Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISTEM IMUN

Disusun oleh :

Risma Nuraulia Rachma

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi

Guru mata pelajaran :

Weni Widaningrum, S.Pd.

SMAN 1 CIKATOMAS

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kekuatan, ketekunan dan kesabaran sehingga makalah yang disusun untuk mememuhi tugas
mata pelajaran biologi ini akhirnya dapat diselesaikan.
Adapun, makalah ini telah selesai penulis buat secara semaksimal dan sebaik mungkin
agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan
mengenai sistem imun.
Penulis sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh dari sempurna
tentang makalah ini. Oleh sebab itu, penulis mohon agar pembaca memberi kritik dan juga
saran terhadap makalah ini agar penulis dapat terus meningkatkan kualitas penulisan
kedepannya.
Demikian makalah ini penulis susun dengan harapan agar pembaca dapat memahami
informasi dan juga mendapatkan wawasan mengenai sistem imun manusia serta dapat
bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas. Akhir kata. semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami materi biologi sistem imun.
Terima kasih.

Tasikmalaya, 14 Januari 2023

Risma Nuraulia Rachma

2
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………….3
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………………….……4
Latar belakang…………………………………………………………………….4
Rumusan masalah…………………………………………………………………4
Tujuan……………………………………………………………………………..4
Bab 2 Pembahasan……………………………………………………………………...…5
Pengertian sistem imun……………………………………………………………5
Fungsi sistem imun……………………….……………………………………….5
Mekanisme sistem imun…………………………………………………………..5
Bab 3 Penutup………………………………………………………………………...….10
Kesimpulan ………………………………………………………………………10
Saran…………………………………………………………….………………..10
Daftar pustaka…………………………………………………………………………….11

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem imun atau sistem pertahana tubuh pada manusia bagaikan istana yang
memiliki benteng untuk melindunginya, ada beberapa tahap pertahanan sebelum musuh
masuk menembus istana. Jika istana mempunyai benteng dan pajurit, maka tubuh
manusia memiliki pertahanan pertama berupa kulit dan pertahanan kedua berupa sel-sel
fagosit yang melindungi tubuh dari zat-zat asing yang merugikan salah satunya daru
invaksi bakteri atau kerusakan jaringan (Shewood, 2011)
Kita pasti pernah melakukan vaksinasi. Nah, vaksin tersebut merupakan salah satu
bentuk pertahanan tubuh. Dimana virus yang telah dilemahkan dimasukan ke dalam tubuh
sehingga jika virus yang sebenarnya masuk dan menginfeksi, tubuh kita sudah
mengenalnya sebagai zat yang berbahaya dan langsung mencegah virus menyerang
tubuh. Contoh lebih sederhana adalah adanya bulu-bulu hidung yang menyaring debu dan
kotoran masuk ke dalam paru-paru.

(Gambar 1. Ilustrasi sistem imun)


Dalam makalah ini, kita akan mempelajari lebih jauh mengenai sistem imun
mulai dari pengertian, fungsi, dan mekanisme sistem imun dalam tubuh
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sistem imun?
2. Apa saja fungsi dari sistem imun?
3. Bagaimana mekanisme sistem imun dalam tubuh?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem imun
2. Mengatahui macam-macam fungsi sistem imun
3. Memahami mekanisme sistem imun dalam tubuh

4
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem imun


Sistem imun adalah sistem yang berperan dalam mengenal, menghancuran dan
melindungi tubuh dari zat dan benda asing yang merugikan tubuh. Sistem imun penting
untuk pemeliharaan dan pemulihan homeostasis jaringan baik dalam kondisi steril
maupun infeksius (Sattler, 2017)
B. Fungsi sistem imun
Fungsi sistem imun yang paling utama adalah melindungi tubuh dari benda-benda
asing yang berbahaya. Namun selain itu masih banyak lagi fungsi-fungsi lain sistem imun
bagi tubuh.
1. Fungsi pertahanan
Fungsi pertahanan melindungi tubuh dari berbagai benda atau zat di lingkungan
yang bisa menyebabkan penyakit seperti bahan organik dan anorganik yang
berasal dari hewan, tumbuhan, jamur, virus, parasit, bahan iritan bahkan debu
rumah sampai asap jalanan. Benda tersebut bisa masuk kedalam tubuh, sistem
imun akan berjaga melindungi melalui beberapa pertahanan mulai dari pintu
masuk seperti saluran pernafasan, mulut, kulit dan perlindungan di dalam tubuh
yang dilaksanakan oleh sel-sel imunitas.
2. Fungsi homeostasis
Fungsi homeostasis berperan untuk mengeliminasi komponen-komponen tubuh
yang sudah tua dan memperbaiki jaringan yang rusak sehingga tidak menjadi
penyebab adanya penyakit.
3. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan berperan mengahancurkan sel-sel yang abnormal dan
bermutasi supaya tidak berlanjut menjadi sel yang ganas. Sistem imun tubuh
mencegah berkembangnya beberapa tumor tertentu dan beberapa jenis sel kanker.
Sel kanker tersebut bisa diobati dengan merangsang respon imun yang melawan
sel tumor (Berliana, 2021).
C. Mekanisme sistem imun
Mekanisme sistem imun pada tubuh manusia ada dua macam, yaitu pertahanan non
spesifik yang bersifat alami dan pertahanan spesifik yang bersifat adaptif.

5
Tabel 1. Mekanisme sistem imun non spesifik dan spesifik
Pertahanan tubuh non spesifik Pertahanan tubuh spesifik
Pertahanan pertama Pertahanan kedua Pertahanan ketiga
 Kulit  Imflamasi  Limfosit
 Membran mukosa  Sel-sel fagosit  antibodi
 Rambut hidung dan  Protein
silia antimikroba
 Cairan sekresi dari
kulit dan membran
mukosa

1. Pertahanan non spesifik


Pertahanan non spesifik merupakan mekanisme alamiah yang dimiliki setiap
manusia dengan tubuh yang sehat. Disebut pertahanan non spesifik karena sifatnya
yang tidak spesifik pada antigen tertentu namun merupakan respon langsung untuk
melindungi tubuh. Respon non spesifik ini selektif mempertahankan tubuh dari benda
asing atau materi abnormal apapun sejenisnya bahkan meskipun baru pertama kali
terpapar. Respon ini merupakan tameng pertama terhadap berbagai ancaman termasuk
agen infeksi, iritam kimiawi daj cedera jaringan akibat trauma mekanis atau luka
bakar (Shewood, 2011). Semua orang lahir dengan mekanisme respon imun bawaan
yang pada hakikatnya sama meskipun ada sedikit perbedaan negatif.
Komponen-komponen sistem imun non spesifik selalu berada dalam keadaan
siaga dan siap melaksanakan tindakan-tindakan pertahanan yang terbatas. Dari
berbagao sel efektor imu, neutrofil dan makrofag, keduanya berperan penting dalam
respon imun non spesifik. Berbagai respon imun non spesifik diaktifkan sebagai
tanggapan terhadap pola molekular generik yang berkaitan dengan agen yang
mengancam, misalnya karbohidrat yang biasanya ada di dinding sel bakteri tetapi
tidak ditemukan di manusia. Sel-sel fagostik dipenuhi oleh protein membran plasma
plasma yang baru - baru ini saja diketahui dan dinamai toll-like receptors (TLR). TLR
di juluki mata sistem imun bawaan karena sensor imun ini mengenali dan mengikat
penanda-penanda di bakteri sehingga sel efektor sistem imun bawaan melihat patogen
sebagai suatu yang berbeda dari sel. Dikenalinya patogen oleh TLR memicu fagosit
untuk menelan dan menghancurkan mikroorganisme infeksius tersebut. Selain itu,

6
pengaktifan TLR memicu sel fagositik mengeluarkan bahan bahan kimia, yang
sebagian berperan dalam peradangan, suatu respons bawaan penting terhadap invasi
mikroba.
Mekanisme sistem imun bawaan memberi kita respons yang cepat tetapi
terbatas dan nonselektif terhadap segala jenis ancaman, seperti para prajurit abad
pertengahan yang menghantam dengan kekuatan kasar semua lawan yang men dekat i
dinding puri yang mereka jaga. Imunitas bawaan menahan dan membatasi penyebaran
infeksi. Respons non spesifik ini penting untuk menahan lawan sampai sistem imun
adaptif, dengan senjatanya yang sangat selektif, dapat diper siapkan untuk mengambil
alih dan melakukan penyerangan untuk memusnahkan musuh.
Kekebalan nonspesifik ada yang bersifat eksternal, ada pula yang bersifat
internal. Kekebalan eksternal disebut juga sebagai perlindungan permukaan,
karena melindungi di bagian luar tubuh. Kekebalan internal lebih bersifat
perlindungan seluler dan kimiawi.
a. Kekebalan Eksternal
Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh kita
(kulit dan jaringan mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. Selain sebagai
penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut menghasilkan zat-zat
pelindung. Misalnya, hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi
bakeri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus
(lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam
saluran pencernaan dan pernapasan (Huldani, 2018).
b. Kekebalan Internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang
mampu melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan
kimia dan melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer, protein anti mikroba
yang melawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan
(inflamasi) dan demam. Sel-sel fagositik yang berperan dalam kekebalan
internal antara lain neutrofil, makrofag, dan eosinofil. Neutrofil akan bersifat
fagositik (memakan) jika bertemu dengan materi penginfeksi di dalam
jaringan. Makrofag akan berlekatan dengan polisakarida di permukaan tubuh
mikroba dan kemudian menelan mikroba tersebut. Eosinofil bertugas untuk
menyerang parasit yang berukuran besar, misalnya cacing. Sel natural killer
menyerang sel parasit dengan cara mengeluarkan senyawa penghancur yang

7
disebut perforin. Sel natural killer dapat melisiskan dan membunuh sel kanker
serta virus sebelum sistem kekebalan adaptif diaktifkan. Protein antimikroba
meningkatkan pertahanan tubuh dengan cara menyerang mikroorganisme
secara langsung maupun dengan cara menghambat reproduksi mikroorgnisme.
Salah satu protein antimikroba yang penting untuk melindungi sel dari
serangan virus adalah interferon. Kekebalan internal lainnya adalah respons
peradangan (inflamasi) dan demam. Peradangan dipicu oleh trauma fisik,
panas yang berlebihan, infeksi bakteri, dan lain-lain. Peradangan bersifat lokal
atau hanya muncul pada daerah terinfeksi sedangkan demam menyebar ke
seluruh tubuh.
2. Pertahanan spesifik
Jika bakteri, virus, maupun zat asing berhasil melewati sistem kekebalan
bawaan (nonspesifik), selanjutnya zat-zat asing tersebut akan dihadapi oleh sistem
kekebalan adaptif. Kekebalan adaptif bersifat spesifik, artinya mekanisme
pertahanannya bergantung pada pembentukan respons imun terhadap
mikroorganisme tertentu yang memberi rangsangan. Kekebalan adaptif dapat
bersifat alamiah maupun buatan. Kekebalan adaptif alami pasif didapatkan oleh
bayi dari ibunya dalam kandungan, sedangkan kekebalan adaptif aktif didapatkan
misalnya melalui infeksi (menderita penyakit terlebih dahulu). Kekebalan adaptif
buatan pasif berupa transfer antibodi dari orang lain, sedangkan kekebalan adaptif
buatan aktif diperoleh melalui imunisasi.
Respons sistem imun spesifik atau adaptif diperantarai oleh limfosit B dan T.
Setiap sel B dan T dapat mengenal dan mempertahankan diri terhadap hanya satu
tipe benda asing, misalnya suatu jenis bakteri. Di antara jutaan sel B dan T di
tubuh, hanya beberapa yang secara khusus dilengkapi untuk mengenal fitur
molekular khusus suatu agen infeksi tertentu sehingga diminta beraksi untuk
mempertahankan tubuh hanya terhadap agen ini. Spesialisasi ini mirip dengan
tentara modern yang telah dilatih secara khusus yang dipanggil bertugas untuk
melaksanakan misi yang sangat spesifik. Limfos yang terpilih tersebut kemudian
memperbanyak diri, meningkatkan jumlah spesialis yang dapat melakukan
serangan tearah terhadap agen penginvasi tersebut. Sistem imun adaptif adalah
alat tercanggih terhadap sebagian besar patogen. Ragam sel B dan T terus aktif
berubah sebagai respons terhadap berbagai patogen yang dijumpai. Karena itu,
sistem imun didapat beradaptasi untuk melancarkan perang terhadap patogen-

8
patogen spesifik di lingkungan setiap orang. Sasaran sistem imun adaptif
bervariasi, bergantung pada jenis serangan imun yang dijumpai oleh orang ter
sebut. Selain itu, sistem ini memperoleh kemampuan untuk secara lebih efisien
memusnahkan musuh tertentu jika bertemu kembali dengan patogen yang sama di
masa depan. Sel yang berperan dalam mengingat patogen adalah sel-T memori.
Sel-T memori diproduksi untuk mengingat antigen dan patogen yang telah masuk
ke dalam tubuh, dengan adanya sel-T memori, akan terjadi respon sekunder yang
lebih cepat dan lebih kuat (Irianto, 2012).

9
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem imun adalah sistem yang berperan dalam mengenal, menghancuran dan
melindungi tubuh dari zat dan benda asing yang merugikan tubuh. Sistem imun
memeiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi pertahanan, fungsi homeostasis dan fungsi
pengawasan. Mekanisme sistem imun dalam tubuh terbagi menjadi pertahanan
spesifik dan pertahanan non-spesifik.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak terdapat kekurangan, maka
dari itu diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain.
Hal tersebut bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

10
DAFTAR PUSTAKA

Berliana, L. (2021). Keperawatan Sistem Imun dan Hematologi. Jakarta: Yayasan


Kita Menulis.

Huldani. (2018). Imunologi:Pengantar Imunologi Dari Hnunoseluler Ke Exercise


Imunologi. Jakarta: Pheonik

Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.

Sattler, S. (2017). The Role of the Immune System Beyond. Advances in


Experimental Medicine and Biology, 3-13.

Shewood, L. (2011). Human physiology : from cells to systems. Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai