Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Available online at:

Volume 13, No 3, Oktober 2017 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index

PROFIL KROMATOGRAFI EKSTRAK ETANOL


KELOPAK BUNGA MAMBROS HIJAU

Eka Wuri Handayani


Dosen Program Studi Farmasi STIKes Muhammadiyah Gombong
stikesmuhgombong@yahoo.com

Abstract
Key word : Green patchouli or rosella (Hibiscus sabdariffa L.) has many properties
Ethanol extract of and traditionally the flower petals can be used to treat diseases. Based
green mambambos on this, this study aims to identify the chemical content of ethanol extract
flower, tube test,
chromatography from green mrambos flower petals (Hibiscus
chromatography
sabdariffa L.). This research was carried out with the extraction of green
mrambos flower petals using maceration method with ethenol 96%
solvent. Identification of chemical components was done by tube test and
paper chromatography and thin layer chromatography.The results
showed that the results of tube test and ethanol extract chromatography
from green mrambos flower petals (Hibiscus sabdariffa L.) obtained the
presence of flavonoid compounds, polyphenols and saponins which
these three compounds could be efficacious as antifungi.

PENDAHULUAN berbagai macam penyakit seperti


Kemajuan teknologi dan ilmu antispasmodik, diuretik, antihipertensi,
pengetahuan ternyata tidak mampu begitu antelmintik, antiseptic, sedative, dan
saja menghilangkan arti obat tradisional. antibakteri (Morton, 1987). Kandungan
Dewasa ini pengobatan dengan cara-cara kimia pada mrambos hijau ini antara lain
tradisional semakin popular. Masyarakat flavonoid, polifenol dan saponin yang
Indonesia pada umumnya menggunakan terdapat pada daun dan buah
obat tradisional dengan memanfaatkan (Samsuhidayat,2001). sedangkan pada
kekayaan alam Indonesia. Penggunaan kelopak bunganya mengandung antosianin,
tumbuhan obat secara tradisional disukai hibisin dan flavonoid (Bajaj,1993) .
karena relatif lebih kecil efek sampingnya Maserasi adalah proses penyarian
dibanding obat modern apabila memenuhi yang dilakukan dengan cara merendam
dasar-dasar pemakaian obat atau terapi obat. serbuk simplisia dalam cairan. Pada metode
Salah satu tanaman yang berkhasiat maserasi, cairan penyari akan menembus
sebagai pengobatan adalah mrambos hijau dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
atau yang lebih dikenal sebagai rosella yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan
(Hibiscus sabdariffa L.) Tanaman mrambos larut dan karena adanya perbedaan kadar
hijau sering digunakan masyarakat sebagai antara larutan zat aktif di dalam sel dan di
bahan makanan dan minuman dengan cara luar sel, maka larutan yang pekat akan
dibuat sari buah, teh herbal, sirup, selai, didesak keluar. Peristiwa tersebut terjadi
campuran salad, pudding dan asinan, secara berulang-ulang sehingga terjadi
sedangkan bagian tanaman mrambos hijau keseimbangan kadar antara larutan di dalam
yang dapat digunakan untuk pengobatan sel dan di luar sel (Anonim, 1986).
adalah kelopak bunga, biji dan daunnya. Teknik kromatografi terbagi menjadi
Secara tradisional, mrambos hijau (H. berbagai jenis. Di antara berbagai jenis
sabdariffa L.) berkhasiat sebagai obat teknik tersebut kromatografi lapis tipis

140
Vol. 13, 2017 profil kromatografi ekstrak …. 141

adalah yang paling cocok untuk analisis. Bahan diambil di kelurahan Mlipak,
Metode ini hanya memerlukan waktu yang Wonosobo.
singkat untuk menyelesaikan analisa dan 3. Pembuatan ekstrak
memerlukan jumlah cuplikan yang sangat Serbuk kelopak bunga mrambos
sedikit. Selain itu, kebutuhan ruang hijau seberat 300 gram dimasukkan ke
minimum dan penanganannya sederhana dalam gelas beker 1000 ml, ditambahkan
(Stahl, 1985). Satu keuntungan utama dari 600 ml etanol 96% setelah itu dimaserasi.
kromatografi kertas ialah kemudahan dan Jumlah cairan penyari yang ditambahkan
kesederhanaannya pada pelaksanaan disesuaikan dengan jumlah serbuk yaitu
pemisahan, yaitu hanya pada lembaran sampai seluruh serbuk dapat terendam atau
kertas saring yang berlaku sebagai medium dua kali jumlah berat serbuk. Pengadukan
pemisahan dan juga sebagai penyangga dilakukan dengan elektrik stirer.Ekstraksi
(Harborne, 1996). dilakukan sebanyak 3 kali dan direndam
selama 24 jam pada suhu kamar. Maksud
METODE penyarian dilakukan 3 kali adalah agar zat
Penelitian ini bertujuan untuk yang diduga memiliki aktivitas antifungi
mengetahui kandungan senyawa yang dapat tertarik sebanyak-banyaknya, dimana
terdapat dalam ekstrak etanol kelopak bunga makin banyak cairan penyari yang
mrambos hijau. Penelitian dilakukan dengan digunakan akan semakin banyak zat terlarut
penyarian serbuk kelopak bunga mrambos yang diperoleh (Voight, 1995). Hasil
hijau menggunakan metode maserasi penyarian yang berupa maserat etanol
dengan pelarut etenol 96%. Identifikasi kemudian diuapkan dengan rotary
komponen kimia dilakukan dengan uji evaporator hingga di dapat ekstrak kental.
tabung dan kromatografi kertas serta Ekstrak kental yang diperoleh, dipindahkan
kromatografi lapis tipis ke dalam cawan porselin kemudian
diuapkan di atas waterbath untuk
Alat dan Bahan mempercepat proses penguapan, ekstrak
Peralatan yang digunakan yaitu blender, kental yang diperoleh kemudian ditimbang.
timbangan kasar (cariba), timbangan 4. Skrining Fitokimia.
analitik, kertas saring, gelas ukur, beaker a. Pemeriksaan pendahuluan
glass, pengaduk elektrik, batang pengaduk Serbuk kelopak bunga mrambos
dari kaca, corong buchner, rotary hijau dimasukkan dalam tabung
evaporator, almari es, cawan porselin, kipas reaksi dengan ditambahkan aquadest
angin, penangas air. mikropipet, pipet ukur, 10 ml kemudian dipanaskan selama
propipet, tabung reaksi, rak, pipet tetes, 30 menit di atas penangas sampai
pipet volum, alat-alat gelas, labu takar, Pipa mendidih, larutan yang terjadi
kapiler, bejana pengembang, lampu UV, kemudian disaring. Larutan yang
seperangkat alat-alat penyemprot, penangas dihasilkan akan berwarna kuning
air, dan kompor listrik. Adapaun bahan yang sampai merah yang menunjukkan
digunakan yaitu kelopak bunga mrambos adanya senyawa yang mengandung
hijau (Hibiscus sabdariffa L.), etanol gugus kromofor (flavonoid,
dengan mutu teknis (96%), aquadest steril antrakinon, tanin, alkaloid dan
dan NaCl fisiologis 0,9% steril. saponin).
Prosedur Penelitian b. Pemeriksaan Flavonoid
1. Determinasi tanaman Larutan ektrak diteteskan
Determinasi tanaman dilakukan di beberapa tetes pada kertas saring dan
Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi diuapi dengan uap ammonia akan
Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta. memberikan warna kekuningan.
2. Pengambilan bahan
Handayani Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 142

c. Pemeriksaan saponin 1958). Hasil determinasi tanaman adalah


Ekstrak kelopak bunga sebagai berikut :
mrambos hijau ditambahkan 1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b
aquadest 10 ml dan dikocok kuat- - 12b - 13b - 14a - 15b - 109b -119b -
kuat selama 30 detik sampai muncul 120b - 128b - 129b - 135b - 136b - 139b
busa setinggi 3 cm dalam tabung - 140b - 142b - 143b – 144a Malvaceae
reaksi. Letakkan tabung reaksi dalam 1a–2b- 3b Hibiscus
posisi tegak selama 30 menit. 1b-2b-4a Hibiscus sabdriffa L (Steenis,
Apabila masih terdapat busa, maka 1958).
kemungkinan mengandung saponin
untuk memastikan bahwa busa yang B. Hasil Pembuatan Ekstrak
terbentuk berasal dari saponin dan Penelitian ini menggunakan
bukan berasal dari tumbuhan maka metode penyarian maserasi yang mana
teteskan larutan asam sebanyak 3 merupakan proses penyarian berdasarkan
tetes. Bila busa masih tetap stabil pada keseimbangan antara konsentrasi
maka dipastikan terdapat saponin. zat terlarut di dalam sel dengan zat
d. Pemeriksaan Polivenol terlarut di dalam cairan penyari.
Ekstrak etanol kelopak bunga Ekstraksi dengan menggunakan cairan
mrambos hijau sebanyak 100 mg penyari etanol 96%. Pemilihan penyarian
ditambahkan aquades 10 ml dan ini karena etanol 96% bersifat semi polar
dipanaskan di atas penangas air dan diharapkan zat-zat yang memiliki
mendidih, kemudian disaring panas- aktivitas antifungi dapat tertarik
panas. Adanya warna hijau-biru kedalamnya (flavonoid, polifenol dan
terbentuk setelah penambahan 3 saponin) selain itu pelarut etanol juga
tetes FeCl3 dalam larutan yang telah memiliki nilai ekonomis tinggi (lebih
dingin menunjukkan adanya murah). Saponin sangat cocok diekstraksi
polifenol. dengan pelarut etanol dan metanol
e. Analisis Kromatografi (Robinson, 1995). Dari hasil penyarian
Bercak yang timbul sebelum diperoleh ekstrak kental, yang mana akan
disemprot dapat dilihat di bawah UV digunakan untuk uji aktivitas antifungi.
254 dan 366 nm warna yang timbul Ekstrak kental yang diperoleh berwarna
nantinya dapat diamati. Selanjutnya merah bata dengan berat 5,46 gram,
plate disemprot dengan penyemprot dengan rendemen sebesar 1,82% b/v.
yang sesuai. Warna dan Rf bercak
dibandingkan dengan literatur. C. Skrining Fitokimia
1. Hasil skrining fitokimia dengan
HASIL metode tabung
Hasil uji pendahuluan dengan
A. Determinasi uji tabung diperoleh larutan uji yang
Determinasi dilakukan di berwarna kemerahan dan jika
laboratorium Biologi Fakultas Farmasi ditambahkan KOH warna larutan
Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta. menjadi lebih intensif. Hal ini
Dari hasil determinasi tanaman di atas menunjukkan bahwa infusa kelopak
terbukti bahwa tanaman yang digunakan bunga mrambos hijau mengandung
dalam penelitian ini adalah kelopak gugus kromofor.
bunga tanaman mrambos hijau (H. Uji keberadaan golongan
sabdariffa L.) Buku acuan yang flavonoid dilakukan dengan cara
digunakan adalah Flora of Java untuk ekstrak etanol kelopak bunga
anak sekolah di Indonesia (Steenis, mrambos hijau diteteskan di atas
kertas saring dan kemudian
Vol. 13, 2017 profil kromatografi ekstrak …. 143

dilewatkan pada uap amonia timbul totolan sebelumnya kering. Jumlah


warna kuning pada kertas yang penotolan harus optimum,
diteteskan tadi disebabkan karena apabila penotolan
Pada uji polifenol dihasilkan terlalu banyak maka penotolan akan
warna biru kehitaman, ini terlalu pekat sehingga susah
menunjukkan bahwa Kelopak bunga digerakkan oleh cairan pengembang
mrambos hijau mengandung atau fase gerak, sedangkan apabila
polifenol. Cara untuk mendeteksi penotolan terlalu sedikit maka
senyawa fenol sederhana ialah bercak yang dihasilkan samar
dengan menambahkan larutan besi (Gritter dkk, 1991). Dari hasil
(III) klorida 1% dalam air atau etanol kromatografi sebelum diberi
pada larutan cuplikan, yang pereaksi semprot pada UV254
menimbulkan warna hijau, merah, bercak berwarna kuning pucat
ungu, biru atau hitam yang kuat. sedangkan UV366 nm berwarna biru
Uji saponin dilakukan dengan muda dibandingkan dengan rutin
metode Froth atau metode buih yaitu yang berwarna coklat gelap. Hal ini
dengan menggojok ekstrak etanol menunjukkan bahwa kemungkinan
kelopak bunga mrambos hijau dalam ekstrak etanol kelopak bunga
air suling dan dibiarkan lalu diamati mrambos hijau mengandung
tinggi buih yang dihasilkan. Hasil senyawa flavonoid. Setelah diberi
dinyatakan positif bila hasil pereaksi uap amonia pada sinar
penggojokan menghasilkan buih tampak kromatogram yang
kurang lebih 3 cm dari permukaan dihasilkan terlihat bercak berwarna
dan bersifat stabil setelah ditambah kuning. Hal ini disebabkan dengan
asam. Hasil yang diperoleh untuk uji penambahan ammonia (basa) akan
saponin adalah positif karena setelah menyebabkan gugus hidroksil
ditambahkan asam buihnya stabil. terionisasi, sehingga terjadi
Dari hasil skrining fitokimia dengan pergeseran panjang gelombang yang
metode tabung yang menghasilkan diserap dan terbentuk warna kuning
uji positif dilanjutkan dengan yang lebih intensif (Harborne, 1996).
kromatografi. Flavonoid akan membentuk
2. Uji kualitatif secara kromatografi komplek dengan protein membran
Uji kualitatif secara sel jamur dan pembentukan komplek
kromatografi dilakukan untuk tersebut menyebabkan rusaknya
mempertegas uji tabung pada membran sel karena hilangnya
skrining fitokimia kandungan isi sel di dalam
a. Pemeriksaan Flavonoid sitoplasma. Flavonoid juga dapat
Senyawa golongan flavonoid di menyebabkan koagulasi protein,
dalam ekstrak etanol kelopak bunga sehingga sel mengalami lisis karena
mrambos hijau diperiksa dengan perubahan permeabilitas membran
kromatografi kertas menggunakan sel jamur (Nogrady, 1992).
fase gerak n-butanol : asam asetat b. Pemeriksaan polivenol
glacial : air (4:1:5) v/v fase atas, Adanya senyawa fenol dapat
sedangkan fase diamnya adalah ditunjukkan dengan pereaksi besi III
kertas Whatmann dengan jarak klorida yang memberikan bercak
perambatan 10 cm. Cuplikan dibuat warna biru kehitaman, hijau atau
dengan konsentrasi 2,5% dan biru kehijauan. Menurut Robinson
ditotolkan sebanyak 3 totolan (1995) menyatakan bahwa reaksi
dengan menggunakan pipa kapiler. dengan besi III klorida digunakan
Setiap penotolan dilakukan setelah secara luas untuk mengidentifikasi
Handayani Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 144

senyawa fenol, tetapi tidak dapat uji tabung ataupun dengan


dipakai untuk membedakan macam- kromatografi menunjukkan bahwa
macam golongan. Pada ekstrak etanol kelopak bunga
kromatogram, didapatkan bercak mrambos hijau mengandung positif
yang berwarna biru setelah flavonoid, polifenol dan saponin.
disemprot dengan pereaksi FeCl3. Secara umum flavonoid merupakan
Bercak tersebut menunjukkan senyawa polifenol Senyawa fenol
adanya polifenol dalam ekstrak akan mendenaturasi protein sel dan
etanol kelopak bunga mrambos mengerutkan dinding sel sehingga
hijau. dapat melisiskan dinding sel fungi.
c. Pemeriksaan Saponin Senyawa fenol juga dapat merusak
Glikosida saponin jika dideteksi membran sel sehingga terjadi
dengan menggunakan pereaksi perubahan permeabilitas sel yang
semprot vanilin asam sulfat atau akan mengakibatkan terhambatnya
anisaldehid asam sulfat akan pertumbuhan sel atau matinya sel.
memberikan warna biru sampai biru Sedangkan untuk senyawa saponin
violet terkadang berupa bercak adalah suatu senyawa aktif
berwarna merah atau berupa kuning- permukaan yang kuat yang dapat
coklat. Saponin tidak terdeteksi menimbulkan busa jika dikocok
dalam UV 254 nm dan UV 366 nm dalam air dan pada konsentrasi yang
(Wagner, 1984). Menurut Harborne rendah sering menyebabkan
(1996) adanya senyawa saponin hemolisis sel darah merah. Beberapa
ditunjukkan dengan warna bercak saponin bekerja sebagai antimikroba
biru, violet biru atau kadang-kadang (Robinson, 1995).
kekuningan setelah disemprot Saponin salah satu
dengan pereaksi vanilin-asam sulfat komponennya adalah senyawa
yang kemudian dipanaskan pada terpenoid. Senyawa terpenoid ini
suhu 110° C selama 10 menit. memiliki mekanisme kerja sebagai
Pemeriksaan senyawa saponin dalam antifungi dengan cara merusak
ekstrak etanol kelopak bunga dinding sel fungi dan menghambat
mrambos hijau menggunakan fase sintesis dinding sel fungi. Saponin
gerak kloroform:metanol:air dengan dengan inti steroidnya juga akan
perbandingan (1,5:3:1) v/v. Fase mengganggu proses sintesis asam
diam yang digunakan adalah silika nukleat dan sintesis protein dimana
gel 60 F 254 dengan jarak steroid membentuk kompleks
perambatan 8 cm. Maksud dari fase dengan protein fungi dimana
diam silika gel 60 F 254 ini adalah terjadinya penghambatan sintesa
silica gel yang ditambah fluoresen protein dan asam nukleat dengan
yang berfluoresensi pada 254 nm. menstimulasi transkripsi RNA.
Dari hasil kromatografi lapis
tipis diketahui bahwa ekstrak etanol
kelopak bunga mrambos hijau SIMPULAN
kemungkinan mengandung senyawa Pemeriksaan kromatografi kertas
saponin, hal ini dapat dilihat dari menunjukkan bahwa ekstrak etanol kelopak
adanya bercak warna biru yang bunga mrambos hijau mengandung
terlihat setelah disemprot dengan golongan senyawa flavonoid dan polifenol.
vanillin asam sulfat sedangkan pada Sedangkan pada pemeriksaan kromatografi
UV 254 nm dan UV 366 nm tidak lapis tipis dengan silika gel 60 F 254
ditemukan adanya bercak.Hasil dari mengandung senyawa saponin.
skrining fitokimia diatas baik dengan
Vol. 13, 2017 profil kromatografi ekstrak …. 145

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung hal
menggunakan bagian tanaman yang lain 397-398.
pada tanaman mrambos hijau. Selain itu
perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut Morton, J.,1987, Roselle (Fruits of warm
untuk mengetahui khasiat kelopak bunga climates),p 281-286
htt:/www.hort.purdue.edu/newcorp/mort
mrambos hijau misalnya uji antihipertensi, on/Roselle.html
antiseptik, antiviral dan sebagainya.
Nurani, Laela Hayu, 2006, Sskrining Fitokimia
DAFTAR PUSTAKA dalam Anonim, Petunjuk Praktikum
Alexopoulus, 1970, Introductory Mycology, 2nd Analisa Obat Tradisional, Fakultas
edition, Jhon Willey and Sons, Inc, New Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan,
York, page 409-410. Yogyakarta, hal 14-16.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Robinson, T., 1995, Kandungan Organik
Farmasi, edisi ke-4, Universitas tumbuhan tinggi, edisi keenam,
Indonesia Press, Jakarta, hal 411-418. Departement of Biochemistry University
of Massachussetts, diterjemahkan oleh
Backer, C.A., Van den Brink, R.C.B., 1968, kosasih, P., Penerbit ITB, Bandung.
Flora of Java, II, Walters-Noodhoff N.V.,
Gronigen the Nederlan. Hal 3-5, 58-61, Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, Edisi
82-83, 88-89. 2, Liberty, Yogyakarta. Hal 1, 5.

Bajaj, Y.P.S., 1993, Biotechnology in Stahl, E., 1985, Analisis Obat secara
Agriculture and Forestry Vol 24, Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit
Medicinal and Aromatic Plants V, page ITB Bandung, hal 6-10,12-17
218, Springer Verlag Berlin Heidelberg
Steenis, Van. C.E.Ej., 1958, Flora Untuk
Gritter, R.,J., Bobbit, J., M., Schwarting, A., E., Sekolah di Indonesia, Penerbit Pradya
1991, Pengantar Kromatografi, Edisi Paramita, Jakarta. Hal 261-262.
Kedua, diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawita, Penerbit ITB, Bandung,hal Syamsuhidayat,S.S., dan Hutapea, I. R.,2001,
108,110,147 Inventaris Tanaman Obat Indonesia
(II),Pusat Penelitian Farmasi, Badan
Harborne, J.B. 1996, Metode Fitokimia, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Penuntun cara modern menganalisis Departemen Kesehatan Republik
tumbuhan, terbitan kedua, Penerbit ITB, Indonesia, Jakarta. Hal 163-164.
Bandung, hal 47, 49, 102-103, 155-156.
Voigt, Rudolf, 1986, Buku Pelajaran Teknologi
Marlina, Heni, 2007, Uji Aktivitas Antibakteri Farmasi, Diterjemahkan oleh Soendani
Infus Kelopak Bunga Mrambos Hijau Noerono Soewandhi dan Matilda B.
terhadap Staphylococcus aureus Dan Widianto, edisi V, Penerbit Gadjah Mada
Escherichia coli Serta Profil Press, Yogyakarta, 564-574.
Kromatogramnya, Skripsi,Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Wagner, H., S. Bladt and EM. Zaganiski, 1984,
Plant Drug Analysis., Spinger Verlag.,
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Berlin. Hal 225-227.
Flavonoid, p 21-25, diterjemahkan oleh

Anda mungkin juga menyukai