Anda di halaman 1dari 8

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitorea ternatea L.

)
TERHADAP Staphylococcus aureus

apt. Septian Maulid W., M. Farm1; Hanung Sumbogo Jati, M. Sc2

INTISARI

Bunga telang merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh dan hidup bertahun-tahun
(perennial), tingginya dapat mencapai 5 meter, berambut halus, dan bagian pangkal berkayu,
warna bungannya biru terang dengan warna putih kekuningan di bagian tengah, tetapi ada
juga bunga yang berwarna putih. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan salah satu
tanaman yang telah lama digunakan dalam pengobatan dan telah terbukti memiliki
senyawa metabolit sekunder alkaloid dan flavonoid yang mempunyai potensi sebagai
antibakteri. Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau
bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat ekstrak simplisia bunga telang
(Clitoria ternatea L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini
bertujuan menguji aktivitas bunga telang yaitu dengan cara maserasi menggunakan pelarut
etanol 70%. Untuk pengujian antibakteri dengan metode difusi disk. Ekstrak dibuat dalam
berbagai konsentrasi 10%, 20%, 30%. Kontrol positif yang digunakan adalah
Chloramphenicol. Hasil dari penelitian ini yaitu rata-rata zona hambat ekstrak bunga
telang terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2,31 mm konsentrasi 10%, 3,05 mm pada
konsentrasi 20%, dan 6,2 mm pada konsentrasi 30%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak bunga telang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, meskipun daya hambat yang dihasilkan tidak kuat. Pada
konsentrasi ekstrak bunga telang 30% mempunyai daya hambat paling besar terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus daripada konsentrasi 10% dan 20%.

Kata Kunci : Uji aktivitas Antibakteri, ekstrak etanol 70% bunga telang (Clitoria ternatea
L.), Staphylococcus aureus
1
Dosen Stikes Duta Gama Klaten
2
Dosen Stikes Duta Gama Klaten
PENDAHULUAN
Bunga telang merupakan tanaman menghambat sintesis dinding sel,
perdu yang dapat tumbuh dan hidup menghambat keutuhan permeabilitas
bertahun-tahun (perennial), tingginya dinding sel bakteri, menghambat kerja
dapat mencapai 5 meter, berambut halus, enzim dan menghambat sintesis asam
dan bagian pangkal berkayu. Daunnya nukleat dan protein (Dwidjoseputro,
majemuk menyirip trifoleat (seperti daun 1978).
kacang-kacangan pada umumnya), Staphylococcus aureus (S. aureus)
bunganya tunggal seperti kupu-kupu adalah bakteri gram positif yang
yang keluar dari ketiak daun, warna menghasilkan pigmen kuning, bersifat
bungannya biru terang dengan warna anaerob fakultatif, tidak menghasilkan
putih kekuningan di bagian tengah, tetapi spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
ada juga bunga yang berwarna putih. berpasangan maupun berkelompok,
Bunga telang juga memiliki polong dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm.
dengan biji yang berbentuk seperti ginjal Staphylococcus aureus tumbuh dengan
pipih Bunga telang (Clitoria ternatea L.) optimum pada suhu 37ºC dengan waktu
merupakan salah satu tanaman yang pembelahan 0,47 jam. Staphylococcus
telah lama digunakan dalam aureus merupakan mikroflora normal
pengobatan dan telah terbukti memiliki manusia. Bakteri ini biasanya terdapat
senyawa metabolit sekunder alkaloid dan pada saluran pernapasan atas dan kulit.
flavonoid yang mempunyai potensi Keberadaan Staphylococcus aureus pada
sebagai antibakteri (Anto, 2020). saluran pernapasan atas dan kulit pada
Antibakteri merupakan zat yang dapat individu jarang menyebabkan penyakit,
mengganggu pertumbuhan atau bahkan individu sehat biasanya hanya berperan
mematikan bakteri dengan cara sebagai karier (Todar, 2002).
mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan. Mekanisme kerja dari
senyawa anti bakteri diantaranya yaitu
METODE tidak terjadi kesalahan dalam
mengambil tanaman untuk
Alat
penelitian
Inkubator, blender,timbangan
2. Pengambilan dan preparasi
analitik, rotary evaporasi, autoklaf,
bunga Clitorea ternatea L.
lemari aseptis, alat gelas laboratorium,
hot plate, eppendrof tube, botol steril, Pembuatan simplisia dilakukan
jangka sorong, kaki tiga, spirtus, dengan cara melalui beberapa
cawan petri, cotton bud, tips tahap persiapan diantaranya
mikropipet, mikropipet, jarum ose, pengambilan bunga telang segar,
kain kasa steril, kapas steil, sortasi basah, pencucian,
handscoon, dan kertas label. pengeringan, sortasi kering dan
penghalusan simplisia. Bunga
Bahan
telang segar dikeringkan dengan
Bahan yang digunakan dalam oven suhu 50ºC selama 10 jam.
peneltian ini yaitu ekstrak etanol Selanjutnya di haluskan dengan
bunga telang (Clitoria ternatea L.), grinder simplisia dan diayak
bakteri Staphylococcus aureus, dengan ayakan 60 mesh, sehingga
etanol70%, akuades, DMSO dihasilkan serbuk halus
(dimethylsulfoxide),
3. Pembuatan ekstrak etanol bunga
Chloramphenicol, Nutrient agar (NA),
Clitorea ternatea L.
Muller Hiton Agar (MHA),
alumunium foil. Serbuk bunga telang di ekstraksi
menggunakan metode maserasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian
selama 3x24 jam. Pelarut yang
eksperimental yang dilakukan secara
digunakan dalam pembuatan
in vitro. Penelitian ini dilakukan
ekstrak ini yaitu etanol 70%.
dalam beberapa tahapan kegiatan,
Kemudian pelarut diuapkan
yaitu:
dengan rotary vacuum evaporator
1. Proses determinasi bunga suhu 60ºC putaran 70 rpm.
Clitorea ternatea L. Selanjutnya ditempatkan diatas
waterbath hingga terbentuk
Bertujuan untuk mencocokan ciri-
ekstrak kental.
ciri morfologi yang ada pada
tanaman yang akan diteliti agar
4. Uji Fitokimia aquadest dan dihomogenisasi.
a. Alkaloid Setelah dihomogenisasi,
Ekstrak sebanyak 0,05 gram dipanaskan pada suhu 70ºC
dimasukkan ke dalam tabung selama 5 menit. Kemudian
reaksi, ditambahkan 5 ml dikocok selama 5 menit. Jika
klorofom dan 5 tetes ammonia terdapat buih dan bertahan
pekat. Fraksi kloroform diambil selama 10 menit menunjukkan
dan ditambahkan 3 tetes H2SO4 adanya saponin
2M.Fraksi asam diambil dengan d. Tanin
pipet tetes dan dibagi menjadi Ekstrak sebanyak 0,05
tiga pada spot test untuk gram dimasukkan ke dalam
ditambahakan pereaksi tabung reaksi ditambahkan 5 ml
Dragendorf, Mayer, dan aquadest dan dihomogenisasi.
Wagner. Terbentuk endapan Setelah dihomogenisasi,
merah oleh pereaksi Dragendorf, dipanaskan pada suhu 100ºC
endapan putih oleh pereaksi selama 5 menit, lalu disaring.
Mayer, dan endapan cokelat oleh Filtrat ditambahkan dengan 5
pereaksi Wagner menunjukkan tetes FeCl3 1%. Jika
adanya alkaloid menghasilkan warna merah tua,
b. Flavonoid cokelat, hingga hitam
Ekstrak sebanyak 0,05 gram menunjukkan adanya tanin
dimasukkan ke dalam tabung e. Steroid/Triterpenoid
reaksi, ditambahkan 5ml etanol Ekstrak sebanyak 0,05 gram
kemudian dihomogenisasi dimasukkan ke dalam tabung
Campuran pada tabung reaksi reaksi. Ditambahkan 5 ml etanol
dipanaskan pada suhu 50°C 30% dan dipanaskan pada suhu
selama 5 menit kemudian 50ºC selama 5 menit, lalu
disaring disaring. Filtrat yang terbentuk
Filtrat ditambahkan H2SO4 pekat. diuapkan hingga kering. Residu
Hasil positif ditunjukkan dengan yang terbentuk ditambahkan 2 ml
warna merah. eter dan dipindahkan ke tabung
c. Saponin reaksi, kemudian ditambahkan
Ekstrak sebanyak 0,05 gram pereaksi Lieberman Burchard.
dimasukkan ke dalam tabung Jika terbentuk warna hijau atau
reaksi. Ditambahkan 5 ml biru menunjukkan adanya
steroid, namun jika terbentuk (MHA) yang selanjutnya
warna merah atau ungu digunakan untuk pembuatan
menunjukkan adanya triterpenoid suspensi bakteri. Bakteri
diinokulasi pada media agar
5. Uji Antibakteri
Muller Hinton Agar (MHA).
Pengujian antibakteri ekstrak Pengujian aktivitas
etanol bunga Clitorea antibakteri Staphylococcus
ternatea L. dilakukan dengan aureus terhadap ekstrak
menggunakan metode difusi etanol bunga Clitorea
cakram. Hal ini untuk ternatea L. dilakukan dengan
mengetahui ada tidaknya tiga konsentrasi yaitu
pengaruh ekstrak etanol bunga konsentrasi 10%, konsentrasi
Clitorea ternatea L.. dalam 20%, dan konsentrasi 30%
menghambat pertumbuhan dengan dua kontrol sebagai
bakteri Staphylococcus aureus. pembanding yaitu kontrol
Media agar yang digunakan positif menggunakan
dalam penelitian ini adalah Chloramphenicol.
media Muller Hinton Agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
(MHA) karena media ini telah
terbukti memberikan hasil 1. Hasil Determinasi
yang baik. Media Muller menunjukkan bahwa
Hinton Agar (MHA) sampel yang digunakan
mempunyai kandungan pepton adalah Bunga Telang
kasein, pati dimana Muller (Clitorea ternatea L.) suku
Hinton adalah media uji Fabaceae
sensitivitas antibiotik untuk
2. Pengambilan sampel bunga
bakteri-bakteri yang mudah
telang
tumbuh seperti bakteri
Staphylococcus aureus. Pada Tabel 1. Hasil Pembuatan Simplisia
pembuatan media agar miring
Bunga Bunga Serbuk
digunakan mediaMuller Segar Kering (g)
Hinton Agar (MHA). Bakteri (g) (g)
Staphylococcus aureus 5.450 500 415
ditumbuhkan pada media agar Sebanyak 5.450 gram bunga telang
miring Muller Hinton Agar segar dikeringkan pada oven suhu
50ºC selama 10 jam, selanjutnya vacuum evaporator suhu 60ºC
didapatkan simplisia bunga telang putaran 70 rpm. Selanjutnya
500 gram, ditandai dengan mudah ditempatkan diatas waterbath
patah jika dipatahkan. Simplisia selama 7 hari hingga terbentuk
dihaluskan dengan grinder ekstrak kental. Ekstrak kental
simplisia,dan diayak dengan yang didapatkan yaitu 57,5 gram.
menggunakan ayakan 60 mesh.
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛
Didapatkan serbuk kering 415 ekstrak kental
= x 100%
gram, serbuk yang tidak lolos saat ekstrak cair

diayak tidak digunakan untuk


maserasi. 57,5
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = x 100%
3. Pembuatan ekstrak etanol bunga telang 500
Hasil ekstrak kental ekstrak bunga = 11,5%
telang
4. Uji Fitokimia Ekstrak Bunga Telang
Serbuk Etanol Ekstrak Ekstrak Rendemen
(g) 70% cair Kental (%) Senyawa Hasil Keterangan
(ml) (ml) (g) metabolit
415 4000 500 57,5 11,5 sekunder
Alkaloid endapan Positif
Metode maserasi dilakukan merah
selama 3x24 jam. Pelarut yang Dragendorf
endapan putih
digunakan dalam pembuatan  Mayer
ekstrak ini yaitu etanol 70%. endapan
cokelat 
Pemilihan etanol 70% Wagner
dikarenakan memiliki Flavonoid Merah Positif
Saponin Terdapat busa Positif
kemampuan penetrasi yang baik
stabil selama
pada sisi hidrofil dan lipofil, 10 menit
Tanin Cokelat Positif
sehingga dapat menembus
Steroid/tri- Hitam Negatif
membran sel lalu dapat masuk terpenoid
ke dalam sel dan berinteraksi
Ekstrak bunga telang mengandung
dalammetabolit yang terdapat
senyawa metabolit sekunder alkaloid,
dalam sel. Etanol 70% juga
flavonoid, saponin, dan tanin. Tidak
mampu mengambil senyawa yang
mengandung steroid maupun triterpenoid.
diperlukan seperti flavonoid,
alkaloid, terpenoid, dan steroid
(Malanggi, 2012). Kemudian
pelarut diuapkan dengan rotary
5. Hasil Uji Antibakteri
Diameter Zona Hambat (mm)
No. Konsentrasi I II III Rata-rata Kategori
zona
hambat
1 Kontrol (-) DMSO 0 0 0 0
2 Kontrol (+) 8,55 8,75 8,15 8,48 Sedang
Chloram-phenicol
3 10% 1,55 2,60 2,80 2,31 Lemah
4 20% 2,70 3,25 3,30 3,08 Lemah
5 30% 6,10 6,25 6,30 6,21 Sedang
Pengujian hasil uji bakteri ekstrak etanol tidak menghasilkan zona
bunga Clitoria ternatea L. diperoleh zona hambat.Terbentuknya area bening di
hambat pada konsentrasi 10% adalah sekitar cakram pada uji aktivitas
2,31 mm, konsentrasi 20% adalah 3,08 antibakteri membuktikan bahwa
mm, dan pada konsentrasi 30% adalah pertumbuhan bakteri yang berada dalam
6,21 mm, dimana konsentrasi 10% dan media agar terhambat. Keberadaan
20% memiliki zona hambat dalam metabolit sekunder dalam ekstrak menjadi
kategori lemah dan untuk konsentrasi faktor yang penting dalam menghambat
30% memiliki zona hambat dalam pertumbuhan bakteri. Metabolit sekunder
kategori sedang. Hasil diameter pada yang terkandung dalam bunga Clitoria
kontrol positif (chloramphenicol) ternatea L. adalah alkaloid, flavonoid,
memberikan diameter zona hambat tannin, dan saponin (Riyanto, 2019).
dengan rata-rata adalah 8,48 mm,
sedangkan pada kontrol negatif (DMSO)
KESIMPULAN Clitorea ternatea L. pada konsentrasi 10%
Berdasarkan hasil penelitian dan 20% masuk dalam kategori lemah karena
didapatkan ekstrak etanol bunga Clitorea menghasilkan rata-rata diameter zona
ternatea L. meiliki kemampuan menghambat hamabat sebesar 2,31 mm dan 3,08 mm,
pertumbuhan terhadap bakteri sedangkan konsentrasi 30% masuk dalam
Staphylococcus aureus pada kategori sedang denganrata-rata diameter
konsentrasi10%,20% dan 30%. Hasil uji zona hambat 6,21 mm
aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga
DAFTAR PUSTAKA

Todar, K. (2002) Staphylococcus Bacteriology at


UW-Bacteriology 330 Home Page 1-7.

Anto, A. (2020). Mengenal Bunga Telang Si


Biru dengan Beragam Manfaat. Dinas
Pertanian BPTP Kalimantan Tengah

Dwidjoseputro, D., 1978. Dasar-dasar


mikrobiologi. Jakarta.

Malanggi, L.P., Meiske S.S. & Jessy


J.E.P. 2012. Penentuan kandungan
tannin dan uji aktivitas antioksidan
ekstrak biji buah alpukat (Persea
americana Mill.). Jurnal MIPA
Unsrat, 1:5-10.

Riyanto, E. F., Nurjanah, A. N., Ismi, S.


N., & Suhartati, R. 2019. Daya
Hambat Ekstrak Etanol Bunga
Telang (Clitoria Ternatea L)
Terhadap Bakteri Perusak
Pangan. Jurnal Kesehatan, 19,
218–225.

Anda mungkin juga menyukai