Anda di halaman 1dari 8

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No.

2 (Desember 2019)
ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)

DOI: 10.30644/rik.v8i2.233

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik umbi mentimun papasan (Coccinia grandis
L.Voigt) terhadap Shigella dysenteriae dan Staphylococcus aureus

Rizal Maarif Rukmana1*, Rahmat Budi Nugroho2, Dwi Admani Wisnumurti1, Andang
Arif Wibawa1
1
Program Studi DIV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta,
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57127
2
Program Studi DIII Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta,
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 57127
*
Corresponding author E-mail: rizal.nerazuri@gmail.com

Accepted: 27 Agustus 2019; revision: 12 September 2019; published: 31 Desember 2019

Abstrak
Latar Belakang: Bakteri yang sering menimbulkan penyakit infeksi diantaranya adalah bakteri
Shigella dysenteriae dan Staphylococcus aureus. Ekstrak daun mentimun (Coccinia grandis L.Voigt)
papasan mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin. Golongan senyawa
tersebut mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas ekstrak etanolik umbi mentimun papasan dalam menghambat bakteri Shigella dysenteriae
dan Staphylococcus aureus.
Metode: Serbuk umbi mentimun papasan (Coccinia grandis L.Voigt) diekstraksi menggunakan
metode maserasi. Pelarut yang dipakai adalah etanol 96%. Identifikasi golongan senyawa dilakukan
dengan menggunakan pereaksi kimia. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi
sumuran.
Hasil: Hasil identifikasi golongan senyawa menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin,
saponin, alkaloid dan polifenol. Hasil uji antibakteri ekstrak umbi mentimun papasan kosentrasi 1
g/mL, 2 g/mL, 3 g/mL dan 4 g/mL terhadap bakteri Shigella dysenteriae berturut-turut: 18mm, 19,66
mm, 21,23 mm dan 23,33 mm. Hasil uji antibakteri ekstrak umbi mentimun papasan kosentrasi 1
g/mL, 2 g/mL, 3 g/mL dan 4 g/mL terhadap bakteri Staphylococcus aureus berturut-turut: 18,67 mm,
20,67 mm, 23,33 mm dan 27 mm.
Kesimpulan: Ekstrak etanolik umbi mentimun papasan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Shigella dysenteriae dan Staphylococcus aureus.

Kata kunci: antibakteri, Coccinia grandis L.Voigt, Ekstrak etanolik, Shigella dysenteriae dan
Staphylococcus aureus

Abstract
Background: Bacteria that often cause infectious diseases are Shigella dysenteriae and
Staphylococcus aureus. Mentimun papasan (Coccinia grandis L. Voigt) leaf extract contains alkaloid,
flavonoids and saponins group compounds. This group compounds has antibacterial activity. The
purpose of this study was to determine the activity of ethanolic extracts of mentimun papasan tubers
inhibiting Shigella dysenteriae and Staphylococcus aureus.
Method: Mentimun papasan bulbs powder (Coccinia grandis L.Voigt) was extracted using maceration
method. The solvent used is ethanol 96%. Identification of groups compounds using chemical
reagents. Antibacterial activity test was carried out using the diffusion method.
Results: The results of the group compounds identification indicated the presence of flavonoid,
tannin, saponin, alkaloid and polyphenol groups. Antibacterial results of mentimun papasan bulbs
extract concentrations of 1 g/mL, 2 g/mL, 3 g/mL and 4 g/mL against Shigella dysenteriae was:
18mm, 19.66 mm, 21.23 mm and 23.33 mm respectively. Antibacterial results of mentimun papasan
bulbs extract concentration of 1 g/mL, 2 g/mL, 3 g/mL and 4 g/mL against Staphylococcus aureus
respectively: 18.67 mm, 20.67 mm, 23.33 mm and 27 mm.
Conclusion: Ethanolic extract of mentimun papasan can inhibit the growth of Shigella dysenteriae
and Staphylococcus aureus.

Key word: antibacterial, Coccinia grandis L.Voigt, Ethanolic extract, Shigella dysenteriae and
Staphylococcus aureus
Riset Informasi Kesehatan 91
Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN berbagai penyakit mulai dari infeksi kulit


Penyakit infeksi disebabkan oleh yang ringan sampai erupsi infeksi yang
kuman atau mikroorganisme yang masuk mengancam jiwa seperti bakteremia,
kedalam tubuh sehingga menimbulkan endokarditis, pneumonia dan sindrom syok
gejala. Penyakit infeksi timbul karena toksik (6). Prevalensi infeksi Staphyloccus
adanya invasi mikroorganisme pada aureus pada saluran pernapasan atas
jaringan pejamu atau disebabkan oleh efek mencapai 20-40% dari rata-rata infeksi
yang ditimbulkan mikroorganisme tersebut yang disebabkan oleh Staphylococcus
pada permukaan mukosa (1). Di Indonesia, aureus (7).
penyakit infeksi juga masih menjadi Terdapat sekitar 7.000 spesies
masalah kesehatan utama dan sering tanaman obat dari sekitar 30.000 spesies
diderita oleh orang banyak (2). Prevalensi tanaman berpotensi sebagai obat di
Indonesia. Salah satu tumbuhan yang
penyakit infeksi sebesar 25% sedangkan
mempunyai potensi dalam pengobatan
diare memiliki prevalensi mencapai 10,5% adalah tumbuhan mentimun papasan
di semua tingkatan umur. Penyakit diare (Coccinia grandis L.Voigt). Tumbuhan
salah satunya disebabkan oleh bakteri mentimun papasan merupakan tumbuhan
Shigella dysenteriae (3). yang ada di Nusa Tenggara Timur dan
Shigella dysenteriae merupakan merupakan tanaman hias serta merupakan
bakteri Gram negatif yang invasif tanaman khas dan endemik daerah NTT.
Tumbuhan ini memiliki keunikan yaitu umbi
enteropatogenik, bersifat non motil dan
yang muncul diatas permukaan tanah (8).
merupakan bakteri endospora berbentuk Ekstrak metanolik buah Coccinia indica
batang. Shigella dysenteriae dapat menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
menyebabkan peradangan pada epitel bakteri Staphylococcus aureus dan
kolon manusia yang merupakan gejala dari Salmonella typhi. Pada penelitian tersebut
disentri basiler (4). Penyakit tersebut dapat aktivitas antibakteri Ekstrak metanolik buah
ditularkan melalui oral dengan cara makan Coccinia indica lebih kuat pada
Staphylococcus aureus dibandingkan
atau minum dari bahan yang
Salmonella typhi (9). Senyawa kimia
terkontaminasi tinja dari individu terinfeksi. Coccinia grandis L.Voigt mengandung
Setiap tahun, ada 165 juta kasus disentri senyawa bioaktif seperti alkaloid, glikosida,
basiler terkonfirmasi dan 1,1 juta kematian saponin, b- amyrine, lupeol, cucubbitacin,
di seluruh dunia, terutama di negara cephalandrol, cephalandrine dan flavonoid
berkembang seperti Cina. Disentri basiler (10). Penelitian mengenai aktivitas
antibakteri ekstrak etanolik umbi mentimun
dapat disebabkan oleh empat spesies
papasan (Coccinia grandis L.Voigt)
bakteri anggota genus Shigella sebagai antibakteri masih sangat jarang
diantaranya Shigella dysenteriae, Shigella sekali dilakukan. Beberapa penelitian
flexneri, Shigella boydii dan Shigella sebelumnya yang telah dilakukan yaitu
sonnei (5). dengan memanfaatkan bagian tanaman
Bakteri lain yang sering mentimun papasan yang lainnya seperti:
menyebabkan infeksi salah satunya adalah daun dan buah. Penelitian ini
memanfaatkan bagian umbi mentimun
Staphylococcus aureus. Staphyloccus
papasan (Coccinia grandis L.Voigt)
aureus merupakan bakteri Gram positif sebagai antibakteri terhadap Shigella
yang menghasilkan pigmen kuning, dysenteriae dan Staphylococcus aureus.
bersifat anaerob fakultatif, tidak berspora Hasil penelitian sebelumnya menyatakan
dan tidak motil, susunan berkelompok ekstrak air dan ekstrak etanolik daun
seperti anggur, dengan diameter 0,8-1,0 mentimun papasan (Coccinia grandis
µm. Bakteri ini dapat menyebabkan L.Voigt) dapat menghambat bakteri
Shigella boydii dan Pseudomonas

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 92


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

aeruginosa (11). Ekstrak etanolik daun


mentimun papasan juga dapat Pembuatan Ekstrak Etanolik Umbi
menghambat bakteri E.coli (12). Mentimun Papasan
Pembuatan ekstrak etanolik
METODE dilakukan dengan metode maserasi.
Sebanyak 100 g serbuk dimasukkan ke
Waktu dan Tempat dalam botol gelap ditambah 1 liter etanol
Penelitian dilakukan pada bulan 96% kemudian ditutup, dikocok dan
Februari sampai dengan bulan Mei 2019 di didiamkan selama 3 hari. Maserat yang
Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium dihasilkan kemudian disaring
Mikrobiologi Universitas Setia Budi menggunakan kain flanel dan kertas saring
Surakarta. sehingga diperoleh filtrat. Filtrat yang
didapat dipekatkan menggunakan Rotary
Populasi dan Sampel evaporator sehingga terbentuk ekstrak
Populasi pada penelitian ini adalah kental yang kemudian dibuat konsentrasi
dengan beberapa seri konsentrasi 1 g/mL,
umbi Mentimun Papasan (Coccinia grandis
2 g/mL, 3 g/mL, dan 4 g/mL(13).
L.Voigt) yang diperoleh dari Nusa
Tenggara Timur. Populasi berikutnya Identifikasi Kandungan Golongan
adalah isolat bakteri Shygella dysenteriae Senyawa Ekstrak Etanolik Umbi
dan Staphylococcus aureus yang diperoleh Mentimun Papasan
dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas a. Flavonoid
Setia Budi Surakarta. Sampel pada Lima mL ekstrak ditambah 5 tetes
HCl 2N, kemudian ditambah 5 tetes Amil
penelitian ini adalah ekstrak etanolik umbi
alkohol dan 1 mg magnesium. Campuran
Mentimun Papasan (Coccinia grandis L. tersebut dihomogenkan secara manual
Voigt). kemudian didiamkan. Reaksi positif
kandugan flavonoid ditandai dengan
Pembuatan Serbuk Umbi Mentimun terbentuknya warna merah.
Papasan b. Alkaloid
Umbi mentimun papasan dicuci Lima ml ekstrak ditambahkan 5 ml
sampai bersih kemudian dipotong kecil- kloroform secukupnya. Kemudian
kecil dan dikeringkan dengan ditambahkan 3 tetes amoniak dan
menggunakan oven pada suhu 40oC. Umbi dipanaskan. Lalu ditambah 5 tetes asam
mentimun papasan yang sudah kering sulfat 2N kemudian tambahkan 5 ml
digiling menggunakan alat penggilingan pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan
sampai halus kemudian di ayak putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan
menggunakan ayakan ukuran 40 mesh. adanya senyawa golongan alkaloid.
c. Tanin
Penentuan nilai kadar air serbuk Umbi Lima ml ekstrak ditambah dengan 5
Mentimun Papasan ml FeCl3. Kemudian kocok dan didiamkan
Penentuan kadar air dilakukan beberapa menit. Terbentuknya warna hijau
dengan meggunakan metode kehitaman menunjukkan adanya senyawa
thermovolumetri. Umbi mentimun papasan tanin.
ditimbang sebanyak 20,005 g kemudian d. Saponin
dimasukkan kedalam labu ukur dan Lima ml ekstrak dimasukkan ke
ditambahkan xylen sebanyak 125 mL. dalam tabung reaksi, dipanaskan sampai
Rangkaian alat destilasi Bidwell-Sterling mendidih, kemudian didinginkan. Lalu
dipasang dan api dinyalakan untuk ditambah 1 tetes HCl 2N, kocok kuat-kuat
memanaskan. Pemanasan dihentikan dan diamkan beberapa saat. Terbentuknya
ketika tidak ada lagi air yang mengalir buih yang stabil menunjukkan hasil positif
pada skala pembacaan. Kemudian kandungan saponin.
membaca skala volume air yang telah e. Fenol
terdestilasi.

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 93


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

Sebanyak 0,1 gram ekstrak dengan bakteri uji lalu diinokulasikan secara
20 ml methanol 70%. Larutan dihasilkan merata pada media MHA yang telah
diambil sebanyak 2 tetes larutan FeCl3 5%. memadat. (3) Ditunggu 15 menit sampai
Reaksi positif kandungan fenol ditunjukkan kering. (4) Dibuat 6 lubang sumuran
dengan terbentuknya warna hijau atau dengan menggunakan boorprof (diameter
kebiruan (14). 0,5 cm). (5) Masukkan 50 µL ekstrak
konsentrasi 1 g/mL, 2 g/mL, 3 g/mL, dan 4
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak g/mL, 50 µL kontrol positif (kloramfenikol
Etanolik Umbi Mentimun Papasan untuk kontrol positif Shigella dysenteriae
Uji aktivitas antibakteri ekstrak dan chlorhexidine untuk kontrol positif
etanolik umbi mentimun papasan dilakukan Staphylococcus aureus), 50 µL kontrol
pada suspensi bakteri uji dengan negatif (DMSO 2%). (6) Dilakukan
kerapatan sesuai dengan standar Mc. pengulangan 3 kali. (7) Inkubasi selama 24
Farland 108 CFU/ml (14). Metode uji jam pada suhu 37oC. (8) Dilakukan
aktivitas antibakteri ekstrak etanolik pengukuran terhadap zona hambat yang
mentimun papasan dengan menggunakan tumbuh disekitar sumuran (14).
metode difusi agar. Tahapan dalam uji 1. Analisis Data
antibakteri ekstrak etanolik umbi mentimun Data yang diperoleh dianalisis
papas an yaitu: (1) media Muller Hinton dengan menggunakan One Way Anova.
Agar (MHA) steril dituang ke dalam cawan Apabila terdapat perbedaan antara
petri steril dengan ketebalan 0,5 cm perlakuan dilakukan uji lanjut dengan
dibiarkan memadat pada suhu kamar. (2) menggunakan uji DMRT (duncan Multiple
Kapas lidi steril dicelupkan pada suspensi Range Test).

HASIL
1. Hasil Persentase Kadar Air
Hasil penetapan kadar air serbuk umbi Mentimun Papasan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Penetapan Kadar Air Serbuk Umbi Mentimun Papasan


Berat Bahan (gram) Skala (ml) Kadar air (%)
20,0055 1,2 5,99

2. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun Papasan


Hasil pembuatan ekstrak etanolik umbi Mentimun Papasan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rendemen Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun Papasan


Serbuk Hasil ekstraksi Persentase rendemen
500 g 7g 1,4 %

3. Hasil Identifikasi Golongan Senyawa Ekstrak Umbi Mentimun Papasan


Hasil identifikasi kandungan senyawa kimia ekstrak etanolik Umbi Mentimun Papasan dapat
dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Identifikasi Kandungan Senyawa Pada Ekstrak Umbi Mentimun Papasan
Hasil
Senyawa
Pereaksi Ektrak Keterangan
1 mL ekstrak, dipanaskan sampai mendidih Terbentuk busa
Saponin +
+ 1 tetes HCl 2N, kocok kuat-kuat stabil
1 mL ekstrak + 1 tetes HCL 2N + 1 tetes Terbentuk warna
Flavonoid +
amil alkohol + 1 mg serbuk magnesium merah jingga
0,2 mL ekstrak + 1 ml aquadest,
Terbentukwarna
Polivenol dipanaskan 30 detik dan disaring, filtrate + +
hijau kehitaman
3 tetes FeCl3 1%
1 mL ekstrak +1 ml FeCl3, kocok dan Terbentuk warna
Tanin +
diamkan beberapa menit hijau kehitaman

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 94


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

1 mL ekstrak + 1 mL kloroform + 1 tetes


Terbentuk
Alkaloid amoniak, dipanaskan + 1 tetes asam sulfat +
endapan putih
2N + 10 tetes pereaksi mayer

4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun Papasan


Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik umbi Mentimun Papasan terhadap bakteri
Shigella dysenteriae dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar 1.

Tabel 4. Hasil uji antibakteri ekstrak etanolik Umbi Mentimun Papasan terhadap Shigella dysenteriae
Diameter Zona Hambat Rata – rata
Konsentrasi
Jenis (mm) Diameter Zona
Ekstrak
R1 R2 R3 Hambat (mm)
1 g/mL 19 17 18 18,00b
2 g/mL 20 19 20 19,66c
Shigella dysenteriae
3 g/mL 22 21 21 21,23d
4 g/mL 24 23 23 23,33e
Kontrol (+) kloramfenikol 2% 22 21 21 21,33d
Kontrol (-) DMSO 2% 0 0 0 0a
Keterangan: R1: diameter zona hambat ulangan 1, R2: diameter zona hambat ulangan 2, R3: diameter
zona hambat ulangan 3, abcde: huruf yang berbeda menunjukkan bahwa hasil yang berbeda nyata, Taraf
signifikasi anava: 95%.

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanolik umbi Mentimun Papasan terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 1B.

Tabel 5. Hasil uji antibakteri ekstrak etanolik Umbi Mentimun Papasan terhadap Staphylococcus aureus
Diameter Zona Hambat Rata – rata
Konsentrasi
Jenis (mm) Diameter Zona
Ekstrak
R1 R2 R3 Hambat (mm)
1 g/mL 18 17 21 18,67b
Staphylococcus 2 g/mL 20 19 23 20,67c
aureus 3 g/mL 23 22 25 23,33d
4 g/mL 27 26 28 27,00e
Kontrol (+) Chlorhexidine 2% 17 18 20 18,33b
Kontrol (-) DMSO 2% 0 0 0 0a
Keterangan: R1: diameter zona hambat ulangan 1, R2: diameter zona hambat ulangan 2, R3: diameter
zona hambat ulangan 3, abcde: huruf yang berbeda menunjukkan bahwa hasil yang berbeda nyata, Taraf
signifikasi anava: 95%.

A B
Gambar 1. Uji antibakteri ekstrak etanolik Umbi Mentimun Papasan terhadap bakteri Shigella dysenteriae (A) dan
bakteri Staphylococcus aureus (B)

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 95


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

PEMBAHASAN Pada hasil penelitian ini


Pengeringan serbuk umbi mentimun menunjukkan bahwa ekstrak etanolik umbi
papasan menghasilkan % kadar air 5,99% mentimun papasan dapat menghambat
bakteri Shigella dysenteriae dan
(tabel 1). Hal tersebut menunjukkan
Staphylococcus aureus. Semakin besar
bahwa kadar air pada serbuk sudah relatif kosentrasi ekstrak etanolik umbi mentimun
rendah (dibawah 10 %). Kadar air yang papasan yang diberikan pada bakteri
rendah akan mempengaruhi terhadap maka semakin besar pula daya hambat
mutu penyimpanan serbuk. Semakin dari ekstrak tersebut. Berdasarkan daya
rendah kadar air serbuk maka serbuk hambat ekstrak etanolik umbi mentimun
tersebut akan semakin terjaga dari papasan dapat dilihat bahwa kosentrasi
paling besar (4 g/mL) mempunyai daya
kontaminasi jamur. Namun, kadar air pada
hambat yang paling besar pada bakteri
suatu serbuk atau simplisia tidak Staphylococcus aureus. Ekstrak etanolik
mempengaruhi kandungan utama umbi Mentimun Papasan kosentrasi 4
senyawa fitokimia dari suatu bahan alam g/mL terhadap bakteri Staphylococcus
(15). aureus dan Shigella dysenteriae juga
Serbuk umbi mentimun papasan berbeda nyata dibandingkan dengan
dilakukan maserasi dengan menggunakan masing-masing kontrol positif. Hal tersebut
pelarut etanol 96%. Maserasi merupakan menunjukkan bahwa ekstrak etanolik umbi
salah satu metode ekstraksi yang sering mentimun papasan memiliki potensi yang
dilakukan tanpa menggunakan panas. lebih baik dibandingkan dengan antibiotik.
Diharapkan dengan maserasi semua Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
senyawa fitokimia pada tanaman tidak bahwa ekstrak etanolik daun Coccinia
rusak. Pelarut etanol merupakan pelarut grandis L.Voigt dapat menghambat
umum yang sering digunakan dalam pertumbuhan bakteri E.coli (12). Ekstrak
ekstraksi. Kelebihan pelarut etanol ini etanolik dan ekstrak air daun Coccinia
adalah dapat melarutkan hampir semua grandis L.Voigt juga dapat menghambat
senyawa organik yang bersifat polar dan pertumbuhan bakteri Bacillus cereus,
semi polar. Hasil rendemen ekstrak pada Corynebacterium diptheriae,
suatu tanaman akan menghasilkan Staphylococcus aureus, Streptococcus
rendemen yang bervariasi. Variasi pyogenes, Escherichia coli (ETEC),
rendemen ekstrak sangat dipengaruhi Klebsiella pneumonia, Proteus mirabilis,
oleh spesies tanaman, metode ekstraksi, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella
masa pengambilan dan pengaruh typhi and Shigella boydii. Ekstrak tersebut
cekaman tanaman (16). paling efektif menghambat bakteri Shigella
Hasil skrining fitokimia ekstrak boydii dan Pseudomonas aeruginosa (18).
etanolik umbi mentimun papasan Pada penelitian ini membuktikan bahwa
ekstrak etanolik umbi Coccinia grandis
menunjukkan bahwa ekstrak mengandung
L.Voigt mampu menghambat
golongan senyawa flavonoid, polivenol, pertumbuhan bakteri Staphylococcus
alkaloid, tanin dan saponin (tabel 3). Umbi aureus dan Shigella dysenteriae. Zona
merupakan bagian dari tanaman yang hambat yang dihasilkan oleh ekstrak
merupakan pembesaran dari akar. Bagian terhadap bakteri Staphylococcus aureus
lain dari tanaman Coccinia grandis L.Voigt dan Shigella dysenteriae lebih besar
dibandingkan dengan kontrol positifnya.
yang sering dipakai dalam ekstraksi dan
Selain daun, umbi tanaman Coccinia
skrining fitokimia adalah daun. Penelitian grandis L.Voigt juga berpotensi sebagai
sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak antibakteri serta mempunyai berbagai
daun Coccinia grandis L.Voigt juga golongan senyawa fitokimia yang
mengandung golongan senyawa alkaloid, bermanfaat bagi kesehatan. Golongan
tanin (10), fenolik, flavonoid (17), tri- senyawa flavonoid dapat merusak
terpenoid (12). membrane sel bakteri. Golongan senyawa
Saponin dapat merusak dinding sel

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 96


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

bakteri. Tannin dapat menghambat Prevents Intestinal Tissue


pertumbuhan bakteri dengan cara Destruction by Down-Regulating
mengganggu transport protein, Inflammatory Circuits. 2019;
menginaktifkan adhesin sel dan 5. Chang Z, Zhang J, Ran L, Sun J,
menginaktifkan enzim dalam sel. Liu F, Luo L, et al. The changing
Golongan senyawa alkaloid dapat epidemiology of bacillary dysentery
mengganggu komponen penyusun and characteristics of antimicrobial
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga resistance of Shigella isolated in
lapisan dinding sel tidak terbentuk (14). China from 2004 – 2014. BMC
Infect Dis [Internet]. 2016;1–10.
KESIMPULAN Available from:
Dari penelitian ini dapat disimpulkan http://dx.doi.org/10.1186/s12879-
bahwa ekstrak etanolik umbi Mentimun 016-1977-1
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) 6. Habib F, Rind R, Durani N, Bhutto
mengandung golongan senyawa AL, Buriro RS. Morphological and
flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan Cultural Characterization of
polivenol. ekstrak etanolik umbi Mentimun Staphylococcus Aureus Isolated
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) dapat from Different Animal Species.
menghambat pertumbuhan bakteri 2015;5(2):15–26.
Staphylococcus aureus dan Shigella 7. Dias E, Braga V, Aguiar-alves F,
dysenteriae. Fátima M De, Freitas N De, Oliveira
M, et al. High prevalence of
UCAPAN TERIMAKASIH Staphylococcus aureus and
Kami mengucapkan terimakasih methicillin-resistant S . aureus
kepada LPPM (Lembaga Penelitian dan colonization among healthy children
Pengabdian Pada Masyarakat) attending public daycare centers in
Universitas Setia Budi Surakarta atas informal settlements in a large
dana hibah penelitian mandiri yang telah urban center in Brazil. 2014;1–10.
diberikan dengan nomor kontrak 8. Haryan S, Widiyastu Y, Wahyono
12/LPPM/USB/PD/III/2019, sehingga S. doxorubicin ac vity in MCF-7
penelitian ini dapat terlaksana dengan human breast cancer cells.
baik. 2018;23(1):7–13.
9. Shaheen SZ, Bolla K, Vasu K,
DAFTAR PUSTAKA Charya MAS. Antimicrobial activity
1. Carroll KC, Hobden JA. of the fruit extracts of Coccinia
Pathogenesis of Bacterial Infection. indica. 2009;8(24):7073–6.
Jawetz, Melnick Adelberg’s Med 10. Hossain SA, Uddin SN, Salim A,
Microbiol. 2016;(April 2016):153– Haque R. Phytochemical and
68. Pharmacological screening of
2. Lestari ES, Severin JA. Coccinia grandis Linn.
Antimicrobial resistance in 2014;3(1):65–71.
Indonesia: prevalance, 11. Farrukh U, Shareef H, Mahmud S,
determinants and genetic basis Ali SA, Rizwani GH. Antibacterial
[Internet]. 2009. 11 p. Available activities of. In Vitro.
from: 2008;40(August 2000):1259–62.
https://repub.eur.nl/pub/17713/ 12. Poovendran P, Vidhya N, Murugan
3. Kementerian Badan Penelitian dan S. Antimicrobial activity of Coccinia
Pengembangan Kesehatan. HASIL grandis against biofilm and ESBL
UTAMA RISKESDAS 2018 producing uropathogenic E. coli.
Kesehatan. 2018;20–1. Glob J Pharmacol. 2011;5(1):23–6.
4. Boullier S, Tanguy M, Kadaoui KA, 13. Rukmana RM, Mulyowati T.
Caubet C, Sansonetti P, Corthésy Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak
B, et al. Secretory IgA-Mediated Etanolik Daun Kumis Kucing
Neutralization of Shigella flexneri (Orthosiphon stamineus) Pada

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 97


Rukmana dkk Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Umbi Mentimun
Papasan (Coccinia grandis L.Voigt) Terhadap Shigella
dysenteriae dan Staphylococcus aureus

Bakteri Streptococcus pyogenes Menggunakan Metode DPPH ( 2 ,


dan Salmonella thypi. Biomedika. 2-difenil-1- pikrilhidrazil ) Abstrak.
2015;8(2). Available from: :120–9.
https://doi.org/10.31001/biomedika. 16. Rukmana RM, Soesilo NP, Pratiwi
v8i2.200 R. The Effect of Ethanolic Extract of
14. Agustin BA, Puspawaty N, Black and White Rice Bran ( Oryza
Rukmana RM. Aktivitas Antibakteri sativa L .) on Cancer Cells.
Kombinasi Ekstrak Etanolik Daun 2016;21(1):63–9.Available from:
Beluntas (Pluchaea indica Less.) https://doi.org/10.22146/ijbiotech.26
dan Meniran (Phyllanthus niruri L.) 814
terhadap Bakteri Staphylococcus 17. Singh S, Parab M, Mumbai N.
aureus. Biomedika. 2018;11(2):79– Coccinia grandis (L.) Voigt: A
87. Available from: chemo profile study. Bionano Front.
https://doi.org/10.31001/biomedika. 2014;(November).
v11i2.425 18. Farrukh U, Shareef H, Mahmud S,
15. Luliana S, Purwanti NU, Manihuruk Ali SA, Rizwani GH.
KN. Pengaruh Cara Pengeringan ANTIBACTERIAL ACTIVITIES OF
Simplisia Daun Senggani ( COCCINIA GRANDIS L .
Melastoma malabathricum L .) 2008;40(August 2000):1259–62.
Terhadap Aktivitas Antioksidan

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 8, No. 2 (Desember 2019) 98

Anda mungkin juga menyukai