Anda di halaman 1dari 9

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal.

cal Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) dalam Hand Sanitizer
terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus

Dinsella Noviyanti Taotoshe Go1, Prisca Deviani Pakan2, Elisabeth Levina Sari
Setianingrum3, Efrisca Meliyuita Damanik4
1
Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
2
Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
3
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana
4
Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana

ABSTRAK
Latar Belakang: Menjaga kebersihan telah menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh
masyarakat luas. Melakukan hal kecil seperti membiasakan diri dalam mencuci tangan dapat
menyelamatkan banyak orang dari penyakit menular, terutama COVID-19. Kebiasaan
menggunakan hand sanitizer bisa menjadi alternatif yang mudah dalam cara membersihkan tangan.
Penelitian ini memanfaatkan daun sirih sebagai bahan utama pembuatan hand sanitizer.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak infusa daun sirih
(Piper betel l.) pada formulasi hand sanitizer terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan post-test only
control design. Ekstrak daun sirih diambil dengan metode infusa menggunakan pelarut akuades
selama 15-20 menit pada suhu 90oC. Formulasi hand sanitizer terdiri atas konsentrasi 30%, 35%,
dan 40% yang kemudian diuji terhadap aktivitas Staphylococcus aureus dengan pengulangan
sebanyak lima kali untuk setiap kelompok. Analisis data menggunakan Uji Kruskal-Wallis dengan
uji post-test Mann-Whitney.
Hasil: Hasil pengujian potensi antibakteri ekstrak daun sirih pada formulasi hand sanitizer
terhadap bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa formulasi tersebut memiliki potensi
antibakteri. Analisis Uji Kruskal-Wallis diperoleh hasil nilai p = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05
yang artinya terdapat perbedaan rerata diameter zona hambat yang dignifikan antara kelompok
perlakuan.
Kesimpulan: Ekstrak daun sirih (Piper betel l.) dalam hand sanitizer memiliki potensi antibakteri
terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus.

Kata Kunci: Piper betel l. di NTT, Hand sanitizer, Antibakteri.

PENDAHULUAN protozoa yang ditransmisikan melalui udara,


makanan, atau feses manusia. Kebiasaan
Menjaga kebersihan telah menjadi hal orang-orang untuk menyentuh wajah,
penting yang harus dilakukan oleh makanan, permukaan benda, maka tangan
masyarakat luas. Melakukan hal kecil seperti menjadi peranan penting dalam penyebaran
membiasakan diri dalam mencuci tangan penyakit.
dapat menyelamatkan banyak orang dari
penyakit menular. Penyakit menular ini bisa Kebiasaan menggunakan hand
disebabkan oleh bakteri, virus, atau patogen sanitizer bisa menjadi alternatif yang mudah

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 241


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

dalam cara membersihkan tangan. Ada Saat ini banyak penelitian yang
perbedaan yang dapat ditemukan antara memanfaatkan daun sirih sebagai bahan
mencuci tangan dengan sabun dengan utama pembuatan hand sanitizer. Penelitian
menggunakan hand sanitizer. Sabun hanya ini ingin mengambil tujuan untuk
berguna untuk menyingkirkan kuman dari mempelajari efektivitas ekstrak daun sirih
tangan, namun hand sanitizer bekerja untuk sebagai bahan utama pembuatan hand
membunuh kuman pada kulit. Hand sanitizer sanitizer berbentuk gel.
merupakan pilihan yang cocok dan efisien
ketika tidak ada akses ke area cuci tangan, *corresponding author
Dinsella Noviyanti Taotoshe Go
sulit menemukan tempat yang bersih, atau
megumihanachii@gmail.com
saat sedang bepergian. Hand sanitizer dapat
bekerja dengan baik apabila digunakan METODE PENELITIAN
dengan benar. Menurut Center for Disease
Control (CDC), saat menggunakan hand Penelitian ini dilaksanakan di
sanitizer, kedua tangan harus digosok selama Laboratorium Fakultas Kedokteran dan
kurang lebih 20 detik hingga kering agar Kedokteran Hewan Universitas Nusa
hand sanitizer dapat bekerja secara optimal. Cendana, Kupang pada Maret hingga Juli
Tidak dianjurkan untuk menyentuh pakaian 2022. Penelitian ini merupakan penelitian
atau benda lainnya apabila tangan masih true experimental dengan pendekatan
dalam keadaan basah, agar kuman tidak posttest only control group.
menempel pada permukaan tangan kembali
Daun sirih (Piper betel l.) diperoleh di
setelah penggunaan hand sanitizer.
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Daun sirih dikenal mengandung bahan Sampel Staphylococcus aureus diambil dari
antiseptik. Daun sirih secara tradisional Badan Pengawasan Obat dan Makanan
digunakan dengan cara direbus dalam air (BPOM) Kota Kupang. Sampel daun sirih
mendidih untuk membersihkan bagian tubuh, terbagi menjadi tiga kelompok dengan
atau ditumbuk hingga halus kemudian konsentrasi 30%, 35%, 40%, kontrol negatif
dilumuri di atas luka. Diketahui pula pada yaitu akuades steril, dan kontrol positef
daun sirih mengandung hidroksi kavikol, menggunakan etanol 70%. Pembuatan
kavibetol, estradiol, eugenol, metil eugenol, ekstrak dilakukan dengan metode infusa.
karvakrol, terpenes, sesquiterpenes, Daun sirih yang sudah kering kemudian
fenilpropan, kadinen, alil katekol, p-cymene, dihaluskan dan dipanaskan dengan pelarut
kariofilen, dan sitosterol. Metabolit pada akuades steril selama 15-20 menit pada suhu
daun sirih yang diketahui memiliki bahan 90oC. Formulasi hand sanitizer ekstrak daun
antibiotik adalah kavikol dan alilpirokatekol. sirih dibuat dengan formulasi sesuai dengan
Ekstrak daun sirih dapat diolah menjadi Tabel 1.1.
bahan antiseptik dan sudah menunjukkan
aktivitas antibakteri yang baik.
Staphylococcus aureus seringkali digunakan
sebagai indikator higienitas, untuk
mengurangi kemungkinan adanya infeksi Tabel 1. 1 Formulasi Hand Sanitizer
bakteri melalui kontak langsung, terutama Bahan Fungsi F1 F2 F3
transmisi dari tangan dikarenakan bagaimana Ekstrak Infusa Bahan aktif 30 35 40
S. aureus dikenal sebagai floral normal pada Piper betel l.
manusia sehat. Karbomer Gelling agent 0.5 0.5 0.5

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 242


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

Propilen Stabilisator 5 5 5 sudah dikeringkan dan dihaluskan akan


Glikol direndam dalam air panas dengan suhu 90oC
Gliserin Pelembab 10 10 10
Metil paraben Pengawet 0.1 0.1 0.1
selama 15 hingga 20 menit dengan dilakukan
TEA Bahan alkalisasi 2 2 2 pengadukan berkala agar senyawa dalam
Etanol Kosolven 5 5 5 tanaman yang dibutuhkan dapat diekstraksi
Akuades Pelarut Ad Ad Ad secara merata. Cairan pelarut yang digunakan
100% 100% 100% adalah akuades steril. Alasan pemilihan
Suspensi bakteri Staphylococcus akuades steril sebagai cairan pelarut adalah
aureus dibuat menggunakan NaCl 0,9% dan karena teknik ekstraksi yang menggunakan
1-2 ose bakteri sampai mencapat standar 0,5 suhu tinggi serta kemampuan air yang dapat
Mc Farland. Kemudian uji antibakteri melarutkan zat aktif yang luas. Setelah
dilakukan dengan cara menggunakan kapas campuran direbus hingga waktu yang
lidi untuk mengambil suspensi dari tabung ditentukan, campuran kemudian disaring
reaksi. Kapas lidi kemudian dioleskan pada hingga diperoleh cairan ekstrak kental
permukaan Mueller Hinton Agar (MHA) dengan konsentrasi tinggi.
yang sudah mengeras pada cawan petri.
Kertas cakram yang sudah direndam ke tiap Ekstrak daun sirih (Piper betel l.)
konsentrasi kemudian diletakkan pada cawan kemudian dilakukan uji fitokimia untuk
petri menggunakan pinset steril. Cawan petri melihat kandungan metabolit sekunder apa
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama saja yang terkandung dalam ekstrak. Hasil tes
24 jam. Proses ini diulang sebanyak lima kali fitokimia yang dilakukan menunjukkan
untuk setiap konsentrasi, kontrol negatif, dan kandungan senyawa alkaloid, flavonoid,
kontrol positif. Pengukuran zona hambat terpenoid, dan tanin. Penelitian dari Sundang
dilakukan menggunakan jangka sorong. (2012) juga menunjukkan hasil yang sama
bahwa kandungan fitokimia yang terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN pada ekstrak daun sirih (Piper betel l.) adalah
Penelitian ini menguji potensi ekstrak tanin dan flavonoid. Penelitian dari Rukmini
daun sirih (Piper betel l.) sebagai bahan aktif (2020) pun menyatakan adanya senyawa
hand sanitizer, serta melihat adanya zona alkaloid, flavonoid, tanin, dan terpenoid pada
hambat yang ditandai dengan daerah yang ekstrak daun sirih. Penelitian lain dari
tidak ditumbuhi bakteri di sekitar kertas Syahidah (2017) menyatakan bahwa
cakram. Bakteri uji yang digunakan dalam ditemukan pula senyawa saponin pada
penelitian ini adalah Staphylococcus aureus. ekstrak daun sirih (Piper betel l.) yang
Pada tabel di atas dilihat bahwa ekstrak daun ditunjukkan dengan terbentuknya busa yang
sirih (Piper betel l.) dalam hand sanitizer persisten setelah ekstrak dikocok selama 30
menghasilkan zona hambat bakteri terhadap detik, yang tidak ditemukan pada penelitian
Staphylococcus aureus, serta memiliki hasil ini. Hal ini dapat disebabkan oleh pemilihan
yang berbanding lurus dengan peningkatan zat pelarut yang digunakan dalam penelitian
kadar konsentrasi dalam formulasi hand ini, yaitu pelarut akuades.
sanitizer. Akuades memiliki karakteristik
Penelitian ini dilakukan proses molekul polar, yaitu molekul yang memiliki
ekstraksi yang bertujuan untuk memisahkan muatan listrik dan juga memiliki gaya
bahan aktif yang diperlukan dari tanaman elektrostatis. Molekul nonpolar memiliki
herbal. Proses ekstraksi yang digunakan karakteristik yang berbanding terbalik
adalah teknik infusa, dimana tanaman yang dengan molekul polar, dimana molekul
tersebut tidak bermuatan listrik, sehingga

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 243


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

tidak ditemukannya gaya elektrostasis. dengan cara denaturasi protein sel. Saponin
Prinsip like dissolves like diterapkan dalam juga memiliki karakteristik yang sama
penggunakan pelarut dalam proses ekstraksi, dengan deterjen, sehingga efek antibakteri
dimana senyawa nonpolar akan mudah larut saponin lainnya adalah mengganggu
dalam larutan nonpolar. Hal sebaliknya juga tegangan permukaan dinding sel bakteri serta
diterapkan; senyawa polar pula mudah larut menurunkan permeabilitas membran bakteri.
dalam larutan polar. Saponin merupakan Efek lain yang diberikan saponin terhadap sel
senyawa yang terdiri dari gugus polar bakteri adalah terganggunya kestabilan
(glikon) dan nonpolar (sapogenin), sehingga membran sitopasma dan menyebabkan
saponin memiliki sifat aktif permukaan yang kebocoran sitoplasma hingga kematian sel.
dapat menimbulkan busa apabila dikocok Kriteria daya antibakteri menurut Pan
dalam air. Metode ekstraksi infusa yang (2009) adalah sebagai berikut; diamenter
digunakan dalam penelitian ini menggunakan zona hambat kurang atau sama dengan 3 mm
pelarut akuades steril yang merupakan dikategorikan lemah, diameter zona hambat
senyawa polar yang hanya mampu 3-6 mm dikategorikan sedang, dan diameter
melarutkan glikon dari senyawa saponin. zona hambat lebih dari 6 mm dikategorikan
kuat. Menurut kriteria tersebut maka
Kemampuan antibakteri dari ekstrak berdasarkan tabel hasil pengkuran rata-rata
daun sirih (Piper betel l.) didapat dari diameter zona hambat ekstrak daun sirih
senyawa fitokimia yang terlarut, yaitu (Piper betel l.) sebagai bahan aktif hand
alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, dan sanitizer terhadap pertumbuhan
fenol. Senyawa alkaloid memiliki efek Staphylococcus aureus pada konsentrasi 40%
antimikroba yang dapat merusak sktuktur (4,368 mm) dikategorikan sedang, konsetrasi
membran sel bakteri, mempengaruhi fungsi 35% (1,59 mm) dikategorikan lemah,
DNA, dan menginhibisi sintesis protein. konsentrasi 30% (1,3 mm) dikategorikan
Flavonoid juga dikenal dengan efeknya lemah, kontrol (-) dikategorikan lemah
yang mengganggu proses karena diameter zona hambat yang dihasilkan
perkembangbiakkan mikroorganisme adalah 0, serta kontrol (+) yang
patogen yang luas, seperti menginhibisi menggunakan alkohol dikategorikan sedang
sintesis asam nukleat, menghambat fungsi karena diameter zona hambat yang dihasilkan
membran sitoplasma, menginhibisi adalah sebesar 4,629 mm (Tabel 1.2). Hasil
pembentukan membran sel, dan mengganggu pengujian potensi antibakteri ekstrak daun
metabolisme energi bakteri. Tanin memiliki sirih (Piper betel l.) sebagai bahan aktif hand
kemampuan untuk masuk melalui dinding sel sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus
bakteri hingga membran terdalam, kemudian aureus menunjukkan bahwa ekstrak daun
menghambat metabolisme sel, yang berakhir sirih memiliki potensi antibakteri. Hal ini
dengan hancurnya sel bakteri. Mekanisme sejalan dengan penelitian dari Veranita
kerja terpenoid adalah dengan cara bereaksi (2021) memiliki hasil yang serupa mengenai
dengan porin pada membran luar dinding sel adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak daun
bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sirih terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
sehingga mengurangi permeabilitas dinding Penelitian lain dari Nayaka (2021) mengenai
sel bakteri. uji antibakteri dan antijamur dari ekstrak
Senyawa yang terkandung dalam daun sirih yang diolah secara tradisional
ekstrak daun sirih yang juga memiliki efek menunjukkan bahwa adanya fungsi
antibakteri adalah saponin. Saponin bekerja antibakteri serta antijamur.

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 244


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

Tabel 1. 2 Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) dalam Hand Sanitizer terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

Diameter Zona Hambat (mm)


Konsentras
Rata-
i ekstrak Replika 1 Replika 2 Replika 3 Replika 4 Replika 5 Potensi
rata
Kontrol (+) 5,07 3,35 4,475 4,35 5,9 4,629 Sedang
Kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 -
30% 1,95 0,85 1,6 0,55 1,55 1,3 Lemah

35% 1,3 1,3 2,15 0,9 2,3 1,59 Lemah


40% 6,825 6,05 4,55 1,65 2,765 4,368 Sedang

perbandingan kelompok perlakuan yang tidak


memiliki perbedaan rerata yang
Data hasil penelitian yang telah signifikan atau nilai p > 0,05 yaitu
dilakukan selanjutnya dioleh menggunakan perbandingan antara konsentrasi 30% dengam
uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji 35% dan konsentrasi 40% dengan kontrol (+),
Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney. sedangkan perbandingan kelompok perlakuan
Uji One Way ANOVA tidak dapat dilakukan yang memiliki perbedaan rerata yang
dalam penelitian ini dikarenakan persyaratan signifikan atau nilai p < 0,05 yaitu
yang harus dipenuhi untuk menggunakan uji perbandingan antara kontrol (-) dengan
tersebut adalah data yang homogen. Uji kontrol (+), kontrol (-) dengan konsentrasi
Shapiro-Wilk digunakan sebagai uji 30%, kontrol (-) dengan konsentrasi 35%,
normalitas dalam penelitian ini karena sampel kontrol (-) dengan konsentrasi 40%,
yang digunakan kurang dari 50. Hasil uji konsentrasi 30% dengan 40%, dan
normalitas menunjukkan bahwa data konsentrasi 35% dengan 40% dengan nilai p
terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05. Uji < 0,05 (Tabel 1.3).
homogenitas kemudian dilakukan dengan uji
Levene, dan didapatkan bahwa data tidak Tabel 1. 3 Uji Post Hoc Mann-Whitney Diameter
homogen dengan nilai p sebesar 0,011. Zona Hambat
Selanjutnya hasil uji Kruskal Wallis Kelo Kontro Kontro
dilakukan dan didapatkan nilai p = 0,001, 30% 35% 40%
mpok l (+) l (-)
lebih kecil dari α = 0,05, sehingga H0 ditolak Kontr
- - - -
dan H1 diterima dengan pernyataan bahwa ol (+)
adanya perbedaan rerata diameter zona Kontr
ol 0,005 - - -
hambat yang signifikan antara kelompok (-)
perlakuan. 30% 0,009 0,005 - -
Data yang sudah dianalisis tersebut 35% 0,009 0,005
0,463
-
kemudian dilakukan uji lanjutan (uji Post Hoc *
40% 0,917* 0,005 0,016 0,028
menggunakan uji Mann-Whitney) untuk
mengetahui kelompok perlakuan mana saja
yang mempunyai perbedaan rerata diameter Bertambahnya konsentrasi ekstrak daun
zona hambat yang signifikan. Hasil uji Mann- sirih berdampak pada semakin besarnya
Whitney terhadap pertumbuhan diameter zona hambat. Penelitian dari Siregar
Staphylococcus aureus menunjukkan (2019) menunjukkan hasil yang selaras bahwa
aktivitas antimikroba dari ekstrak daun sirih

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 245


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

berbanding lurus dengan seberapa banyaknya metode standar pembuatan gel dengan
konsentrasi zat yang terkandung dalam menggunakan karbomer sebagai basis gel.
formulasi. Konsentrasi ekstrak daun sirih Pemilihan basis karbomer sebagai gelling
yang ditingkatkan berdampak pada kadar agent dari sediaan gel hand sanitizer ekstrak
bahan aktif yang berfungsi sebagai agen daun sirih adalah karena karbomer telah
antimikroba dalam ektrak daun sirih digunakan secara luas dalam sediaan farmasi
bertambah, sehingga efektivitas penghambat dalam bentuk cair maupun semi padat. Kadar
pertumbuhan mikroba menjadi semakin baik. karbomer yang digunakan dalam formulasi
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil adalah 0,5% sebagai agen gel karena
penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2020) karbomer memiliki kemampuan untuk
bahwa konsentrasi yang semakin meningkat mengembang dan memiliki konsistensi yang
menunjukkan aktivitas antibakteri yang stabil di dalam air dan dalam gliserin dan
semakin besar dalam menghambat mampu menghasilkan sediaan gel yang
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. transparan, sangat cocok digunakan sebagai
Pemeriksaan organoleptis dilakukan basis sediaan gel. Bahan tambahan lainnya
untuk menentukan sifat fisik dengan cara yang digunakan dalam pembuatan gel hand
mendeskripsikan warna, bau dan konsistensi sanitizer adalah propilen glikol dengan
dari sediaan. Sediaan yang dihasilkan dapat konsentrasi sebesar 5% dan gliserin sebesar
dikatakan baik apabila memiliki warna yang 10% karena metode standar pembuatan gel
menarik, bau yang menyenangkan, bersifat menggunakan formulasi yang demikian.
stabil dan tidak beubah, dan konsistensi yang Konsentrasi propilen glikol dan gliserin
bagus agar nyaman dalam penggunaan gel. tersebut sering digunakan sebagai humektan.
Hasil pengamatan organoleptis pada produk Bahan lain seperti metil paraben digunakan
hand sanitizer dengan formulasi ekstrak daun sebagai pengawet untuk makanan serta bahan
sirih (Piper betel l.) memiliki bau khas daun kosmetik. Formulasi yang digunakan dalam
sirih pada ketiga formulasi, dengan formulasi penelitian ini menambahkan metil paraben
40% yang lebih menyengat dibandingkan sebanyak 0,1% sebagai bahan pengawet,
dengan formulasi lainnya. Warna yang kemudian etanol ditambahkan untuk
dihasilkan pada ketiga formulasi hand membantu melarutkan metil paraben. Fungsi
sanitizer memiliki warna coklat tua yang metil paraben dipilih sebagai bahan pengawet
disebabkan oleh warna dari ekstrak infusa adalah karena sediaan gel hand sanitizer
daun sirih itu sendiri. Hand santizer dengan ekstrak daun sirih memiliki kadar air yang
konsentrasi 40% memiliki warna yang tinggi. Kadasr air yang tiniggi dapat
cenderung lebih keruh dan terang menyebabkan mudahnya terjadi kontaminasi
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya mikroba. Tambahan zat lain seperti
dikarenakan formulasi konsentrasi 40% trietanolamin dengan konsentrasi 2%
memiliki kadar yang lebih banyak bertujuan untuk mempertahankan pH pada
dibandingkan dengan kelompok perlakuan sediaan gel hand sanitizer agar menjadi stabil.
lainnya. Tes homogenitas juga menunjukkan Uji pH dilakukan untuk menentukan
hasil yang baik dengan tidak ditunjukkannya apakah pH dari sediaan hand sanitizer ekstrak
gumpalan yang terbentuk, menandakan daun sirih (Piper betel l.) berada pada tingkat
bahwa sediaan formulasi hand sanitizer pH yang sama dengan kulit. Tingkat pH
dengan ekstrak daun sirih (Piper betel l.) normal pada kulit berada pada 4-6, sehingga
bersifat homogen. sediaan gel hand sanitizer harus berada pada
Gel hand sanitizer berbasis ekstrak range ini untuk mengindari terjadinya iritasi
daun sirih (Piper betel l.) menggunakan kulit. Hasil pengamatan yang dilakukan

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 246


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

terhadap sediaan gel hand sanitizer ekstrak Berdasarkan pembahasan di atas,


daun sirih (Piper betel l.) berada pada 8, ekstrak daun sirih (Piper betel l.) teruji
melebihi tingkat pH yang direkomendasikan. mempunya potensi antibakteri sehingga bisa
Adanya peningkatan pH pada sediaan hand dimanfaatkan sebagai bahan hand sanitizer
sanitizer ekstrak daun sirih ini dapat terjadi alami. Ekstrak daun sirih diharapkan dapat
karena karbomer yang sulit diencerkan memberikan dampak positif bagi masyarakat
dengan air saat proses pembuatan hand dengan menggunakan tanaman daun sirih
sanitizer berlangsung. Karbomer memiliki sebagai pengganti hand sanitizer berbasis
karakteristik yang asam, sehingga dibutuhkan alkohol. Ekstrak daun sirih mampu mengatasi
trietanolamin untuk menjaga kadar keasaman kekurangan akibat penggunaan hand sanitizer
sediaan gel hand sanitizer. Faktor lainnya berbasis alkohol yang terlalu sering. Selain itu,
yang menyebabkan peningkatan kadar pH hand sanitizer yang berbahan aktif ekstrak
adalah karena tidak meratanya trietanolamin daun sirih juga memiliki harga yang mudah
yang digunakan dalam sediaan gel hand dan mudah didapat untuk kalangan
sanitizer, sehingga mempengaruhi kadar pH masyarakat.
yang menjadi semakin basa. Penelitian dari
Aznury (2020) menunjukkan bahwa sediaan DAFTAR PUSTAKA
gel hand sanitizer ekstrak daun sirih 1. United Nations Children’s Fund, World
menunjukkan kadar pH dari 6-7, dimana Health Organization. State of the World’s
tingkat pH sediaan gel hand sanitizer ekstrak Hand Hygiene: A global call to action to
daun sirih aman untuk digunakan pada kulit. make hand hygiene a priority in policy
Pengukuran daya sebar dilakukan untuk and practice (Internet). New York, NY:
mengetahui seberapa elastis dan mudahnya UNICEF ; 2021. Available from:
sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun sirih www.unicef.org/wash
melekat pada tangan. Dari hasil pengamatan 2. CDC. Hand Sanitizer Use Out and About
sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun sirih, (Internet). 2021. Available from:
formulasi hand sanitzer dengan konsentrasi www.cdc.gov/handwashing
30% memiliki daya sebar yang lebih kecil 3. Srikartika P, Suharti N, Anas E.
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Kemampuan Daya Hambat Bahan Aktif
Semakin besar konsentrasi ekstrak cair daun Beberapa Merek Dagang Hand sanitizer
sirih, maka semakin besar daya sebarnya. Hal terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
ini dikarenakan daya sebar memiliki aureus (Internet). 2016. Available from:
hubungan berbanding terbalik dengan http://jurnal.fk.unand.ac.id
kekentalan. Besarnya volume konsentrasi 4. Fatmawati F. Edukasi Penggunaan Hand
ekstrak daun sirih (Piper betel l.) di dalam gel Sanitizer Dan Pembagian Hand Sanitizer
menyebabkan konsistensi gel menjadi Disaat Pandemi Covid-19. Journal of
semakin encer, sehingga lebih mudah Character Education Society
menyebar dan memiliki daya sebar yang lebih 2020;3(2):432–8.
luas. Daya sebar yang semakin tinggi 5. Mardisiswojo S, Rajakmangunsudarso H.
menyebabkan kontak antara sediaan hand Cabe Puyang-Warisan Nenek Moyang I.
sanitizer dengan kulit menjadi luas, sehingga 55th ed. Jakarta: Balai Pustaka; 1985.
hand sanitizer mudah menyerap ke kulit 6. Syahidah A, Saad CR, Hassan MD,
dengan cepat. Rukayadi Y, Norazian MH, Kamarudin
KESIMPULAN MS. Phytochemical analysis,
identification and quantification of
antibacterial active compounds in betel

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 247


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

leaves, piper betle methanolic extract. PLANT SOURCES AND THEIR


Pakistan Journal of Biological Sciences EFFECTS ON IN VITRO
2017;20(2):70–81. METHANOGENESIS AND RUMEN
7. Murata K, Nakao K, Hirata N, Namba K, FERMENTATION. Indonesian Tropical
Nomi T, Kitamura Y, et al. Animal Agriculture 2014;39(2):91–7.
Hydroxychavicol: a potent xanthine 14. Sangi M, Runtuwene MRJ, Simbala HEI,
oxidase inhibitor obtained from the Makang VMA. ANALISIS FITOKIMIA
leaves of betel, Piper betle. J Nat Med TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN
(Internet) 2009;63(3):355–9. Available MINAHASA UTARA. 2008.
from: https://doi.org/10.1007/s11418- 15. Yan Y, Li X, Zhang C, Lv L, Gao B, Li
009-0331-y M. Review Research Progress on
8. Bhattacharya S, Subramanian M, Antibacterial Activities and Mechanisms
Roychowdhury S, Bauri AK, Kamat JP, of Natural Alkaloids: A Review.
Chattopadhyay S, et al. Radioprotective 2021;Available from:
Property of the Ethanolic Extract of Piper https://doi.org/10.3390/antibiotics
betel Leaf (Internet). 2005. Available 16. Xie Y, Yang W, Tang F, Chen X, Ren L.
from: http://jrr.jstage.jst.go.jp Antibacterial Activities of Flavonoids:
9. Ho J, Boost M v., O’Donoghue MM. Structure-Activity Relationship and
Tracking sources of Staphylococcus Mechanism. Curr Med Chem
aureus hand contamination in food 2014;22(1):132–49.
handlers by spa typing. Am J Infect 17. Dwi Wulansari E, Lestari D, Asma
Control 2015;43(7):759–61. Khoirunissa M, Pharmasi Semarang Y,
10. Sundang M, Syed Nasir SN, Sipaut CS, Tengah J. KANDUNGAN TERPENOID
Othman H. Antioxidant Activity, DALAM DAUN ARA (Ficus carica L.)
Phenolic, Flavonoid and Tannin Content SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI
of Piper Betle and Leucosyke Capitella. TERHADAP BAKTERI Methicillin-
Malaysian Journal of Fundamental and Resistant Staphylococcus aureus.
Applied Sciences 2014;8(1). 18. Sudarmi K, Bagus I, Darmayasa G,
11. Rukmini A, Utomo DH, Laily AN, Uin Muksin K. UJI FITOKIMIA DAN
JB, Malik M, Malang I, et al. SKRINING DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN
FITOKIMIA FAMILIA PIPERACEAE. JUWET (Syzygiumcumini)
2020. TERHADAP PERTUMBUHAN
12. Demirci F. Natural Products Isolation, Escherichia coli DAN Staphylococcus
2nd Edition (Methods in Biotechnology, aureus ATCC PHYTOCHEMICAL
Vol. 20) Edited by S. D. Sarker AND INHIBITION OF JUWET LEAF
(University of Ulster), Z. Latif EXTRACT (Syzygiumcumini) ON
(Molecular Nature Limited), and A. I. GROWTH Escherichia coli AND
Gray (University of Strathclyde). Staphylococcus aureus ATCC.
Humana Press Inc., Totowa, NJ. 2006. xii 2017;Available from:
+ 515 pp. 15.5 × 23.5 cm. 135.00. ISBN http://ojs.unud.ac.id/index.php/simbiosis
1-58829-447-1 (Hardcover). eISBN 1- 19. Pan X, Chen F, Wu T, Tang H, Zhao Z.
59259-955-9 (e-book). Journal of Natural The acid, bile tolerance and antimicrobial
Products - J NAT PROD 2007;70:712. property of Lactobacillus acidophilus
13. Yuliana P, Laconi EB, Wina E, NIT. Food Control 2009;20(6):598–602.
Jayanegara A. EXTRACTION OF 20. Veranita W, Raharjo D, Artini KS,
TANNINS AND SAPONINS FROM Effebdi F. Hand sanitizer formulation

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 248


Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betel l.) Cendana Medical Journal. Edisi 24, Nomor 2, November 2022

from extract and essential oil of betel leaf http://lib.ugent.be/catalog/rug01:000247


(Piper betle Linn.) As well as 977
antibacterial activity test. 2nd 25. Ogilvie BH, Solis-Leal A, Lopez JB,
International Conference of Health, Poole BD, Robison RA, Berges BK.
Science and Technology 2021;26–7. Alcohol-free hand sanitizer and other
21. Nayaka NMDMW, Sasadara MMV, quaternary ammonium disinfectants
Sanjaya DA, Yuda PESK, Dewi NLKAA, quickly and effectively inactivate SARS-
Cahyaningsih E, et al. Piper betle (L): CoV-2. Journal of Hospital Infection
Recent review of antibacterial and 2021;108:142–5.
antifungal properties, safety profiles, and 26. Pasquini C, Hespanhol MC, Cruz KAML,
commercial applications. Pereira AF. Monitoring the quality of
Molecules2021;26(8). ethanol-based hand sanitizers by low-
22. Siregar IR, Salbiah, Setyawati D, Ria N. cost near-infrared spectroscopy.
The lnhibition of Betel Leaf lnfusion Microchemical Journal 2020;159.
(Piper betle Linn) Against the Growth of 27. Rowe R, Sheskey P, Quinn M. Handbook
Candida albicans (Internet). Medan: 2019. of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.
Available from: www.phytojournal.com Grayslake, IL: Pharmaceutical Press;
23. Lubis RR, Marlisa, Wahyuni DD. 2009.
Antibacterial activity of betle leaf (Piper 28. Garg A, Aggarwal D, Garg S, Kingla AK.
betle l.) extract on inhibiting Spreading of semisolid formulation.
Staphylococcus aureus in conjunctivitis Pharmaceutical Technology 2002;86–
patient. 2020;9(1):1–5. 102.
24. Ansel HC. Introduction to
pharmaceutical dosage forms (Internet).
3rd ed. Philadelphia (Pa.) : Lea and
Febiger; 1981. Available from:

UNIVERSITAS NUCA CENDANA 249

Anda mungkin juga menyukai