Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 5, No.1. 2020


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

PENGARUH EKSTRAK DAUN PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN) TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA LUKA PENDERITA
DIABETES MELLITUS SECARA INVITRO

Siti Raudah1, Kamil2, Winda Listyani3


1
Dosen Analis Kesehatan STIKES Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen Analis Kesehatan STIKES Wiyata Husada Samarinda
3
Mahasiswi Analis Kesehatan STIKES Wiyata Husada Samarinda

Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id

ABSTRAK

Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan pangan dan sediaan obat alami seperti sebagai obat luka, obat diare, dan lain-lain.
Kandungan senyawa aktif sebagai antibakteri pada daun pegagan ialah flavonoid, saponin, fenol,
tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella
asiatica (L.) Urban) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka
penderita Diabetes Mellitus. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi RSUD Abdul
Wahab Syahranie Samarinda, pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi dengan
konsentrasi bertingkat 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Uji sensitivitas menggunakan metode difusi
menggunakan media Mueller Hinton Agar. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus
aureus yang diisolasi dari luka penderita Diabetes Mellitus. Analisis data yang digunakan adalah uji
Oneway ANOVA. Hasil menunjukkan ada pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20% (7,3 mm), 40%
(8 mm), 60% (9,7 mm), 80% (14 mm), 100% (18,6 mm). Hasil uji Oneway ANOVA menunjukkan
nilai p = 0,000, dimana jika nilai p ≤ α (p ≤ 0,05), maka terdapat hubungan antara ekstrak daun
pegagan dengan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak daun pegagan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka penderita Diabetes Mellitus. Ekstrak daun
pegagan dikategorikan kuat pada konsentrasi 80% dan 100%.

Kata Kunci: Staphylococcus aureus, Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban),
Maserasi

Pendahuluan saponin dapat meningkatkan aktivasi


Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) makrofag (Sari, 2015). Flavanoid berfungsi
merupakan tanaman yang berkhasiat untuk sebagai antibakteri dengan cara membentuk
obat dan digunakan untuk pengobatan senyawa kompleks terhadap protein
tradisional. Bahan aktif yang terkandung ekstraseluler yang mengganggu integritas
adalah triterpenoid saponin tanin, asam membran dan dinding sel. Saponin
amino, asam lemak, alkaloid, dan garam- mempunyai efek antibakteri dengan bekerja
garam mineral. Kandungan triterpenoid atau merusak membran sitoplasma, dan

*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

mempunyai efek sinergis dengan tanin dalam (2014), bahwa ekstrak binahong, ekstrak
merusak permeabilitas sel bakteri (Widiastuti, pegagan, serta ekstrak kombinasinya
2012). mempunyai aktivitas sebagai bakteriostatik
Berbagai laporan menunjukkan bahwa terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
ekstrak dan senyawa bioaktif Centella asiatica bakterisidal terhadap Pseudomonas
memiliki berbagai aktivitas farmakologis aeroginosa yaitu konsentrasi 1000 (ppm)
seperti anti-oksidan, anti-diabetes, anti-tumor, dengan zona hambat paling besar yaitu 11,47
penyembuhan luka, anti-mikroba, anti- mm dan pada konsentrasi 200 (ppm) dengan
inflamasi, imunomodulator, hepatoprotektif daya hambat paling kecil yaitu 7,51 mm.
(Harun, 2019) Penelitian Luthfiana (2013), bahwa
Diabetes Mellitus ditandai oleh ekstrak herba pegagan, basis salep, dan salep
kenaikan kadar glukosa darah (hiperglikemia), ekstrak etanol herba pegagan memiliki
disertai dengan kelainan metabolik akibat aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
gangguan hormonal, dan menimbulkan aureus dengan zona hambat tertinggi
berbagai komplikasi akut serta kronik. Seperti terhadap bakteri Staphylococcus aureus
luka pada kaki, bila tidak dirawat dengan baik adalah 13,50 mm, dan zona daya hambat
akan berkembang menjadi ulkus gangren. terendah adalah 11,37 mm. Studi
Luka diabetik menimbulkan infeksi akibat pendahuluan menggunakan metode difusi
invasi bakteri serta adanya hiperglikemia cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol
menjadi tempat yang optimal untuk Centella asiatica memiliki aktivitas anti-bakteri
pertumbuhan bakteri. Bakteri yang dapat terhadap bakteri patogen manusia seperti
menimbulkan infeksi tersebut adalah bakteri Proteus vulgaris, Staphylococcus aureus,
yang menghasilkan biofilm Staphylococcus Bacillus subtilis dan Escherichia coli dengan
aureus. Adanya biofilm pada dasar luka dapat rata-rata zona hambat adalah 16 sampai 19
menghambat aktivitas fagositosis neutrofil mm (Dash, 2011). Studi lain juga mencatat
polimorfonuklear dalam proses penyembuhan bahwa AgNP mensintesis melalui sintesis
luka (Anshori, 2014). hijau menggunakan ekstrak C. asiatica yang
Berdasarkan penelitian Widiastuti dilakukan sebagai aktivitas anti bakteri
(2012), bahwa ekstrak etanol daun pegagan terhadap S. aureus (Rout, 2013).
(Centella asiatica (L) Urb.) dari konsentrasi Berdasarkan uraian diatas maka
60%, 80%, dan 100% memiliki aktivitas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pengaruh ekstrak daun pegagan terhadap
dan Escherichia coli. Penelitian Sutrisno pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

pada luka penderita Diabetes Mellitus karena genetik. Kemampuan senyawa antimikroba
pada daun pegagan terdapat kandungan untuk menghambat aktivitas pertumbuhan
flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri mikroba dalam sistem pangan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
Kajian Literatur temperatur, pH (keasaman), ketersediaan
Pegagan merupakan tumbuhan oksigen, dan interaksi/sinergi antara beberapa
kosmopolit atau memiliki daerah penyebaran faktor tersebut (Fitriany, 2017).
yang sangat luas, terutama di daerah tropis Diabetes Mellitus (DM) merupakan
dan sub tropis (Amita, 2015). Kandungan penyakit yang disebabkan oleh penurunan
bahan aktif yang ditemukan dalam pegagan kadar hormon insulin yang diproduksi oleh
antara lain triterpenoid saponin, triterpenoid kelenjar pankreas sehingga menimbulkan
genin, minyak esensial, flavonoid, fitosterol, peningkatan kadar gula darah (Diana, 2013).
dan bahan aktif lainnya. Bahan- bahan aktif Pada suatu keadaan infeksi gangren
tersebut secara umum terdapat pada organ biasanya disebabkan oleh suatu organisma
daun tepatnya pada jaringan palisade dari sekitar kulit yang pada umumnya adalah
parenkim. (Adwiyah, 2013 dan Karthikeyan Staphylococcus aureus ataupun
2017). Streptococcus. Jika drainase tidak adekuat
Mekanisme kerja flavonoid sebagai maka perkembangan sellulitis yang dapat
antibakteri dengan membentuk kompleks menyebabkan sepsis untuk menginfeksi
protein ekstraseluler dan terlarut dengan tendon, tulang dan sendi dibawahnya.
dinidng mikroba. Flavonoid dapat (Nanang, 2008).
mengganggu fungsi sel mikroorganisme dan Streptococcus mensekresi
penghambatan siklus sel mikroba (Fitriany, hialuronidase yang dapat mempercepat
2017) penyebaran distribusi necrotizing toxin dari
Mekanisme penghambatan Staphylococcus. Enzim dari bakteri ini juga
mikroorganisme oleh senyawa antimikroba angiotoxic dan dapat menyebabkan terjadinya
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, insitu trombosis dari pembuluh darah. Jika
antara lain: (1) gangguan pada senyawa pembuluh darah mengalami trombosis yang
penyusun dinding sel, (2) peningkatan kemudian akan menjadi necrotic dan gangren
permeabilitas membran sel yang dapat , keadaan ini mungkin akan menjadi dasar
menyebabkan kehilangan komponen yang disebut dengan gangren diabetik
penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (Nanang, 2008).
(4) destruksi atau kerusakan fungsi material
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Metode Penelitian Mueller Hinton Agar, larutan NaCl 0,9% dan


Penelitian dilaksanakan pada bulan April aquadest steril.
2018, pembuatan ekstrak daun pegagan
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Prosedur Penelitian
FMIPA Universitas Mulawarman dan Pembuatan Ekstrak Daun Pegagan
pengujian antibakteri dilakukan di Daun pegagan dipisahkan dari bagian
Laboratorium Mikrobiologi RSUD Abdul tanaman lainnya, dan dicuci dengan air
Wahab Sjahranie Samarinda. Untuk mengalir kemudian ditiriskan. Daun pegagan
pembuatan ekstrak pada penelitian kali ini dikeringkan menggunakan oven. Daun kering
digunakan daun pegagan karena memiliki zat pegagan bentuk serbuk sebanyak 500 gram
aktif sebagai antibakteri yang paling baik dilakukan maserasi menggunakan etanol 96%
(Tony, 2014). Sedangkan untuk pembuatan selama 3 hari. Ekstrak disaring dan
isolat, dilakukan swab pus pada luka penderita dimasukkan kedalam rotari evaporator.
Diabetes Mellitus (Nanang, 2008). Ekstrak yang tersisa di uapkan dengan cara di
kering anginkan hingga ekstrak menjadi pasta
Variabel Penelitian (SOP Laboratorium Kimia Organik Universitas
Variabel bebas adalah ekstrak daun pegagan Mulawarman).
(Centella asiatica (L.) Urban). Uji Fitokimia Flavonoid
Variabel terikat adalah diameter zona hambat Ekstrak daun pegagan ditambahkan
bakteri Staphylococcus aureus serbuk Mg serta 10 tetes HCl pekat dan
Alat dan bahan yang digunakan pada diamati. Apabila timbul warna hijau
penelitian ini adalah autoclave, lidi kapas menunjukan positif flavonoid (SOP
steril, rotari evaporator, lampu bunsen, jarum Laboratorium Kimia Organik Universitas
ose, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan Mulawarman).
petri, inkubator, labu ukur, erlenmeyer, batang Uji Fitokimia Saponin
pengaduk, penggaris, kertas saring, disc obat, Ekstrak daun pegagan dalam tabung
pinset, korek api, beaker glass, oven, kapas reaksi ditambahkan aquadest, dikocok kuat
steril, neraca analitik, densi chek, ekstrak selama 30 detik, dibiarkan dalam posisi tegak
daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), selama 30 menit. Ditambahkan 1-4 tetes
etanol 96%, HCl pekat, serbuk Mg, standar HCL. Apabila timbul buih yang konstan di
Mc. Farland, antibiotik (Cloramphenicol), permukaan yang tidak hilang setelah ditetesi
biakan bakteri Staphylococcus aureus, media HCL encer, menunjukkan adanya saponin

*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

(SOP Laboratorium Kimia Organik Universitas 1000 ul, dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
Mulawarman). kemudian dihomogenkan (Soemarno, 2009).
Pengambilan Sampel
Dibersihkan luka dengan kain kasa yang Pembuatan Suspensi Bakteri
telah dibasahi dengan NaCl fisiologis Diambil satu ose koloni bakteri dari
sebanyak 3 kali kemudian dilakukan swab media kulturnya disuspensikan ke dalam NaCl
pada luka atau ulkus tanpa menyentuh bagian 0,9% steril hingga kekeruhannya sama
tepi luka atau ulkus, kemudian masukkan dengan standard yaitu 0,5-0,63 Mac Farland
kapas tersebut kedalam media pembawa, (Soemarno, 2009).
tutup tabung dan diberi label (Nanang, 2008). Pembuatan Larutan Uji
Pembuatan Media Mueller Hinton Agar Ditimbang ekstrak sejumlah tertentu
Sebanyak 38 gram media dengan berbagai konsentrasi antara lain :
disuspensikan dalam 1000 mL aquadest steril, 100% = ekstrak murni
kemudian dipanaskan hingga mendidih dan 80% = ditimbang 0,8 gram dari
semuanya larut. Disterilkan dalam autoclave konsentrasi 100% ditambah pelarut 0,2 ml.
121oC selama 15 menit. Ketebalan agar 60% = ditimbang 0,6 gram dari
dibuat dengan ketebalan ± 4 mm pada petri konsentrasi 100% ditambah pelarut 0,4 ml.
disk. Disimpan di lemari pendingin. Jika akan 40% = ditimbang 0,4 gram dari
digunakan maka harus didiamkan dahulu konsentrasi 100% ditambah pelarut 0,6 ml.
pada suhu 37ºC selama 30 menit (Soemarno, 20% = ditimbang 0,2 gram dari
2009). konsentrasi 100% ditambah pelarut 0,8 ml.
Pembuatan Isolat Pada Media Blood Agar 0% = aquadest steril (kontrol
Hapusan atau swab yang terdapat pada negatif).
kultur swab ditanam pada media Blood Agar
Kontrol Negatif menggunakan aquadest
yang kemudian inkubasi pada suhu 370C
dan kontrol positif menggunakan antibiotik
selama 24 jam, jika terdapat pertumbuhan dari
Cloramphenicol (Widiastuti, 2012).
kuman maka dilakukan pengecatan gram
Penanaman Pada Media Mueller Hinton
untuk identifikasi bakteri (Soemarno, 2009).
Agar
Pembuatan Standar Mac. Farland
Suspensi bakteri yang berisi bakteri
Dibuat dari 0,5 ml 1,175% Barium
Staphylococcus aureus yang telah
chloride dehydrate (BaCl2) H2O sebanyak 5 ul
terstandarisasi kekeruhannya dengan ose
dan ditambah 99,5% asam sulfat sebanyak
steril dilakukan goresan penuh pada media

*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Mueller Hinton Agar. Lempengan agar menggunakan aquadest steril dan daya
dibiarkan mengering selama 5 menit (Nanang, hambatan diukur menggunakan penggaris.
2008). Percobaan tersebut dilakukan pengulangan
Kemudian diletakkan kertas cakram sebanyak 3 kali dengan masing-masing
yang telah direndam dengan ekstrak daun konsentrasi (Nanang, 2008).
pegagan selama 30 menit dengan
menggunakan pinset. Diinkubasi pada suhu Hasil Penelitian Dan Pembahasan,
350C selama 18-24 jam. Diamati dengan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kontrol positif yang dibuat menggunakan dilakukan pada bulan April 2018 di dapatkan
antibiotik kloramfenikol untuk bakteri hasil dan di sajikan dalam bentuk tabel
Staphylococcus aureus, kontrol negatif sebagai berikut

Tabel 1 Hasil Uji Pendahuluan pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka penderita Diabetes
Mellitus.
Bakteri Diameter Zona Hambat (mm)
20% 40% 60% 80% 100% Kloramphenikol
Staphylococcus 9 9 10 10 11 30
aureus

Hasil uji pendahuluan didapatkan dilakukan menggunakan konsentrasi yang


konsentrasi yang dapat menghambat sama, yaitu dimulai dari konsentrasi 20%,
bakteri Staphylococcus aureus dari 40%, 60%, 80%, dan 100%.
konsentrasi 20% maka uji sensitifitas

Tabel 2 Hasil Uji sensitifitas pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka penderita Diabetes Mellitus.
Zona Hambat Rata- Kategori Kategori
Konsentrasi (mm) rata (Davis & Kontrol (+)
Pengulangan (mm) Stout)
I II III
20% 7 8 7 7,3 Sedang Resisten
40% 8 8 8 8 Sedang Resisten
60% 9 10 10 9,7 Sedang Resisten
80% 14 15 13 14 Kuat Intermediet
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

100% 20 19 17 18,6 Kuat Sensitif


Kloramphenikol 19 20 18 19 Kuat Sensitif

Dapat dilihat dari data primer diatas yang digunakan adalah kategori kontrol
pada hasil zona hambat yang didapat, Kloramphenikol.
ekstrak daun pegagan dapat menghambat Dari data yang diperoleh, selanjutnya
pertumbuhan bakteri Staphylococcus akan dilakukan uji statistik dengan metode
aureus pada luka penderita Diabetes Oneway ANOVA, sebagai dependen
Mellitus pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, digunakan hasil zona hambat dan sebagai
80%, dan 100%. Namun hanya konsentrasi prediktor (variabel bebas) digunakan
100% yang sensitif dalam menghambat konsentrasi ekstrak. Dapat dilihat dari uji
bakteri Staphylococcus aureus jika kategori statistik pada tabel-tabel dibawah ini :

Tabel 3 Korelasi
Correlations

KonsentrasiEkstrakD HasilZonaHambat
aunPegagan

Pearson
1 ,935*
KonsentrasiEkstrakDaun Correlation
Pegagan Sig. (2-tailed) ,020

N 5 5
Pearson
,935* 1
Correlation
HasilZonaHambat
Sig. (2-tailed) ,020

N 5 5

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.5 nilai korelasi termasuk korelasi yang tinggi atau
konsentrasi ekstrak daun pegagan dengan signifikan. Karena pada signifikan 2 arah
zona hambat bakteri Staphylococcus (sig. 2 tailed) korelasi dikatakan signifikan
aureus adalah 0,935, nilai tersebut jika nilai lebih dari 0,05

Tabel 4 Uji Oneway ANOVA


ANOVA
HasilZonaHambat

*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

Sum of Df Mean Square F Sig.


Squares
Between Groups 208,876 2 104,438 17,687 ,000
Within Groups 70,857 12 5,905
Total 279,733 14

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil uji Oneway luka diabetik adalah bakteri yang
ANOVA menunjukkan nilai p = 0,000, dimana menghasilkan biofilm (Staphylococcus
jika nilai p ≤ α (p ≤ 0,05), maka hipotesis (Ho) aureus). Adanya biofilm pada dasar luka dapat
ditolak, berarti data sampel medukung adanya menghambat aktivitas fagositosis neutrofil
perbedaan yang signifikan. Sehingga polimorfonuklear dalam proses penyembuhan
menunjukkan terdapat pengaruh antara luka (Anshori, 2014). Untuk menghambat
ekstrak daun pegagan terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
bakteri Staphylococcus aureus. dapat digunakan senyawa antibakteri yang
berasal dari tumbuhan daun pegagan. Ekstrak
Pembahasan metanol C. asiatica telah terbukti memiliki
Secara umum daun pegagan aktivitas antidiabetik pada berbagai hewan
mengandung senyawa yang dapat (Hamid 2002 dan Gayatri 2011)
menghambat bakteri antara lain flavonoid Berdasarkan penelitian yang telah
saponin, kuinon, alkaloid, fenolik, dan steroid. dilakukan didapatkan hasil zona hambat yang
Diabetes Mellitus merupakan penyakit berbeda-beda dari berbagai konsentrasi.
metabolik ditandai kenaikan kadar glukosa Pada konsentrasi 20% terbentuk zona hambat
darah (hiperglikemia), dan menimbulkan berkisar 7 - 8 mm, konsentrasi 40% dengan
berbagai komplikasi akut serta kronik. zona hambat 8 mm. Pada konsentrasi 60%
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah terbentuk zona hambat berkisar 9 - 10 mm,
luka pada kaki dan dapat berkembang konsentrasi 80% terbentuk zona hambat
menjadi ulkus gangren (Anshori, 2014). berkisar 13 - 15 mm, dan konsentrasi 100%
terbentuk zona hambat berkisar 17 - 20 mm.
Luka diabetik mudah menimbulkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi zona
komplikasi berupa infeksi akibat invasi bakteri
hambat meliputi ukuran diameter zona
serta adanya hiperglikemia menjadi tempat
hambatan adalah: kekeruhan suspensi
yang optimal untuk pertumbuhan bakteri.
bakteri, waktu inkubasi, tebalnya agar-agar,
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

jarak antar disc obat, potensi disc obat dan Koramphenikol bersifat bakteriostatik bekerja
komposisi media (Soemarno, 2000) pada spektrum luas efektif baik terhadap
Hasil ini sesuai dengan penelitian bakteri Gram positif maupun Gram negatif.
Widiastuti (2012), menunjukkan bahwa Mekanisme kerja kloramphenikol sebagai
ekstrak etanol daun pegagan (Centella antibakteri yaitu penghambatan terhadap
asiatica (L.) Urban) mempunyai aktivitas pembentukan ikatan peptida dan biosintesis
antibakteri dan antifungi terhadap bakteri protein pada siklus pemanjangan rantai asam
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli amino, dengan cara mengikat subunit ribosom
pada konsentrasi 60%, 80%, dan 100% 50-S sel mikroba target (Sumiyati, 2017).
dengan rata-rata diameter zona hambat Adanya pengaruh antibakteri ekstrak
berturut-turut 7,1 mm, 8,6 mm, 9,4 mm untuk daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
bakteri Staphylococcus aureus dan dengan terhadap bakteri Staphylococcus aureus
rata-rata zona hambat berturut-turut 7,1 mm, diduga karena peran zat aktif yang terkandung
7,5 mm, 8,4 mm untuk bakteri Eschericia coli. dalam daun pegagan yaitu flavonoid (Amita,
Semakin meningkatnya konsentrasi 2015). Dalam penelitian Widiastuti (2012),
ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) flavonoid merupakan senyawa fenol erfungsi
urban) maka kandungan senyawa yang sebagai antibakteri membentuk senyawa
bersifat antibakteri semakin banyak sehingga kompleks terhadap protein ekstraseluler yang
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri mengganggu integritas membran dan dinding
Staphylococcus aureus akan semakin besar. sel. Flavonoid juga bersifat desinfektan dan
Sedangkan jika tidak terbentuk zona hambat bakteriostatik mampu mendenaturasi protein
dikarenakan kurangnya kandungan dari menyebabkan aktivasi metabolisme sel
senyawa-senyawa antibakteri ekstrak daun bakteri berhenti, selain itu, senyawa flavonoid
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), maka mempunyai kerja menghambat enzim
senyawa-senyawa tersebut tidak mampu topoisomerase II pada bakteri yang dapat
merusak membran sitoplasma yang merusak struktur DNA bakteri dan
merupakan tempat transport bahan makanan menyebabkan kematian.
bagi bakteri Staphylococcus aureus. Pengujian ekstrak daun pegagan
Diameter zona hambat kloramphenikol (Centella asiatica (L.) dengan nilai konsentrasi
terhadap pertumbuhan bakteri penghambatan minimum (MIC) (2 μg / disc)
Staphylococcus aureus dikategorikan dan metode difusi cakram memiliki aktivitas
menurut Davis dan Stout (1971) termasuk antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
kategori yang kuat yaitu sebesar 19 mm. ATCC 25923 (Zaidan, 2005). Hal ini didukung
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

oleh Prakasj, dkk (2017) dan Zahara, dkk GSH Pada Ovarium Mencit (Mus
musculus). Fakultas Sains dan
(2014) bahwa tanaman pegagan sebagai
Teknologi UIN: Malang.
pengobatan dan konstituen kimianya memiliki Amita, Hesty. 2015. Pengaruh Kombinasi
Ekstrak Daun Pegagan (Centella
aplikasi terapeutik yang luas di bidang
asiatica (L.) Urban) dan Daun
antimikroba, anti-inflamasi, antikanker, Beluntas (Pluchea asiatica (L.)
Urban) Terhadap Gambaran
pelindung saraf, antioksidan, dan kegiatan
Histologi Uterus dan Oviduk Tikus
penyembuhan luka. Putih Betina. Fakultas Sains dan
Teknologi UIN: Malang.
Anshori. 2014. Pengaruh Perawatan Luka
Kesimpulan Menggunakan Madu Terhadap
Kolonisasi Bakteri Staphylococcus
Ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.)
aureus Pada Luka Diabetik. Program
Urban) dapat menghambat pertumbuhan Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.
bakteri Staphylococcus aureus pada luka
Dash, B. K.; Faruquee, H. M.; Biswas, S. K.;
penderita diabetes mellitus pada konsentrasi Alam, M. K.; Sisir, S. M.; Prodhan, U.
K. Life Sci. Med. Res. 2011, 35, 1-5.
20% (7,3 mm), 40% (8 mm) 60% (9,7 mm)
Davis, W.W and Stout, T.R. 1971. Disc Plate
dengan kategori sedang, konsentrasi 80% (14 Method Of Microbiological Antibiotik
Assay. Microbiology.
mm) dan 100% (18,6 mm) dengan kategori
Diana, Laila RA. 2013. Penatalaksanaan
kuat. Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD
Koja. Fakultas Farmasi Universitas
Saran 17 Agustus 1945 Jakarta.
Fitriany, Riana. 2017. Pengaruh Ekstrak Daun
Perlu penelitian lebih lanjut pengaruh ekstrak
Ceremai (Phyllanthus acidus (L.)
daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Skeels) Terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25923. Sekolah Tinggi
terhadap bakteri lain, terkait metabolit
Ilmu Kesehatan Wiyata Husada
sekunder yang terkandung terbukti dapat Samarinda
Gayathri V, Lekshmi P, Padmanabhan RN.
menghambat pertumbuhan bakteri gram
2011. Anti- diabetes activity of
positif maupun bakteri gram negatif dan ethanol extract of Centella asiatica
(L) Urban (Whole Plant) is
pemberian ekstrak daun pegagan (Centella
Streptozotocin- induced diabetic rats,
asiatica (L.) sebagai pengobatan luka isolation of an active fraction and
toxicity evaluation of the extract. Int J
diabetes mellitus
Med Arom Plants; 1(3):278-286.
Hamid AA, Shah Z, Md Muse, Mohamed RS.
2002. Characterization of anti
oxidative activities of various extracts
Daftar Pustaka of Centella asiatica (L.) Urban. Food
Chemical; 77:465-469.
Adwiyah, Rabiatul. 2013. Pengaruh Ekstrak
Harun N., Wira A., Amir A., dan Suppian R.,
Daun Pegagan (Centella asiatica (L.)
2019. The Potential of Centella
Urban) Terhadap Kadar SOD dan
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 5, No.1. 2020
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
Journal homepage : http://jurnal.itkeswhs.ac.id/index.php/medika

asiatica (Linn.) Urban as an Anti- Pseudomonas aeruginosa Dari


Microbial and Immunomodulator Pasien Luka Kaki Diabetes. Sekolah
Agent: A Review. Natural Product Tinggi Farmasi Bandung
Sciences. 25(2) : 92-102 Widiastuti, Rina. 2012. Potensi Antibakteri dan
Karthikeyan J, Kavitha V, Abirami T and Anticandida Ekstrak Etanol Daun
Bavani G. 2017. Medicinal plants and Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb).
diabetes mellitus: A review. Journal Poltekkes Bakti Setya Indonesia
of Pharmacognosy and Yogyakarta.
Phytochemistry 2017; 6(4): 1270- Zahara, K.; Bibi, Y.; Tabassum, S. Pure Appl.
1279 Biol. 2014, 3, 152- 159.
Luthfiana, Dewi Anggit.. 2013. Formulasi Zaidan MR, Noor Rain A, Badrul AR, Adlin A,
Salep Ekstrak Daun Pegagan Norazah A, Zakiah I. In vitro
Dengan Basis Polietilenglekol dan Uji screening of five local medicinal
Aktivitas Antibakteri Terhadap plants for antibacterial activity using
Staphylococcus aureus. Fakultas disc diffusion method. Trop Biomed
Farmasi Universitas Muhammadiyah 2005;22(2):165-70.
Surakarta.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan
Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif. Fakultas Ilmu Kesehatan. UIN
Alauddin Makassar.
Nanang, Fitra A. 2008. Pola Kuman Aerob dan
Sensitivitas Pada Gangren Diabetik.
FK Universitas Sumatera Utara.
Prakash, V, Jaiswal, N dan Srivastava M.
2017. A Review On Medicinal
Properties Of Centella Asiatica. Asian
Journal of Pharmaceutical and
Clinical Research Vol 10, Issue 10,
2017
Rout, A.; Jena, P. K.; Parida, U. K.; Bindhani,
B. K. Int. J. Pharm. Bio. Sci. 2013, 4,
661-674.
Sari, Nelvita Ramadhan. 2015. Daya Hambat
Ekstrak Daun Pegagan Yang Di
ambil di Batusangkar Terhadap
Pertumbuhan Kuman Vibrio cholerae
Secara In Vitro. FK Universitas
Andalas.
Soemarno. 2009. Analisis Kesehatan
Bakteriologi. Yogyakarta.
SOP Laboratorium Kimia Organik Universitas
Mulawarman Samarinda.
Sutrino, E. 2014. Uji aktivitas antibakteri
ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis), pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) Serta
Kombinasinya Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus dan
*Corresponding Author :
Siti Raudah
Program Studi D-III Analis Kesehatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : sitiraudah@stikeswhs.ac.id

Anda mungkin juga menyukai