Anda di halaman 1dari 6

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAGA (Abrus Precatorius L.

)
TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans ATCC 31987 DAN Staphylococcus
aureus ATCC 25923PK/5

Siti Khoirun Nisak, Dwi Bagus Pambudi, Urmatul Waznah, Slamet


Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan, Jl. Ambokembang No. 8 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Indonesia
*Email : dwibagus589@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman saga salah satu tanaman herbal asli Indonesia yang mempunyai banyak
manfaat. Salah satu potensi tanaman saga sebagai antibakteri. Tanaman saga
memiliki kandungan senyawa diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, fenol, tanin
dan saponin yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun saga terhadap
penghambatan bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk uji daya hambat
antibakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus dengan metode
sumuran serta metode pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi. Analisis
data yang digunakan berupa data kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini antara
lain ekstrak etanol daun saga (Abrus precatorius L.) dapat menghambat aktivitas
bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Staphylococcus aureus.

Kata Kunci: Tanaman saga, antibakteri, maserasi, sumuran

ABSTRACT
The saga plant is one of the original Indonesian herbal plants that has many benefits.
One of the potentials of the saga plant as an antibacterial. Saga plants contain
compounds including alkaloids, flavonoids, phenols, tannins and saponins that have
antibacterial functions. The purpose of this study was to determine the antibacterial
activity of the ethanolic extract of saga leaves against the inhibition of
Streptococcus mutans and Staphylococcus aureus. This research is a laboratory
experimental study to test the antibacterial inhibition of Streptococcus mutans and
Staphylococcus aureus by the well method and the method of extracting using the
maceration method. Analysis of the data used in the form of qualitative data. The
conclusion of this study is that the ethanolic extract of saga leaves (Abrus
precatorius L.) can inhibit the activity of Streptococcus mutans and Staphylococcus
aureus bacteria.

Keyword: Plant saga, antibacterial, maceration, well

1. PENDAHULUAN merambat pada inang dengan cara membelit.


Tanaman itu banyak tumbuh secara liar
Tanaman saga rambat nama dihutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja
latinnya yaitu Abrus precatorius L., dipelihara di pekarangan. Daun tanaman
sinonim nama ilmiah Abrus frutex majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran
Rumph. Termasuk kedalam famili kecil-kecil antara 1-2 sentimeter. Tampilannya
tumbuhan Leguminosae. Saga rambat menyerupai daun asam jawa dengan bersirip
termasuk jenis tumbuhan perdu ganjil dan memiliki rasa agak manis. Memiliki
dengan batang berukuran kecil dan buah polong berisi biji-biji yang berwarna
merah dengan titik hitam mengilat 2. METODE PENELITIAN
dan licin. Sedangkan, bunganya 2.1 Alat
warna ungu muda dengan bentuk Alat yang digunakan dalam penelitian
menyerupai kupu-kupu, dalam ini yaitu alat gelas (Pyrex, Iwaki), neraca
dukungan tandan bunga analitik (Ohaus), oven (Memmet), blender
(Cosmos®), rotary evaporator (Heidolph),
Tanaman ini dikenal dengan batang pengaduk, jangka sorong, lemari LAF,
nama-nama daerah, seperti saga biji, autoklaf, bunsen, lemari pendingin, pipet tetes,
sago betino, saga leutik, saga telik, kapas, alumunium foil, kawat ose, sendok
walipopo, pikalo atau kelapip. Nama spatula, benang jagung, gunting, kertas coklat,
asingnya adalah paternosterboonjes, moisture balance, magnetic stirer, hot plate,
crab’s eyes, bead tree, atau gunchi inkubator, white tipe dan mikro pipet
(Lambda®).
Kandungan daun saga
diantaranya adalah alkaloid, 2.2 Bahan
flavonoid dan saponin yang
Bahan yang digunakan dalam
mempunyai fungsi sebagai
penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun saga,
antibakteri. Ekstrak daun saga (Abrus
etanol 96%, media nutrient agar, NB, NaCl
precatorius Linn.) mampu
menghambat pertumbuhan bakteri 0,9%, FeCl3 1%, FeCl3 5%, metanol, serbuk
gram positif yaitu Staphylococcus mg, HCl P, pereaksi dragendorf, mayer dan
aureus, Strepcococcus beta wagner.
hemoliticcus, Streptococcus
pneumonia, sehingga dapat diketahui 2.3 Prosedur Kerja
daun saga berpotensi sebagai 2.3.1 Determinasi Tanaman
antibakteri Herba simplisia saga (Abrus
precatorius L.) dalam penelitian yang
Uji antibakteri ekstrak etanol diperoleh dari Desa Sengarekrajan
daun saga (Abrus precatorius L.) Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan
yang telah dilakukan menggunakan dilakukan determinasi untuk mengetahui
parameter satu bakteri (Pramiastuti, suku dan spesies tanaman sehingga dapat
2020) dengan bakteri Streptococcus menghindari adanya kesalahan dalam
mutans, (Pertiwi, 2017) dengan pengambilan sampel simplisia daun saga
bakteri Staphylococcus aureus. (Abrus precatorius L.). Determinasi
Bakteri yang digunakan untuk uji dilakukan di Laboratorium Biologi
antibakteri pada penelitian ini Fakultas Sains dan Teknologi Terapan
menggunakan dua bakteri sekaligus Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
yaitu bakteri Streptococcus mutans Yogyakarta.
dan bakteri Staphylococcus aureus
guna untuk melihat langsung diantara 2.3.2 Penyiapan Simplisia
kedua bakteri tersebut mana yang Daun saga (Abrus precatorius
paling besar dapat dihambat L.) dipanen sekitar jam 10.00 WIB di
pertumbuhannya oleh ekstrak etanol Desa Sengarekrajan Kecamatan Talun
daun saga (Abrus precatorius L.). Kabupaten Pekalongan. Daun saga (Abrus
precatorius L.) dilakukan sortasi basah
dan dicuci menggunakan air mengalir
serta dipilah dari kotoran yang menempel.
Pengeringan dilakukan dengan cara
dijemur langsung dibawah terik sinar
matahari ditutupi kain hitam. adanya saponin adalah terbentuk buih
Penyerbukan dilakukan yang mantap selama tidak kurang dari
menggunakan blender. 10 menit, setinggi 1 c, sampai 10 cm.
Pengayakan menggunakan
nomor mesh 40. c. Uji Alkaloid
2.3.3 Pembuatan Ekstrak Identifikasi alkaloid dilakukan
Serbuk daun saga dengan metode Mayer Dragendorf dan
(Abrus precatorius L.) Wagner. Sebanyak 0,5 g ekstrak kental
dimaserasi menggunakan etanol ditambah dengan 2 mL HCl pekat lalu
96% (1:5) selama 3 hari. disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi
Pengadukan dilakukan tiap 8 menjadi 3 bagian yang masing-masing
jam sekali. Larutan disaring ditambah dengan pereaksi mayer,
menggunakan kain flanel dragendorf dan pereaksi wegner. Hasil
dengan memisahkan filtrat dan positif alkaloid pada reagen mayer
residu. Residu digunakan untuk ditandai dengan terbentuknya endapan
remaserasi dengan etanol 96% putih/krem sedangkan pada reagen
(1:2) selama 1 hari. Larutan dragendorf terbentuk endapan berwarna
remaserasi disaring jingga dan pada reagen wegner ditandai
menggunakan kain flanel dengan terbentuknya endapan coklat
dengan memisahkan filtrat dan kemerahan sampai kuning (Hanani,
residu. Filtrat maserasi dan 2016)
filtrat remaserasi digabungkan
kemudian diuapkan d. Tanin
menggunakan rotary Ekstrak kental sebanyak 0,1 g
evaporator pada suhu 40°C dilarutkan dalam 5 mL air panas
hingga didapatkan ekstrak ditambah 2-3 tetes larutan Fecl3 5%.
kental. Jika terbentuk warna biru atau hijau
kehitaman maka menunjukkan adanya
2.3.4 Skrining Fitokimia senyawa tanin (Hanani E, 2016).
a. Identifikasi Flavanoid
Ekstrak kental daun e. Fenol
saga sebanyak 0,1 g ditambah Ekstrak kental sebanyak 0,5 g
larutan 2 sampai 3 mL ditambah 2-3 tetes larutan Fecl3 1%.
metanol, dipanaskan tambah Adanya senyawa fenolik ditandai
serbuk mg tambah 2 mL HCl dengan terbentuknya warna hijau,
pekat. Jika terjadi perubahan merah, ungu, biru tua atau biru
warna merah, kuning atau kehitaman (Hanani E, 2016).
jingga intensif menunjukkan
adanya flavanoid (Hanani, 2.3.5 Uji Aktivitas Antibakteri
2016) Siapkan 2 cawan petri, tuang
medium NA sebanyak ±30 mL kedalam
b. Saponin masing-masing cawan petri, biarkan
0,5 g ekstrak kental memadat. 1 cawan petri ditetesi bakteri
daun saga masukkan kedalam Streptococcus mutans dan 1 cawan petri
tabung reaksi. Tambahkan 10 lainnya ditetesi bakteri Staphylococcus
mL air panas, dinginkan dan aureus diratakan diamkan selama 5-15
kemudian kocok kuat-kuat menit. Kemudian buat 5 lubang
sumuran pada masing-masing cawan
selama 10 detik. Indikasi
petri untuk konsentrasi ekstrak 1%, 3%,
5%, 7% dan 10%. Cawan petri tra
diinkubasi selama 24 jam pada k
suhu 37 °C. Kemudian diukur
500 Hita 15 31,4 5 2,
diameter zona hambat (mm)
dari masing-masing lubang gr m 7 % 83
sumuran menggunakan jangka kehi gr %
sorong. jaua
n
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penyiapan Simplisia Rendemen estrak etanol daun saga
(Abrus precatorius L.) pada tabel 3.2 dapat
Tabel 3.1 Hasil Rendemen dilihat bahwa ekstrak kental berwarna hitam
Simplisia Daun kehijauan dengan hasil persentase rendemen
Saga (Abrus sebesar 31,4% serta pH yang dimiliki ekstrak
precatorius L.) etanol daun saga (Abrus precatorius L.) yaitu 5.
Bahan Berat Penyusu Persentase rendemen merupakan hasil yang
Simplisia tan (%) didapatkan dari jumlah hasil ekstraksi dengan
Bas Keri jumlah serbuk simplisia kering yang telah
ah ng diekstraksi.
(gr) (gr)
3.3 Skrining Fitokimia
Daun 500 180 36
saga 0 0 Tabel 3.3 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
(Abrus Etanol Daun Saga (Abrus precatorius
precato L.)
rius L.) N Senyaw Hasil Keteran
o a gan
Rendemen simplisia daun 1 Fenol Hitam +
saga (Abrus precatorius L.) dapat 2 Flavanoi Jingga +
dilihat pada tabel 3.1 diatas d
menunjukkan bahwa berat basah yang 3 Tanin Hijau +
diperoleh adalah 5 kg. Setelah kehitam
dilakukan pengeringan mengalami
an
penyusutan bobot menjadi 1,8kg
dengan hasil persen susut pengeringan 4 Sapponi Terdapa +
sebesar 36%. n t busa
5 Alkaloid
3.2 Pembuatan Ekstrak ; Endapa +
Mayer n putih +
Tabel 3.2 Hasil Rendemen Ekstrak Wagner Endapa +
Etanol Daun Saga (Abrus
precatorius L.) Dragen n coklat
Bob Hasil Ekstrak dorf kemera
ot War Bo Ren p Ka han
Sim na bot dem H da Endapa
plisi Eks en r n jingga
a Air
Uji skrining fitokimia ekstrak 3% sebesar 6,08 mm, konsentrasi ekstrak 5%
etanol daun saga (Abrus precatorius L) sebesar 11,08 mm, konsentrasi 7% 13,02 mm
data dapat dilihat pada tabel 3.3 dan konsentrasi ekstrak 10% sebesar 18,02 mm
menunjukkan bahwa semua uji yang sedangkan daya hambat bakteri Streptococcus
dilakukan yaitu fenol, flavanoid, tanin, mutans dengan konsentrasi ekstrak 1% sebesar
saponin dan alkaloid adalah positif 7,08 mm, konsentrasi ekstrak 3% sebesar 11,1
sehingga ekstrak etanol daun saga mm, konsentrasi 5% sebesar 9,04 mm,
(Abrus precatorius L.)berpotensi besar konsentrasi 7% sebesar 10,14 mm dan
untuk uji aktivitas daya hambat bakteri konsentrasi 10% sebesar 11,16 mm. Hanya saja
gram positif. konsentrasi hambat minimum (KHM) terbesar
didapat oleh bakteri Staphylococcus aureus
3.4 Uji Aktivitas Antibakteri dengan konsentrasi 1% sebesar 7,08 mm
sedangkan bakteri Streptococcus mutans sebesar
Tabel 3.4.1 Hasil Uji Aktivitas 6,06 mm.
Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Saga (Abrus precatorius 4. SIMPULAN
L.)
Konsentrasi ekstrak etanol daun Berdasarkan dari hasil penelitian yang
saga (Abrus precatorius (L.) telah dilakukan menunjukkan bahwa:
1% 3% 5% 7% 10% 1. Bahwa ekstrak etanol daun saga (Abrus
6,0 6,0 2,0 11,0 18,0 precatorius L.) dapat menghambat aktivitas
6 8 8 8 2 bakteri Streptococcus mutans dan bakteri
mm mm mm mm mm Staphylococcus aureus.
2. Diperoleh konsentrasi hambat minimum
sebesar 1% sebesar 6,06 mm pada bakteri
Streptococcus mutans dan 7,08 mm pada
Tabel 3.4.2 Hasil Uji Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Etanol bakteri Staphylococcus aureus.
Daun Saga (Abrus precatorius 5. SARAN
L.) Saran untuk penelitian selanjutnya perlu
Konsentrasi ekstrak etanol daun dilakukannya uji aktivitas antibakteri lainnya
saga (Abrus precatorius (L.) dengan bakteri yang lebih bervariasi.
1% 3% 5% 7% 10%
7,0 11, 9,0 10,1 11,1
8 1 4 4 6
6. DAFTAR PUSTAKA
mm mm mm mm mm
Azmah, A. N. (2018). UJI PERBANDINGAN
EFEKTITIVITAS ANTIBAKTERI
Dari hasil data tabel 3.4.1 dan EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI
3.4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata MERAH (Psiidium guajava L.) DAN DAUN
daya hambat sediaan mouthwash SIRIH HIJAU (piper betle L.) SERTA
ekstrak etanol daun saga (Abrus KOMBINASI KEDUANYA TERHADAP
precatorius L.) terhadap bakteri BAKTERI Staphylococcus aureus Skripsi.
Streptococcus mutans dan bakteri Pekalongan: Stikes Muhammadiyah
Staphylococcus aureus terlihat jelas Pekajangan
dari data bahwa daya hambat terbesar Bangun Abednego. 2012. Ensiklopedia
didapat oleh bakteri Streptococcus Tanaman Obat Indonesia. Bandung.
mutans dengan konsentrasi ekstrak 1% Indonesia Publishing House
sebesar 6,06 mm, konsentrasi ekstrak
BPOM RI. (2013). Pedoman Cara mutans’, Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pembuatan Simplisia Yang Baik. Kesehatan, 11(1).
Jakrta: Badan Pengawas Obat dan Prima, M. I. (2012). Uji Aktivitas Antibakteri
Makan Republik Indonesia. Metanol Ganggang Merah (Geacilaria
Benson, H. J. 2002. Microbiology verrucosa) Terhadap Beberapa Bakteri
Application-Laboratory Manual Patogen Gram Positif Dan Gram Negatif
in General Microbiology. 8th ed. skripsi. jakarta: Universitas Islam Negri
McGraw Hill. New York. Syarifhidayatullah.
Bidarisugma, Berlian. Timur, Sekar, Prasetyo and Inoriah, E. (2013) ‘PDF Bu Entang
Putri. Purnamasari, Rizki. 2012. Pegelolaan Tanaman Obat.pdf’.
Antibodi Monoklonal Sears, Benjamin.W., Spear, Lisa., Saenz,
Streptococcus Mutans 1 (c) 67 Rodrigo., 2011, Intisari Mikrobiologi dan
kDa sebagai Imunisasi Pasif Imunologi, Penerbit Buku Kedokteran
dalam Alternatif Pencegahan EGC, Jakarta.
Karies Gigi secara Topikal. Warsa, U.C., 1994. Buku ajar Mikrobiologi
BIMKGI Vol. 1 No. 1. Kedokteran. Jakarta: Bina rupa Aksara.
Gillespie, S., Kathleen Bamford. 2003. Jakarta.
Medical Microbiology and
Infection at a Glance. Second Ed.
Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia.
Jakarta: EGC.
Hartati, S. A. (2012). Dasar-dasar
Mikrobiologi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Istiqomah. (2013). Perbandingam
Metode Ekstraksi Maserasi Dan
Soklet Terhadap Kadar Piperin
Buah Cabe Jawa (Piperis
Retrofracti fructus) Skripsi.
Jakarta: Program Studi
Farmasi,Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Pertiwi, R. D., Kristanto, J. and
Praptiwi, G. A. (2017) ‘Uji
Aktivitas Antibakteri Formulasi
Gel Untuk Sariawan Dari Ekstrak
Daun Saga ( Abrus precatorius
Linn. ) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus’, Jurnal
Ilmiah Manuntung, 2(2), p. 239.
doi: 10.51352/jim.v2i2.72.
Pramiastuti, O., Rejeki, D. S. and
Karimah, S. L. (2020) ‘Aktivitas
Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak
Daun Saga (Abrus precatorius
Linn.) pada Sterptococcus

Anda mungkin juga menyukai