Anda di halaman 1dari 10

Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

POTENSI ANTIBAKTERI DAN ANTICANDIDA EKSTRAK ETANOL


DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urb.)

POTENTIAL ANTIBACTERIAL AND ANTICANDIDA OF ETHANOL


EXTRACT PEGAGAN LEAF ( Centella asiatica ( L ) Urb . )
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

D3 FARMASI, POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA, YOGYAKARTA,


INDONESIA

correspondence author: farisyanur@yahoo.co.id

ABSTRAK

Daun Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) merupakan salah satu tanaman obat yang
memiliki berbagai khasiat diantaranya mengatasi demam, antibakteri, antialergi, dan stimulan
sistem syaraf pusat. Daun pegagan dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung
flavanoid, saponin, steroid, terpenoid, dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun pegagan terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli serta aktivitas anticandida terhadap pertumbuhan
Candida albicans. Simplisia daun pegagandiekstraksi menggunakan metode remaserasi
dengan larutan penyari etanol 70%.Metode uji antibakteri menggunakan metode disc
diffusion (Test Kirby dan Bauer). Kosentrasi larutan uji yang digunakan adalah 20%, 40%,
60%, 80%, dan 100% dalam pelarut DMSO dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol
negatif Dimethyl sulfoxide (DMSO). Pada uji anticandida digunakan metode difusi agar dan
media PDA. Konsentrasi larutan uji adalah 20%, 40%, 60%, dan 100% dalam pelarut DMSO,
kontrol positif ketokonazole dan kontrol negatif yang digunakan DMSO.Diameter yang
diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik one way anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) dari
konsentrasi 60%, 80%, dan 100% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus dan Eschericia coli. Hasil uji anticandida konsentrasi ekstrak etanol daun pegagan
yang memberikan zona hambat paling besar adalah konsentrasi 60%.Ekstrak etanol daun
pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) secara kualitatif mengandung flavanoid, saponin, dan
tanin.

Kata kunci : Ekstrak etanol daun pegagan (Centella asiatica (L) Urb.), Staphylococcus
aureus, Eschericia coli, Candida albicans

ABSTRACT

Leaves pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) is one of the medicinal plants that have
various properties. It can treat fever, antibacterial, hypo-allergenic, and central nervous
system stimulants. Pegagan leaf can be used as an antibacterial because it contains
flavonoids, saponins, steroids, terpenoids, and tannins. The purpose of this study was to
investigate the antibacterial activity of ethanol extract of Centella asiatica leaf on the growth
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

of Staphylococcus aureus and Escherichia coli as well as anticandida activity against the
growth of Candida albicans. Simplicia Pegagan leaf extracted using remaseration methods
with a solution of 70% ethanol. Antibacterial test method using the disc diffusion method
(Kirby and Bauer Test). Concentration of test solution used was 20%, 40%, 60%, 80% and
100% extract in DMSO, with a positive control and a negative control chloramphenicol and
Dimethyl sulfoxide (DMSO). anticandida test used agar diffusion method and Potato
Dextrose agar (PDA) media. The concentration of the test solution was 20%, 40%, 60% and
100% extract in DMSO, ketoconazole as a positive control and negative control DMSO used.
Diameter were analyzed using one-way ANOVA statistical test. The results showed that
ethanol extracts of leaves pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) concentration of 60%, 80%,
and 100% have antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
Anticandida test concentration of ethanol extract of Centella asiatica leaf provides the
greatest inhibition zone is a concentration of 60%. The ethanol extract of leaves pegagan
(Centella asiatica (L) Urb.) qualitatively contains flavonoids, saponins and tannins.

Keywords : ethanol extracts of leaves pegagan (Centella asiatica (L) Urb.N, Staphylococcus
aureus, Eschericia coli, Candida albicans

PENDAHULUAN pertumbuhan atau bahkan dapat


mematikan bakteri dengan cara
Daun pegagan (Centella asiatica mengganggu metabolisme bakteri (Radji,
(L) Urb) diketahui mengandung senyawa 2011).
saponin, flavonoid, dan polifenol. Saponin Candida telah muncul sebagai
pada konsentrasi yang rendah dapat salah satu infeksi nosokomial yang paling
menyebabkan hemolisis sel darah merah. penting di seluruh dunia dengan angka
Saponin juga dapat mengakibatkan morbiditas, mortalitas dan pembiayaan
turunnya tegangan permukaan sehingga kesehatan yang bermakna.Infeksi jamur
pertumbuhan jamur dapat terhambat. telah muncul sebagai ancaman yang
Flavanoid merupakan senyawa fenol yang bermakna pada individu yang
berfungsi sebagai antibakteri dengan cara imunocompromised. Spesies Candida
membentuk senyawa kompleks terhadap adalah patogen jamur yang paling sering
protein ekstraseluler yang mengganggu (Simatupang, 2009).Kandidiasis terjadi di
integritas membran dan dinding sel. seluruh dunia dan menyerang segala usia,
Saponin mempunyai efek antibakteri baik laki-laki maupun wanita. Di
dengan bekerja merusak membran Indonesia, dilaporkan 84,1% penderita
sitoplasma, kemungkinan saponin AIDS yang disebabkan oleh Candidiasis
mempunyai efek sinergis dengan tanin oral (Maharani, 2012).
dalam merusak permeabilitas sel bakteri Penelitian Rachmawati et al (2010)
(Yudistira, 2013). menunjukkan bahwa fraksi kloroform
Penyakit infeksi dan diare ekstrak etanol daun pegagan mempunyai
merupakan jenis penyakit yang paling daya antibakteri tehadap Bacillus subtilis
banyak diderita oleh penduduk di negara dan Pseudomonas aeruginosa namun tidak
berkembang, seperti Indonesia. Bakteri memiliki daya antibakteri terhadap
merupakan salah satu mikroorganisme Staphylococcus aureus dan Eschericia
penyebab infeksi antara lain coli. Ekstrak etanol daun pegagan
Staphylococcus aureusdan bakteri yang (Centella asiatica (L) Urb)juga
menyebabkan penyakit diare adalah mempunyai aktivitas antijamur terhadap
Eschericia coli. Antibakteri merupakan jamur Candidaalbicans (Koeswardono,
suatu zat yang dapat mengganggu 1982).
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

Berdasarkan hal tersebut, peneliti Simplisia keringdihaluskan dan


ingin mengetahui aktivitas antibakteri diayak menggunakan ayakan ukuran 20/40
ekstrak etanol dari daun pegagan (Centella mesh. Serbuk simplisia sebanyak 60 gram
asiatica (L) Urb)terhadap pertumbuhan diremaserasi dengan etanol 70% sebanyak
bakteri Staphylococcus aureus dan 600 ml dilakukan pengadukan selama 1
Eschericia coli serta pengujian aktivitas jam kemudian didiamkan selama 24 jam.
anticandida terhadap Candida albicans. Setelah 24 jam disaring dengan kain
penyaring, remaserasi dilakukan sebanyak
METODOLOGI PENELITIAN 3 kali. Larutan yang diperoleh ditampung
dan diuapkan menggunakan rotary
Penelitian ini merupakan evaporator kemudian diangin-anginkan
eksperimen murni (true experiment) menggunakan kipas angin hingga
dengan desain penelitian Posttest Only diperoleh ekstrak kental.
Control Group Desain.
Uji Aktivitas Antibakteri
Instrumen Penelitian
Bahan 1. Pembuatan Larutan Ekstrak Etanol
Bahan utama yang digunakan dalam Daun Pegagan (Centella asiatica (L)
penelitian ini adalah daun pegagan Urb.)
(Centella asiatica (L) Urb). Bahan lain : Pembuatan larutan ekstrak dilakukan
Etanol 70%, DMSO (Dimethyl sulfoxide, dengan melarutkan ekstrak menggunakan
ketoconazole, NaCl 0,9% steril dari DMSO. Ekstrak dipekatkan dengan kadar
Otsuka, media agar (nutrient agar) dari 100% b/v dengan cara menimbang 4 gr
Merck, baku standart Mc. Farland p.a (108 ekstrak kental dan dilarutkan dalam 4 ml
CFU/ml), PDA (Potato Dextrose Agar). DMSO sebagai larutan stok, kemudian
Mikroba uji yang digunakan adalah diencerkan menjadi konsentrasi 20%,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, 40%, 60%, 80%, dan 100%.
jamur yang digunakan Candida albicans
yang diperoleh dari Balai Laboratorium 2. Pembuatan Larutan Kloramfenikol
Kesehatan Yogyakarta. Kloramfenikol digunakan sebagai
Alat kontrol positif. Kadar yang sensitif
Alat maserator, LAF, autoclave terhadap bakteri uji yaitu 30 µg.
(model 25x-2), inkubator (Memmert), dan Pembuatannya dengan 30 mg
jangka sorong. kloramfenikol dilarutkan dalam 10 ml
aquadest kemudian diambil 10 µl sehingga
Cara Kerja diperoleh kadar 30 µl.
Determinasi Tumbuhan
Determinasi tumbuhan pegagan 3. Uji Daya Antibakteri
(Centella asiatica (L) Urb.) dilakukan di Uji daya hambat bakteri dengan
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan metode sumuran (cup-plate technique).
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Petri yang telah dibagi menjadi 5 bagian
Yogyakarta. dibuat sumuran dengan diameter 6
mm.Konsentrasi ekstrak yang digunakan
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%, kontrol
Daun pegagan yang diperoleh dari positif (kloramfenikol) dan kontrol negatif
daerah Gunung Api Purba, Nglanggeran, (DMSO) masing-masing 10 µl
Patuk, Yogyakarta, ditimbang lalu dicuci menggunakan mikropipet. Petri kemudian
bersih kemudian dikeringkan. Pembuatan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C
ekstrak etanol daun pegagandengan dengan inkubator. Setelah 24 jam diamati
metode remaserasi
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

area jernih yang terbentuk dan diukur 2. Uji Identifikasi Saponin


sebagai zona hambat (mm). Ekstrak etanol daun pegagan
(Centella asiatika (L) Urb.) ditimbang 100
Uji aktivitas anticandida mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 10 ml air panas
1.Pembuatan seri konsentrasi kemudian didinginkan, setelah dingin
Ekstrak etanol daun pegagan dibuat dikocok selama 30 detik. Tabung
menjadi 3 konsentrasi, yaitu 20 %, 40 %, dibiarkan dalam posisi tegak selama 30
dan 60 %. Sebelumnya dibuat larutan stok menit, apabila buih terbentuk setinggi 1–
100 % yaitu dengan menimbang 1 gram 10 cm dari permukaan cairan, maka
ekstrak dilarutkan dengan DMSO hingga 1 menunjukkan adanya saponin dan bila
ml. kemudian diambil seri konsentrasi ditambah HCl 2N buih tidak hilang.
ekstrak. Seri konsentrasi 20 % dibuat
dengan melarutkan 200 mg ekstrak dalam 3. Uji Identifikasi Tanin
DMSO hingga 1 ml. Sedangkan kadar Ekstrak etanol daun pegagan
40% dan 60% masing-masing (Centella asiatika (L) Urb.) ditimbang 100
menggunakan 400 mg dan 600 mg ekstrak. mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
lalu ditambahkan FeCl3 10% sebanyak 5
2. Uji Aktivitas Anticandida ml kemudian dikocok, apabila cairan
Metode yang digunakan untuk uji berubah menjadi biru tua atau hijau
adalah metode difusi, dengan kehitaman maka menunjukkan adanya
menggunakan media Potato Dextrose tanin.
Agar (PDA) dengan cara sebanyak 100 µl
suspensi jamur diteteskan diatas media Pengolahan dan Analisis Data
PDA yang sudah mengeras dan kemudian
dibuat sumuran pada media yang tersedia. Analisis data menggunakan SPSS
Uji ini menggunakan Dimethyl sulfoxide pada derajat kepercayaan 95% (α =
(DMSO) sebagai kontrol negatif, 0,05)dengan uji statistikone way anova
ketokonazole 100 IU sebagai kontrol serta Mann – Whitney Test untuk
positif, ekstrak dengan kadar 20%, 40%, membandingkan rerata diameter daya
dan 60% yang dimasukkan ke dalam hambat yang dibentuk oleh masing-masing
media masing-masing sebanyak 10µl. konsentrasi ekstrak
Media diinkubasi selama 24 jam dengan
suhu 30⁰C. Area jernih mengindikasikan PEMBAHASAN
adanya hambatan pertumbuhan candida.
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dan
Uji Kualitatif Senyawa Aktif dari Ekstrak Anticandida
Etanol Daun Pegagan (Centella asiatika Pengujian aktivitas antibakteri
(L) Urb.) dengan Metode Fitokimia ekstrak etanol daun pegagan (Centella
asiatica (L) Urb.) menggunakan metode
1. Uji Identifikasi Flavanoid sumuran (cup-plate technique). Parameter
Ekstrak etanoldaun pegagan kemampuan zat uji yang berpotensi
(Centella asiatika (L) Urb.) ditimbang 100 sebagai antibakteri ditunjukkan dengan
mg, ditambahkan 10 ml metanol dalam terbentuknya zona jernih di sekeliling
tabung reaksi, kemudian dikocok selama sumuran yang telah diberi ekstrak dan
15 menit dan disaring. Filtrat yang kemudian diameter zona jernih tersebut
diteteskan pada kertas saring, setelah diukur. Hasil uji daya antibakteri ekstrak
kering diuapi amoniak pekat. Apabila etanol daun pegagan (Centella asiatica (L)
terbentuk warna kuning maka Urb.) dapat dilihat pada tabel 1 :
menunjukkan adanya flavanoid.
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

Tabel 1. Rata-rata diameter zona hambat S.aureusdan E.colioleh pengaruh ekstrak


etanol daun pegagan (Centella asiatica (L) Urb.)

S.aureus E.coli
Perlakuan Rata-rata Diameter Rata-rata Diameter
zona hambat (mm) ± SD zona hambat (mm) ± SD
20% 6,3 ± 0,1 6,47 ±
40% 6,67 ± 0,15 6,77 ±
60% 7,1 ± 0,2 7,1 ±
80% 8,67 ± 0,1 7,57 ±
100% 9,4 ± 0,1 8,47 ±
R 0,967 0,942

Hasil penelitian menunjukkanadanya analisis statistik menggunakan uji one-way


perbedaan aktivitas antibakteri antara anova dengan kepercayaan 95% dan nilai
bakteri Staphylococcus aureus dan α 0,05 untuk mengetahui perbedaan
Eschericia coli. Diameter zona hambat signifikan tiap ekstrak dalam menghambat
yang terbentuk lebih besar terhadap pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus
Staphylococcus aureus yang merupakan aureus dan Eschericia coli. Hasil uji
bakteri gram positif dibandingkan dengan ekstrak etanol daun pegagan (Centella
Eschericia coli yang merupakan bakteri asiatica (L) Urb.) terhadap bakteri
gram negatif. Hal ini disebabkan karena Staphylococcus aureus kadar 20% tidak
struktur pertahanan setiap kelompok menunjukkan adanya perbedaan signifikan
bakteri berbeda. dengan kontrol negatif karena memiliki
Selanjutnya dilakukan uji regresi nilai p-value 0,05 , sedangkan pada
untuk mengetahui hubungankadar ekstrak konsentrasi 40%, 60%, 80%, dan 100%
terhadap aktivitas antibakteri ekstrak menunjukkan adanya perbedaan yang
etanol daun pegagan.Uji regresi linier yang signifikan (adanya aktivitas antibakteri)
telah dilakukan menunjukkan persamaan bila dibandingkan dengan kontrol negatif
Y=0,041x+ 5,168 untuk kelompok bakteri dengan p-value<0,05. Hasil uji ekstrak
S. aureus, dan Y= 0,021x+6,02 untuk etanol daun pegagan (Centella asiatica (L)
kelompok bakteri E.coli. Nilai r hitung Urb.) terhadap bakteri Eschericia coli
dari persamaan regresi linier diperoleh dengan konsentrasi 20% dan 40% tidak
nilai r hitung untuk Staphylococcus menunjukkan adanya perbedaan signifikan
aureus 0,967 dan Eschericia coli 0,942. dengan kontrol negatif karena memiliki
Menurut tabel rproduct moment untuk 5 nilai p-value 0,05, sedangkan pada
data nilai r yang diperoleh harus lebih pengenceran konsentrasi 60%, 80%, dan
besar dari 0,878 dalam sampel taraf 100% menunjukkan adanya perbedaan
kepercayaan 0,05 (95%) (Sugiyono, 2012). yang signifikan (adanya aktivitas
Dari nilai r hitung yang diperoleh, semua antibakteri) bila dibandingkan dengan
nilai r di atas 0,878, sehingga dapat kontrol negatif dalam menghambat
disimpulkan bahwa dengan peningkatan pertumbuhan bakteri Eschericia
dosis ekstrak etanol daun pegagan colidengan p-value< 0,05.
(Centella asiatica (L) Urb.) dapat Hasil uji pada kontrol positif
meningkatkan aktivitas antibakteri. (kloramfenikol) memberi diameter zona
Data diameter zona hambat yang hambat yang lebih besar jika dibandingkan
telah diperoleh selanjutnya dilakukan dengan semua dosis ekstrak etanol daun
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) yang aktivitas antibakteri S.aureus dan E.coli
diujikan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji namun tidak ada perbedaan signifikan
statistik yang menunjukkan ada perbedaan antara konsentrasi 20% dengan 40%. Pada
signifikan antara kontrol positif dengan konsentrasi 20% dengan 60%, 20%
semua dosis uji dengan konsentrasi 20%, dengan 80%, 20% dengan 100%, 40%
40%, 60%, 80%, dan 100% dalam dengan 80%, 40% dengan 100% , 60%
menghambat pertumbuhan bakteri dengan 80%, 60% dengan 100%, dan 80%
Staphylococcus aureusdan Eschericia coli dengan 100% menunjukkan bahwa ada
karena memiliki nilai p-value< 0,05. perbedaan signifikan karena memiliki p-
Hasil uji statistik menunjukkan pada value< 0,05.
kadar 20% ekstrak sudah mempunyai

Tabel 2. Hasil Uji One-way Anova antar konsentrasi ekstrak etanol daun pegagan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

Perbandingan konsentrasi antar ekstrak S.aureus E.coli


p-value p-value
20% dengan 40% 0,511 0,803
20% dengan 60% 0,011* 0,110
20% dengan 80% 0,000* 0,002*
20% dengan 100% 0,000* 0,000*
40% dengan 60% 0,327 0,720
40% dengan 80% 0,000* 0,028*
40% dengan 100% 0,000* 0,000*
60% dengan 80% 0,000* 0,369
60% dengan 100% 0,000* 0,000*
80% dengan 100% 0,021* 0,012*
Catatan : tanda * menunjukkan ada perbedaan signifikan

Hasil Pengujian Aktivitas Antijamur digunakan adalah DMSO. Konsentrasi


Candida albicans ekstrak daun pegagan (Centella asiatica
Pengujian aktivitas anticandida (L) Urb.) yang digunakan adalah 20%,
menggunakan metode difusi.Kontrol 40%, dan 60%. Data zona hambat ekstrak
positif yang digunakan adalah terhadap Candida albicans ditunjukkan
kotokonazoledan kontrol negatif yang pada tabel 3.

Tabel 3. Data Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Pegagan terhadap Jamur Candida
albicans.
Perlakuan Zona Hambat Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Kontrol negatif 6 mm 6 mm 6mm 6mm
Kontrol positif 35,3 mm 26,10 mm 35,10 mm 35,30 mm
Konsentrasi 20% 7,5 mm 7 mm 7 mm 7,5 mm
Konsentrasi 40% 11 mm 7 mm 7,5 mm 11 mm
Konsentrasi 60% 11,5 mm 8 mm 8,5 mm 11,5 mm

Hasil uji aktivitas antijamur ekstrak terhadap jamur Candida albicans


etanol daun pegaganyang diujikan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

pegagandapat menghambat pertumbuhan terhadap kontrol negatifp-value<0,05. Hal


jamur Candida albicans. Adanya tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
perbedaan pengaruh ekstrak etanol daun etanol daun pegagan mampu menghambat
pegagan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Candida albicans dilakukan melalui uji Mann – Whiteney Test menunjukkan
statistik. Uji normalitas menggunakan uji bahwa perlakuan konsentrasi 20% dan
One-Sample Kolmogorov-SmirnovTest 40%, mempunyai perbedaan yang
didapat hasil data berdistribusi normal bermakna dalam menghambat
dengan p-value 0,60 > 0,05 namun tidak pertumbuhan jamur Candida albicans
memenuhi syarat homogenitas dengan p- terhadap kontrol positif yang memiliki
value 0,02 < 0,05. Hasil uji Kruskal- nilai signifikansi< 0,05.Pada konsentrasi
Wallismenunjukkan p-value 0,014> 0,05 60% didapat hasil uji 0,05, yang artinya
yang berarti terdapat perbedaan antar mempunyai perbedaan yang tidak
kelompok perlakuan.Untuk mengetahui bermakna jika dibandingkan dengan
nilai signifikansi pada masing-masing kontrol positif dalam menghambat
kelompok perlakuan dengan uji Mann- pertumbuhan jamur Candida albicans.
Whitney. Hasil ujiMann-Whitney Perbandingan hasil uji antar kelompok
menunjukkan perbedaan yang bermakna tersaji pada tabel 4.
antara kelompok perlakuan ekstrak

Tabel 4. Hasil Uji Mann – Whitneyperbandingan antar konsentrasi ekstrak etanol daun
pegagan
Perbandingan konsentrasi antar ekstrak etanol daun Nilai signifikansi
pegagan
20 % dengan 40 % 0,037
20 % dengan 60 % 0,037
40 % dengan 60 % 0,05

Tabel 4 menunjukkan adanya dengan metode fitokimia dilakukan secara


perbedaan yang bermakna antar ekstrak kimiawi sederhana atau reaksi warna.
etanol daun pegagan dalam menghambat Berdasarkan hasil uji kualitatif senyawa
pertumbuhan jamur Candida albicans. aktif secara kimia sederhana menunjukkan
Tetapi pada konsentrasi 40 % dengan 60 % bahwa ekstrak etanol daun pegagan
mempunyai nilai uji 0,05. Hal tersebut (Centella asiatica (L) Urb.) positif
dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang mengandung flavanoid, saponin, dan tanin
tidak bermakna antar ekstrak etanol daun .
pegagan dalam menghambat pertumbuhan Berdasarkan hasil uji fitokimia
jamur Candida albicans. Untuk zona secara kimiawi sederhana atau reaksi
hambat ektrak etanol daun pegagan warna (kualitatif), senyawa aktif daun
(Centella asiatica (L) Urb.) yang paling pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) yang
besar adalah pada konsentrasi 60%. memiliki efek antibakteri dan antijamur
adalah flavanoid, saponin, dan tanin
Hasil Uji Kualitatif Senyawa Aktif (Oryza, 2010). Dalam penelitian Yudistira
Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella et al (2013) menyatakan flavanoid
asiatica (L) Urb.) dengan Metode merupakan senyawa fenol yang berfungsi
Fitokimia sebagai antibakteri dengan cara
Analisis senyawa aktif yang membentuk senyawa kompleks terhadap
terkandung dalam ekstrak etanol daun protein ekstraseluler yang mengganggu
pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) integritas membran dan dinding sel.
Rina Widiastuti, Farisya Nurhaeni, Dian Luluk Marfuah, Galih Setyo Wibowo

Flavanoid juga bersifat desinfektan dan Persica) pada Berbagai Konsentrasi


bakteriostatik yang bekerja dengan cara terhadap Pertumbuhan Candida
mendenaturasi protein yang dapat albicans, Universitas Diponegoro.
menyebabkan aktivasi metabolisme sel
bakteri berhenti, selain itu, senyawa Oryza, M. 2010, Uji Aktivitas Antibakteri
flavanoid mempunyai kerja menghambat Ekstrak Etanol Daun Pegagan
enzim topoisomerase II pada bakteri yang (Centella asiatica (L) Urb.)
dapat merusak struktur DNA bakteri dan Terhadap Staphylococcus aureus dan
menyebabkan kematian. Saponin Escherichia colidengan Metode
mempunyai efek antibakteri dengan Bioautografi, Skripsi, UAD,
bekerja merusak membran sitoplasma, Yogyakarta.
kemungkinan saponin mempunyai efek
sinergis dengan tanin dalam merusak Rachmawati, F., Nuria, M.C., Sumantri.
permeabilitas sel bakteri (Yudistira, 2013). 2010, Uji Aktivitas Antibakteri
Saponin dapat meningkatkan permeabilitas Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol
membran sel bakteri sehingga dapat Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.)
mengubah struktur dan fungsi membran, serta Identifikasi Senyawa Aktifnya,
menyebabkan denaturasi protein membran Skripsi, UNWAHAS, Semarang, dan
sehingga membran sel akan rusak dan lisis. UGM, Yogyakarta.
Saponin yang terkandung di dalam
tanaman pegagan dapat mengakibatkan Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi
turunnya tegangan permukaan sehingga Panduan Mahasiswa Farmasi dan
pertumbuhan jamur dapat terhambat. Kedokteran, Jakarta,Buku
Tanin juga dapat merusak membran sel, Kedokteran EGC
mengkerutkan dinding sel sehingga
mengganggu permeabilitas sel yang Simatupang, M.M. 2009, Candida
mengarah pada kematian (Ajizah, 2004). albicans , Departemen mikrobiologi,
Fakultas Kedokteran USU, related:
KESIMPULAN repository, di akses pada 17
Desember 2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (17:31)<http://usu.ac.id/bitstream/12
ekstrak etanol daun pegagan (Centella 3456789/1935/1/09E01452.pdf
asiatica (L) Urb.) dari konsentrasi 60%, jurnal pdf tentang candida albicans>.
80%, dan 100% memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus Yudistira, F. A., Sri, M., Pratiwi, T. 2013,
aureus dan Eschericia coli. Hasil uji Potensi Antimikroba Ekstrak Air
anticandida konsentrasi ekstrak etanol Daun Kelor (Moringa oeifera)
daun pegagan yang memberikan zona terhadap Salmonella enteridis (SP-
hambat paling besar adalah konsentrasi 1-PKH) secara In Vitro, Program
60%. Studi Dokter Hewan, Program
Kedokteran Hewan, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Brawijaya

Ajizah, A., 2004, Sensititivitas Salmonella


typhimuriumterhadap Ekstrak Daun
Psidium guajava L, Bioscientiae,
vol. I, no. 1.

Maharani, S. 2012, Pengaruh Pemberian


Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora
Jarwati Susiloningsih, Resmi Aini
Jarwati Susiloningsih, Resmi Aini

Anda mungkin juga menyukai