Oleh
Riza Ma’rufin
216001101035
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir penelitian yang berjudul " POTENSI ANTI
Binding Protein: Pendekatan Molecular Docking) " ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Judul di atas berangkat dari keingintahuan penulis terhadap potensi kelopak bunga
rosella dalam anti-adhesi dengan studi in Silico. Dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan dapat berguna bagi masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran untuk penyempurnaan penyusunan Tugas Akhir ini
sangat penulis harapkan, sehingga nantinya dapat memberikan hasil yang lebih baik.
RIZA MA’RUFIN
21601101035
BAB I
PENDAHULUAN
morbiditas dan mortalitas tertinggi. Permasalahan ini selain merugikan fisik bisa juga
penyakit ini yang bisa melalui udara, binatang, benda, hingga manusia sendiri, dan bahkan
tidak sadar Rumah sakit juga merupakan tempat yang berisiko tinggi sebagai tempat
Resistensi antibiotik, telah berkembang dan meluas, jumlah bakteri resisten antibiotik
pada manusia dan hewan meningkat di seluruh dunia. (Carlet et al. 2014). Di Indonesia,
masalahnya adalah resistensi Antibiotik belum banyak dipelajari dan dipahami oleh
ancaman global yang dapat membahayakan kesehatan dan ekonomi. (WHO 2014)
dengan penggunaan dosis normal atau tingkat hambat terendah Antibiotik merupakan obat
yang dikenal baik oleh profesi medis dan masyarakat. Sayangnya, hampir semuanya
menggunaan antibiotik secara tidak tepat. Seperti tidak sesuai resep, tidak habis dan
sebagainya. (Humaida, 2014). Data berasal dari RS Dokter Kariadi Semarang sebagai rumah
sakit utama Juga menghadapi masalah resistensi antibiotik. Data tahun 2002 menunjukkan
Tingkat resistensi yang Antibiotik pada isolat darah, dan 45% -56% dari Penggunaan
pengambilan sampel pasien Dokter residen Rumah Sakit Umum Soetomo.Dalam sebuah
penelitian di Jakarta, 2001, Badan Litbang menemukan Shigella Masih sensitif terhadap
kotrimoksazol, tapi untuk antibiotik ampisilin tingkat resistensi berada di 50%. Salmonella
Kustati Surakarta mendapatkan data sekitar 52,6 % bakteri S. Aureus resisten terhadap
Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal pada manusia yang biasa
ditemukan di kulit, saluran nafas dan saluran cerna. bakteri Staphylococcus ini bersifat
“anggur”.bakteri ini bersifat tidak berspora. Koloni ini apabila dilihat pada media berwarna
kuning keemasan, bakteri ini tumbuh secara anaerob fakultatif pada suhu sekitar 18°C dan
40°C. Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada kulit, membrane mucus. Manusia
merupakan sumber utama dari bakteri ini. Bakteri ini merupakan bakteri yang paling umum
menginfeksi manusia seperti bakterimia, endokarditidis infektif, infeksi kulit, infeksi paru,
infeksi kemih, gastroenteritis, hingga meningitis. Bakteri ini menginfeksi manusia dengan
cara “menghindar” dari sistem imun host dengan cara memproduksi Biofilm, dan memblokir
Binding Protein) yang masih dalam proses penelitian. Penicilin Binding Protein (PBP)
akan mengakibatkan lisis pada dinding sel karena ketidakseimbangan metabolism dinding
sel, sehingga terjadi penghambatan pertumbuhan. (Zapun, Contreras-Martel and Vernet,
2008).. Penicilin Binding Protein (PBP) berguna sebagai katalisator ikatan silang antar rantai
glycan atau transpeptidase saat proses sintesis protein bakteri. Proses pembentukan dinding
bakteri yaitu PBP berikatan dengan asam amino D-Alanyl-D-Alanine kemudian akan terjadi
ikatan silang pada antar peptidoglikan sehingga terbentuklah dinding sel (Sauvage et al.,
2008).
PBP terdiri dari lima jenis yaitu PBP 1 yang teridir dari dua komponen (PBP 1A dan
1B). PBP 1A memiliki tingkat afinitas lebih besar dari pada 1B dalam pengikatan β-lactam.
PBP 2 memiliki fungsi sebagai “merawat” bentuk morfologi. PBP 3 merupakan salah satu
protein yang disebut “Fts” yang apabila dalam proses inaktivasi akan membentuk Filamen.
Dua jenis PBP tamabahan yaitu PBP 7 dan 8 merupakan PBP yange jarang untuk diteliti,
PBP 8 merupakan hasil dari pembelahan proteolitik dari PBP 7. (Fontana et al., 2000)
Penggunaan antibiotik yang berspektrum luas oleh banyak orang, masalah resistensi
obat yang ditimbulkan akan mengakibatkan efek obat tidak sesuai yang dikehendaki
(Juwono, 2004). Bakteri Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi seperti tanda-
tanda Radang, nekrosis, hingga pembentukan abses. Bakteri ini bahkan dapat menyerang
daerah mulut sehingga menyebabkan gingivitis, angular cheilitis dan denture stomatitis.
(Suheri, et al, 2015). Didapatkan data yang menunjukkan beberapa obat yang resisten
menggunakan cara Dekokta ditemukan senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari
flavonoid, fenolik, terpenoid dan alkaloid. Dari hasil ini menunjukkan bahwa zat aktif
Cladophora sp. memiliki efek anti bakteri, Flavonoid bekerja dengan inhibisi DNA gyrase
saat replikasi DNA sehingga terjadi penignkatan permeabilitas dan mejadikan lisis pada
bakteri. Fenolik bekerja dengan cara menggangu dinding sel bakteri, Terpenoid bekerja
dengan megninisiasi gangguan pada membrane plasma, alkaloid bekerja dengan menggangu
komponen penyusun peptidoglikan dinding sel sehingga tidak utuh dan membunuh sel.
Penelitian lainya juga menyebutkan bahwa hasil ekstraksi Cladophora sp. dengan
Kloroform ditemukan metabolit sekunder Tanin dan Fenolik yang juga memiliki sifat
menggunakan ethanol 70% memiliki sifat antibakteri (Nawil Liem Sahal, 2017). Penelitian
lain menunjukkan bahwa ekstraksi cladophora sp dan ethanol 70% menunjukkan aktivitas
antibakteri yang kuat (Nirwana, et al, 2018). Berdasarkan data diatas tujuan dari penelitian
ini yaitu pengikatan zat aktif senyawa hasil ekstraksi Cladophora sp. dengan target protein
1. Bagaimana affinitas (Konstanta Inhibisi; Energi Bebas; Surface Area; Ikatan Asam
1. Menjadi landasan ilmiah untuk mengetahui mekanisme senyawa aktif alga hijau
aureus.
2. Menjadi landasan ilmiah dimana senyawa aktif Cladophora sp. memiliki efek terhadap
2. Menjadi landasan teori bahwa zat aktif pada Cladophora sp. yang memiliki nilai
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakteri
Bakteri merupakan organisme prokariotik. Dengan jumlah dan jenis yang banyak
sehingga masih banyak yang belum bernama. Organisme ini tersebar di seluruh dunia
organisme yang tidak memiliki selubung inti (prokariotik) akan tetapi memiliki informasi
genetik, seperti DNA, untuk membedakan jenis bakteri seperti gram positif atau negative
menggunakan tes biokimia pewarnaan gram berdasarkan struktur dinding sel. Pewarnaan
gram menunjukkan golongan dari baktei yang di tes. bakteri gram positif akan
memberikan warna ungu karena adanya lapisan peptidoglikan dengan sekitar tebal 20-
80nm. Bakteri bergram negatif akan berwarna kemarahan (Holderman et al., 2017)
dalam tubuh melalui saluran pernafasan, tusukan jarun bahkan folikel rambut
normal pada manusia yang mudah ditemukan pada kulit, dan selaput mukosa,
hampir semua orang pernah terinfeksi oleh bakteri ini mulai dari keracunan
makanan infeksi kulit dari ringan sampai berat hingga dapat mengancam jiwa,
apabila bakteri ini menyebar akan mengakibatkan beberapa penyakit berat. (Triana,
2014)
Kingdom : Bacteria
Subkingdom : Posibacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
dan tidak memiliki spora. Apabila bakteri ini berkembang pada host maka
sebagai polimerisasi untaian glikan sekaligus ikatan sialng antar rantai glikan
dan protein target antibiotik beta laktam. Penicilin Binding Protein (PBP)
yang teridir dari dua komponen (PBP 1A dan 1B). PBP 1A memiliki tingkat
afinitas lebih besar dari pada 1B dalam pengikatan β-lactam. PBP 2 memiliki
protein yang disebut “Fts” yang apabila dalam proses inaktivasi akan
membentuk Filamen. Dua jenis PBP tamabahan yaitu PBP 7 dan 8 merupakan
PBP yange jarang untuk diteliti, PBP 8 merupakan hasil dari pembelahan
2.2 Alga
Merupakan sepesies yang teridiri dari dua jenis yaitu mikroalga dan
makroalga. Mikroalga merupakan uniseluler yang dapat tumbuh dengan cepat dan
spesiel multiseluler yang umumnya hidup di laut dan tidak memiliku batang, akar,
daun sejati. Alga terdiri dari tiga jenis yaitu Chlorophycae (alga hijau), Phaeophycae
(alga coklat), dan Rhadophyceae (alga merah). Sifat dari alga dari sisi
produktivitasnya yang tinggi, tidak terpengaruh oleh musim, mudah ditemukan dan
2.2.1 Cladophora
yang apabila bergerombol membentuk jarring yang sangant kuat, tanaman ini
2.2.1.1 Taksonomi
Taksonomi Cladophora (algabase.org)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Chlorophyta
Division : Chlorophyta
Subdivision : Chlorophytina
Class : Ulvophyceae
Order : Cladophorales
Family : Cladophoraceace
Genus : Cladophora
tanaman ini bisa ditemukan pada benda rumah seperti genteng, beton,
Phenol, alkaloid, dan Flavone. Senyawa ini bersifat sangat aktif akan
alkaloid. Dari hasil ini menunjukkan bahwa zat aktif Cladophora sp.
dan Fenolik yang juga memiliki sifat antibakteri (I. Santoso, et al, 2019)
2.3 Antibiotik
2.3.1 Amoxicilin
Gram Negatif dan Gram Positif. Antibiotic ini memiliki memiliki cintin β-laktam.
dan D-aspartat di dinding bakteri. Tanpa reaksi ini bakteri akan mengaktifkan
regulasi autolitik sehingga dinding sel tidak dapat dibuat atau diperbaiki
menjadikan sel rusak dan mati. . (Sofyani, et al, 2018). Amoxicillin dapat
yang ada dalam dingidding sel yang membuat proses traspeptidase atau proses
ikatan silang sistesis pada dinding sel, apabila proses ini dihambat maka akan
mengaktifkan ezim autolitik. Sehingga pada dinding sel terjadi lisis dan
deangan protein target pada uji in vitro (Motiejunas & Wade, 2006). Mekanisme
molecular docking yaitu dengan memindai permukaan target protein, apabila sesuai
dengan target proteinya maka potesinya semakin baik (Meng et al., 2011). Salah
yang tinggi dalam proses pengikatan ligan, bagaimana interaksi reseptor ligan
interaksi permukaan, nilai Konstanta inhibisi (Ki), energi ikatan bebeas, dan
ikatan residu asam amino. Untuk menilai hasil reaksi ligan dengan reseptor
atau protein digunakan spektrum optic, cara kerja ligan yaitu deangan
melakukan penempalan pada ligan reseptor target, dan afinitas merupakan
semakin tinggi dan semakin stabil ikatan ligan yang dihasilkan. Namun
stabil dan aktivitas biologisnya semakin lemah. (Bikadi dan Hazai, 2009).
kompleks protein ligan dan spontanitas reaksi, semakin rendah nilai yang
Jika senyawa aktif dapat terikat kuat dengan ikatan hidrogen dan
dapat berikatan dengan salah satu residu asam amino yang sama di sisi
aktif, maka senyawa tersebut dianggap memiliki ikatan yang kuat dengan