Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM IMUNITAS

DOSEN PEMBIMBING: NERS ULUL ASMY S.KEP

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
 ANDINI JUNAID (2022045)
 ELSA SAFITRI (2022051)
 HILDA PUPUNK RONTING (2022056)
 NUR SALSABILA UMAR (2022067)
 NURSAMSI LAIHA (2022069)
 VEBRIANI (2022080)
 SIFRA (2022074)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU
KELAS TIROID
T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, adapun tujuan Makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah PATOFISIOLOGI dengan
judul SISTEM IMUNITAS.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan Pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih banyak kekurangan dalam Makala ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA
PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………...

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………
1. LATAR BELAKANG…..………………………………….
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………….

BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………
1. PENGERTIAN SISTEM IMUNITAS…………………..
2. FUNGSI IMUNITAS…………………………………….
3. JENIS-JENIS IMUNITAS………………………………
4. PENGERTIAN
MUNUGLOBULIN………………………………..
5. PENGERTIAN
LEUKOSIT…………………………………………...
6. PENGERTIAN REAKSI
HIPERSENSITIVITAS……………………

BAB III PENUTUP


1. KESIMPULAN………………………………………..
2. SARAN……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit

terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang

berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi

yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan

lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk

mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan

berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan

menggunakan makanan yang banyak mengandung gizi yang

diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan berkembang biak

intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba

ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain,

menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak

berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan imun terdiri atas

sistem imun alamiah atau nonspesifik (nature innate/ native) dan didapat

atau spesifik (adaptive/ acquired).

2. RUMUSAN MASALAH

a) Mengetahui apa yang dimaksud sistem imunitas?


b) Mengetahui fungsi imunitas?

c) Mengetahui jenis-jenis imunitas?

d) Mengetahui yang dimaksu dimunuglobulin?

e) Mengetahui apa itu leukosit?

f) Mengetahui apa itu reaksi hipersensitivitas?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM IMUNITAS

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses

pertahanan atau imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau

organisme asing yang masuk kedalamtubuh. Secara historisistilahini

kemudian digunakan untuk menjelaskan perlindungan terhadap penyakit

infeksi. Untuk melindungi dirinya, tubuh memerlukan mekanisme yang

dapat membedakan sel-sel itu sendiri (Self) dariagen-agen penginvasi

(nonself).

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada

suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini

akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta

menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem

kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,

sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan

demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga

memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini

juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.


B. FUNGSI SISTEM IMUN

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:

a) Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak

sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini

mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg

akan mudah terkena sakit

b) Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga

keseimbangan dari komponen tubuh.


c) Perondaan(Penjaga), sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan

untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang

mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.

C. JENIS-JENIS SISTEM IMUNITAS

Tubuh kita memiliki tiga jenis sistem imun yang berperan dalam

melindungi tubuh dari beragam penyakit berbahaya. Ketiga jenis sistem

imun itu adalah innate (imunitas bawaan), adaptive immunity (imunitas

buatan), dan imunitas pasif.

a. Imunitas Bawaan (Innate Immunity)

Ini adalah jenis imunitas pertama yang dimiliki oleh manusia. Ketika

baru lahir, manusia sudah dibekali imunitas bawaan (innate immunity)

sebagai bentuk pertahan diri pertama. Sifat dari imunitas ini adalah

umum alias universal yang artinya dimiliki oleh semua orang. Jenis
imunitas ini juga dikenal dengan imunitas non-spesifik yang menjadi

garda terdepan dalam melawan berbagai patogen yang masuk ke

dalam tubuh.

Penamaan non-spesifik ini tentu bukan tanpa alasan, karena respon

dari imunitas bawaan hanya mampu mencegah terjadinya peradangan

atau infeksi di tubuh saja, bukan melawan penyakit atau gangguan

tertentu. Adapun komponen yang membentuk sistem bawaan ini meliputi:

1) Kulit;

2) Sel darah putih (jenis fagosit);

3) Membran mukosa;

4) Zat kimia antimikroba;

5) Reaksi inflamasi, meliputi histamin dan interferon.

b. Imunitas Buatan (Adaptive Immunity)

Imunitas buatan merupakan jenis sistem imun kedua yang ada di

tubuh kita. Peran dari imunitas buatan ini adalah untuk melawan

berbagai patogen yang tidak bisa dihalau oleh innate immunity

(imunitas bawaan).

Umumnya, imunitas buatan ini terbentuk saat tubuh sudah sembuh

dari infeksi yang disebabkan oleh patogen. Bila suatu saat patogen

penyebab infeksi itu muncul kembali, maka sistem imun ini akan

segera membentuk antibodi untuk melawannya karena sudah

mengenali dan mengingatnya.


Pertahanan dengan mengenali patogen dan benda asing ini yang

akhirnya diimplementasikan dalam konsep imunisasi. Adapun yang

membentuk sistem imunitas buatan terdiri atas:

1) Sel limfosit B merupakan bagian dari respon imunitas adaptif

yang berperan penting untuk pertahanan tubuh melawan

pathogen.

2) Sel limfosit T merupakan kelompok sel darah putih yang

memainkan peran utama pada kekebalan seluler.

3) Makrofag adalah sel fagosit terpenting dalam sistem imun

yang berasal dari sel monosit dewasa yang menetap dijaringan.

4) Antibodi adalah zat kimia yang ada di aliran darah

c. Imunitas Pasif dan Aktif

Bila dua jenis imunitas sebelumnya dapat membentuk antibodi

sendiri ketika patogen atau partikel berbahaya masuk ke dalam


tubuh. Maka, jenis imunitas satu ini justru sebaliknya. Ini karena

jenis imunitas pasif tidak dapat membentuk sendiri antibodi,

melainkan meminjamnya dari sumber lain. Sedangkan imunitas

aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri karena

adanya paparan pathogen sehinggah tubuh mampu memproduksi

antibody sendiri.

D. PENGERTIAN IMUNUGLOBULIN

Antibodi didefinisikan sebagai suatu zat cair ( ᵞ- globulin) yang dibuat

sebagai respon terhhadap rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat

perlindungan terhadap organisme tertentu. Antibodi ditentukan di dalam

serum, getah bening dan cairan tubuh lainya. Serum yang mengandung

kadar antibodi tinggi sesudah infeksi atau imunisasi disebut serum imun.

Sifat-sifat Antibodi:
a. Merupakan suatu protein, Terbentuk sebagai respon terhadap

rangsangan antigen

b. Bereaksi khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil

reaksinya mudah diamati

c. Secara kimiawi molekul antibodi sulit dibedakan dengan gama

globulin biasa. Globulin merupakan suatu campuran yang rumit dari

molekul-molekul protein yang mirip satu sama lain.

Imunoglobulin ialah protein yang berasal dari hewan yang memiliki

aktivitas sebagai antibodi, termasuk juga protein-protein lain yang

struktur kimiawinya mirip dengannya.Imunoglobulin dibuat oleh

elpplasma dan juga oleh linfosit. Imunoglobulin merupakan 20 sampai

25% dari seluruh protein serum. Istilah imunoglobulin bedasarkan

konsep struktural dan kimiawi, sedangkan istilah antibodi berdasarkan

konsep biologis dan fungsional. Semua antibodi merupakan

imunoglobulin, tetapi tdak semua imunoglobulin bersifat sebagai

antibodi. Bedasarkan ukuranya,kandungan karbonhidrat dan analisis

asam aminonya, telah ditetapkan lima kelompok imunoglobulin yaitu

IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.

a. Struktur Imuoglobulin

Imunoglobulin adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua

pasang rantai polipeptida yang ukurannya berbeda terikat oleh ikatan

disulfide (S-S). Rantai pendek disebut rantai ringan (light = L) dan

rantai panjang disebut rantai berat (heavy = H). Berat molekul rantai
L ialah 25.000 sedangkan rantai H 50.000. Rantai L menempel pada

rantai H oleh ikatan disulfide. Kedua rantai H diikat oleh 1-5 ikatan

S-S tergantung jenis kelas immunoglobulin tersebut. Secara

structural dan antigenic rantai H berbeda untuk tiap-tiap kelas.

b. Kelas-kelas immunoglobulin:

1) IgG

IgG merupakan bagian terbesar immunoglobulin serum. Berat

molekulnya 150.000 dan angka sedimentasinya 7S. Distribusinya

merata pada ruang intravaskuler dan ekstravaskuler. Waktu

paruhnya 23 hari. Bentuknya serupa lingkaran dan panjangnya

250-300 A°. Konsentrasinya didalam serum normal adalah 5-16

mg/ml. IgG berperan pada berbagai reaksi imunologis seperti

presipitasi, pengikatan komplemen, netralisasi toksin dan

virus.Ada 4 kelas IgG yang telah ditemukan yaitu IgG1, IgG2,

IgG3, IgG4. Tiap-tiap jenis ini mempunyai jenis rantai gama yang

berbeda yang dapat dibedakan dengan antiserum khusus.


2) IgA

IgA adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat,

merupakan 10% globulin serum. Kadar normalnya di dalam

serum ialah 0,6-4,2 mg/ml. Waktu paruhnya 6-8 hari. Berat

molekulnya 160.000 dengan angka sendimentasi 7S. Terdapat

dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum, air mata, cairan

empedu, air liur serta secret saluran pencernaan dan hidung.

Jumlahnya akan sangat meningkat pada kasus myeloma multiple.

Tidak dapat melewati plasenta. IgA tidak mengikat komplemen

tetapi secara aktif mengubah jalur reaksi complement. IgA

mengikat fagositosit dan penghancuran mikroorganisme di dalam

sel.

IgA yang terdapat di dalam secret mengandung unit struktur

tambahan yang disebut bagian transport (T) atau sekretori (S).

Bagian T dibuat di dalam sel epitel kelenjar, usus dan saluran

pernafasan. Bagian ini melekat pada molekul IgA selama

pengangkutannya melalui sel. Bagian T mengikatkan dua molekul

IgA pada bagian Fc. Juga dapat ditemukan rantai J pada IgA.

Rantai J ini dibuat oleh sel limfoid.

3) IgM

Juga disebut sebagai macroglobulin yang merupakan 5%-10%

dari seluruh serum globulin (kadarnya di dalam serum 0,5-2

mg/ml). Waktu paruhnya 10 haril. Berat molekulnya 900.000-


1.000.000 dengan angka sendimentasi 19S. Sebagian besar IgM

berada di dalam pembuluh darah (intravaskuler). Sering

ditemukan bentuk polimer dengan rantai J. Bentuknya merupakan

bulatan. IgM terbentuk lebih dini pada respon primer, sedangkan

IgG dibuat lebih belakangan. Waktu paruhnya 5 hari. Tidak dapat

melewati plasenta. IgM lebih efisien bekerja pada reaksi

aglutinasi, reaksi sitolisis dan sitotoksik. Pada septikemia sering

ditemukan difisiensi IgM.

4) IgD

Konsentrasinya di dalam serum ialah 0,03 mg/ml. Sebagian besar

berada intravaskuler. Waktu paruhnya 3 hari. Fungsinya tidak

diketahui dengan jelas.

5) IgE

Merupakan antibody reaginik yang berperan pada reaksi

hipersensitivitas tipe cepat.Berat molekulnya 190.000 dan angka

sedimentasinya 8S. Waktu paruhnya 2 hari. Dapat diinaktifkan

dengan pemanasan pada 56°C selama 1 jam. Mempunyai afinitas

terhadap sel-sel jaringan (terutama mast-cell) pada spesies yang

sama. Menjadi perantara pada reaksi Prausnitz-Kustner. Tidak

dapat melewati plasenta atau mengikat komplemen. Sebagian

besar berada intravaskuler. Dalam keadaan normal, kadarnya di

dalam serum sangat kecil. Pada keadaan atopic seperti asma,


demam jerami (hayfever) atau eksim kadarnya akan meningkat,

demikian pula pada anak-anak yang mengidap infeksi cacing.

E. PENGERTIAN DAN FUNGSI LEUKOSIT

Leukosit atau sel darah putih adalah sistem pertahanan tubuh manusia

yang berperan melindungi diri dari infeksi dan penyakit. Jadi, saat tubuh

terserang suatu penyakit maka jumlah leukosit akan meningkat sebagai

respons terhadap penyakit tersebut.

Pada umumnya, ukuran leukosit lebih besar daripada eritrosit atau yang

disebut juga sebagai sel darah merah. Lalu, leukosit memiliki inti yang

bulat atau cekung, bila dilihat di bawah mikroskop maka tidak memiliki

bentuk yang tetap.Sel-sel leukosit di dalam tubuh dibentuk dalam

sumsum tulang, limpa, kelenjar limpa (kelenjar getah bening), dan

jaringan limfe (limfosit). Selain itu, leukosit terdiri dari dua golongan

utama yakni agranular dan granular.Agranular mempunyai sitoplasma

yang tampak homogen dan intinya berbentuk bulat atau berbentuk ginjal.

Sementara itu, leukosit granular mengandung granula spesifik (yang

dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya,

lalu memiliki inti yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya.

a) Fungsi Leukosit

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, leukosit merupakan sel-sel

dalam darah yang berfungsi membantu tubuh dalam melawan virus

dan penyakit. Uniknya, dalam sirkulasi darah manusia leukosit


tampak sebagai sel yang tidak bergerak, namun bila terdapat zat

asing yang masuk leukosit langsung bergerak dan bekerja untuk

melindungi tubuh dari zat tersebut.

Karena leukosit berfungsi untuk membunuh virus dan kuman,

maka leukosit memiliki sifat fagosit, yaitu bisa memakan zat-zat

asing yang masuk ke dalam tubuh. Selain fagosit, leukosit juga

memiliki kemampuan diapedesis, yakni kemampuan untuk

menembus dinding pembuluh darah kapiler dan masuk ke dalam

sel atau jaringan tubuh,Jadi, leukosit tak hanya ada di dalam

pembuluh darah manusia saja detikers. Apabila ada virus dan

kuman yang masuk ke dalam tubuh, maka leukosit bisa menembus

dinding kapiler dan bekerja menuju jaringan yang membutuhkan

bantuannya.

b) Jenis Leukosit

Leukosit sendiri terbagi menjadi lima jenis, yakni neutrofil, basofil,

dan eosinofil yang masuk ke dalam kelompok granulosit.

Sementara itu, di dalam kelompok non granulosit terdapat monosit

dan limfosit.

1) Neutrofil

Fungsi utama dari neutrofil adalah sebagai pertahanan dari

mikroorganisme, salah satunya bakteri. Kadar neutrofil sekitar 60-

70% dari leukosit yang bersirkulasi di dalam darah.


Dalam sitoplasmanya, neutrofil mengandung glikogen. Selain itu,

sel ini juga dapat bertahan di kondisi kurang oksigen, yakni

memiliki umur sekitar 1-4 hari.

2) Basofil

Basofil memiliki fungsi sebagai penyembuhan dalam peradangan.

Kadar basofil di dalam darah hanya sekitar 1% dari jumlah

leukosit.

3) Eosionfil

Fungsi utama dari eusinofil adalah untuk mematikan parasit berupa

cacing dan juga alergi bila ada. Jumlah kadar eosinofil berkisar

antara 2-4% dari jumlah keseluruhan leukosit.

4). Monosit

Monosit adalah leukosit yang memiliki inti lonjong, fungsinya adalah

untuk pertahanan tubuh dari protozoa, virus, dan memakan sel-sel yang

sudah tua. Kadar monosit berkisar antara 3-8% dari jumlah leukosit.

5). Limfosit

Limfosit memiliki peran penting untuk menjaga kekebalan tubuh atau

imunitas, zat asing, sel kanker, dan virus. Uniknya, di antara seluruh jenis

sel darah putih yang tidak bisa bergerak hanyalah limfosit


Sebagai informasi, kadar limfosit berkisar antara 20-30% dari

jumlah leukosit. Umur limfosit juga bervariasi, ada yang berumur

hanya beberapa hari dan juga ada yang sampai bertahun-tahun.

c) Jumlah Leukosit dalam Tubuh

Dilansir situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah leukosit di

dalam tubuh manusia lebih sedikit daripada eritoris. Yang menarik, jumlah

leukosit juga bisa tergantung dari umur, jenis kelamin, dan juga kondisi

tubuh.

Pada umumnya, jumlah leukosit orang dewasa yang sehat kurang lebih

sebanyak 6.000 hingga 10.000 per mikroliter darah. Untuk lebih

lengkapnya, simak jumlah leukosit di dalam tubuh berdasarkan kelompok

usia berikut ini:

1) Bayi yang baru lahir: 9.400 - 34.000 per mikroliter

2) Balita (3-5 tahun): 4.000 - 12.000 per mikroliter

3) Remaja (12-15 tahun): 3.500 - 9.000 per mikroliter

4) Dewasa (15 tahun ke atas): 6.000 - 10.000 per microliter

F. PENGERTIAN REAKSI HIPERSENSITIVITAS


Definisi Reaksi Alergi (Reaksi Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi

dari sistem kekebalan yang terjadi ketika jaringan tubuh yang normal

mengalami cedera/terluka. Mekanisme dimana sistem kekebalan

melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi hipersensitivitas bisa

melukai tubuh adalah sama.

a) Penyebab reaksi hipersensitivitas

Hipersensitivitas biasanya diakibatkan oleh ketidakseimbangan

antara mekanisme efektor respon imun dan mekanisme kontrol

yang berfungsi membatasi respon-respon secara normal. Faktanya

banyak hipersensitivitas diduga penyebab utamanya adalah

kegagalan regulasi normal.

b) Tipe reaksi hipersensitivitas

1) Tipe I

Hipersensitifitas tipe I disebut juga sebagai hipersensitivitas tipe

segera. Reaksi ini berhubungan dengan kulit, mata, nasofaring,

jaringan bronkopulmonari, dan saluran gastrointestinal. Reaksi

ini dapat mengakibatkan gejala yang beragam, mulai dari

ketidaknyamanan kecil hingga kematian. Waktu reaksi berkisar

antara 15-30 menit setelah terpapar antigen, tetapi terkadang

juga dapat mengalami keterlambatan awal hingga 10-12 jam.

2) Tipe II

Hipersensitivitas tipe II diakibatkan oleh antibodi

berupa imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM)


terhadap antigen pada permukaan sel dan matriks ekstraseluler.

Kerusakan akan terbatas atau spesifik pada sel atau jaringan yang

secara langsung berhubungan dengan antigen tersebut.

3) Tipe III

Hipersensitivitas tipe III merupakan hipersensitivitas kompleks

imun. Hal ini disebabkan adanya pengendapan kompleks

antigen-antibodi yang kecil dan terlarut di dalam jaringan. Hal

ini ditandai dengan timbulnya inflamasi atau peradangan.

4) Tipe IV

Hipersensitivitas tipe IV dikenal sebagai hipersensitivitas yang

diperantarai sel atau tipe lambat (delayed-type). Reaksi ini terjadi

karena aktivitas perusakan jaringan oleh sel T dan makrofag.

Waktu cukup lama dibutuhkan dalam reaksi ini untuk aktivasi

dan diferensiasi sel T, sekresi sitokin dan kemokin, serta

akumulasi makrofag dan leukosit lain pada daerah yang terkena

paparan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau

imunitas terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang

masuk ke dalam tubuh. Zat asing dapat berupaVirus, Bakteri, Protozoa

atau parasit. Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau

asalnya, yaitu Sistem Imun Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan

lini pertama sedangkan Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang

didapat/hasil adaptasi) merupakan lini kedua dan juga berfungsi terhadap

serangan berikutnya oleh mikroorganisme patogen yang sama.

Masing-masing dari sistem imun mempunyai komponen seluler dan

komponen humoral, walaupun demikian, kedua sistem imun tersebut


saling bekerjasama dalam menjalankan fungsinya untuk mempertahankan

tubuh.

B. SARAN

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan

pembelajaran bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya makalah yang akan

dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang

membangun.Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan

dalam penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29578537/Makalah_Sistem_Imun_doc

https://www.detik.com/bali/berita/d-6435004/mengenal-fungsi-leukosit-jenis-dan-

jumlahnya-di-dalam-tubuh#:~:text=Seperti%20yang%20dijelaskan%20sebelumnya%2C

%20leukosit,dalam%20melawan%20virus%20dan%20penyakit.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipersensitivitas#:~:text=Reaksi%20hipersensitivitas

%20berdasarkan%20mekanisme%20dan,tipe%20III%2C%20dan%20tipe%20IV.

Anda mungkin juga menyukai