DISUSUN OLEH:
FATMAWATI : 21.01.03.071
EKA RANIKE OKTALIA S : 21.01.03.017
DWIYANI SYAHNING P : 21.01.03.013
RENDI KURNIAWAN : 21.01.03.044
REGINA SCUNDA MAYA A : 21.01.03.043
RISA RINGGALIH : 21.01.03.045
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021
DISUSUN OLEH:
FATMAWATI : 21.01.03.071
EKA RANIKE OKTALIA S : 21.01.03.017
DWIYANI SYAHNING P : 21.01.03.013
RENDI KURNIAWAN : 21.01.03.044
REGINA SCUNDA MAYA A : 21.01.03.043
RISA RINGGALIH : 21.01.03.045
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(……………………………..)
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan analisis jurnal stase keperawatan gawat darurat Maksud
dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah guna mengetahui memenuhi tugas laporan analisis jurnal
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan laporan
ini.Namun tentu saja laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan saran
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis pada
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
volume plasma di intravaskuler. Syok hipovolemik banyak terjadi pada pasien trauma dan
non trauma, syok hipovolemik akibat penyakit diare dengan jumlah korban 15 juta jiwa
hipovolemik tidak terlepas dari penerapan algoritma ABC, dengan tujuan untuk
Menurut WHO cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan terjadinya juta
kematian di seluruh dunia. Angka kematian pada pasien trauma yang mengalami syok
Sedangkan angka kematian akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit
dengan peralatan yang kurang memadai mencapai 36%. Dalam sebuah penelitian yang
dilaksanakan oleh Yamaguchi dan Hopper (1964), dari 10 kasus ada 3 kasus dimana pasien
mengalami syok yang disebabkan oleh komplikasi dari sindrom nefrotik. Di Indonesia
sendiri, angka kematian penderita hypovolemic shock akibat Demam Berdarah dengan
ranjatan (dengue shock syndrome) yang disertai dengan perdarahan yaitu berkisar 55 sampai
yang tidak dapat diatasi pada kondisi trauma, menurut laporan PT. Jasa Raharja
pada tahun 2010 tercatat sekitar 33.671 orang, sedangkan angka kematian non
trauma sekitar 28% terjadi pada pendarahan pada proses kehamilan (Napitupulu &
Rahardjo, 2013 )
Berdasarkan data RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada ruangan triase
instansi gawat darurat menerima 10454 pasien dalam kurun waktu januari
sampai maret 2019. Dalam kurun waktu tersebut, kejadian syok hipovolemik yang terjadi di
instansi gawat darurat mencapai 211 kasus. 73 kasus pada bulan Januari, 64 kasus pada bulan
Februari dan 74 kasus pada bulan maret. Sedangkan di RSUD Gunung Jati kota Cirebon
propinsi Jawa Barat mencatat angka mortalitas di IGD akibat syok hipovolemik pada tahun
2019 sebesar 13 pasien (20%) dari 65 pasien yang didiagnosa syok hipovolemik oleh dokter
jaga, sedangkan angka kematian total dirumah sakit pada tahun yang sama besar 393 pasien,
dan jumlah kunjungan pasien pada tahun 2019 . Lima provinsi dengan insiden syok
hivopolemik adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi selatan
Menurut data rekam medis RS Islam Metro jumlah penderita syok hipovolemik pada tahun
2018 mencapai 23 pasien, pada tahun 2019 mencapai 43pasien sedangkan pada tahun 2020
mencapai 48 pasien yang didiagnosa syok hipovolemik oleh dokter jaga di IGD RS. Islam
Metro. Kasus syok hipovolemik terbanyak yang terjadi di RS Islam Metro ialah akibat
Pada pasien dengan syok hipovolemik dapat di lihat dari status hemodinamiknya dimana
sering didapati penurunan tekanan darah arteri sistemik. Gangguan hemodinamik ini dapat
dilihat daritekanan arteri sistolik kurang dari 90 mm/Hg atau nilai MAP (Mean Arterial
Pressure) kurang dari 70 mm/Hg, dengan kompensasi takikardi. Tanda selanjutnya dari syok
hipovolemik dapat dilihat dari penurunan perfusi jaringan, diantaranya kulit (akral dingin,
dengan vasokonstriksi dan sianosis), ginjal (output urin<0,5 ml/kgBB/jam). Pada sistem
neurologis (perubahan status mental, yang mencakup obtundation, disorentasi dan tampak
bingung) yang diukur melalui GCS (Glasgow Coma Scale) (Finfer, 2013)
Jika syok hipovolemik tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan hipoksia,
penurunan kesadaran karena berkurangnya suplai darah keotak, kerusakan dan kematian
jaringan yang irreversible dan berakhir dengan kematian oleh karena berkurangnya volume
sirkulasi dalam tubuh. Oleh sebab itu syok hipovolemik harus segera mendapatkan
penanganan yang cepat, cermat, dan tepat untuk dapat mencegah kematian.
dimana perawat gawat darurat berperan untuk menangani gangguan airway, breathing dan
circulation segera. Masalah paling mendasar pada syok hipovolemik adalah gangguan
metabolisme sel akan terganggu. Dalam keadaan volume intravaskuler yang berkurang,
tubuh berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-organ vital (jantung dan otak) dengan
Pemberian resusitasi cairan dengan jenis dan jumlah yang tepat dan cepat diharapkan dapat
pembuluh darah dan meningkatkan cardiac output yang merupakan bagian terpenting
dalam penanganan syok (Finfer, 2013). Akan tetapi kekeliruan pemberian resusitasi cairan
akan berakibat fatal, maka dari itu untuk mempertahankan keseimbangan cairan
diperlukannya input cairan yang sama untuk mengganti cairan yang hilang, dan tujuan
penyelamatan jiwa untuk menekan angka kematian (Holley 2012). Selain mengakibatkan
terjadinya gangguan pada status hemodinamik, keadaan syok hipovolemik yang berkelanjutan
dapat menyebabkan penurunan kesadaran, dimana korban mulai tidak berespon oleh rangsang
yang diberikan karena jantung kekurangan darah untuk dipompa ke jaringan sehingga
RSUD Tugurejo Semarang yaitu untuk menetahui Pengaruh Resusitasi Cairan Mean
Atrial Pressure (MAP), Pre Derajad Syok, Jenis dan Jumlah terhadap Perubahan
Hemodinamik dengan nilai signifikan 0.01. Penanganan kasus syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi sendiri sudah mempunyai SOP (Standart Operational Procedure)
dimana inti dari SOP tersebut yaitu pemberian cairan resusitsi (kristaloid, koloid) dan
pemantauan resusitasi cairan (status hemodinamik, dan pemeriksaan penunjang lain) (Guyton,
2008)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas dari program pendidikan profesi NERS state
2. Tujuan Khusus
tersebut.
b) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang isi dari jurnal yang di analisa.
C. Manfaat
analisa ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi perawat pelaksana
2. Bagi institusi
Analisa Jurnal ini diharapkan sebagai sumber tambahan referensi bagi institusi yang
3. Bagi penulis
Analisa Jurnal ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan dapat
A. Analisis Penulisan
Judul Jurnal : Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status Hemodinamik (Map), Dan Status Mental (GCS) Pada Pasien Syok
Hipovolemik Di IGD RSUD Dr. Meowardi Surakarta
Nama Peneliti : Muh Ainun Najib Hidayatulloh, Supriyadi , Iis Sriningsih
1. P (Patient)
Semua pasien dengan syok hipovolemik yang tercatat sebagai pasien IGD RSUD Dr. Moeardi
Surakarta selama bulan Mei – Juli 2015 sebanyak 23 responden dengan kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah pasien syok hipovolemik yang masuk IGD RSDM, pasien dengan salah
satu atau lebih tanda syok hipovolemik (nadi lemah, tekanan darah turun, penurunn
kesadaran)
2. I (Intervention)
Pemberian resusitasi cairan dengan jenis dan jumlah yang tepat dan cepat diharapkan dapat
darah dan meningkatkan cardiac output yangmerupakan bagian terpenting dalam penanganan
syok. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensi
meter yang telah dikalibrasi, stetoskop serta table glascow coma scale (GCS) sebagai alat
observasi.
3. Comparation
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartikasari, 2008 di instalasi gawat darurat
RSUD Tugurejo Semarang yaitu untuk mengetahui Pengaruh Resusitasi Cairan Mean
Atrial Pressure (MAP), Pre Derajad Syok, Jenis dan Jumlah terhadap Perubahan
Hemodinamik dengan nilai signifikan 0.01. Penanganan kasus syok hipovolemik di IGD
RSUD Dr. Moewardi sendiri sudah mempunyai SOP (Standart Operational Procedure)
dimana inti dari SOP tersebut yaitu pemberian cairan resusitsi (kristaloid, koloid)
dan pemantauan resusitasi cairan (status hemodinamik, dan pemeriksaan penunjang lain)
(Guyton, 2008)
4. O (Outcome) :
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa nilai terendah dan
tertinggi MAP sebesar 60 dan 67 mmHg, nilai rata-rata MAP sebesar 64.43 mmHg
dengan standar deviasi 2.59 sebelum resusitasi cairan dan nilai terendah dan tertinggi
sebesar 60 dan 67 mmHg, nilai rata- rata MAP sebesar 72.65 mmHg dengan standar
deviasi 4.281 sesudah resusitasi cairan. Hasil uji Wilcoxcon didapatkan nilai
signifikansi (p) 0.000 (<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh resusitasi
cairan terhadappeningkatan MAP pada pasien syok hipovolemik di IGD RSUD Dr.
Moewardi Surakarta
Hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata GCS sebesar 12.3
sebelum resusitasi cairan dengan standar deviasi 1.95 dan nilai rata-rata GCS sebesar
13.2 sesudah resusitasi cairan dengan standar deviasi 1.82. Hasil uji Wilcoxcon
didapatkan nilai signifikansi (p) 0.001 (<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh resusitasi cairan terhadap tingkat kesadaran pada pasien syok hipovolemik di
Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa resusitasi cairan berpengaruh
terhadap perubahan status hemodinamik (MAP) dan status mental (GCS). Hal ini
menunjukkan bahwa resusitasi cairan memiliki kontribusi yang sangat penting untuk
meningkatkan status hemodinamik dan status mental pasien yang mengalami syok
hipovolemik
5. T (Tipe of study)
Jenis penelitian ini adalah pra experiment dengan rancangan one group pre-test and post-
test design, Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah Quota sampling Analisis
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
dilakukan terhadap tiap variabel dengan menggunakan tendensi sentral yang berupa standar
standar deviasi, mean, frekuensi, dan presentase sebagai dasar untuk melakukan analisa
bivariate. Sedangkan analisis bivariat pada penelitian ini uji Wilcoxon dengan tingkat
kemaknaan p = 0,05
C. Gambaran Umum RS/ Ruangan
Rumah Sakit Islam Metro didirikan oleh sebuah Yayasan yaitu Yayasan Da'wah dan
Pemeliharaan Masjid Taqwa (YDPMT) Metro yang diketuai oleh Bp. Hi. A. Sajoeti
Mantan Bupati Lampung Tengah. Pada tanggal 4 oktober 1976 dilakukan peletakan
batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Metro yang berlokasi di Jln. Jend.
Sudirman 21 P Metro yang kini berubah menjadi Jln. Jend. AH. Nasution No. 250
Yosodadi Metro dengan luas tanah + 12.350 M2 berdasar surat keterangan Nomor.
Ruang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit ruangan di Rumah Sakit Islam
KETENAGAAN :
Tenaga Medis
1 Dokter Umum 10 Orang
2 Dokter Gigi 1 Orang
3 Spesialis Bedah 3 Orang
4 Spesialis Obstetrik & Ginekologi 2 Orang
5 Spesialis Anak 1 Orang
6 Spesialis Penyakit Dalam 2 Orang
7 Spesialis Radiologi 1 Orang
8 Spesialis Patologi Klinik 1 Orang
9 Spesialis THT 2 Orang
10 Spesialis Mata 1 Orang
11 Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Medik 1 Orang
12 Spesialis Syaraf 1 Orang
13 Spesialis Anestesi 1 Orang
14 Spesialis Orthopedi 1 Orang
Total Tenaga Medis 28 Orang
Tenaga paramedis
1 D. III Keperawatan 80 Orang
2 D IV Keperawatan 2 Orang
3 SI Keperawatan/Ners 13 Orang
4 D. III Kebidanan 12 Orang
5 D III Perawat Gigi 1 Orang
6 Perawat Anestesi 2 Orang
Total Tenaga paramedic 110 Orang
PERINCIAN KAMAR/BED
No Jenis Pelayanan KLS. KLS Tanpa
VIP KLS. II
I . III Kls
1 VIP 7 - - - -
2 Kelas 1 Umum - 6 - - -
3 Ruang Penyakit Dalam - 2 2 4 -
4 Ruang Bedah - 2 1 3 -
5 Ruang Anak - 2 2 1 -
6 R. Obstetri & Genekologi - 1 2 2 -
7 R. Perinatologi / Bayi - - - - 1
8 R. Syaraf - - 2 2 -
9 R. HCU - - - - 2
10 R. Isolasi - 4 - - -
11 Poliklinik - - - - 8
12 Hemodialisa - - - - 7
Tabel Jumlah Tempat Tidur
Jumlah Perincian Tempat Tidur Perkelas
N Jenis Pelayanan / TT Kelas Tanp
Kelas Kelas Kelas
o Ruang Rawat Inap Tersedi Utam a
5. I II III
a a Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8
1 VIP 7
2 Kelas 1 Umum 6
3 Penyakit dalam 2 4 12
4 Bedah 2 2 13
Kesehatan
5 6 4
Anak
Obstetrik &
6 1 2 4
Ginekologi
Perinatologi / 4(box
7
Bayi bayi)
8 Syaraf 1 2 6
R.
9 2
HCU
10 R. Isolasi 4 1
JUMLAH 0 7 16 16 39 3
TOTAL 81
VI
- : Tempat tidur
P
Kulkas
AC
TV
Almari Pasien
Km. Mandi +
WC
Wastafe
l
Meja Kursi
Dispenser
Kelas
- : Tempat tidur
I
Almari Pasien
TV
AC
Km. Mandi
Kursi Tunggu
Dispenser
- Ruang Bedah
Pasien merupakan pasien yang sebelum dan setelah dilakukan operasi, rata-rata
pasien memilki Riwayat penyakit bedah yang harus mendapatkan Tindakan operasi
Pasien pada ruangan ini merupakan pasien dengan karakteristik penyakit menular
- Ruang Kelas 1
Pasien pada ruang kelas 1 merupakan pasien dengan karakteristik penyakit dalam
yang memilih tempat berdasarkan kelas askes maupun mandiri yang sesuai dengan
permintaan pasien.
7. Metode Yang Digunakan diruangan
Metode yang digunakan dalam setiap ruangan adalah sama yaitu metode Tim dengan
D. Analisa SWOT
Berdasarkan Analisa jurnal dan data diatas maka dilakukan Analisa SWOT untuk
E. RELEVANSI JURNAL
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama kurang lebih 1 jam klien yang
mengalami syok hipovolumik akibat diare didapatkan bahwa ketika klien baru
tiba di IGD klien tampak lemas, pucat, akraldingin, mata cekung, dan setelah
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan bahwa data klien ada dalam
peningkatan, pemberian resusitasi ini juga didukung oleh tindakan lain salah satu nya
adalah pemberian terapi oksigen, dimana kedua intervensi tersebut dapat membantu
klien untuk meningkatkan status rehidrasi cairan pasien serta meningkatkan saturasi
oksigen klien, sehingga klien merasa lebih nyaman dan lebih rileks
- Kelebihan
dilakukan intervensi.
- Kekurangan
a. Didalam jurnal penelitian ini tidak dijelaskan prosedur tindakan yang akan
BAB III
A. Kesimpulan Analisis
Jurnal penelitian ini secara keseluruhan belum sesuai / sudah sesuai. Kesesuaian dan
1. Kesesuaian
- Syarat judul penelitian Menarik, menggambarkan apa yang ingin dibahas, singkat,
standar baku 13 kata, memuat tempat penelitian. dan memuat waktu penelitian.
- Dalam abstrak sudah dicantumkan tujuan umum dari penelitian yang mengacu pada
- Peneliti menyebutkan subyek penelitian dalam abstrak penelitian serta hasil penelitian
- Populasi dan sampel penelitian sudah dijelaskan dalam jurnal dan mencantumkan metode
pengambilan sampel
- Metode pengolahan data menggambarkan metode yang digunakan dalam mengolah data.
Metode pengolahan data yang biasanya digunakan yaitu : Editing ,Coding, Tabulating ,
Transfering
- Metode penyajian data digunakan untuk menyajikan data agar lebih mudah dibaca.
Pemakaian tabel sudah menggunakan nomor tabel, judul tabel (variabel, tempat, waktu),
tabel memuat kolom nomor, raw dan kolom, mencantumkan sumber data pada tabel dan
karakterisitik responden
- Hasil penelitian sudah mengungkapkan hasil dari penelitian secara keseluruhan dan
pengulangan hasil penelitian, tetapi merupakan pembahasan secara rinci hasil – hasil
2. Ketidak sesuaian
- Dalam jurnal tidak mencantumkan tujuan penelitian berupa tujuan umum dan tujuan
- Dalam jurnal tidak mencantumkan Jenis penelitian, Pendekatan yang digunakan dan jenis
data
(Kerlinger, 1978). Variabel penelitian merupakan uraian tentang obyek penelitian atau hal
tempat penelitian
- Tidak Sesuai karena Sumber buku yang digunakan adalah > 10 tahun terakhir dari waktu
penelitian
Marianti. 2017. jurnal tentang hubungan pengetahuan perawat tentang tata laksana shok
Hipovolemik
Muh Ainun Najib Hidayatulloh , Supriyadi, Iis Sriningsih. 2015. Pengaruh Resusitasi
Cairan Terhadap Status Hemodinamik (Map), Dan Status Mental (Gcs) Pada Pasien
Syok Hipovolemik Di Igd Rsud Dr. Meowardi Surakarta. Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang