian Kholida et al. pereaksi FeCl3 1%. Jika masing-masing
(2016) yang dalam penelitiannya menye larutan terbentuk warna coklat kehijauan
butkan bahwa daun dadap serep (E. litho atau biru kehitaman maka positif menga
sperma Miq.) positif mengandung senya ndung tanin. Hasil uji ekstrak daun dada
wa saponin dengan pelarut etanol 96% d p serep (E. lithosperma Miq.) dengan pe
an hasil uji berbeda dengan penelitian R larut etanol 96% dan akuades menunjuk
ahman et al., 2018 yang menyebutkan b kan hasil positif. Hasil uji tannin sesuai
ahwa ekstrak daun dadap serep tidak me dengan penelitian Rahman et al. (2018)
ngandung alkaloid dengan menggunakan dan Kholida et al. (2016) yang dalam pe
pelarut etanol 96%. Dalam penelitian ini nelitiannya menyebutkan bahwa daun da
senyawa saponin muncul pada ekstrak a dap serep (E. lithosperma Miq.) mengan
ir karena saponin dapat larut dalam air a dung senyawa tannin.
kibat adanya gugus hidrofil (OH) yang d Pada skrining fitokimia daun dadap
apat membentuk ikatan hidrogen dengan serep (E. lithosperma Miq.) selain fakto
molekul air sehingga senyawa saponin te r pelarut yang berbeda, hasil berbeda de
rdeteksi pada pelarut air (Novitasari, 201 ngan penelitian terdahulu juga dapat di
6). sebabkan perbedaan teknik pengujian ya
Fenolik diuji dengan menggunakan ng digunakan. Teknik pengujian yang d
pereaksi air panas dan FeCl3 10%. Uji fi igunakan juga dapat memberikan hasil y
tokimia dengan menggunakan FeCl3 dig ang berbeda. Penelitian Kholida, et al.
unakan untuk menentukan apakah samp (2016) memperlihatkan bahwa uji fitoki
el mengandung gugus fenol (Ergina et a mia daun dadap serep (E. lithosperma M
l., 2014). Positif mengandung fenolik ap iq.) khususnya pada senyawa saponin de
abila terjadi warna hitam pada sampel (F ngan menggunakan etanol 96% dan met
ebrina et al., 2015). Terbentuknya warna ode uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
hijau kehitaman, hitam, atau biru tinta p menunjukkan hasil positif, tetapi dalam
ada ekstrak setelah ditambahkan dengan penelitian Rahman et al. (2018) menggu
FeCl3 karena fenol akan membentuk sen nakan metode uji warna pada saponin m
yawa kompleks dengan ion Fe3+ (Ergina enunjukkan hasil negatif.
et al., 2014). Hasil uji ekstrak daun dada Perbedaan hasil skrining fitokimia d
p serep (E. lithosperma Miq.) dengan pe apat disebabkan pula oleh perbedaan k
epekaan metode uji yang digunakan terh Pereaksi-pereaksi spesifik dalam uji
adap jumlah kandungan kimia dari baha fitokimia daun dadap serep (E. lithosper
n alam yang diuji (Purwati et al., 2017). ma Miq.) kebanyakan bersifat polar sehi
Skrining fitokimia yang dilakukan dapat ngga bisa berinteraksi dengan sampel be
saja tidak mampu mendeteksi kadungan rdasarkan prinsip ‘like dissolve like’, seh
bahan kimia yang terdapat pada daun da ingga senyawa-senyawa yang bersifat po
dap serep (E. lithosperma Miq.) yang ju lar dapat terikat dalam pelarut seperti alk
mlahnya hanya sedikit setelah melalui pr aloid, flavonoid, tanin, fenolik, dan sapo
oses ekstraksi. nin (Ergina et al., 2014). Senyawa steroi
Dalam proses preparasi sampel, ren d dan terpenoid cenderung bersifat nonp
demen simplisia pada penelitian ini tidak olar sehingga dapat terekstrak oleh pelar
dihitung sehingga memungkinkan terjadi ut nonpolar (Susanto, 2018). Hasil di ata
nya ketimpangan dalam hasil uji fitokim s (Tabel 1) menunjukkan bahwa keberad
ia. Parameter jumlah air merupakan hal aan kandungan senyawa aktif pada ekstr
yang penting oleh karena kadar air mene ak dengan pelarut akuades lebih banyak
ntukan bobot daun. Jumlah kadar air ma daripada ekstrak dengan pelarut etanol 9
ksimal ditentukan berdasarkan kadar air 6%, maka pelarut yang sesuai digunakan
yang diijinkan supaya simplisia daun dal untuk proses ekstraksi senyawa aktif pad
am kondisi yang stabil. Kadar air simplis a daun dadap serep (E. lithosperma Mi
ia sebaiknya lebih kecil dari 10%. Apabi q.) adalah pelarut polar yang dalam pene
la kadar air lebih besar dari 10% akan m litian ini khususnya pelarut akuades.
enyebabkan terjadinya proses enzimatik
dan kerusakan oleh mikroba (Ulfah, 202 KESIMPULAN
2). Simplisia yang disimpan dalam wakt Perbandingan hasil uji senyawa met
u yang lama, enzim akan merubah kandu abolit sekunder dengan pelarut etanol 96
ngan kimia yang telah terbentuk menjadi % dan akuades pada ekstrak daun dadap
produk lain yang mungkin tidak lagi me serep (E. lithosperma Miq.) menunjukka
miliki efek farmakologi seperti senyawa n hasil bahwa senyawa yang muncul pad
asalnya. Hal ini tidak akan terjadi jika ba a ekstrak dengan pelarut etanol 96% yait
han yang telah dikeringkan mempunyai u fenolik dan tanin, sementara pada ekstr
kadar air yang rendah. Berupa enzim per ak dengan pelarut akuades senyawa yan
usak kandungan kimia antara lain adalah g muncul yaitu alkaloid, flavonoid, tanin
hidrolase, oksidase dan polymerase (Ma fenolik, dan saponin.
noi, 2006).
Dalam penelitian ini pelarut yang m lithosperma Miq ), Bakteri (Staphyl
ococcus aureus), Ekstraksi. 7–23.
emberikan hasil uji terbaik dalam menun
Julianto, T. S. (2019). Fitokimia Tinjaua
jukkan adanya senyawa metabolit sekun n Metabolit Sekunder dan Skrining
Fitokimia, https://chemistry.uii.ac.i
der pada ekstrak daun dadap serep (E. lit
d/Tatang/Fitokimia.pdf, diakses pa
hosperma Miq) adalah pelarut akuades. da 28 Mei 2022.
Hal ini menunjukan bahwa pelarut akua Kholidha, A. N., H. & Suherman, I. P.
W. P., (2016). Uji Aktivitas Ekstrak
des juga dapat digunakan untuk mengek Etanol Daun Dadap Serap (Erythrin
strak dan tergolong baik dalam menunju a lithosperma Miq) sebagai Antiba
kteri terhadap Bakteri Salmonella t
kkan adanya senyawa metabolit sekunde yphi. 4(1), p. 281–290.
r pada tumbuhan, khusunya daun dadap Kristianti, A. N., Aminah, N. S., Tanjun
g, M., Kurniadi, B. (2008). Buku A
serep (E. lithosperma Miq.). jar: Fitokimia. Surabaya: Airlangga
University Press.
Manoi, F. (2006). Pengaruh Cara Penger
DAFTAR PUSTAKA ingan Terhadap Mutu Simplisia Sa
Dwisari, F., & Harlia, A. H. A. (2016). I mbiloto. Bull.Littro. 17 (1),1-5.
solasi dan Karakterisasi Senyawa T Muthmainnah, B. (2019). Skrining Fitok
erpenoid Ekstrak Metanol Akar Po imia Senyawa Metabolit Sekunder
hon Kayu Buta-buta (Excoecaria ag Dari Ekstrak Etanol Buah Delima
allocha L.). Jurnal Kimia Khatulisti (Punica granatum L.) Dengan Met
wa, 5(3). ode Uji Warna. Media Farmasi, 13
Ergina, E., Nuryanti, S., & Pursitasari, I. (2), 36-41.
D. (2014). Uji Kualitatif Senyawa Novitasari, A. (2016). Isolasi dan Identif
Metabolit Sekunder Pada Daun Pal ikasi Saponin Pada Ekstrak Daun
ado (Agave angustifolia) yang Diek Mahkota Dewa Dengan Ekstraksi
straksi Dengan Pelarut Air Dan Eta Maserasi. Jurnal sains, 6(12).
nol. Jurnal Akademika Kimia, 3(3), Nur, U., & Saputri, C. A. (2019). Formu
165-172. lasi dan Karakterisasi Hidrogel Eks
Febrina, L., Rusli, R., & Muflihah, F. (2 trak Daun Dadap Serep (Erythrina
015). Optimalisasi Ekstraksi dan Uj Lithosperma Miq ) Dalam Bentuk P
i Metabolit Sekunder Tumbuhan Li lester. Jurnal Medfarm : Farmasi D
bo (Ficus Variegate Blume). Journ an Kesehatan, 8(1), 8–14
al of Tropical Pharmacy and Chem Prihanto, A. A., Firdaus, M., Nurdiani,
istry, 3(2), 74-81. R. (2011). Penapisan Fitokimia dan
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimi Antibakteri Ekstrak Metanol Mangr
a Penuntun Cara Modern Menganal ove (Excoecaria agallocha) dari M
isis Tumbuhan. Penerbit ITB. Band uara Sungai Porong. Berk. Penelitia
ung n Hayati. 17: 69-72.
Haryanti, S., & Widiyastuti, Y. (2017). Putri, I. A. (2021). Perseprsi Ibu Tentan
Aktivitas Sitotoksik pada Sel MCF- g Perawatan Masa Nifas Suku Bugi
7 dari Tumbuhan Indonesia untuk P s Berbasis Transkultural Nursing 
engobatan Tradisional Kanker Payu (Doctoral dissertation, Universitas
dara. Media Penelitian dan Pengem Islam Negeri Alauddin Makassar).
bangan Kesehatan, 27(4), 247-254. Purwati, S., Lumowa, S. V., & Samsuria
Ii, B. A. B., & Serep, A. D. (2018). Kaji nto, S. (2017). Skrining Fitokimia
an Tentang Dadap Serep (Erythrina Daun Saliara (Lantana camara L.)
Sebagai Pestisida Nabati Penekan (Coprinus comatus) dengan pelarut
Hama dan Insidensi Penyakit Pada berbeda. Majalah Ilmiah Biologi Bi
Tanaman Holtikultura Di Kalimant osfera: A Scientific Journal, 35(2),
an Timur. In Prosiding Seminar Ki 63-68.
mia (153-158). Suryanto, E. (2007). Aktivitas Antioksid
Rahman, A. A., Firmansyah, R., & Setya an Ekstrak Flavanoid dari Buah An
budi, L. (2018). Aktivitas Antibakte daliman (Zanthoxylum acanthopodi
ri Ekstrak Etanol Daun Dadap Sere um DC) Pada Ikan Mas (Cyperinus
p (Erythrina lithosperma Miq.) Ter carpio L). Jurnal Sains. UNSRAT,
hadap Pertumbuhan Escherichia co Manado.
li. Pharmacoscript, 1(1), 1-6. Tandah, M. R. (2016). Daya Hambat De
Rana, Y. L. (2021). Uji Aktivitas Mouth kokta Kulit Buah Manggis (Garcini
wash Ekstrak Daun Dadap Serep (E a mangostana L.) Terhadap Bakteri
rythrina subumbrans (Hassk.) Mer Escherichia Coli. Healthy Tadulak
r.) Terhadap Candida albicans Pen o Journal (Jurnal Kesehatan Tadul
yebab Plak dan Karies Gigi (Doctor ako), 2(1), 1-5.
al dissertation, Skripsi, Universitas Ulfah, M., Priyanto, W., & Prabowo, H.
Muhammadiyah Magelang). (2022). Kajian Kadar Air Terhadap
Rizkayanti, R., Diah, A. W. M., & Jura, Umur Simpan Simplisia Nabati Mi
M. R. (2017). Uji Aktivitas Antioks numan Fungsional Wedang Rempa
idan Ekstrak Air dan Ekstrak Etano h. Jurnal Pendidikan Dasar dan So
l Daun Kelor (Moringa oleifera LA sial Humaniora, 1(5), 1103-1112.
M). Jurnal Akademika Kimia, 6(2),
125-131.
Sangi, M., Runtuwene, M. R., Simbala,
H. E., & Makang, V. M. (2019). An
alisis Fitokimia Tumbuhan Obat di
Kabupaten Minahasa Utara. Chemi
stry Progress, 1(1), 47-53.
Santoso, H., & Syauqi, A. (2018). Profil
Fitokimia pada Jamu Kunci-Sirih
(Boesenbergia pandurata dan Pipe
r betle). Biosaintropis (Bioscience-
Tropic), 4(1), 8-14.
Saputra, T. R., & Ngatin, A. (2019). Eks
traksi Daun Cocor Bebek Menggun
akan Berbagai Pelarut Organik Seb
agai Inhibitor Korosi Pada Lingkun
gan Asam Klorida. Fullerene Journ
al of Chemistry, 4(1), 21-27.
Suproborini, A., Laksana, M. S. D., & Y
udiantoro, D. F. (2018). Etnobotani
Tanaman Antipiretik Masyarakat D
usun Mesu Boto Jatiroto Wonogiri
Jawa Tengah. Journal of Pharmace
utical Science and Medical Researc
h, 1(1), 1-11.
Susanto, A., Nuniek, N. I., & Ekowati,
N. (2018). Aktivitas antioksidan ek
strak tubuh buah jamur paha ayam

Anda mungkin juga menyukai