Anda di halaman 1dari 10

Uji Aktivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Psidium Guajava L.

Dalam Sediaan
Gel Handsanitizer Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus

Activity Test of Guava Leaf Extract Psidium guajava. L in The Preparation of


Handsanitizer Gel Against Escherichia coli and Staphylococcus aureus
(1) (2) (2) (3)
Mohammad Aditya Ekananda , Zaraswati Dwyana , Elis Tambaru dan Herlina Rante

(1) Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin


(2)
Dosen Pembimbing Utama, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Hasanuddin
(3) Dosen Pembimbing Kedua, Fakultas Farmasi,
Universitas Hasanuddin Email:
adityaekananda13@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang dan
bersifat membahayakan inang. Diare merupakan penyakit yang menyerang sistem
pencernaan dan umumnya disebabkan oleh infeksi usus. Mikroorganisme yang sering
menyebabkan infeksi usus, salah satunya adalah bakteri Escherichia coli dan bakteri
Staphylococcus. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan yaitu dengan melakukan
pencucian tangan menggunakan handsanitizer. Umumnya handsanitizer yang dijual di
pasaran menggunakan alkohol sebagai bahan aktif dan dapat menyebabkan kulit menjadi
kering. Olehnya itu, telah dikembangkan handsanitizer yang menggunakan bahan herbal
dalam sediaanya, salah satunya daun jambu biji Psidium guajava L. yang juga mengandung
senyawa bersifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun
jambu biji dalam sediaan gel handsanitizer terhadap bakteri E.coli dan S.aureus dan
mengetahui konsentrasi paling efektif dari berbagai variasi konsentrasi (5%, 10%, 15%)
ekstrak daun jambu biji dalam sediaan gel handsanitizer terhadap bakteri E.coli dan S.aureus.
Uji aktivitas ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan
paper disc. Hasil yang diperoleh, ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan
bakteri E.coli dan S.aureus. Uji efektivitas ekstrak daun jambu biji dalam gel handsanitizer
dilakukan dengan metode sumuran (well difusion method). Hasil yang diperoleh,
handsanitizer yang mengandung ekstrak daun jambu biji efektif pada konsentrasi 10%
terhadap E.coli dan efektif pada konsentrasi 5% terhadap S.aureus.

Kata kunci: Escherichia coli, Staphylococcus aureus, handsanitizer, daun jambu biji.

ABSTRACT
Infection is colonization conducted by strange species and are harmful to the host. Diarrhea is
diseases that attacks the digestive, generally caused by infection of the intestine. The
microorganisms that often cause intestine infection. One of which is the Escherichia coli
bacterium and bacteria Staphylococcus. One prevention method effort is made by laundering
handsanitizer hand use. Generally handsanitizer sold in the market use alcohol as an active
ingredients and can cause the skin to become dry. Has been developed handsanitizer that use
herbal ingredients guava leaf extract, Psidium guajava L. which also contain antibacterial

1
compound. This research aims to determine the activity of guava leaf extract in the
preparation of gel handsanitizer to E.coli and S.aureus and determine the concentration of the
most effective of the various (5%, 10%, 15%). Guava leaf extract in the preparation of gel
handsanitizer to E.coli and S.aureus. Test activity guava leaf extract made with division
method a paper disc. The result obtained a guava leaf extract can inhibit the growth E.coli
and S.aureus. The effectiveness of guava leaf extract in the gel handsanitizer conducted using
well (well difusion method). The result obtained, handsanitizer containing guava leaf extract
effective at concentration of 10% to E.coli and effective at concentration of 5% to S.aureus.

Key word: Escherichia coli, Staphylococcus aureus, handsanitizer, guava leaf.

Pendahuluan menguap, sehingga tidak meninggalkan


Latar Belakang residu atau membuat tangan lengket
Infeksi adalah kolonisasi yang (Aiello, 2010).
dilakukan oleh spesies asing terhadap Indonesia sangat kaya dengan
organisme inang dan bersifat tanaman yang mengandung senyawa kimia
membahayakan inang. Organisme yang berpotensi sebagai antimikroba.
penginfeksi menggunakan sarana yang Bahan herbal yang memiliki potensi untuk
dimiliki inang untuk dapat memperbanyak dikembangkan sebagai handsanitizier
dirinya yang pada akhirnya merugikan adalah daun jambu biji Psidium guajava L.
inang. Respons inang terhadap infeksi Herbal handsanitizer dapat sebagai
disebut peradangan (Janeway et al. 2001). alternatif terkait dengan pemilihan
Infeksi bakteri yang paling sering senyawa antimikroba yang aman dan
menimbulkan diare adalah infeksi bakteri efektif karena pada umumnya jenis
Escherichia coli. Selain E. coli patogen, tanaman diatas mengandung senyawa
bakteri-bakteri yang dulu tergolong dalam kimia sebagai antimikroba seperti minyak
“non-pathogenic” bakteri seperti atsiri, sehingga dalam penelitian ini dapat
Pseudomonas, Pyocianeus, Proteus, memberikan solusi alami dan praktis.
Staphylococcus, Streptococcus dan Tanaman jambu biji merupakan
sebagainya menurut penyelidikan para ahli tanaman dari familia Myrtaceae. Hal yang
sering pula menyebabkan diare dapat mempengaruhi kandungan senyawa
( Paramitha, et al. 2010). dalam tanaman adalah tempat tumbuh
Salah satu upaya pencegahan yang tanaman yang dipengaruhi oleh jenis
dilakukan yaitu dengan melakukan tanah, curah hujan, iklim, intensitas sinar
pencucian tangan menggunakan matahari, ketinggian dan lingkungan
handsanitizer. Handsanitizer umumnya disekitar tempat tumbuhnya serta umur
mengandung Ethyl Alcohol 62 %, pelembut, tanaman. Senyawa yang terkandung dalam
dan pelembab. Kandungan bahan aktifnya daun jambu biji yaitu senyawa polifenol,
adalah alkohol yang memiliki efektivitas karoten, flavonoid, saponin dan tanin.
paling tinggi terhadap virus, bakteri, dan Daun jambu biji mempunyai khasiat
jamur juga tidak menimbulkan resistensi sebagai anti-inflamasi, anti -mutagenik,
pada bakteri. Alkohol sendiri dapat membuat anti-mikroba dan analgesic (Indriani,
tangan menjadi kering sehingga 2006).
handsanitizer harus dilengkapi dengan Berdasarkan uraian di atas, maka
moisturizer dan emolient, yang menjaga dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas
tangan tetap lembut, tidak menjadi kering, ekstrak daun jambu biji Psidium guajava L.
tidak seperti larutan alkohol murni yang sebagai sediaan gel handsanitizer terhadap
dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. bakteri Escherichia coli dan
Handsanitizer umumnya akan Staphylococcus aureus.

2
METODE PENELITIAN matahari langsung selama 3 hari sambil
dilakukan pengadukan beberapa kali. Hasil
Alat maserasi kemudian disaring untuk
Alat-alat yang digunakan dalam memisahkan cairan etanol dengan
penelitian ini adalah wadah steril, wadah ampasnya. Ekstrak cair lalu dimasukkan ke
plastik, toples, alat gelas laboratorium, dalam labu Erlenmeyer bulat lalu diuapkan
paper disc, pencadang, oven, rotavapor, dengan rotavapor untuk memperoleh
pinset, ose, Erlenmeyer bulat, beaker glass, ekstrak kental.
jangka sorong, cling wrap, autoclave,
alumunium voil, mortar dan pastel. Sterilisasi Alat
Alat-alat gelas yang tahan pada
Bahan pemanasan tinggi disterilkan dengan oven
Bahan yang digunakan dalam pada suhu 180̊ C selama ± 2 jam. Medium,
percobaan ini adalah daun Jambu Biji aquades, dan alat-alat yang tidak tahan
Psidium guajava L., Nutrient Agar, dengan pemanasan tinggi disterilkan dengan
Mueller Hinton Agar, Antibiotik standar menggunakan autoklaf pada suhu 121̊ C
(Ampicillin), alkohol 70%, carbopol 940, selama ± 15 menit pada tekanan 2 atm.
TEA (trietanolamin), metil paraben, Sedangkan alat yang terbuat dari logam,
gliserin, etanol 96%, dan aquadem. seperti ose dan pinset disterilkan dengan
pencucian dengan alkohol dan dipijarkan
Bakteri uji langsung di atas api bunsen hingga merah
Bakteri uji yang digunakan dalam membara.
penelitian ini adalah Escherichia coli, dan
Staphylococcus aureus. Pembuatan Medium
A. Medium Nutrien Agar (NA) (Yani,
2011)
Metode Kerja B. Medium Muller Hinton Agar (MHA)
Pengambilan Sampel (Yani, 2011)
Sampel yang digunakan berupa
daun jambu biji Psidium guajava yang Pembuatan Gel Handsanitizer
diperoleh dari Jalan Kajenjeng raya Formulasi Herbal Handsanitizer:
Perumnas Antang, Makassar, Sulawesi Rancangan Formula Handsanitizer.
Selatan. /R F1
Ekstrak daun jambu biji 5%
Preparasi Sampel Alkohol 70% 60 ml
Sampel daun jambu biji Psidium Carbomer 940 0,5 g
guajava disortasi basah. Sampel basah TEA 2 tetes
kemudian ditimbang dan diangin-anginkan Metil paraben 0,2 g
hingga kering selama enam hari. Setelah Gliserin 1 ml
kering, dilakukan penimbangan kembali Aquades q.s
bobot kering sampel. /R F2

Ekstraksi Daun Jambu Biji Ekstrak daun jambu biji 10%


Serbuk simplisia ditimbang Alkohol 70% 60 ml
sebanyak 500 g dimasukkan kedalam wadah Carbomer 940 0,5 g
maserasi, kemudian direndam dengan TEA 2 tetes
menggunakan 1,5 liter etanol 96%. Wadah Metil paraben 0,2 g
maserasi ditutup rapat dan disimpan pada Gliserin 1 ml
tempat yang terlindung dari cahaya Aquades q.s

3
larutan NaCl steril 0,9%, setelah itu
/R F3 dihomogenkan. Suspensi diukur
Ekstrak daun jambu biji 15% transmitannya pada 25% dengan
Alkohol 70% 60 ml menggunakan spektrofotometer, dengan
Carbomer 940 0,5 g panjang gelombang 580 nm.
TEA 2 tetes
Metil paraben 0,2 g Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Daun
Gliserin 1 ml Jambu Biji Psidium guajava Sebagai
Aquades q.s Antibakteri
/R Kontrol negatif Uji mikrobiologis untuk mengetahui
efektifitas ekstrak etanol daun jambu biji
Ekstrak daun jambu biji 0% dilakukan dengan metode difusi
Alkohol 70% 60 ml menggunakan blank disc antibiotik (kertas
Carbomer 940 0,5 g cakram, Dufco). Pengujian dilakukan
TEA 2 tetes dengan cara meneteskan ekstrak etanol daun
Metil paraben 0,2 g jambu biji yang sudah dilarutkan dengan
Gliserin 1 ml alcohol 70% pada blank disc masing-masing
Aquades q.s (5%, 10%, 15%) sebanyak 20 µl. Kertas
Pada penelitian ini, alat yang cakram kemudian diletakkan diatas media
digunakan yaitu mortir dan stamper. Nutrient Agar yang sudah bercampur dengan
Ditimbang carbopol 940 sebanyak 0,5 g. bakteri uji, dilakukan secara duplo. Inkubasi
Setelah carbopol 940 ditimbang, selama 24 – 48 jam. Potensi sebagai
ditaburkan di atas aquadem sebanyak 20 antimikroba terlihat dengan terbentuknya
ml di dalam mortir. Carbopol 940 yang zona bening disekitar media.
sudah ditaburkan diaduk dan ditambah
TEA sebanyak 2 tetes, aduk sampai Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
membentuk massa gel. Metil paraben 0,2 g Jambu Biji Psidium guajava L. Dalam
dilarutkan dalam alkohol 70% sebanyak 5 Sediaan Gel Handsanitizer
ml, kemudian dimasukan ke dalam mortir, Uji daya hambat ekstrak etanol daun
diaduk sampai homogen. Ditimbang jambu biji dalam sediaan gel handsanitizer
ekstrak daun jambu biji, larutkan dengan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia
alkohol 70% sebanyak 55 ml, kemudian coli dan Staphylococcus aureus dilakukan
dimasukkan ke dalam mortar, diaduk dengan metode difusi sumuran (well
sampai homogen dan dipindahkan ke diffusion method). Medium MHA di
o o
dalam beaker glass. Ditambah aquadem sterilkan pada suhu sekitar 40 -50 C dituang
sampai 100 ml, diaduk sampai homogen. ke dalam cawan petri steril sebanyak 10 ml
secara, lalu dibiarkan sampai memadat
Penyiapan Bakteri Uji sebagai lapisan dasar atau “base layer”.
A. Peremajaan Bakteri Uji Setelah memadat, pada permukaan lapisan
Bakteri Staphylococcus aureus dan dasar diletakkan 5 pencadang yang diatur
Escherichia coli yang berasal dari biakan jaraknya agar daerah pengamatan tidak
murninya, masing-masing diambil saling bertumpuk. Kemudian, suspensi
sebanyak 1 ose kemudian ditumbuhkan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
atau diinokulasikan dengan cara digores dicampurkan kedalam media MHA, lalu
pada medium Nutrien Agar (NA) miring, dituangkan 25 ml sebagai lapisan kedua atau
kemudian diinkubasi selama 24 jam. “seed layer” sampai memadat. Selanjutnya
B. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji pencadang diangkat dari cawan petri
Bakteri uji yang telah diremajakan menggunakan pinset. Sehingga terbentuklah
selama 18-24 jam, masing-masing diambil sumur-sumur yang akan digunakan dalam uji
1 ose kemudian disuspensikan kedalam bakteri.

4
Lalu dilakukan pemberian 20 µL ekstrak yang diperoleh yaitu 35,8 gram atau sekitar
etanol daun jambu biji dalam gel 7,16% dari berat awal sebanyak 500 gram.
hadnsanitizer konsentrasi 5%, 10%, 15%, Daun jambu biji memiliki aktivitas
kontrol positif, dan negatif pada setiap antioksidan yang cukup tinggi. Selain untuk
lubang. Setelah itu di inkubasi selama 24 antioksidan, tanin juga dapat digunakan
jam dan 48 jam, lalu diukur zona bening sebagai antidiare karena ekstrak daun
yang terbentuk dengan jangka sorong. memiliki aktivitas menghambat
Analisis Data pertumbuhan bakteri gram positif dan
Data hasil pengukuran zona bening gram negatif seperti Escherichia coli,
pada pengujian perbedaan konsentrasi Salmonella typhi, Staphylococcus aureus,
setelah inkubasi 24 jam kemudian Proteus mirabilis, Mycobacterium phlei
dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dan Shigella dysenteria. Tanin bersifat
menggunakan uji T. sebagai astringent yaitu melapisi mukosa
usus besar, penyerap racun dan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN menggumpalkan protein. Dalam penelitian
lain tannin mampu menghambat
Ekstraksi Daun Jambu Biji Psidium pertumbuhan Streptococcus spp. Hal ini
guajava L. dibuktikan dengan adanya penghambatan
Tahap awal dari penelitian ini ekstrak daun jambu biji dengan beberapa
adalah melakukan ekstraksi daun jambu tingkat konsentrasi, terhadap pertumbuhan
biji. Sampel daun jambu biji diambil di beberapa bakteri patogen (Nakasone dan
pekarangan rumah warga Jalan Kajenjeng Paull, 1998). Mekanisme tanin sebagai
Raya, Perumnas Antang. Sampel daun antibakteri adalah dengan merusak
jambu biji yang diambil yaitu daun jambu membran sel bakteri. Senyawa astrigen
yang masih muda (pucuk sampai urutan tanin dapat menginduksi pembentukan
ke-tiga dari pucuk). Daun jambu yang ikatan senyawa kompleks terhadap enzim
telah diperoleh kemudian dikeringkan atau substrak mikro (Akiyama & Iwatsuki,
dengan cara dianginkan-anginkan pada 2001).
suhu ruang. Daun yang dapat digunakan
untuk proses ekstraksi adalah daun yang
sudah kering dengan melihat warna daun Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Daun
yang sudah coklat dan jika diremas daun Jambu Biji Psidium guajava L. Sebagai
akan hancur. Daun yang sudah kering Antibakteri
kemudian dihaluskan dan ditimbang Efektitifitas ekstrak etanol daun
sebanyak 500 gram. Selanjutnya serbuk jambu biji sebagai antibakteri dapat dilihat
simplisia direndam atau dimaserasi dengan melakukan pengujian daya hambat
menggunakan 1,5 l alkohol 96% selama menggunakan metode difusi agar dengan
3x24 jam. Pemilihan pelarut didasarkan melihat zona bening yang terbentuk disekitar
pada prinsip like dissolve like yaitu paper disc yang telah ditetesi 20 µl ekstrak
senyawa polar akan larut pada senyawa etano daun jambu biji pada beberapa variasi
polar, dan senyawa non polar akan larut konsentrasi (5%, 10%, 15%). Paper disc
pada senyawa non polar. Etanol dipilih yang telah ditetesi ekstrak etanol daun jambu
karena bersifat tidak selektif sehingga biji diletakkan diatas pemukaan media NA
diharapkan dapat menarik senyawa lebih yang dihomogenkan dengan suspensi bakteri
banyak. Selain itu, etanol juga bersifat S.aureus dan E.coli yang telah memadat.
tidak toksik (Sulistyaningsih, 2009). Menurut Pratama (2005), zona bening di
larutan hasil maserasi, selanjutnya sekitar paper disc menunjukkan adanya
dipekatkan di Laboratorium Fitokimia, aktivitas antibakteri.
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin
menggunakan rotavapor. Ekstrak kental

5
karena adanya senyawa yang mengganggu
keutuhan membran sel, menghambat kerja
enzim, mengganggu sintesis protein dan
asam nukleat, serta menghambat sintesa
dinding sel.
Mekanisme penghambatan
Gambar 3. Hasil Pengamatan zona hambat antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
terhadap bakteri Escherichia coli dapat berupa kerusakan dinding sel yang
setelah inkubasi 24 jam dan 48 mengakibatkan lisis atau penghambatan
jam. sintesis dinding sel, pengubahan
permeabilitas membran sitoplasma
sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan melalui dinding sel, denaturasi
protein sel dan perusakan sistem
metabolisme di dalam sel dengan cara
penghambatan kerja enzim intraseluler
(Pelczar dan Reid, 1972).
Gambar 4. Hasil Pengamatan zona hambat
Pada uji daya hambat ekstrak etanol
terhadap bakteri Staphylococcus
aureus setelah inkubasi 24 jam
daun jambu biji terdapat perbedaan kondisi
dan 48 jam. zona hambat pada pengamatan setelah
inkubasi 24 jam dan 48 jam. Zona hambat
Hasil pengamatan uji daya hambat yang terbentuk pada bakteri uji E.coli
ekstrak etanol daun jambu biji terhadap mengalami kekeruhan pada pengamatan 48
bakteri uji S.aureus dan E.coli tercantum jam, sehingga ekstrak etanol daun jambu biji
pada Gambar 5 dan 6. bersifat bakteriostatik. Sedangkan pada
bakteri S.aureus ekstrak etanol daun jambu
biji bersifat bakterisida karena zona hambat
yang dihasilkan tidak mengalami perubahan
warna. Menurut Jawetz et al, (2001)
pertumbuhan bakteri yang terhambat atau
kematian bakteri akibat adanya
penghambatan terhadap sintesis protein oleh
senyawa-senyawa bioaktif. Menurut Jawetz
Gambar 5. Histogram Hasil Uji Daya Hambat (1998) ketahanan bakteri gram negatif dan
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji gram positif terhadap senyawa antibakteri
Terhadap Escherichia coli. berbeda-beda. Perbedaan kepekaan bakteri
gram negatif dan gram positif berkaitan
dengan struktur dalam dinding selnya,
seperti jumlah peptidoglikan (adanya
reseptor, pori-pori dan lipid), sifat ikatan
silang dan aktivitas enzim autolik.
Komponen tersebut merupakan faktor yang
menentukan penetrasi, pengikatan dan
aktivitas senyawa antimikroba. Senyawa
Gambar 6. Histogram Hasil Uji Daya Hambat antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji pada konsentrasi minimum tertentu dan jika
Terhadap Staphylococcus aureus. bahan
antimikrobial dihilangkan,
Menurut Lewis (2005), yang
perkembangbiakan bakteri berjalan
menyebabkan terjadinya penghambatan kembali seperti semula.

6
Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji Psidium guajava L. Dalam
Sediaan Gel Handsanitizer
Aktivitas ekstrak etanol daun jambu
biji dalam sediaan gel handsanitizer dapat
diketahui dengan melakukan pengujian daya
hambat menggunakan metode sumuran (well Gambar 7. Hasil Pengamatan zona hambat
difusion method) dengan mengamati zona terhadap bakteri Escherichia coli
bening yang dihasilkan pada media MHA. setelah inkubasi 24 jam dan 48
Metode sumuran (well difusion method) jam.
digunakan karena handsanitizer yang dibuat
berbentuk gel agar kadar atau jumlah
senyawa yang digunakan dapat diketahui
karena perbedaan jumlah senyawa yang
digunakan dapat mempengaruhi kemampuan
daya hambat antibakteri, sehingga hasil yang
diperoleh diharapkan dapat akurat. Metode
sumuran dilakukan dengan cara membuat Gambar 8. Hasil Pengamatan zona hambat
lubang-lubang menyerupai sumur pada terhadap bakteri Staphylococcus
media. Media MHA yang telah disterilkan aureus setelah inkubasi 24 jam
dituang ke dalam cawan petri sebanyak 10 dan 48 jam.
ml untuk membentuk base layer. Setelah
base layer memadat, pencadang diletakkan Hasil pengamatan uji daya hambat
di permukaan media dan diatur posisinya. handsanitizer mengandung ekstrak daun
Selanjutnya media MHA dihomogenkan jambu biji terhadap bakteri uji E.coli dan
dengan suspensi bakteri S.aureus dan E.coli, S.aureus tercantum pada Gambar 9 dan 10.
lalu dituang pada cawan petri untuk
membentuk seed layer. Setelah seed layer
memadat, pencadang diangkat agar lubang
terbentuk, kemudian lubang-lubang tersebut
diisi dengan ekstrak daun jambu biji dengan
konsentrasi 5%, 10%, 15% dalam sediaan
gel handsanitizer masing-

masing 0,15 ml, sedangkan kontrol positif Gambar 9. Histogram hasil pengamatan uji
menggunakan handsanitizer komersil daya hambat handsanitizer
mengandung ekstrak daun jambu
dengan kandungan ekstrak Aloe vera
biji terhadap bakteri Eschericia
(lidah buaya), dan kontrol negatif
coli.
menggunakan formula sediaan gel
handsanitizer yang tidak mengandung
ekstrak. Selanjutnya dilakukan inkubasi
selama 24 jam dan 48 jam.

Gambar 10. Histogram hasil pengamatan uji


daya hambat handsanitizer
mengandung ekstrak daun jambu
biji terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.

7
Gambar 9 dan 10 menunjukkan ekstrak etanol daun jambu biji. Hal
hasil pengukuran diameter hambatan yang tersebut dikarenakan adanya kandungan
dihasilkan handsanitizer mengandung alkohol 70% dalam komposisi
ekstrak etanol daun jambu biji terhadap handsanitizer yang juga bersifat dapat
bakteri E.coli dan S.aureus. Pada bakteri menghambat pertumbuhan bakteri.
E.coli diameter zona bening yang Pada hasil pengamatan luas zona
dihasilkan pada konsentrasi 5% yaitu 13,7 hambat yang dihasilkan ekstrak etanol
mm. Pada konsentrasi 10%, diameter zona dalam sediaan gel handsanitizer terhadap
bening yang dihasilkan sebesar 14,3 mm. bakteri uji, pada bakteri E.coli efektif pada
Pada konsentrasi 15%, diameter yang konsentrasi 10% dan pada bakteri S.aureus
dihasilkan sebesar 13,9 mm. Sedangkan efektif pada konsentrasi 5%. Pada bakteri
pada kontrol positif yakni handsanitizer uji, konsentrasi yang efektif adalah
dengan kandungan ekstrak Aloe vera (lidah konsentrasi yang lebih kecil yaitu 10%
buaya) menghasilkan zona hambat 12,4 mm, terhadap E.coli dan 5% terhadap S.aureus.
dan pada kontrol negatif (-) dengan Hal ini diperngaruhi oleh faktor
handsanitizer tanpa kandungan ekstrak kemampuan berdifusi senyawa yang
menghasilkan zona hambat 8,6 mm. Pada dipengaruhi oleh viskositas senyawa
bakteri S.aureus diameter zona bening yang (Aponno, et al. 2014). Faktor karakteristik
dihasilkan dari konsentrasi 5% dengan masa senyawa aktif juga mempengaruhi
inkubasi selama adalah 14,3 mm. Pada kemampuan antibakteri dalam
konsentrasi 10% adalah 12,4 mm. menghambat pertumbuhan bakteri.
Sedangkan pada konsentrasi 15% Menurut Nychas dan Tassou (1996),
menghasilkan zona bening 13,2 mm, pada terjadinya akumuIasi senyawa antibakteri
kontrol positif yakni handsanitizer dengan dipengaruhi oIeh bentuk tak terdisosiasi,
kandungan ekstrak Aloe vera (lidah buaya) pada konsentrasi rendah moIekuI-moIekuI
menghasilkan zona hambat 12,4 mm, dan fenoI yang terdapat pada minyak thyme
pada kontrol negatif (-) dengan kebanyakan berbentuk tidak terdisosiasi,
handsanitizer tanpa kandungan ekstrak Iebih hidrofobik, dapat mengikat daerah
menghasilkan zona hambat 8,7 mm. hidrofobik membran protein, dan dapat
Handsanitizer tanpa kandungan ekstrak daun meIarut baik pada fase Iipid dari membran
jambu biji mampu menghambat bakteri. Dengan adanya mekanisme ini
pertumbuhan bakeri S.aureus dan E.coli, dapat dinyatakan bahwa semakin banyak
karena pada komposisi dasar handsanitizer bentuk tak terdisosiasi maka senyawa
itu sendiri mengandung alkohol 70% antibakteri semakin efektif sifat
sebanyak 60 ml yang merupakan salah satu antibakterinya.
bahan yang memiliki sifat antibakteri. Menurut Davis dan Stout (1971),
Adanya perbedaan antara zona kriteria kekuatan daya antibakteri sebagai
hambat yang dihasilkan ekstrak etanol daun berikut: diameter zona hambat 5 mm atau
jambu biji dan ekstrak daun jambu biji kurang dikategorikan lemah, zona hambat
dalam gel handsanitizer dapat diketahui 5-10 mm dikategorikan sedang, zona
dengan melakukan analisis data hambat 10-20 mm dikategorikan kuat dan
menggunakan uji T (T test). Hasil analisis uji zona hambat 20 mm atau lebih dikatakan
T menunjukkan adanya perbedaan antara sangat kuat. Berdasarkan kategori tersebut,
zona hambat ekstrak etanol daun jambu biji maka daya hambat yang dihasilkan ekstrak
dan ekstrak daun jambu biji dalam gel daun jambu biji dalam sediaan gel
handsanitizer yang nyata atau bermakna handsanitizer dikategorikan kuat karena
(P<0,05). Berdasarkan hasil uji T, zona menghasilkan zona hambat diatas 10 mm.
hambat yang dibentuk ekstrak daun jambu Menurut Watimena (1991), bila
biji dalam gel handsanitizer lebih besar daerah hambatan yang terjadi tidak lagi
daripada zona hambat yang dibentuk bening pada hari berikutnya dalam hal ini

8
kembali ditumbuhi bakteri berarti senyawa Saran yang dapat diberikan pada
tersebut bersifat bakteriostatik karena penelitian ini yaitu perlu dilakukan
hanya dapat menghambat pertumbuhan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas
bakteri dan bukan membunuh bakteri ekstrak etanol daun jambu biji Psidium
tersebut. Hal ini terjadi pada pengujian guajava L. terhadap bakteri patogen
daya hambat terhadap bakteri E.coli yang penyebab diare lainnya.
pada pengamatan setelah inkubasi 24 jam
keadaan zona hambat bening, namun pada DAFTAR PUSTAKA
pengamatan setelah inkubasi 48 jam
keadaan zona hambatnya mulai keruh Aiello, A.E., 2010. Mask Use, Hand
karena ditumbuhi kembali oleh bakteri Hygiene, and Seasonal Influenza-
seperti pada Gambar 7, sehingga ekstrak like Illness Among Young Adults :
daun jambu biji dalam sediaan gel A randomized intervention trial. J
handsanitizer bersifat bakteristatik. In-fect Dis., 201(4): 491-498.
Sedangkan zona hambat yang terbentuk Akiyama, H.F dan T. Iwatsuki, 2001.
pada bakteri S.aureus tidak mengalami Antibacterial Action of Several
kekeruhan seperti pada Gambar 8, Tennis Agains Staphylococcus
sehingga ekstrak daun jambu biji dalam aureus. J of Antimicrobial
gel handsanitizer bersifat bakterisida. Chemo. 48:487-91
Antika (2011) menyatakan bahwa E.coli Antika, L.T., 2011. Uji Daya Antimikroba
lebih resisten terhadap antiseptik dari Aseptik. Universitas Negeri
dibandingkan dengan Staphylococcus Malang.
aureus, karena dinding sel E.coli lebih Aponno, J.V, Paulina, V.Y.Y, Hamidah,
kompleks dibandingkan dengan S.aureus. S.S., 2014. Uji Efektivitas Sediaan
Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu
KESIMPULAN DAN Biji (Psidium Guajava Linn)
Terhadap Penyembuhan Luka
SARAN Kesimpulan
Yang Terinfeksi Bakteri
Berdasarkan hasil penelitian yang Staphylococcus Aureus Pada
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Kelinci (Orytolagus
1. Ekstrak daun jambu biji Psidium Cuniculus).Jurnal Ilmiah
guajava L. dalam sediaan gel Farmasi UNSRAT. 3(3).
Handsanitizer terbukti dapat Davis, W.W. and T.R. Stout, 1971. Disc
menghambat pertumbuhan bakteri Plate Methods of Microbiological
Escerichia coli dan Staphylococcus Antibiotic Assay. Microbiology
aureus. Hasil penelitian menunjukkan 22: 659-665.
bahwa ekstrak daun jambu biji dalam Indriani, S., 2006.Aktifitas Antioksi dan
sediaan gel handsanitizer bersifat Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
bakteriostatik terhadap bakteri guajava L.) .J.II.Pert.Indon,11(1).
Escherichia coli dan bersifat Janeway, C.A., P. Travers, Walport, Mark,
baktirisida terhadap bakteri M. Schlomchik, 2001. The Immune
Staphylococcus aureus. System in Health and Disease,
2. Ekstrak daun jambu biji Psidium th
Immunobiology 5 Edition.
guajava L. efektif pada konsentrasi
Garland Science.
10% terhadap bakteri Escherichia coli
dan efektif pada konsentrasi 5% Jawetz, E., G.E Melnick and C.A. Adelberg,
terhadap bakteri Staphylococcus 2001. Mikrobiologi kedokteran.
aureus. Edisi I. Diterjemahkan
oleh Penerjemah Bagian
Saran Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

9
Universitas Airlangga. Surabaya: Yani, 2011. Media Pertumbuhan
Salemba Medika. Mikroba, http://unsa-
Jawetz, M., 1998. Mikrobiologi 73.blogspot.com. Diakses pada 3
Kedokteran. Edisi 23. Alih Desember 2015.
Bahasa: Huriwati Hartanto dkk.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Lewis, E. R., 2005. Antifungal
Pharmacology. http://www.doctor
fungus.org/thedrugs.html. Diakses
pada 3 April 2016, pukul 19.40
WITA.
Nakasone, H.Y. and R.E. Paull, 1998.
Tropical Fruits. New York: CABI
Publishing.
Nychas, G.J.E. dan Tassou, C.C., 1996.
Encyclopedia of Food
Microbiology. Volume I. London:
Academic Press.
Paramitha, G.W., M. Soprima, dan B.
Haryanto, 2010. Perilaku Ibu
Pengguna Botol Susu Dengan
Kejadian Diare pada Balita.
Jakarta Timur: Departemen
Kesehatan Lingkungan, Fakultas
KesehatanMasyarakat, Universitas
Indonesia.
Pelczar, M.J and R.D. Reid, 1972.
Microbiology. New York: Mc
Graw Hill Book Company.
Pratama, M.R., 2005. Pengaruh Ekstrak
Serbuk Kayu Siwak (Salvadora
persica) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus Dengan
Metode Difusi Agar. Laporan
Hasil Penelitian Program Studi
Biologi. Fakultas MIPA Teknologi
Sepuluh Nopember.
Sulistyaningsih, R., 2009. Potensi Daun
Beluntas (Plucea indica Less.)
Sebagai Inhibitor Terhadap
Pseudomonas aeruginosa Multi
Resistant dan Methicilin Resistant
Staphylococcus aureus. Bandung:
Universitas Pajajaran.
Wattimena, J.R., 1991. Farmakodinami
dan Terapi Antibiotik.
Yogyakarta: UGM Press.

10

Anda mungkin juga menyukai