BAB I
PENDAHULUAN
tentang kehidupan dan manusia yang bersifat imitatif dan meniru dari apa saja yang
ada dan terjadi disekitarnya (Yudono, 2010). Masa ini berada dalam satu rentang
perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja
yaitu bayi (0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun)
usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Dimana ketahanan fisik masa
ini lebih rentan ketahuannya dibandingkan dengan dewasa dan masih dalam proses
di DIY tahun 2012 yaitu prosentase tertinggi penyakit influenza ada 39.675 jiwa, yang
kedua yaitu Diare ada 36.387 jiwa, yang ketiga yaitu penyakit Pneumonia ada 8.865
jiwa, keempat penyakit tifus ada 4.049 jiwa, kelima penyakit disentri (diare berdarah)
ada 1.788 jiwa, terakhir penyakit TBC paru prosentasenya ada1.644 jiwa.
hal ini sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Saat ini banyak anak-anak
yang sakit akibat dari kurangnya menjaga kebersihan diri, masalah kesehatan
lingkungan dikalangan anak sekolah, resiko gangguan kesehatan pada anak akibat
perilaku sehat pada anak sekolah. Permasalahan perilaku pada anak usia SD biasanya
berkaitan dengan keberhasilan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang
baik dan benar, kebiasan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri (Anonim, 2007).
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan diri dan
psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
kesehatan yang tertuang dalam visi dan misi pembangunan kesehatan. Visi
pembangunan kesehatan saat ini adalah Indonesia sehat 2014 yaitu untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dituangkan kedalam
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan
rumah tangga. Rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan di
masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa
3
anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non
infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu
diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Depkes
RI, 2009).
perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari peran orangtua, karena orangtua
akan menjadi panutan dan teladan bagi anggota keluarga lainnya sehingga pemberian
informasi kesehatan akan lebih efektif apabila disampaikan oleh orangtua pada
Keluarga adalah unit terkecil dari sebuah masyarakat besar yang tidak akan
lepas dari kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni
Sehat (PHBS) pada siswa dan siswi kelas III di SDN Sribitan 1 Bangunjiwo Kasihan
Bantul Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
orang tua terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa dan siswi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
dan Sehat (PHBS) pada siswa dan siswi kelas III di SDN Sribitan 1 Bangunjiwo
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui PHBS pada siswa dan siswi kelas III di SDN Sribitan 1
orang tua .
b. Mengatahui PHBS pada siswa dan siswi kelas III di SDN Sribitan 1
orang tua.
c. Mengetahui perbedaan PHBS pada siswa dan siswi kelas III di SDN
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini dapat menambah wawasan atau bahan informasi untuk ilmu
2. Bagi Perawat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi perawat untuk
Penelitian ini diharapkan dapat member informasi kepada pihak SDN Sribitan 1
Bangunjiwo Kasihan Bantul, khusus kepala sekolah dan guru untuk mengevaluasi
meningkatkan pengetahuan anak dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
anak.
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pembaca serta sebagai
1. Lingkup Materi
khususnya untuk siswa dan siswi SD. Materi dalam penelitian ini adalah
2. Lingkup Responden
Responden pada penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa kelas III di SDN
3. Tempat
4. Waktu
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2014 sampai dengan selesainya
F. Keaslian Penelitian
Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap sikap dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Tamansari I
siswa kelas III SD dengan kuesioner dan analisis data t-test untuk pengumpulan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap sikap dan perilaku hidup bersih
dan sehat siswa kelas III SD Tamansari I Wirobrajan Yogyakarta tahun 2010
dengan hasil analisis independent t-test p=0,000 (p<0,05) untuk sikap dan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu
hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap sikap dan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa kelas III sekolah dasar, sedangkan penelitian ini akan melakukan
Bersih dan Sehat (PHBS) Sdn Sribitan 1 Bangunjiwo Kasihan Bantul pada siswa
bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian tuberkulosis paru pada warga di
atau sedang menderita tuberkulosis paru sebagai kelompok kasus dan 21 warga
kuesioner dengan hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang signifikan
antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian tuberkulosis paru ( x 2
=9,545; P<0,05). Persamaan penelitian ini dengan yang akan peneliti laksanakan
adalah mengenai penelitian tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu dengan yang akan dilakukan yaitu
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian tuberkulosis
tua terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa dan siswi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
a. Perilaku
1) Pengertian Perilaku
yang diamati langsung, maupun yang tidak langsung, maupun yang tidak
2) Bentuk Perilaku
a. Perilaku tertutup
sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka
bahwa orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
1) Faktor predisposisi
2) Faktor pemungkin
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta dan sebagainya.
3) Faktor Penguat
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
didik, guru, orang tua siswa dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya, anak usia sekolah
11
merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(Proverawati, 2012).
Menurut Proverawati (2012) ada 10 indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
kulit, hepatitis A, ispa, flu burung, dan lain sebagainya. Mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak
yang mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum
setelah bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet.
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi
syarat kesehatan dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh
12
digunakan.
agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran
jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap
sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan dapat
darah, otot lebih lentur, tulang lebih kuat, lebih bugar sehingga kesehetan lebih
baik.
Agar sekolah terbebas dari jentik nyamuk , peserta didik dan masyarakat
penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum,
Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya
sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman, guru, maupun
tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat
Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini
dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia
sekolah.
Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia atau alam, apabila tidak ditangani secara benar maka sampah akan
tikus, dapat menjadi sumber polusi, dan pencernaan tanah, air dan udara,
sampah akan menjadi sumber dan tempat hidup kuman – kuman yang
membahayakan kesehatan.
a) Kesehatan mulut
gigi, gusi, bibir, dan lidah. Pada anak usia 9-10 tahun, gigi susu digantikan
dengan gigi permanen. Karies (gigi berlubang), halitosis (bau nafas) dan
menyikat gigi yang baik dan benar, waktu yang tepat untuk menyikat gigi,
serta cara memilih sikat gigi yang baik. Frekuensi menyikat gigi maksimal
3 x sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam)
14
atau minimal 2 x sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam).
b) Kesehatan kuku
Perawatan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi masalah
kuku adalah memotong kuku secara rutin dan membersihkan daerah bawah
kuku.
c) Kesehatan rambut
1. Siswa
2. Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan
Menurut Dinas kesehatan Sulawesi Selatan (2006) sasaran PHBS meliputi 3 hal
yaitu:
a. Sasaran primer
b. Sasaran sekunder
pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid,
sektor terkait.
c. Sasaran tersier
lurah, camat, kepala puskesmas, diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang
tua murid.
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
ancaman penyakit.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
1) Diare
ini membuat manusia sakit ketika kuman tersebut masuk kdalam mulut
1) Ketombe
2) Rambut bercabang
3) Berkutu
4) Berjamur
5) Gigi berlubang
6) Sakit gigi
7) Karang gigi
8) Bau mulut
9) Infeksi paronychi
minuman yang terkontaminasi ataupun dari tangan yang kotor. Infeksi parasit
ini bisa menyebar dari saluran pencernaan sampai ke saluran darah pada
tahap lanjut, infeksi parasit ini juga bisa menyebabkan disentri sampai radang
hati.
practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta
18
kelompok masyarakat. Orang tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak, baik
penting dalam membesarkan anak, karena orang tua akan menjadi panutan dan
akan lebih efektif apabila disampaikan oleh orang tua pada anggota keluarga
Orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan kepada anak serta
menanamkan nilai perilaku yang baik melalui diskusi dan komunikasi dua
arah.
Orang tua membantu mengembangkan potensi yang ada didalam diri anak
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan yang baik dalam
seorang teman. Bila remajamerasa aman dan terlindungi maka bagi anak
orang tualah tempa untuk bercerita mengenai maslah yang sedang anak
hadapi.
memberikan pengharagaan.
Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan anak dapat
: Arah hubungan
21
C. Hipotesis
Ada pengaruh pemberdayaan orangtua terhadap PHBS pada siswa dan siswi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan
pendekatan one group pre-test post-test design yaitu eksperimen yang akan
dilaksanakan ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling
tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Notoatmodjo, 2012).
Langkah pertama penelitian melakukan pre-test tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, kemudian responden tersebut diberi perlakuan berupa pemberdayaan orang tua
terhadap PHBS disekolah, dilakukan post-test Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
setelah diberi pemberdayaan orang tua.
Gambar desainnya sebagai berikut :
Pre test Eksperimen Pest test
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (pre test)
X = Perlakuan
O2 = Observasi yang dilakukan sesudah eksperimen (post test)
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
3. Variabel pengganggu :
a. Tingkat pendidikan
Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dikendalikan dengan memilih
responden yang tingkat pendidikannya sama yaitu siswa kelas III SD.
23
b. Sikap
Dalam penelitian ini, sikap tidak dikendalikan karena sikap setiap siswa
berbeda-beda.
c. Budaya
Dalam penelitian ini, budaya dikendalikan dengan memilih responden yaitu
d. Sosial Ekonomi
Dalam penelitian ini, sosial ekonomi tidak dikendalikan memiliki status sosial
ekonomi yang berbeda-beda dan siwa belum mempunyai penghasilan sendiri.
Variabel pengganggu
1. Tingkat pendidikan
2. Sikap
3. Budaya
4. Sosial Ekonomi
5. Sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan
24
Keterangan :
: Arah hubungan
kesehatan secara tatap muka langsung kepada orang tua siswa dan siswi tentang
PHBS (meliputi: cara mencuci tangan yang benar, kesehatan mulut, kuku dan
rambut serta perilaku jajan sehat di kantin sekolah) yang perlu diterapkan di
sekolah kepada siswa kelas III SD Sribitan 1 Bangunjiwo Kasihan Bantul, dengan
cara melakukan satuan acara penyuluhan (SAP) yang dilakukan selama 40 menit
dengan media power point dan membagikan leaflet yang berisi materi tentang
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Dan sikap orang tua dalam memberikan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah tindakan yang mendukung
atau mendorong siswa dan siswi di SDN Sribitan 1 Bangunjiwo Kasihan Bantul
dalam menerapkan PHBS di Sekolah yang meliputi cara mencuci tangan, cara
menjaga kebersihan mulut, kuku dan rambut serta membeli jajanan sehat yang
1. Populasi
dalam penelitian ini dalah orang tua dari siswa dan siswi kelas III SDN Sribitan 1
2. Sampel
Menurut Arikunto (2013) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan teknik
non probability sampling yaitu dengan sampling jenuh dimana teknik penentuan
Sampel dalam penelitian ini diambil seluruhnya dari populasi yaitu total sampel
sebanyak 30 orang.
b. Leaflet
c. Power Point
d. Identitas Responden
e. Kuesioner
berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah. Jenis kuesioner
26
perilaku siswa dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat terdiri dari 16
Untuk pertanyaan favourable, dengan jawaban Selalu bernilai (4), Sering (3),
(3), Tidak pernah (4). Berikut ini kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan
untuk pengumpulan data perilaku anak tentang perilaku hidup bersih dan
sehat.
Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner pengukuran variabel perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Melakukan sampling
27
alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut
valid untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2009).
Uji Reabilitas berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2006).
Dalam penelitian ini, tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan alat
ukur kuesioner yang saya gunakan telah teruji kevalidtannya. Yang telah
digunakan untuk uji validitas sebanyak 28 orang. Uji coba instrumen tersebut
digunakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas dengan tujuan agar alat ukur
yang digunakan dapat dipercaya. Uji coba dilakukan pada kuesioner perilaku.
1 Perilaku 4, 5, 12
1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19
Berdasarkan Tabel.1 menunjukkan bahwa uji validitas dari 19 item pertanyaan
perilaku, didapatkan 3 butir item gugur sehingga didapatkan jumlah 16 item yang
layak digunakan sebagai instrument penelitian. Dengan demikian hasil uji coba
Setelah semua data diperoleh, kemudian akan dilakukan pengolahan data melalui
SPSS 16.
2. Analisis Data
Pada penelitian ini jenis analisa data yang digunakan adalah statistik non
parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Pengujian ini
dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling
berhubungan yaitu membandingkan Pengaruh PHBS terhadap siswa kelas III SD
sebelum dan sesudah diberikan pemberdayaan orang tua.
I. ETIKA PENELITIAN
penelitian, maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang
Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan
(Hidayat, 2007).
30
3. Kerahasian
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian
4. Beneficence
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
5. Nonmaleficence
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
DAFTAR PUSTAKA
Cipta: Jakarta.
Medika. Jakarta.
Mubarak, W.I. & Chayatin, N. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta.
Jakarta.
Cipta.Jakarta.
Medika. Yogyakarta.
Lampiran 1
PENGISIAN KUESIONER
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Kelas :
4. Umur :
5. Pekerjaan :
Ayah :
Ibu :
Wali :
6. Pendidikan :
Ayah :
Ibu :
Wali :
33
C. DAFTAR PERTANYAAN
Kadang- Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah
1 Saya membersihkan daerah
bawah kuku yang kotor.
2 Saya memotong kuku sesuai
dengan alurnya.
3 Saya mengigit kuku.
4 Saya mandi menggunakan
sabun seluruh tubuh.
5 Saya segera mengeringkan
tubuh seluruh mandi.
6 Saya memakai sabun seluruh
tubuh, terutama area lipatan
kulit seperti sela-sela jari,
ketiak, belakang telinga.
7 Saya mencuci rambut dengan
menggunakan sampo.
8 Saya menyisir rambut setiap
hari.
9 Saya merapikan rambut
menggunakan jari tangan.
10 Saya menyisir rambut
menggunakan sisir.
11 Saya makan makanan yang
terlalu manis seperti coklat dan
permen.
12 Saya menggosok gigi dengan
menggunakan pasta gigi.
13 Saya menggosok gigi saat
sebelum tidur.
14 Saya mencuci tangan sebelum
makan.
15 Saya mencuci tangan
menggunakan sabun.
16 Saya mencuci tangan setelah
dari WC.