Nur Alim
160112190046
Pembimbing :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
SEMESTER GENAP 2020
JUDUL : HUBUNGAN SISTEM IMUN DENGAN MIKROBIO
BERPENYAKIT
NPM : 160112190046
Menyetujui :
Dosen pembimbing
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
ISI RANGKUMAN.......................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................13
3.1 Sistem Imun..................................................................................................13
3.1.1 Innate Immunity.....................................................................................14
3.1.2 Imun Spesifik yang Didapat..................................................................14
3.2 Mikrobioma...................................................................................................15
3.2.1 Mikrobio Rongga Mulut..............................................................................16
3.2.2 IgA Sebagai Barier Effect...........................................................................16
3.3 Mikrobio Rongga Mulut yang Sehat..................................................................19
3.4 Mikrobio Rongga Mulut yang Terinfeksi..........................................................20
SIMPULAN.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Rongga mulut adalah pintu awal saluran cerna dan sebuah bilik tempat
rongga mulut terdiri dari beberapa bagian, yakni palatum mole (langit-langit lunak)
dan palatum durum (langit-langit keras), mukosa bukal (pipi), mukosa labial (bibir),
tersebut merupakan flora normal pada kavitas oral yang sehat. Bagian-bagian kavitas
oral memiliki mikrobio dengan jenis dan bentuk yang berbeda. Pada kavitas oral yang
berpenyakit maupun dengan system imun yang tidak adekuat, kondisi mikrobio
Makalah ini merupakan laporan dari presentasi ilmiah dengan judul “How Do
And How Does Immune Compromised Conditions or Vaccination Influence the Oral
Profesor Emeritus University of Hong Kong. Kemudian disampaikan oleh Paul Fidel
1
BAB II
ISI RANGKUMAN
kolonisasi mikrobiota dan mikrobioma. Sekitar 10 kali lipat lebih sel mikrobial
termasuk sel eukariotik berada dalam tubuh manusia, dan sel bakteri ini mengandung
100 kali sebagai gen-gen yang seluruhnya menjadi genom manusia. Karenanya
2
3
individu. Sel imun bawaan maupun adaptif berperan penting terhadap keadaan
kekebalan tubuh bawaan dan adaptif. Namun demikian, hubungan antara mikrobio
dan kesehatan oral yang telah menjadi fakta umum harus diteliti lebih lanjut karena
Apabila terdapat kondisi pada rongga mulut individu, maka sistem kekebalan
yang sedang dalam kondisi imunodefisiensi dapat memicu disregulasi sistem imun.
Rongga mulut merupakan gerbang awal masuknya benda asing seperti makanan,
karenanya kavitas oral pun memiliki sistem imun. Sistem imun yang berperan adalah
(barrier effect). IgA berdasarkan penelitian merupakan antibodi yang paling banyak
ditemukan didalam mukosa mulut. IgA menjadi penghalang untuk mencegah bakteri
berbahaya yang merusak inangnya, dengan ini IgA memodulasi kolonisasi mikrobio
rongga mulut. Sel plasma IgA+ dapat mensekresi inos dan tnf-a dan bereaksi sebagai
sel efektor. Mikrobio dengan defisiensi IgA memiliki perbedaan yang cukup dominan
individu yang terkena diabetes. Penelitian yang dilakukan pada tikus dengan kondisi
meningkatkan inflamasi periodontal dan IL-17 level. Mikrobio rongga mulut pada
Kondisi seseorang yang sedang sakit dapat dilihat dari keadaan ususnya. Banyak
peneliti yang menyatakan bahwa sistem imun dan mikrobio dalam usus memiliki
hubungan kuat. Perbedaan pengaturan atau sistem regulasi dalam regulator sel T dan
efektor sel T merespon langsung spesies mikrobio spesifik didalam usus. Hubungan
simbiosis ini dapat mengakibatkan disbiosis selama stase patologi inflamasi dalam
usus berlangsung.
mikrobio didalam tubuh terutama pada kasus ini yang berada di kavitas oral.
Contohnya pada penyakit klasik seperti HIV, radioterapi atau sitotoksis menginduki
kekebalan tubuh lokal dan penyakit sjorgen, kondisi mikrobio akan infeksi.
Perubahan ini memicu pertumbuhan secara berlebih dari jamur. Hal ini dapat dilihat
Perubahan mikrobio rongga mulut juga mengalami perubahan pada pasien Acute
mempengaruhi mikrobio rongga mulut. Vaksin dengan antigen protein I/II, III dan
dengan mikoba rongga mulut, mikroba usus berperan sangat krusial terhadap
perkembangan sistem imun. Oleh karena itu, mikrobio usus mungkin akan
sebuah kelimpahan tinggi dari pilum actinobacteria dan firmicutes yang berasosiasi
HIV adalah jenis retrovirus yang terdiri dari lapisan studded dengan
glikoprotein. Lapisan ini mengelilingi bantalan protein yang mana mengandung viral
genetic material. Material ini terdiri dari 2 molekul single-stranted RNA dan sebuah
enzim yang berjenis trankriptase. Enzim transkiptase yang terbalik yang memungkin
virus untuk membuat DNA dari template RNA disebut sebagai retrovirus. HIV
merusak secara besar dari sel T4 dengan menggunakan glikopotein yang didalamnya
terdapat envelope untuk merekognasi dan mengikat molekul reseptor diatas sel T4.
Latar belakang dari penelitian ini adalah pasien HIV merupakan salah satu
orang yang mengalami imunodefisiensi. Pencabutan gigi molar ketiga pada pasien ini
dapat diprediksi dan diduga terdapat komplikasi. Prosedur pembedahan pada gigi ini
infeksi. Oleh karena itu operator perlu berhati-hati dan harus mengetahui prosedur
sebelumnya perlu dilihat bagaimana kondisi kebersihan mulutnya. Dalam tahap ini
perlu dilakukan skeling untuk membersihkan rongga mulut pasien dari plak dan
kalkulus. Setelah itu, pasien datang kembali kemudian diberikan profilaksis yang
sediaan obat.
Laporan Kasus
Departemen Bedah Mulut selama kurun waktu Januari sampai Juni tahun 2019. Dari
7 pasien tersebut dilakukan pemeriksaan intraoral dan pada salah satu pasien
ditemukan kondisi klinis seperti perikoronitis gigi molar ketiga, kandidiasis oral,
perikotonitis terlihat sebagai radiolusen di kanan dan kiri molar ketiga pasien yang
mengalami impaksi.
Prosedur yang dilakukan untuk kasus ini adalah pembedahan elektif dengan
intrumen, disinfeksi operator, dan persiapan bedah oleh operator. Selanjutnya untuk
mengontrol rasa nyeri dan ketakutan pada pasien harus memerhatikan bahwa mukosa
tetap terisolasi dengan kering dan mengaplikasikan anestesi topikal kepada pasien
8
Pembahasan
Dalam menangani pembedahan gigi molar ketiga pada pasien HIV, operator
Rencana perawatan kasus ini hampir sama dengan pada pasien yang tidak
terinfeksi HIV. Namun ada beberapa kondisi yang menjadi ekstra perhatian
memiliki neutropenia. Kondisi ini ditandai dengan jumlah CD4 dibawah 100
cell/mm3 dan riwayat panjang kemoterapi. Neutrophil berjumlah kurang dari 500
cell/mm3.
saat kontrol 7 hari dilakukan pencabutan benang dan pemeriksaan klinis, kemudian
kontrol 6-8 minggu dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografi, dan kontrol 6 bulan
Mengurutkan hasil
Pengurutan pembersihan
Mendeteksi pengurutan
Sequensi
Menyaring sekuensi
host DNA
Kelompokan sequensi
kedalam OUT Membandingkan
(Operational sekuensi mikrobio
Taksonomi Unit) database dan referensi
genom yang ada
Bandingkan sequensi
OUT ke database
Identifikasi
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem imun adalah sistem koordinasi respon biologi yang memiliki tujuan
untuk melindungi integritas dan identitas individu. Selain itu sistem ini berfungi
untuk mencegah invasi organisme dan zat berbahaya dilingkungan yang dapat
1. Pertahanan fisik dan kimiawi, pertahanan meliputi bebrapa organ yakni kulit,
sekresi asam lemak, asam laktat melalui kelenjar keringat dan sebasea,
sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air liur, asam lambung serta
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
3. Innate immunity.
16
17
(Munasir, 2001)
makrofag.
5. Produksi interferon alfa (IFN @) oleh leukosit dan interferon beta (IFN B)
7. Pelepasan mediator eosinophil seperti major basic protein (MBP) dan protein
immunity, maka tubuh ajan membentuk mekanisme pertahanan yang lebih kompleks
dan spesifik. Mekanismen imunitas ini memerlukan pengenalan tehadap antigen lebih
1. Imunitas humoral
3.2 Mikrobioma
tumbuhan, dan sebagainya. Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas mikroba. Kata
Terdapat sekitar 10-100 triliun mikrobioma pada manusia. Setiap 10 miliar sel
mengekspresikan lebih dari 20.000 gen, tetapi total ekspresi gen dalam tubuh
mencapai jutaan gen. Mayoritas sisa gen tersebut dibawa oleh mikroba (Sudarmono,
2016).
mikrobioma pada manusia paling banyak terdapat pada usus. Bakteri pada
Adanya disfungsi sistem imun dan kesalahan regulasi inflamasi merupakan penyebab
Untuk mengetahui peran mikrobio rongga mulut terhadap kavitas oral, hal ini
oral mengandung lebih dari 700 spesies bakteri yang berkontribusi terhadap status
kesehatan dan fisiologikal dari rongga mulut. Didalam kavitas oral, terdapat 2 jenis
permukaan yang mana bakteri dapat berkolonisasi, permukaan keras gigi dan jaringan
lunak mukosa mulut. Perbedaan jenis mikroorganisme lebih menyukai tempat sesuai
maksila, yakni palatum keras, lunak, lidah bagian samping dan lidah bagian depan
Salah satu serotipe dari S. Mutans yang ada, serotipe c predominan ditentukan
pada biofilm (plak) dan saliva. Bakteri ini secara struktural dan antigenetikal
berat molekul 185kDa. Antigen ini oleh para peneliti dinyatakan berperan dalam
petogenesis karies gigi, dan efektif sebagai vaksin dalam pencegahan karies gigi.
20
Antibodi dalam sistem imun lokal maupun sistemik terhadap S. Mutans ikut
berperan dalam proteksi terhadap karies gigi. Sistem imun saliva lokal diperankan
oleh sekretori IgA (SIgA). Sekretori IgA (SIgA) saliva dapat berikatan secara spesifik
dengan epitope dari bagian antigen I/II S. mutans, sehingga bakteri tidak dapat
berikatan dengan pelikel saliva dan S. mutans tidak akan berkolonisasi pada
permukaan gigi. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran SIgA dalam
lisozim dan laktoferin, pada sekresi eksokrin dapat berfungsi sebagai barrier
membrane mukosa, disamping sifat perisai fisik epitel dan musim. Semua komponen
ini merupakan kekebalan bawaan yang bekerjasama erat dengan imunitas humoral
adaptif yang dimediasi oleh antibodi. Disamping fungsi SIgA sebagai barrier dengan
memperkuat epitel mukosa mulut, SIgA akan beriktan dengan epitope dari bagian
antigen I/II S. mutans, sehingga bakteri tidak dapat berikatan dengan pelikel saliva,
mencegah kolonisasi awal bakteri, sehingga kolonisasi akhir juga tidak akan
21
terbentuk. Oleh karena itu, hal ini dapat menghalangi pembentukan biofilm (plak)
setelah kelahiran memainkan peran penting dalam perkembangan system imun innate
dan adaptif. Bahkan, bayi sangat rentan terhadap infeksi selama awal kehidupan,
yang sebagian besar dipengaruhi oleh fugsi dipengatuhi oleh komposisi diet.
(Kusumo, 2012)
kontaminan dari lingkngan, bahkan 200 kali lebih besar kemungkinan terpapar bila
dibandingkan dengan kulit dan 90% patogen menginfeksi manusia melalui mukosa
saluran pencernaan sebagai jalan masuk (portal entry) oleh karenanya infeksi pada
mukosa merupaka faktor utama yang memperngaruhi kesehtan anak dibawah usia 5
Bakteri flora didalam rongga mulut yang sehat dan yang berpenyakit jelas
ditemukan didalam rongga mulut individu sehat yang tidak terkait. Bik et al (2010)
diantara 11 spesies bakteri. Beberapa bakteri yang terdapat pada kavitas oral yang
22
23
Pada penyakit, mikroba akan mengubah hubungan dengan host dari saling
menguntungkan menjadi parasit dan hubungan dengan mikroba lainya dari komensal
atau rentan terhadap infeksi. Patogen akan tumbuh tanpa menghiraukan bakteri flora
yang ada disana, semua bakteri yang menguntungkan tidak akan dapat menghambat
penyakit. Karena adanya pergeseran dalam hubungan, proporsi, dan virulensi sifat
ekologi awal yang berubah, selanjutnya akan mengkatalisasi seluruh siklus. Faktor
utama yang mungkin bertanggung jawab memicu adanya perubahan ekologis adalah
SIMPULAN
memengaruhi imun harus diteliti secara relevan. Mikrobio rongga mulut dan usus
memodulasi imun. Namun karena ketersediaan data yang masih jarang, maka harus
24
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, M., Herman, H., Rezano., A. 2014. Peran Imunoglobulin A (SIgA) Dalam
Munasir, 2001. Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri. Sari Pediatri, Vol. 2, 193-
Zarco, MF., Vess, TJ., Ginsburs, GS. 2012. The Oral Microbiome in Health and
Oral Diseases
25