Anda di halaman 1dari 13

577

Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai

Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman

Dyanti Warrahmah Dewi1, Siti Khotimah2, Delima Fajar Liana3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN
2
Prodi Biologi, FMIPA UNTAN
3
Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Lidah buaya (Aloe vera L.)
merupakan tanaman fungsional yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian menunjukkan
lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang
bersifat antiseptik. Metode. Skrining fitokimia menggunakan metode uji tabung. Aloe vera
diekstraksi dengan metode infundasi menggunakan akuades steril. Uji efek antiseptik pembersih
tangan menggunakan infusa lidah buaya konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. Kontrol positif
menggunakan hand sanitizer sedangkan kontrol negatif menggunakan air mengalir. Sampel
kuman didapat dari swab telapak tangan responden yang dimasukan kedalam tabung berisi NaCl
0,9% dan dilakukan pengenceran berseri. Suspensi kuman ditumbuhkan pada media Plate Count
Agar dengan metode pour plate. Jumlah koloni kuman dihitung menggunakan colony counter
dengan memenuhi Standard Plate Counts (SPC) Hasil. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang
jumlah koloni kuman pada telapak tangan dengan penurunan koloni terbanyak pada penggunaan
konsentrasi 350%. Kesimpulan. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang jumlah koloni kuman pada
telapak tangan.
Kata Kunci: Antiseptik, Infusa Aloe vera L., Koloni Kuman

Background. An antiseptic is a substance that can inhibit the growth and development of
pathogenic microorganisms such as viruses, bacteria, parasites and fungi. Aloe vera L. is a
functional plant which widely cultivated in Indonesia. A research shows that Aloe vera L. consist
of saponins, flavonoids, polyphenols, and tannins that are antiseptic. Method. Phytochemical
screening test was performed by test tube method. Aloe vera were extracted by infundation method
using sterile aquadest. Testing of antiseptic hand cleaner used Aloe vera infusion with
concentration 150%, 250%, and 350%. Hand sanitizer was used as positive control while negative
control used running water. Germ sample was obtained from respondents hand swab which put
into NaCl 0,9% tube and made serial dilutions. Germ sample cultivated on Plate Count Agar with
pour plate method. Amount of germs colonies counted by colony counter in accordance with
Standart Plate Counts (SPC). Result. Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs
colonies in hands with the highest colony decline on the use of 350% concentration. Conclusion.
Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs colonies on hands.

Keywords: Antiseptic, Infusion of Aloe vera L., Germs Colonies

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


578

LATAR BELAKANG Penyakit infeksi menular

Antiseptik adalah zat yang dengan mudah salah satunya melalui

dapat menghambat pertumbuhan dan tangan. Oleh karena itu sering

perkembangan mikroorganisme. mencuci tangan adalah suatu

Penggunaan antiseptik didalam keharusan untuk menghilangkan

upaya untuk inaktivasi atau kuman penyebab penyakit yang

melenyapkan mikroba merupakan ditularkan melalui kontak yang

langkah yang penting untuk sering dengan orang lain. Salah satu

pencegahan terjadinya infeksi. cara pencegahan infeksi yang

Penyakit infeksi (infectious disease) ditetapkan oleh Center for Disease

adalah penyakit yang terjadi akibat Control adalah dengan penggunaan

mikroorganisme patogen seperti antiseptik untuk membersihkan

virus, bakteri, parasit, dan jamur.1 tangan atau bagian tubuh lain yang

Menurut WHO tahun 2006, tercemar darah atau cairan tubuh

lebih dari 45% kematian yang terjadi lainnya.4

di negara-negara ASEAN adalah Era modern seperti saat ini

akibat penyakit infeksi.2 Penyakit dimana masyarakat disibukkan

infeksi di Indonesia sendiri pada dengan berbagai kegiatan serta

tahun 2010 menempati urutan kedua jadwal yang padat membuat

yaitu sebesar 29,5%. Infeksi sendiri masyarakat ingin serba praktis dalam

dapat terjadi di masyarakat membersihkan tangan. Dalam

(community acquired) maupun di kondisi tertentu, orang susah mencari

rumah sakit (hospital acquired).3 air ataupun sabun pembersih tangan.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


579

Keberadaan sabun dan air terkadang pada kulit yang berfungsi sebagai

tidak sesuai dengan yang diinginkan. pelindung terhadap infeksi

Air yang tersedia terkadang tidak mikroorganisme. Alkohol juga

bersih, berbau, serta keluar dari mudah terbakar dan pada pemakaian

keran yang sudah berkarat. Selain itu berulang menyebabkan kekeringan

sabun yang digunakan bersama- dan iritasi pada kulit.6

sama, terkadang menimbulkan Meningkatnya keinginan

kekhawatiran atas kebersihan dan masyarakat untuk menggunakan

kesehatan pengguna sebelumnya.5 bahan alam atau “back to nature”,

Hand sanitizer yang ditanggapi dengan banyaknya

merupakan antiseptik pembersih produk-produk topikal berbahan aktif

tangan hadir sebagai jalan keluar dari tanaman untuk perawatan kesehatan,

permasalahan tersebut. Namun kosmetik, dan pencegahan penyakit.

beberapa jenis gel antiseptik Hand sanitizer yang berasal dari

pembersih tangan (hand sanitizer) di bahan alam lebih aman digunakan,

pasaran masih menggunakan alkohol tidak mengandung zat kimia

dengan konsentrasi ± 50% sampai berbahaya, tidak merusak

70% sebagai bahan antibakterinya. pernafasan, dan aman untuk anak-

Penggunan alkohol dalam pembersih anak.7

tangan dirasa kurang aman terhadap Lidah buaya (Aloe vera L.)

kesehatan karena alkohol merupakan merupakan tanaman yang fungsional

pelarut organik yang dapat karena semua bagian dari tanaman

melarutkan lapisan lemak dan sebum ini dapat dimanfaatkan baik untuk

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


580

perawatan tubuh maupun untuk Proses infundasi dan

mengobati berbagai penyakit. pengujian infusa sebagai antiseptik

Tanaman ini banyak dibudidayakan pembersih tangan, dan pengambilan

di Indonesia terutama di Kalimantan swab telapak tangan responden

Barat. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi

dilaporkan bahwa lidah buaya (Aloe Fakultas Matematika dan Ilmu

vera L.) memiliki kandungan Pengetahuan Alam Universitas

saponin, flavonoid, polifenol, serta Tanjungpura Pontianak.

tanin yang mempunyai kemampuan Alat Penelitian

untuk membersihkan dan bersifat Alat yang digunakan pada

antiseptik.8 penelitian ini antara lain gelas ukur,

pipet tetes, pipet volumetrik, vortex,

METODE labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak

Waktu dan Tempat Penelitian tabung, cawan petri, termometer,

Penelitian dilaksanakan mulai inkubator, Hot plate, timbangan

bulan Agustus 2014 hingga Maret analitik, blender, batang pengaduk,

2015. Sampel lidah buaya (Aloe vera bunsen, autoklaf, lemari pendingin,

L.) didapat di Aloe Vera Center Jl. oven, penangas air, Handscun,

28 Oktober Siantan, Kecamatan masker, lidi kapas steril, penjepit

Pontianak Utara. Skrining fitokimia tabung reaksi, stopwatch, alumunium

dilakukan di Laboratorium Non foil, colony counter, spuit, gelas

Mikroskopik Fakultas Kedokteran beker, label.

Universitas Tanjungpura Pontianak.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


581

Bahan Penelitian mencuci tangan menggunakan air

Bahan yang digunakan pada mengalir sebagai perlakuan kontrol

penelitian ini antara lain lidah buaya, negatif, perlakuan mencuci tangan

media Plate Count Agar, aquades, menggunakan hand sanitizer sebagai

spiritus, asam asetat glasial, asam kontrol positif, perlakuan mencuci

klorida pekat, asam sulfat pekat, besi tangan menggunakan infusa lidah

(III) klorida 1%, besi (III) klorida buaya (Aloe vera L.) konsentrasi

5%, kalium iodida (KI), serbuk 150%, konsentrasi 250%, dan

magnesium, pereaksi Mayer, konsentrasi 350% sebagai kelompok

kloroform, larutan NaCl 0,9%, Hand eksperimen.

sanitizer. Prosedur Kerja

Responden Penelitian Pengolahan Sampel

Responden penelitian adalah Sampel yang digunakan pada

Mahasiswa/i Program Studi penelitian ini adalah pelepah lidah

Pendidikan Dokter Universitas buaya (Aloe vera L.). Pelepah lidah

Tanjungpura Angkatan 2011-2012 buaya (Aloe vera L.) yang telah

berjumlah 15 orang. dikumpulkan, disortasi basah,

Rancangan Penelitian kemudian dicuci menggunakan air

Penelitian ini merupakan yang mengalir sampai bersih,

penelitian eksperimental murni (true dikeringanginkan di dalam ruangan

experimental design) dengan metode tanpa terkena sinar matahari

Rancangan Acak Lengkap (RAL), langsung, disortasi kering,

menggunakan lima perlakuan yaitu

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


582

dihaluskan dengan menggunakan menjadi warna hijau, biru atau ungu

blender.9 menunjukkan adanya senyawa

Pembuatan Infusa fenol. 11-13

Infundasi pelepah lidah buaya Pemeriksaan Flavonoid

(Aloe vera L.) dilakukan dengan Infusa sebanyak 1 ml

menyari simplisia dengan akuades dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

steril pada suhu 90oC selama 15 ditambahkan dengan serbuk

menit.10 magnesium sebanyak 1 g dan 1 ml

Skrining Fitokimia larutan asam klorida pekat.

Pemeriksaan Alkaloid Perubahan warna larutan menjadi

Infusa sebanyak 1 ml warna kuning menandakan adanya

dimasukkan ke dalam tabung reaksi flavonoid. 11-13

lalu ditambahkan 3 tetes kloroform Pemeriksaan Saponin

dan 3 tetes pereaksi Mayer. Infusa sebanyak 2 ml

Terbentuknya endapan putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

mengindikasikan adanya lalu ditambahkan 10 ml air, setelah

alkaloid.11-13 itu dikocok dengan kuat selama 10

Pemeriksaan Fenol menit lalu dibiarkan selama 10

Infusa sebanyak 1 ml menit. Buih/busa yang terbentuk dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bertahan lebih dari 10 menit

ditambahkan tiga tetes air panas dan menunjukkan adanya saponin. 11-13

tiga tetes pereaksi besi(III) klorida

1%. Perubahan warna larutan

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


583

Pemeriksaan Tanin Infusa Lidah Buaya digunakan untuk

Infusa sebanyak 1 ml membersihkan telapak tangan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, responden, selanjutnya telapak

lalu ditambahkan 3 tetes besi(III) tangan di swab dan dimasukan ke

klorida 5%. Bila terbentuk warna tabung berisi NaCl 0,9% setelah itu

biru tua atau kehitaman dilakukan pengenceran berseri.

menunjukkan adanya tanin. 11-13 Suspensi kuman dari masing-masing

Pemeriksaan Triterpenoid-Steroid pengencaran ditumbuhkan pada

Infusa sebanyak 1 ml media Plate Count Agar dengan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, metode pour plate, diinkubasi pada

lalu ditambahkan dengan 1 ml asam suhu 37oC selama 48 jam. Koloni

asetat glasial dan 1 ml larutan asam yang tumbuh dihitung menggunakan

sulfat pekat. Jika warna larutan colony counter dengan memenuhi

berubah menjadi biru atau ungu, Standart Plate Counts (SPC).14,15

menandakan adanya kelompok

senyawa steroid, jika terdapat cincin HASIL

merah menunjukkan adanya Infusa Daun Mangga Bacang (M.

kelompok senyawa triterpenoid. 11-13 foetida L.)

Infusa lidah buaya ( Aloe

Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera vera L.) menghasilkan cairan kental

L.) sebagai Antiseptik Pembersih berwarna hijau kecoklatan sebanyak

Tangan 150 ml pada konsentrasi infusa

150%, 250 ml pada konsentrasi

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


584

250% dan 300 ml pada konsentrasi penggunaan infusa 150%, 3

350% . CFU/cm2 pada penggunaan infusa

Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera 250%, dan 2 CFU/cm2 pada

L.) sebagai Antiseptik Pembersih penggunaan infusa 350%.

Tangan terhadap Jumlah Koloni Berdasarkan guideline jumlah koloni

Kuman kuman menurut interpretasi indikator

Berikut adalah hasil uji infusa kebersihan telapak tangan16

lidah buaya (Aloe vera L.) sebagai menunjukan jumlah koloni kuman

antiseptik pembersih tangan terhadap pada responden kelompok kontrol

jumlah koloni kuman CFU/cm2 negatif dan kelompok infusa 150%

telapak tangan responden: dikategorikan sangat kontaminasi,

Hasil uji infusa lidah buaya sedangkan pada responden kelompok

(Aloe vera L.) sebagai antiseptik kontrol positif, infusa 250%, dan

pembersih tangan menunjukan infusa 350% dikategorikan bersih.

terdapat penurunan jumlah koloni Penurunan jumlah koloni

kuman pada telapak tangan masing- kuman pada telapak tangan

masing responden perlakuan yang responden setelah menggunakan

menggunakan infusa dengan infusa lidah buaya (Aloe vera L.)

konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. sebagai antiseptik pembersih

Hal ini ditunjukan dengan tangannya diduga akibat kandungan

rerata jumlah koloni kuman pada senyawa metabolit sekunder yang

responden kontrol negatif yaitu 26 terkandung pada infusa lidah buaya

CFU/cm2 menjadi 14 CFU/cm2 pada (Aloe vera L.) seperti tanin, saponin,

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


585

alkaloid, flavonoid, fenol, dan Adenosina trifosfat yang menurun

triterpenoid mimiliki mekanisme mengakibatkan terhambatnya

kerja yang sama seperti mekanisme pertumbuhan dan perkembangan sel

kerja antiseptik dalam menghambat kuman dan selanjutnya menyebabkan

atau membunuh kuman. kematian sel.17,18

Senyawa fenol mampu Mekanisme kerja flavonoid

melakukan migrasi dari fase cair ke berfungsi sebagai antiseptik diduga

fase lemak yang terdapat pada dengan cara berinteraksi dengan sel

dinding sel yang dapat meyebabkan bakteri melalui adsorpsi yang

turunnya tegangan permukaan sel, melibatkan ikatan hidrogen dengan

sehingga senyawa fenol dapat masuk gugus fenol. Atom H pada kompleks

ke dalam sel. Senyawa fenol juga protein yang terdapat pada dinding

dapat berikatan dengan atom H dari sel berikatan dengan gugus fenol

protein sehingga kerja protein pada flavonoid, selanjutnya protein

terganggu. Protein yang merupakan mengalami penguraian diikuti oleh

komponen enzim apabila mengalami penetrasi flavonoid ke dalam sel dan

kerusakan akan menganggu kerja menyebabkan presipitasi serta

enzim. denaturasi protein plasma.19

Apabila terjadi kerusakan Terpenoid dapat berikatan

pada enzim, maka akan dengan protein pada membran sel

mengakibatkan metabolisme mikroorganisme salah satunya pada

menurun, sehingga produksi bakteri. Membran sel bakteri sendiri

adenosina trifosfat (ATP) menurun. terdiri dari fosfolipid dan molekul

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


586

protein. Kerusakan membran sel bakteri dan mengganggu

dapat terjadi ketika terpenoid metabolisme sel bakteri sehingga

bereaksi dengan sisi aktif dari menyebabkan bakteri mengalami

membran sel atau dengan melarutkan kematian.18, 21

konstituen lipid atau protein dan Mekanisme saponin sebagai

meningkatkan permeabilitasnya. antiseptik diduga saponin bereaksi

Akibatnya dapat terjadi lisis sel.20 dengan porin (protein transmembran)

Mekanisme tanin yang pada membran luar dinding sel

diperkirakan sebagai antiseptik mikroba, membentuk ikatan polimer

adalah tanin dapat mengikat salah yang kuat sehingga mengakibatkan

satu protein adhesin pada bakteri rusaknya porin. Rusaknya porin yang

yang dipakai sebagai reseptor merupakan pintu keluar masuknya

permukaan bakteri sehingga terjadi senyawa mengurangi permeabilitas

penurunan daya perlekatan bakteri membran sel mikroba yang akan

dan mengganggu sintesis dinding sel, mengakibatkan sel mikroba tersebut

akibatnya terjadi pengerutan dinding akan kekurangan nutrisi, sehingga

sel dan terjadi kebocoran dinding sel. pertumbuhan bakteri terhambat atau

Tanin juga dapat masuk ke mati.22

dalam membran sel dengan Senyawa alkaloid diduga

menembus plasma melalui saluran dapat digunakan sebagai antiseptik

porin pada membran plasma. karena terdapat gugus basa yang

Selanjutnya tanin mempresipitasi mengandung nitrogen akan bereaksi

protein pada proses sintesis protein dengan senyawa asam amino yang

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


587

menyusun dinding sel mikroba dengan nilai significancy untuk

seperti pada dinding sel bakteri dan masing-masing kelompok semuanya

DNA bakteri. 1,000 (> 0,05). Berdasarkan hasil uji

Reaksi ini mengakibatkan variansi data didapatkan bahwa

terjadinya perubahan struktur dan variansi data juga normal p=1,000

susunan asam amino, sehingga (>0,05).

menimbulkan perubahan Karena data terdistribusi dan

keseimbangan genetik pada rantai bervariansi normal maka dilakukan

DNA sehingga akan mengalami uji one way analysis of variance

kerusakan dan akan mendorong (ANOVA) dengan hasil nilai Sig.

terjadinya lisis sel bakteri, akhirnya adalah 0,000 (<0,05) artinya terdapat

menyebabkan kematian sel pada perbedaan bermakna antar kelompok

bakteri.23 Senyawa metabolit data. Selanjutnya dilakukan analisis

sekunder yang kompleks ini diduga Post Hoc untuk uji ANOVA adalah

bekerja saling berkaitan untuk Least Significant Difference (LSD).

menghambat atau membunuh kuman Uji LSD menunjukan bahwa

sehingga dapat mengurangi jumlah konsentrasi ifusa lidah buaya (Aloe

koloni kuman pada telapak tangan vera L.) 350% merupakan

responden penelitian. konsentrasi yang paling signifikan

dalam mengurangi jumlah koloni

PEMBAHASAN kuman.

Berdasarkan hasil uji normalitas

didapatkan data terdistribusi normal

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


588

KESIMPULAN 5. Rahman, M.A. Kitosan Sebagai bahan


Antibakteri Alternatif Dalam Formulasi
Gel Pembersih Tangan (Hand
Infusa lidah buaya (Aloe vera Sanitizer). Institut Pertanian Bogor:
Departermen Teknologi Hasil Perairan;
L.) pada konsentrasi 150%, 250%, 2012.
6. Block S. Disinfection, Sterilization and
dan 350% dapat mengurangi jumlah Preservation, 4th. Edition. Williams
and Wilkins. P; 2001,
7. Retnosari. Studi Efektivitas Sediaan
koloni kuman pada telapak tangan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle Linn.). Jurnal
responden. Farmasi Indonesia; 2006; 17(4), 163-
169.
8. Hariana, A. Tumbuhan Obat dan
Perlu dilakukan penelitian Khasiatnya, Seri 2. Jakarta: Penebar
Swadaya; 2008.
potensi lidah buaya (Aloe vera L.) 9. Gunawan D dan Mulyani S. Ilmu Obat
Alam (Farmakognosi). Jakarta: Penebar
sebagai antiseptik pembersih tangan Swadaya; 2004.
10. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Sediaan Galenik. Jakarta.
dengan teknik ekstraksi dengan Depkes RI. 1999.
11. Farnsworth NR. Biological and
penggunaan konsentrasi yang lebih Phytochemical Screening of Plant. J.
Pharm.Sci. 1966; 55:59.
12. Harborne JB. Metode Fitokimia
kecil dibandingkan dengan teknik Penentuan Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: ITB; 1987.
infusa. 13. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi
4. Jakarta: Depkes RI; 1995.
14. Waluyo, L. Mikrobiologi Umum.
Malang: UMM Press; 2009.
DAFTAR PUSTAKA 15. Harmita dan Radji, M. Buku Ajar:
Analisis Hayati. Jakarta: EGC; 2008.
16. Centers for Disease Control and
1. Ministry of Health Malaysia. Prevention (CDC). General
Antiseptics for Skin Preparations Prior Information on Hand Hygiene.
to Procedures. Kuala Lumpur, (Online) 2009.
Malaysia: Health Technology http://www.cdc.gov./htm ( 27 juli
Assessment Section (MaHTAS); 2010. 2014).
2. World Health Organization (WHO), 17. Brooks, GF., Butel, JS., dan Morse,
Hand Hygiene: Why, How, andWhen?. SA. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
(Online) 2009. 23. Jakarta: EGC; 2007.
http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_ 18. Dhayanti, A.P.Y.,Trisunuwati, P.,
Hygiene_Why_How_and_When_Broc Murwani, S. Efek Antimikroba Ekstrak
hure.pdf (17 juli 2014). n-Hekasa Daun Kelor (Moringa
3. Kementerian Kesehatan RI. Rencana oleifera Lamk.) terhadap Escherichia
Strategis Kementerian Kesehatan coli. Universitas Brawijaya, Program
Tahun 2010-2014. Jakarta; 2010. Studi Pendidikan Dokter Hewan; 2013
4. Bailey, R. Bacteria And Food 19. Rachmawaty, F.J., Citra, D.A.,
Poisoning. (Online) 2010. Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan
http://biology.about.com/od/bacteriolo Wibowo, E.T. Manfaat Sirih Merah
gy/a/aa072706a.htm (7 April 2014). (Piper crocatum) sebagai Agen Anti

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106


589

Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif


dan Bakteri Gram Negatif. Jurnal
Kedokteran Mastarakat; 2009; 25:
167-175.
20. Mayanti, T., Tjokronegoro, R.,
Supratman, U., Mukhtar, M. R.,
Awang, K., dan Hamid, A. A.
Antifeedant Triterpenoids from the
Seeds and Bark of Lansium
domesticum cv Kokossan (Meliaceae),
Molecules; 2011; 16: 2785-95.
21. Juliantina, F., Citra, D.A, Nirwani, B.,
Nurmasitoh, T., dan Bowo, E.T.
Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum)
sebagai Agen Anti Bakterial terhadap
Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram
Negatif. Jurnal Kesehatan Indonesia,
vol 1; 2013; pp. 11-21.
22. Furnawanthi, I. Khasiat dan Manfaat
Lidah Buaya. Jakarta: Agromedia
Pustaka; 2002.
23. Simbala, Herny E.I. Analisis Senyawa
Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan
Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka.
Pacific Journal; 2009 Vol 1 (4) : 489-
494.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

Anda mungkin juga menyukai