Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SISTEM IMUNOLOGI

Dosen: Retno Sumara S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

Lusinta Dwi Kurniawati

20151660027

S1 Keperawatan A

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2017

Page 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi
pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena
itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda.
Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang
berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri
ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan
lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap
kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun,
dapat menekan system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan
berbagai penyakit fatal.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil,
monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative
dapat mangativasi komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan
jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh
untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit
infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanan
yang banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu
dan berkembang biak intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik

Page 2
mikroba ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan
penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk
pejamu. Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau nonspesifik (nature
innate/ native) dan didapat atau spesifik (adaptive/ acquired)

B. Tujuan
Agar para pembaca dapat mengetahui tentang mengenai Sistem Imunologi

C. Manfaat

Sebagai sumber informasi yang berguna bagi para pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan

BAB II
ANALISA JURNAL

a. Identifikasi topic jurnal

Judul :

Respon Imun pada infeksi jamur

Page 3
Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat sekitar terutama pada
pasien imunokompromais

Intervensi

Untuk mengetahui perbedaan Respon Imun kita pada infeksi jamur dan bakteri

Comparison
Sebanyak 90% konidia yang diinternalisasi oleh makrofag akan mati dalam 24
jam. Sepuluh persen sisanya akan berkembang menjadi bentuk hifa atau tetap
bertahan dalam bentuk resting conidia. Bentuk morfologi resting conidia,
germinating conidia serta hifa merupakan aktivator potensial kaskade
komplemen. Bentuk morfologi yang berbeda akan mengaktivasi komplemen
dari jalur yang berbeda pula. Bentuk resting conidia akan menginduksi
aktivasi komplemen melalui jalur alternatif (alternative pathways),sedangkan
bentuk hifa akan menginduksi aktivasi komplemen melalui jalur klasik
(classical pathways).Hifa yang tumbuh ke ruang ekstraseluler (menembus
makrofag) akanmenginduksi aktivasi sistem imun ekstraseluler. Aktivasi
sistem imun ekstraseluler ditandai dengan terjadinya proses inflamasi, sekresi
ROI ke ekstraseluler, peningkatan kemotaksis netrofil dan peningkatan
produksi peptide antimikrobial. Terjadinya proses inflamasi ditandai dengan
peningkatan sitokin TNF- , interleukin-15 (IL-15) dan IL-8. Sebanyak 50%
hifa yang tumbuh ke ruang ekstraseluler akan mati dalam 2 jam.

Outcome
Diharapkan kepada semua masyarakat mengetahui bahayanya infeksi jamur dan
bakteri ketika masuk pada sistem imun kita

Page 4
Judul :
Aspek Imunologi Air susu ibu

Populasi
Seluruh Ibu dan Bayi

Intervensi
untuk mengetahui pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk sistem imun
pada bayi. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian pemberian ASI ini adalah untuk
melindungi bayi dari infeksi karena mengandung antibodi

Page 5
Comparison
Pada bayi yang mendapat susu sapi, flora ususnya adalah kuman gram negative
terutama bakteriodes dan koliform. Serta peka terhadap infeksi kuman pathogen.
ASI juga mengandung glicocompound seperti glikoprotein,glikolipid,
oligosakarida yang berfungsi analog dengan bakteri pada mukosa sehingga dapat
menghambat adhesi bakteri seperti Vibrio cholera E coli H influenza dan
pneumokokus pda mukosa usus dan truktus respiratorius. Pemberian ASI ekslusif
selama 6 bulan pertama terbukti menurunkan angka kematian dan kesakitan pada
balita. Hampir 90% kematian balota di Negara berkembang dan lebih dari 40%
kematian disebabkan diare dan Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)

Outcome
hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI)
sangat berpengaruh pada kesehatan seorang bayi

b. Analisa / pembahasan
Dari hasil analisa jurnal Pada keduanya jika semua bisa berpengaruh terhadap
sistem imun kita masing-masing. Pada jurnal respon imun pada infeksi jamur bahwa
Jamur merupakan mikroorganisme saprofit pada manusia yang terdapat luas pada
permukaan tubuh maupun pada mukosa. Penelitian terhadap patofisiologi infeksi
jamur pada manusia, relatif masih sedikit dibandingkan dengan infeksi patogen lain
seperti bakteri dan parasit. Hal ini dikarenakan pada individu yang imunokompeten,
jamur tidak dapat menginvasi barier proteksi mekanis yang merupakan barier
pertama sistem imunitas alamiah. Infeksi jamur dapat bersifat invasif dan menginduksi
infeksi opportunistik pada pasien yang imunokompromais. Infeksi jamur pada manusia
lebih sulit ditangani dibandingkan dengan infeksi bakteri. Manusia dan jamur

Page 6
merupakan organisme eukariotik yang memiliki kesamaan dalam mekanisme
pembentukan
Sedangkan pada jurnal Aspek imunologi Air Susu Ibu bahwa sebenarnya Air
Susu ibu itu mempunyai banyak keuntungan bagi bayi yaitu dapat melindungi bayi dari
infeksi Karena mengandung antibodi. ASI juga memiliki factor-faktor pertumbuhan dan
hormone sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan dan maturasi sistem pencernaan
pada bayi. Bayi yang tidak segera mendapatkan ASI saat kelahirannnya atau diberikan
MP-ASI secara dini akan lebih mudah terkena infeksi saluran pencernaan dan pernafasan,
mudah terkena alergi serta intoleransi susu formula. Keadaan ini menjadi salah satu factor
penyebab kematian pada bayi. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama terbukti
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita. Hampir 90% kematian balita
terjadi di Negara berkembang dan lebih dari 40 % kematian disebabkan diare dan Infeksi
Saluran Pernafasan (ISPA). Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahanakan
keutuhannya terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Di dalam ASI sebagian besar sistem komponen sistem imun tersebut sudah lengkap
tersedia.

BAB III
Penutup

Kesimpulan
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit
infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup.

Page 7
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan
lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap
kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.

Pada jurnal respon imun pada infeksi jamur bahwa Jamur merupakan
mikroorganisme saprofit pada manusia yang terdapat luas pada permukaan tubuh
maupun pada mukosa. Penelitian terhadap patofisiologi infeksi jamur pada manusia,
relatif masih sedikit dibandingkan dengan infeksi patogen lain seperti bakteri dan
parasit. Hal ini dikarenakan pada individu yang imunokompeten, jamur tidak dapat
menginvasi barier proteksi mekanis yang merupakan barier pertama sistem imunitas
alamiah. Infeksi jamur dapat bersifat invasif dan menginduksi infeksi opportunistik pada
pasien yang imunokompromais. Infeksi jamur pada manusia lebih sulit ditangani
dibandingkan dengan infeksi bakteri.

Pada jurnal Aspek imunologi Air Susu Ibu bahwa sebenarnya Air Susu ibu itu
mempunyai banyak keuntungan bagi bayi yaitu dapat melindungi bayi dari infeksi
Karena mengandung antibodi. ASI juga memiliki factor-faktor pertumbuhan dan
hormone sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan dan maturasi sistem pencernaan
pada bayi. Bayi yang tidak segera mendapatkan ASI saat kelahirannnya atau diberikan
MP-ASI secara dini akan lebih mudah terkena infeksi saluran pencernaan dan pernafasan,
mudah terkena alergi serta intoleransi susu formula. Keadaan ini menjadi salah satu factor
penyebab kematian pada bayi.

Page 8
Daftar Pustaka

Abdul Ghaffar, Prakash Nagarkatti (2009). MHC: GENETICS AND ROLE IN


TRANSPLANTATION. Microbiology
Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ transplantation.
Springer.
Departemen Histologi Fakuktas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. 2014. Jurnal Respon
Imun Pada Infeksi Jamur Vol.6, No.2, Jakarta
Poltekkes Denpasar. 2011. Jurnal Aspek Imunologi Air Susu Ibu Vol 2 No 1, Jakarta

Page 9
Page 10

Anda mungkin juga menyukai