Anda di halaman 1dari 6

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR

(LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

Nurhidayati Febriana, Fajar Prasetya, Arsyik Ibrahim


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: nurhidayatifebriana@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan mikroba Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida


albicans dan Malassezia furfur. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan
menggunakan metode difusi agar, dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%
untuk ekstrak metanol. Pada fraksi etil asetat dan n-butanol konsentrasi yang digunakan
10%, 20%, 30% dan 40% untuk kedua bakteri sedangkan konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%
dan 20% untuk kedua jamur. Hasil penelitian aktivitas antimikroba yang memiliki daya
bunuh terbesar pada ekstrak metanol pada konsentrasi 20% untuk Staphylococcus aureus,
untuk Escherichia coli, Candida albicans dan Malassezia furfur pada konsentrasi 25%.
Pada fraksi etil asetat untuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi
30%, untuk Candida albicans dan Malassezia furfur pada konsentrasi 15%. Pada fraksi n-
butanol untuk Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20%, untuk Escherichia coli pada
konsentrasi 30%, untuk Candida albicans dan Malassezia furfur pada konsentrasi 20%
dan 15%.

Kata Kunci: Antimikroba, Langerstroemia Speciosa (L.) Pers

PENDAHULUAN coli dapat menyebabkan diare, kram


Tanaman bungur dapat perut yang parah, dan demam (Djide dan
ditemukan di hutan jati, baik di tanah Sartini, 2008).
gersang maupun di tanah subur hutan Candida albicans dianggap
heterogen berbatang tinggi. Daun bungur species jamur terpatogen dan menjadi
mengandung senyawa saponin, flavanoid penyebab utama kadidiasis. Candida
dan tanin (Dalimartha, 2001). Daun albicans tumbuh sebagai ragi bertunas.
bungur sejak lama digunakan masyarakat Candida albicansdapat menyebabkan
untuk pengobatan kencing batu, kencing keputihan, menimbulkan rasa gatal pada
manis dan tekanan darah tinggi kulit, dalam mulut biasanya terdapat
(Dalimartha, 2001). Sampai saat ini bercak berwarna putih menempel pada
belum banyak penelitian mengenai lidah dan pinggiran mulut sering
aktivitas antimikroba yang dimiliki oleh menimbulkan nyeri(Jawetz, 2005).
daun bungur. Malassezia furfurmerupakan
Staphylococcus aureus adalah flora normal dan terdapat pada mukosa
bakteri gram positif, merupakan bagian dan kulit. Jamur ini berupa kelompok sel
terbesar dari flora normal manusia bulat, bertunas dan berdinding sel.
(Djide, 2008). Staphylococcus aureus Malassezia furfur biasanya
bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit kulit yaitu panu
menimbulkan infeksi bernanah dan abses (Jawetz, 2005).
(Entjang, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk
Escherichia coli merupakan gram mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak
negatif berbentuk batang. Escherichia daun bungur terhadap mikroba

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 45


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Bungur (Langerstroemia speciosa (L.) Pers)

Staphylococcus aureus, Escherichia coli dilakukan dengan metode difusi agar


dan Candida albicans, Malassezia dengan menggunakan medium NA dan
furfur. PDA. Suspensi bakteri dari pengenceran
1 : 40 sedangkan suspensi jamur dari
METODE PENELITIAN pengenceran 1 : 10 sebanyak 0,02 mL
dicampur dengan 10 ml medium NA dan
Bahan PDA di dalam botol pengencer, digojog
Bahan yang diteliti adalah agar homogen kemudian dituang ke
simplisia daun bungur. Pelarut yang dalam cawan Petri. Ditunggu hingga
digunakan untuk ekstraksi dan fraksinasi medium padat. Paperdisc dicelupkan di
adalah metanol, n-heksan, etil asetat dan dalam larutan uji ekstrak dan didiamkan
n-butanol. Mikroba uji yang digunakan beberapa saat, lalu diletakkan di atas
adalah Staphylococcus aureus, permukaan medium NA dan PDA yang
Escherichia coli, Candida albicans dan telah padat, dan diinkubasi pada suhu
Malassezia furfur. Medium yang 37°C selama 24 jam. Kontrol negatif
digunakan adalah Nutrient Agar (NA) menggunakan paperdisc yang telah
dan Potato Dextrose Agar (PDA), NaCl dicelupkan di dalam air suling sebagai
sebagai pensuspensi mikroba uji, air pelarut ekstrak daun bungur.
suling sebagai pelarut ekstrak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peralatan Hasil penelitian menunjukkan
Peralatan yang digunakan dalam bahwa larutan uji ekstrak daun bungur
penelitian ini antara lain bejana maserasi, memiliki aktivitas antimikroba terhadap
rotary evaporator (büchi rotavapor R- Staphylococcus aureus, Escherichia coli
200), waterbath (Wisebath), timbangan dan Candida albicans, Malassezia furfur
analitik (Mettler toledo AL204), cawan yang ditandai dengan adanya zona bunuh
porselin, labu ukur, stirer, mikro pipet, di sekitar paper disc.
tabung reaksi, autoklaf (All American), Kontrol negatif yang digunakan
oven (Mammet), inkubator (Mammet), adalah air suling yang digunakan sebagai
cawan petri, erlenmeyer, spoit injeksi pembanding untuk membuktikan ada
(One Med®), botol pengencer dan alat atau tidaknya aktivitas antimikroba pada
penunjang lainnya. ekstrak daun bungur. Pada kontrol
negatif yaitu air suling tidak terbentuk
Prosedur Penelitian
zona bunuh di sekitar paper disc
Pengujian aktivitas antimikroba,
sehingga membuktikan bahwa ekstrak
terlebih dahulu dilakukan sterilisasi alat
daun bungur memilki aktivitas
dan bahan yang digunakan dalam
antimikroba yang ada merupakan
autoklaf pada suhu 121°C. Media
aktivitas dari ekstrak uji yang digunakan
pembenihan NA dan PDA disterilkan
bukan pengaruh dari pelarut (air suling)
dengan autoklaf terlebih dahulu sebelum
yang digunakan. Pengujian aktivitas
digunakan. Mikroba uji ditanamkan
antimikroba yang digunakan pada
diatas permukaan agar miring yang telah
ekstrak methanol untuk keempat
memadat dalam tabung reaksi dan
mikroba konsentrasi uji yang digunakan
diinkubasi pada inkubator selama 24 jam
yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%.
pada suhu 37°C. Setelah 24 jam
Pada fraksi etil asetat dan n-butanol
dilakukan pengenceran pada bakteri uji
untuk bakteri uji konsentrasi yang
dengan ditambahkan NaCl 0,9% hingga
digunakan yaitu 10%, 20%, 30% dan
didapatkan pengenceran bakteri uji 1 : 40
40%, untuk jamur uji konsentrasi yang
sedangkan untuk jamur uji didapatkan
digunakan yaitu 1%, 5%, 10%, 15% dan
pengenceran 1 : 10. Aktivitas
20%.
antimikroba ekstrak daun bungur

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 46


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Bungur (Langerstroemia speciosa (L.) Pers)

a b c d

e f g h

i j k l

Gambar 1. Uji antimikroba ekstrak dan fraksi daun bungur terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan Candida albicans, Malassezia furfur.
Ekstrak pekat metanol terhadap bakteri (a) Escherichia coli, (b)
Staphylococcus aureus, (c) jamur Candida albicans, (d) jamur Malassezia
furfur. Fraksi etil asetat pada bakteri (e) Escherichia coli, (f) Staphylococcus
aureus, (g) jamur Malassezia furfur, (h) jamur Candida albicans. Fraksi n-
butanol pada bakteri (i) Escherichia coli, (j) Staphylococcus aureus, (k) jamur
Malassezia furfur, dan (l) jamur Candida albicans.

Tabel 1. Data aktivitas antimikroba ekstrak metanol daun bungur


Rerata Diameter Zona Bunuh (mm)
Sampel
Konsentrasi Staphylococcus Escherichia Candida Malassezia
Uji
aureus coli albicans furfur
10% 3,41 2,82 2,82 2,47
15% 4,15 3,34 3,67 3,44
Ekstrak
20% 5,34 3,87 4,11 3,39
Metanol
25% 4,36 4,13 6,08 3,55
30% 3,29 3,14 5,56 3,28
Kontrol
- - - - -
negatif

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 47


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Bungur (Langerstroemia speciosa (L.) Pers)

Tabel 2. Data aktivitas antimikroba fraksi etil asetat daun bungur pada mikroba
Rerata Diameter Bunuh (mm) Terhadap Mikroba uji
Sampel Uji Konsentrasi Staphylococcus Escherichia Candida Malassezia
aureus coli albicans furfur
10% 3,33 2,58 - -
20% 4,98 5,10 - -
30% 5,71 6,03 - -
40% 4,38 3,93 - -
Fraksi Etil
1% - - 0,25 1,36
Asetat
5% - - 2,67 2,76
10% - - 4,08 2,70
15% - - 4,13 4,20
20% - - 3,60 3,57
Kontrol - - - - -
Negatif

Hasil pengujian dari aktivitas digunakan merupakan ekstrak kasar yang


antimikroba ekstrak methanol dan fraksi kelarutan senyawa antimikroba banyak
daun bungur dapat dilihat pada Gambar belum maksimal, sehingga aktivitasnya
1. tidak maksimal pula.
Aktivitas antimikroba yang
Aktivitas Ekstrak Metanol Daun memiliki zona bunuh terbesar untuk
Bungur bakteri Staphylococcus aureus pada
Data yang menunjukkan zona konsentrasi 20%, untukEscherichia coli,
bunuh yang terbentuk dari hasil aktivitas Candida albicans dan Malassezia
Ekstrak metanol daun bungur pada furfurpada konsentrasi 25%.
mikroba uji dapat terlihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar Aktivitas Fraksi Etil Asetat Daun
1 menunjukkan aktivitas zona bunuh Bungur
ekstrak metanol terdapat perbedaan Data yang menunjukkan zona
besarnya daya bunuh untuk masing- bunuh yang terbentuk dari hasil aktivitas
masing konsentrasi ekstrak metanol daun fraksi etil asetat daun bungur pada
bungur diduga disebabkan perbedaan mikroba uji dapat terlihat pada Tabel 2.
besarnya kandungan zat aktif pada Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan
masing-masing konsentrasi. Pada aktivitas zona bunuh fraksi etil asetat
pengujian ini digunakan metode difusi terdapat perbedaan besarnya daya bunuh
sehingga kemungkinan pada konsentrasi untuk masing-masing diduga karena
yang cukup besar yang berarti semakin jumlah zat dalam ekstrak yang terlarut
pekat zat aktif akan mempengaruhi optimal sehingga proses difusi ke media
penyerapan zat aktif melalui paperdisc agar juga maksimal. Hal ini
dimana semakin tinggi konsentrasi menyebabkan daya bunuh fraksi
penyerapan zat aktif pun berkurang, terhadap bakteri uji semakin kuat.
dengan peningkatan konsentrasi ini dapat Sedangkan terjadinya penurunan grafik
terjadi perubahan pH, dimana pada pH diduga karena zat antimikroba
tersebut terjadi pertumbuhan mikroba mengalami penurunan atau kejenuhan
yang optimum sehingga daya bunuh sehingga berperngaruh terhadap
ekstrak uji pun menurun. Selain itu kemampuan dalam membunuh mikroba
penurunan daya bunuh kemungkinan uji. Kejenuhan disini maksudnya yaitu
disebabkan karena ekstrak yang zat antimikroba berada pada titik paling

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 48


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Bungur (Langerstroemia speciosa (L.) Pers)

optimum dalam memberikan efek Aktivitas antimikroba yang


aktivitas dalam membunuh mikroba memiliki zona bunuh terbesar untuk
sehingga zona yang dihasilkan menurun bakteri Staphylococcus aureus dan
tidak sebesar zona yang dihasilkan pada Escherichia coli pada konsentrasi 30%,
konsentrasi sebelumnya.Terjadinya untuk Candida albicans dan Malassezia
kejenuhan pada ekstrak dan fraksi furfurpada konsentrasi 15%.
diduga karena adanya pengaruh dari
metabolit sekunder yaitu golongan Aktivitas Fraksi n-Butanol Daun
flavanoid, tanin, dan saponin yang Bungur
terdapat pada konsentrasi tersebut Data yang menunjukkan zona
sehingga mempengaruhi kerja dari bunuh yang terbentuk dari hasil aktivitas
fraksi. Ekstrak n-butanol daun bungur pada
mikroba uji dapat terlihat pada Tabel 3.

Rerata Diameter Bunuh (mm) Terhadap Mikroba uji


Sampel Uji Konsentrasi Staphylococcus Escherichia Candida Malassezia
aureus coli albicans furfur
10% 2,56 2,68 - -
20% 4,56 3,60 - -
30% 4,12 4,09 - -
40% 3,75 3,67 - -
Fraksi
1% - - 0,51 1,31
n-butanol
5% - - 2,41 2,17
10% - - 3,12 3,29
15% - - 3,64 3,77
20% - - 5,43 3,61
Kontrol
- - - -
Negatif

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan Kejenuhan disini maksudnya yaitu zat


aktivitas zona bunuh fraksin n-butanol antimikroba berada pada titik paling
terdapat perbedaan besarnya daya bunuh optimum dalam memberikan efek
untuk masing-masing konsentrasi diduga aktivitas dalam membunuh mikroba
disebabkan oleh kecepatan difusi zat sehingga zona yang dihasilkan menurun
aktif. Pada umumnya, diameter zona tidak sebesar zona yang dihasilkan pada
bunuh cenderung meningkat sebanding konsentrasi sebelumnya.
dengan meningkatnya konsentrasi Aktivitas antimikroba yang
ekstrak, hal ini terjadi pada jamur memiliki zona bunuh terbesar untuk
Candida albicans semakin tinggi bakteri Staphylococcus aureuspada
konsentrasi semakin besar pula zona konsentrasi 20%, untuk Escherichia coli
bunuh yang terbentuk.Tetapi hal ini tidak 30%, untuk Candida albicans dan
pada Escherichia coli, Staphylococcus Malassezia furfurpada konsentrasi 20%
aureus, Malassezia furfur terjadi dan 15%.
penurunan zona bunuh hal ini diduga
karena zat antimikrobamengalami
penurunan atau kejenuhan sehingga
berperngaruh terhadap kemampuan
dalam membunuh mikroba uji.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 49


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Bungur (Langerstroemia speciosa (L.) Pers)

KESIMPULAN 2. Djide, N dan Sartini. 2008. Analisis


Ekstrak metanol, fraksi etil asetat Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium
dan n-butanol daun bungur Mikrobiologi Farmasi Fakultas
(Langerstroemia speciosa (L.) Pers) Farmasi Universitas Hasanuddin:
memiliki aktivitas antimikroba dalam Makasar
membunuh pertumbuhan mikroba 3. Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Parasitologi. PT. Citra Aditya
Candida albicans dan Malassezia furfur. Bakti: Bandung
4. Jawetz. E., J. Melnick, L. Adelberg,
DAFTAR PUSTAKA E.A. 2005. Mikrobiologi Untuk
Profesi Kesehatan. Terjemahan
1. Dalimartha Setiawan. 2001. Atlas Huriati dan Hartanto. Penerbit Buku
Tumbuhan Obat Indonesia. KedokteranEGC: Jakarta
PT.Pustaka Pembangunan Nusantara:
Jakarta

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 2. 50


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai