Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOFISIOLOGI

”PROSES IMUNITAS”

DOSEN PENGAMPU:
Eva Susanti, S.Kep, Ns,M.Kep

Disusun Oleh:
Alin Rofiah
PO7120122059

Tingkat 1.B

D-III KEPERAWATAN PALEMBANG


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat.
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang Proses Imunitas ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, 7 Mei 2023

Penulis

2
ii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Definisi Sistem Imunitas..............................................................................5
B. Fungsi Sistem Imun......................................................................................5
C. Lapisan dalam Imunitas Tubuh.................................................................5
D. Macam-Macam Sistem Imunitas Tubuh...................................................5
E. Jenis-Jenis Sistem Imun...............................................................................8
F. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh........................................................8
G. Respon Sistem Imun....................................................................................9
H. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Imunitas Tubuh...........................12
I. Difusi Sistem Imun........................................................................................13
J. Contoh Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Sistem Imun.....................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit
infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks.
Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam
mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic spesifik mikroba
menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon
imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intra seluler
mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh
system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup
lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negatif,
bagaimanapun, dapat menekan system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan
mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil,monosit
serta makrofag jaringan. Lipopoli sakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat
mangativasi komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan
yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh
untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga merangsang demamdan sintesis protein.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Imunitas?

C. Tujuan
1. Bagaimana Proses imunitas?
2. Mahasiswa mampu mendiskusikan proses imunitas?
3. Mahasiswa mampu memahami proses imunitas?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem
Imunitas
Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.Gabungan
sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadapinfeksi disebut
sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekulterhadap mikroba dan
bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imundiperlukan tubuh untuk
mempertahankan kebutuhannya terhadap bahaya yangdapat ditimbulkan berbagai
vahan dalam lingkungan hidup.

B. Fungsi Sistem Imun


1. Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:Pertahanan
tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit,dan jika sel-sel imun
yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkangangguan atau tidak bekerja dengan
baik, maka oranmg akan mudah terkenasakit.
2. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan
darikomponen tubuh.
3. Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantauke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi makasel peronda
tersebut akan membinasakannya.
C. Lapisan dalam Imunitas Tubuh
1. Lapisan pertama/physical barrier :
kulit, membran mukosa, kelenjar keringat, sebum, kelenjar air mata, silia, asam
lambung, kelenjar ludah.
2. Lapisan kedua : sel leukosit fagositik, protein antimikroba dan responinflamasi.
3. Lapisan ketiga : sel limfosit dan antibodi.
D. Macam-macam Sistem Imunitas Tubuh
Sistem Imunitas Tubuh manusia dibagi 2 yaitu :
1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik / Alamiah (Innate Imune System).
Disebut juga komponen non adaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya
mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenisantigen, tetapi
untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah adadalam tubuh sejak bayi
lahir dan terdiri atas berbagai macam elemennon spesifik. Jadi bukan merupakan
pertahanan khusus untuk antigen tertentu.Dapat mendeteksi benda asing yang masuk
tetapi Tidak dapat mengenali benda tersebut.
a. Reaksi Inflamasi / Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh terhadap infeksi atau perlukaan .Tidak spesifik
hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yang
sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma. Fagosit
merupakan pemeran utama yang terdiri dari: neutrofil, monosit,& makrofag.
5
Tahap inflamasi : Masuknya bakteri ke dalam jaringan. Vasodilatasi system mikro
sirkulasi area yang terinfeksi dapat meningkatkan aliran darah. Perme abilitas kapiler
& venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat sehingga difusi protein & filtrasi
air ke interstisial. Keluar nyaneu trofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial.
Penghancuran bakteri di jaringan akan mengakibatkan fagositosis (respons sistemi
k demam) yang selanjutnya yaitu perbaikan jaringan.
Reaksi imunitas non spesifik Meliputi :
b. Protein Antivirus ( Interferon)
Interferon adalah protein yang membantu untuk melindungi sel-seltubuh yang
sehat di sekitarnya terhadap virus. Interferon yang dihasilkan sebagai respon terhadap
suatu virus, memberikan perlindungan kepadasel-sel terhadap invasi yang sama atau
virus lainnya. Interferon berfungsi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus,
meningkatkan system kekebalan, efektif untuk melawan melanoma (kanker kulit),
leukemia, membantu menyembuhkan rematik tulang (Pacito, 2010). Sel yang
terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon. Interferon mengganggu replikasi virus
(antivirus), “interfere”. Interferon juga memperlambat pembelahan & pertumbuhan
sel tumor dengan meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker). Peran
interferon yg lain yaitu meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag & merangsang
produksi antibodi.
c. Sel Natural Killer (NK)
Pertahanan non-spesifik juga meliputi sel pembunuh alami (Natural Killer).
Sel NK tidak menyerang menyerang mikro organisme secara langsung, tetapi
merusak sel tubuh yang diserang oleh virus dan jugasel-sel abnormal yang dapat
membentuk tumor. Sel NK tidak bersifat fagositik, melainkan menyerang membrane
sel sehingga sel tersebutlisis.
Menurut Darmono (2006) Sel natural killer (NK) adalah sel limfosit yang
ditemukan di dalam darah dan organ limfosit perifer, yang mampu membunuh sel
yang terinfeksi virus atau sel tumor tanpa melibatkan sistem imun dan restriksi MHC.
Sel NK juga disebut sebagai granuler limfosit yang besar atau sel nul karena ditandai
dengan absennya penanda permukaan yang khas seperti sel-T dan sel-B. Sel-NK juga
mampu menghancurkan (menghaluskan) sel target dengan kontak langsung tanpa
perantara antibody atau Antibody Dependent Celluler Cytoxicity (ADCC).
d. Sistem Komplemen
Sistem komplemen ialah seri (lebih dari 18 macam) protein plas mayang
dihasilkan oleh hati dan beredar di dalam pembuluh darah dalamkeadaan inaktif.
Apabila ada mikro organisme tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen. Hal
lain yang dapat mengaktifkan sistem komplemen, yaitu jika terdapat kompleks
antibodi yang telah melekat pada antigen. Sistem komplemen merupakan sekumpulan
protein dalam sirkulasi yang penting dalam pertahanan terhadap mikroba. Banyak
protein komplemen merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan
aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade.
Sistem Imun Spesifik / AdaptiveSistem imun spesifik mempunyai
kemampuan untuk mengenali benda yang dianggap asing. Benda asing yang pertama

6
kali muncul akan segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut.
Benda asing yang sama, bila terpajang ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian
dihancurkan.
1. Respon sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh
antigen namun memiliki perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama. Sistem
imun ini diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal dari sel progenitor
limfoid.
Karakteristik : kemampuan merespon berbagai antigen,
membedakanantigen asing dengan antigen diri, merespon antigen yang
ditemukansebelumnya dengan memulai respon memori. Yang beperan dalam
Sistemimun Spesifik ini adalah Sel Limfosit. Sistem imun akan terbentuk jika
ada benda asing.
a. Imunitas Humoral (Humoral Immunity) Limfosit B atau sel B berperan dalam
sistem imun spesifik humoral yang akan menghasilkan antibodi. Antibodi dapat
ditemukan di serum darah, berasal dari sel B yang mengalami proliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma. Fungsi utama antibodi sebagai pertahanan
terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya. 1 Sel B
memiliki reseptor yang spesifik untuk tiap-tiap molekul antigen dan dapat dideteksi
melalui metode tertentu melalui marker seperti CD19,CD21 dan MHC II.
Limfosit B, terdiferensiasi menjadi :
a). Sel limfosit B memori : menyimpan mengingat antigenyang pernah masuk ke
dalam tubuh.
b). Sel limfosit plasma : sel pembentuk antibody
c). Sel limfosit B pembelah : menghasilkan sel limfosit Bdalam jumlah banyak dan
cepat.
Dilaksanakan oleh antibodi atau imunoglobin
Macam-macam Immuno globulin (lg)
a) Immuno globulin A/IgA : untuk mencegah masuknya bakteri/virus melalui
jaringan epithel (air liur, air mata, kolustrum &susu).
b) Immuno globulin D/IgD : untuk memicu deferensiasi jaringan limfosit B menjadi
sel plasma dan limfosit B memori.
c) Immuno globulin E/IgE : untuk merespon reaksi alergi. Hanya ditemukan pada
mammalia, dapat merespon cacing parasit.
d) Immuno globulin G/IgG : untuk menembus placenta membawakekebalan dari ibu
ke janin yaitu pada masa 20 minggu pertama.
e) Immuno globulin M/IgM : merupakan antibodi pertama yang menyerang antigen.
2. Imunitas Seluler (Celullar Immunity).
Limfosit T berperan pada sistem imun spesifik selular. Pada orang dewasa, sel
T dibentuk di sumsung tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di kelenjar
timus. Persentase sel T yang matang dan meninggalkan timus untuk ke sirkulasi
hanya 5-10%. Fungsi utama sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap
bakteri intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel T terdiri atas beberapa

7
subset dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu sel Th 1, Th 2, Td th, CTL atau Tc,
Th3 atau Ts atau sel Tr. CD4+ merupakan penanda bagi sel T helper dan CD8
merupakan penanda dari CTL yang terdapat pada membran protein sel.
1. Limfosit T, terdiferensiasi menjadi :
a). Sel limfosit T sitotoksik/Killer T cells : menyerang seltubuh yang terinfeksi
patogen.
b). Sel limfosit T penolong/Helper T Cells : mengatursistem imun dan mengontrol
kualitas sistem imun.
c). Sel limfosit T supresor/Supressor T Cells : mengurangirespon imun jika infeksi
berhasil diatasi.
E. Jenis- jenis Sistem Imun
1. Aktifa
a. Dibentuk oleh tubuh karena adanya infeksi antigen
b. Macamnya :
a). Alami : bila terserang antigen.
b). Buatan : bila memasukkan antigen yang dilemahkan.
2. Pasifa.
a. Diperoleh dari luar tubuh
b. Macamnya :
a). Alami : bila bayi mendapatkan imunitas dari ibunya.
b). Buatan : bila menyuntikan serum, anti bisa, immune globin lainnya dari
darah orang yang telah kebal. Hanya bertahan beberapa minggu.

F. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membeda kanantara diri
sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing
yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka
terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar,sistem imun menurut sel tubuh
dibagi menjadi sistem imun humoral dan system imun seluler. Sistem imun humoral
terdiri atas antibody (Imuno globulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen,
keringat, asam lambung, pepsin, danlain-lain). Sedangkan sistem imun dalam bentuk
seluler berupa makrofag,limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.
Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan
organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan
mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan
mereka. Sedangkan sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan bakteri. Jika
kadar netrofil meningkat, maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri didalamnya.
Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit
dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi limfosit
sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan menjadi limfosit sel
T. Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfost B berfungsi
untuk mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka.

8
Sedangkan sel T merupakan tentara yang bias menghancurkan ketika sel B sudah
mengidentifikasi keberadaan mereka.
Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka
beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka danmemberikan
respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein
khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Anti bodi sendiri bisa
menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam organisme,dan juga antibodi
bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen yang merupakan
bagian dari sistem imun dan membantu menghancurkan bakteri,virus, ataupun sel
yang terinfeksi.

G. Respon Sistem Imun


1. Respon Sistem Imun terhadap Virus Infeksi virus secara langsung
merangsang produksi Interferon oleh sel-sel terinfeksi interferon berfungsi
menghambat replikasi virus. Sel NK melisiskan berbagai jenis sel terinfeksi virus. Sel
NK mampu melisiskan sel yang terinfeksi virus walaupun virus menghambat
presentasi antigen dan ekspresi MHC I, karena sel NK cenderung diaktivasi oleh
sel sasaran yang MHC negatif. Untuk membatasi penyebaran virus dan mencegah
reinfeksi, sistem imun harus mampu menghambat masuknya virion ke dalam sel dan
memusnahkan sel yang terinfeksi.
Antibodi spesifik mempunyai peran penting pada awal terjadinya infeksi, dimana
ia dapat menetralkan antigen virus dan melawan virus sitopatik yang dilepaskan oleh
sel yang mengalami lisis. Peran antibody dalam menetralkan virus terutama efektif
untuk virus yang bebas atau virus dalam sirkulasi. Proses netralisasi virus dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan cara menghambat perlekatan
virus pada reseptor yang terdapat pada permukaan sel, sehingga virus tidak dapat
menembus membran sel, dengan demikian replikasi virus dapat dicegah. Antibodi
dapat juga mengahancurkan virus dengan cara aktivasi komplemen melalui jalurklasi
k atau menyebabkan agregasi virus sehingga mudah difagositosis dan dihancurkan
melalui proses yang sama seperti diuraikan diatas. Antibodi dapat mencegah
penyebaran virus yang dikeluarkan dari sel yang telah hancur. Tetapi sering kali
antibodi tidak cukup mampu untuk mengendalikan virus yang telah mengubah
struktur antigennya dan yang melepaskan diri (budding of) melalui membran sel
sebagai partikel yang infeksius, sehingga virus dapat menyebar ke dalam sel yang
berdekatan secara langsung. Jenis virus yang mempunyai sifat seperti ini, diantaranya
adalah Virus Oncorna (termasuk didalamnya Virus Leukemogenik), Virus Dengue,
Virus Herpes, Rubella dan lain-lain. Walaupun tidak cukup mampu menetralkan virus
secara langsung, antibodi dapat berfungsi dalam reaksi ADCC (AntibodyDependent
Cellular Cytotoxicity).
Disamping respons antibodi, respons imun selular merupakan respons yang paling
penting, terutama pada infeksi virus yang non-sitopatik responsimun seluler
melibatkan T-sitotoksik, sel NK, ADCC (Antibody DependentCellular Cytotoxicity)
dan interaksi dengan MHC (Major HistocompatibilityComplex) kelas I. Peran
Interferon sebagai anti virus cukup besar, khususnyaIFN-
αdan IFN -β.
Dampak antivirus dari IFN terjadi melalui :

9
a) Peningkatan ekspresi MHC kelas I
b) Aktivasi sel NK dan makrofag
c) Menghambat replikasi virus.
Ada juga yang menyatakan bahwa IFN menghambat penetrasi virus ke dalam sel
maupun budding virus dari selyang terinfeksi. Seperti halnya pada infeksi dengan
mikro organisme lain, sel T-sito toksik selain bersifat protektif juga dapat merupakan
penyebab kerusakan jaringan, misalnya yang terlihat pada infeksi dengan
virus LCMV (LympocyteChoriomeningitis Virus) yang menginduksi inflamasi pada
selaput susunan saraf pusat.
2. Respon Imun terhadap Bakteria. Bakteri Ekstra seluler Respons imun terhadap
bakteri ekstra seluler bertujuan untuk menetralkan efek toksin dan mengeliminasi
bakteri. Respons imun alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit
serta makrofag jaringan. Lipopolisa karida dalam dinding bakteri Gram negatif dapat
mengaktivasi komplemen jalur alternatif tanpa adanya antibodi. Hasil aktivasi ini
adalah C3b yang mempunyai efek opsonisasi, lisis bakteri melalui serangan kompleks
membran dan respons inflamasi akibat pengumpulan serta aktivasi leukosit.
Endotoksin juga merangsang makrofag dan sel lain seperti endotel vaskular untuk
memproduksi sitokin seperti TNF, IL-1, IL-6 dan IL-8.Sitokin akan menginduksi
adesi neutrofil dan monosit pada endotel vaskular pada tempat infeksi, diikuti dengan
migrasi, aku mulasi lokal serta aktivasi selin flamasi. Kerusakan jaringan yang terjadi
adalah akibat efek samping mekanisme pertahanan untuk eliminasi bakteri. Sitokin
juga merangsang demam dan sintesis protein fase akut.

b. Bakteri Intraseluler

Bakteri intraseluler terbagi atas dua jenis, yaitu bakteri intra seluler fakultatif
dan obligat. Bakteri intraseluler fakultatif adalah bakteri yang mudah difagositosis
tetapi tidak dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis. Bakteri intraseluler obligat
adalah bakteri yang hanya dapat hidup
dan berkembang biak di dalam sel hospes. Hal ini dapat terjadi karena bakteri tidak
dapat dijangkau oleh antibodi dalam sirkulasi, sehingga mekanisme respons imun
terhadap bakteri intraseluler juga berbeda dibandingkan dengan bakteri ekstraseluler.
Beberapa jenis bakteri seperti basil tuberkel dan
leprosi,dan organisme Listeria dan Brucella menghindari perlawanan sistem imun
dengan cara hidup intraseluler dalam makrofag, biasanya fagositmono nuklear,
karena sel tersebut mempunyai mobilitas tinggi dalam tubuh. Masuknya bakteri
dimulai dengan ambilan fagosit setelah bakteri mengalami opsonisasi. Namun setelah
di dalam makrofag, bakteri tersebut melakukan perubahan mekanisme pertahanan.
Bakteri intraseluler memiliki kemampuan mempertahankan diri melaluitiga
mekanisme, yaitu :

1) hambatan fusi lisosom pada vakuola yang berisi bakteri,

1
2) lipid mikobakterial seperti lipoarabinomanan menghalangi pembentukan ROI
(reactive oxygen intermediate) seperti anion superoksida,radikal hidroksil dan
hidrogen peroksida dan terjadinya respiratory burst,
3) Menghindari perangkap fagosom dengan menggunakan lisin sehingga
tetaphidup bebas dalam sitoplasma makrofag dan terbebas dari
proses pemusnahan selanjutnya
3. Respon Imun terhadap Parasit
Bila tubuh kemasukkan parasit, baik itu golongan protozoa maupun metozoa,
maka infeksi dengan parasit tersebut akan berlanjut menimbulkan penyakit dengan
berbagai macam simtom. Keluhan-keluhan obyektif maupun kelainan klinik yang
ditimbulkan tergantung dari pada lokalisasi parasit,selama dan sesudah
perkembangan siklusnya. Setelah respon imun di dalam tubuh hospes dapat
dibangkitkan, maka akan timbul reaksi antara komponen-komponen efektor imunitas
dengan komponen-komponen
antigen parasit dengan maksud hendak mengenyahkannya. Namun para ahli telah ber
hasil menemukan bukti-bukti, bahwa kelainan-kelainan yang ditimbulkan karena
infeksi dengan parasit ini, seperti splenomegali, hepatomegali,glumerulunefritis,
proses peradangan kronik, kerusakan jaringan yang lanjut serta berbagai reaksi
hipersensitivitas, bukanlah ulah parasit itu sendiri melainkan akibat mekanisme
imunologik tubuh. Kerusakan jaringan akibat proses imunologik telah lama diketahui,
dan Coombs dan Gell (26) telah mengklasifikasikannya ke dalam empat tipe,yaitu :
a. Reaksi Tipe I atau Reaksi Tipe Anafilaktik
b. Reaksi Tipe II atau Reaksi Tipe Sitotoksik
c. Reaksi Tipe III atau Reaksi Tipe Kompleks-toksikd.
Reaksi Tipe IV atau Reaksi Seluler.Reaksi tipe I hingga III adalah reaksi yang
dibawakan oleh imunitas humoral sedangkan reaksi Tipe IV oleh imunitas seluler.

H. Faktor- faktor yang mempengaruhi Imunitas Tubuh


1. Genetik
Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen Major
Histocompatibility Complex (MHC) / Human Leucocyt Antigen (HLA). Genetis
sangat berpengaruh terhadap sistem imun, hal ini dapat dibuktikan dengan suatu
penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar homozigot lebih rentan
terhadap suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yang he
terozigot. Hal ini membuktikan bahwa faktorhereditas mempengaruhi sistem imun.
2. Umur
Hipo fungsi sistem imun pada bayi mudah infeksi, pada orang tua autoimun &
kanker. Usia juga mempengaruhi sistem imun, pada saat usia balita dan anak-
anak sistem imun belum matang di usia muda dan system imun akan menjadi matang
di usia dewasa dan akan menurun kembali saat usia lanjut.
3. Metabolik

1
a.Penderita penyakit metabolik/ pengobatan
b.Rentan terhadap infeksi
4. Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormon
seperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan katekolamin. Stres bahkan bisa
berdampak buruk pada produksi antibody.
5. Lingkungan dan nutrisi
mudah infeksi karena:
a. Eksposur
b. Berkurang daya tahan karena malnutrisi
6. Anatomis: pertahanan terhadap invasi : kulit, mukosa
7. Hormone
Pada saat sebelum masa reproduksi, sistem imun lelaki dan perempuan adalah
sama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi, sistem imunan tara keduanya
sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya beberapa hormone
yang muncul. Pada wanita telah diproduksi hormone estrogen yang mempengaruhi
sintesis IgG dan IgA menjadi lebih banyak(meningkat). Dan peningkatan produksi
IgG dan IgA menyebabkan wanita lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria
telah diproduksi hormoneandrogen yang bersifat imunosupresan sehingga
memperkecil resiko penyakit autoimun tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap
infeksi.Oleh karenanya, wanita lebih banyak terserang penyakit autoimun dan pria
lebih sering terinfeksi.
8. Olahraga berlebihan
Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam
tubuh.Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang sel
sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.

9. Tidur
Studi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas California
menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan sitokin.

10. Fisiologis
a. cairan lambung
b. silia trakt.respon
c. aliran urin
d. sekresi kulit bersifat bakteriside, enzimf, antibody.

11. Mikrobial

I. Disfungsi Sistem Imun


1. Hipersensitivitas : respon imun berlebihan terhadap antigen/allergen

1
2. Autoimun : hilangnya toleransi terhadap sistem imun diri sendiri. Misalnya
diabetes melitus (menyerang sel beta pad pankreas), Addison disease (menyerang
kelenjar adrenalin), lupus eritemateus (menganggap jaringan sebagai antigen),
myasthenia gravis (menyerang sel otot lurik)
3. Defisiensi imun: berkurangnya respon sistem imun. Penyebabnya :
obesitas, pengguna alkohol, narkoba, kekurangan nutrisi
4. Defisiensi imun dapatan : chronic granulomatous disease yaitu kemampuan fagosit
berkurang. Akibat dari penyakit AIDS atau beberapa tipe kanker

J. Contoh Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Sistem Imun


Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidak seimbangan sistemimun:
a. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit yang mana
virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia,virus tersebut
akan memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak
dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaanuntuk
melawan penyakit. Pesakit akan lemah kepada berbagai
penyakit berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala
enteritis, pneumonia, ‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan olehmikroorganisma
patogenik yang luar biasa.
b. Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan
jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas
diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh
membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa
membuat gula. Pada myasthenia gravis, system imun membuat antibodi yang
menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan
lemah. Pada demamrheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan
kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik,
biasa disebut lupus,antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda,
menyebabkan gejala yang menyebar.
C. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap
antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2
jenus yaitu:
reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda.Reaksi alergi langsung
disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi
antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkenaantigen. Antibodi IgE tertempel pada
sel Mast, leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel Mast banyak terdapat pada
paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan
dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan
oleh perantara sel. Contoh yang ekstrimadalah saat makrofag tidak dapat menelan

1
antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu pembengkakan
pada jaringan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan


sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut
sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba
dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan kebutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai
vahan dalam lingkungan hidup.

Macam-macam Sistem Imunitas terbagi menjadi 2 yaitu :


A.Sistem Imun Non spesifik
B.Sistem Imun Spesifik
Jenis-jenis Sistem Imun terbagi menjadi 2
yaitu: A.Aktif.
B. Pasif
Mekanisme sistem imun Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan ditangkap
oleh kapiler limfa dan dibawa ke simpul limfa. Di dalam limfa, antigen dimakan oleh
makrofag, disinilah terjadi respon imun humoral. Antigen yang melekatkan diri pada
reseptor limfosit yang sesuai akan menyebabkan limfosit terangsang untuk membelah.
Dari sinilah akan berkembang suatu klon sel yang mampu mensintesis antibodi
khusus tersebut.

1
DAFTAR PUSTAKA

Kresno, Siti Boedina. 2001. Imunologi: diagnosis dan prosedur laboratorium


edisi keempat. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran.

Baratawidjaja, Karnen Garna dan Renggani Iris. 2010. Imunolog Dasar Edisi ke Sembilan.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran.

Corwin, Elizabeth J. 2010.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:


Buku Kedokteran.

Munasir, Zakiudin. 2001. Respons Imun terhadap Bakteri. Sari Pediatri,Vol. 2, No. 4,
Maret 2001. Diambil dari:http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-4-4.pdf (31 Januari 2019).

Anda mungkin juga menyukai