Dosen pembimbing;Ns.Dominggus,S.kep
DIII KEPERAWATAN
AKPER SAWERIADING PEMDA LUWU
TAHUN AJARAN 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di
dalam makalah ini berjumlah sempurna. Untuk itu saran dan keritik yang sifatnya
membangun selalu penulis harapkan dengan senag hati dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
Insyaallah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang kebutuhan nutrisi dalam tubuh.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
BAB II..........................................................................................................
PEMBAHASAN .........................................................................................
BAB III........................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan
Wartonah, 2006). Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan
kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan
manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan
karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.
Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal,
faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting
bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk
hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari
selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit
dikemudian hari
4
gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk
oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penyusunan
5
BAB II
6
digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok
penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdassarkan berat
idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.
7
memberikan makanan untuk balita, anak-anak sekolah, dan ibu hamil.
Pertimbangan yang dikemukakan pada butir 2 perlu diperhatikan.
5. Nilai kecukupan persiapan pangan nasional. Perhatikan pertimbangan
pada butir 1
6. Merencanakan program penyuluhan gizi.
7. Mengembangkan produk pangan baru di industri.
8. Menetapkan agenda untuk keperluan pelabelan gizi pangan. Biasanya
dicukupkan untuk mengukur AKG yang dapat diakses oleh sari makanan
tertentu.
8
D. Cara Memenuhi AKG
Karena masih minim pengetahuan, AKG belum dapat menentukan untuk
semua zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG untuk zat-zat gizi yang
telah ditentukan dapat di jadikan pedoman, sehingga menu yang bervariasi yang
AKG untuk zat-zat yang diperlukan untuk zat zat gizi lainnya. Oleh sebab itu,
agar menu sehari-hari terdiri atas bahan makanan yang bervariasi dari bahan
makanan (bukan dari suplementasi atau fortifikasi), dan juga diperhitungkan
kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di Indonesia
menu pola seimbang tergambar disesuaikan dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan
Pedoman Umum Seimbang (PUGS). Dalam menyusun menu, selain AKG perlu
pula menampung aspalk akseptabiliras ain sebagai zat-zat gizi, malanan dan
memiliki nilai sosial dan emosional.
9
sumber protein, misalnya kacang- ngan dan semua bahan pangan hewani; sumber
lemak isalnya kacang-kacangan, bij-bijian, berminyak, dan beberapa bahan
hewani serta sumber vitamin dan mineral misalnya bahan makanan hewani; dan
juga vitamin dan mineral bahan makanan hewani, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
10
kesehatan tubuh yang rentan terhadap penyakit. KEP diklarisifikasi dalam
gizi buruk, gizi kurang dan gizi baik.
KEP berat pada orang dewasa yang disebabkan oleh kelaparan, pada saat
ini su ada lagi. KEP berat pada orang dewasa yang dikenal sebagai honger
oedeem. KEP saat ini terutama pada anak balita. Hasil analisis data antro melalui
Susenans di seluruh provinsi pada tahun 1989 sampai dengan tahun 20 pada Tabel
13.3. Analisis data dilakukan oleh Direktorat Bina Gi partemen Kesehatan dengan
pria yang dikenal dengan istilah Z.score.
Prevalensi gizi buruk (<-3,0 SB) mencari peningkatan dari tahun 1989
hingga tahun 1989 untuk tahun 1995 dan meningkat pada tahun 2002 dan 2003.
Prevalensi gizi kurang (-3,0 SB hingga -2,0 SB) cenderung menurun dari tahun
2002 sampai tahun 2003, untuk sedikit meningkat pada tahun 2001 dan pada
tahun 2002 dan 2003. Prevalensi gizi buruk / KEP berat tertinggi (> 10%) pada
tahun 1999 ter- dapat di 5 propinsi yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, NTB, NTT dan Kalimantan Selatan. KEP lebih banyak jumlahnya di
daerah pedesaan daripada perkotaan. Di samping kemiskinan, faktor yang lain
adalah, pengetahuan tentang faktor-faktor yang diperlukan yaitu, pengetahuan
masyarakat tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan / atau memberikan
makanan setelah bayi disapih juga tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat.
11
Data tersebut menunjukan bahwa tahun 1995 Angka AGB tinggi untuk
semua golongan, yaitu untuk semua umur serta Ibu hamil dan menyusui,
sedangkan SKRT tahun 2001, hanya mencatat prevalensi AGB untuk balita dan
ibu hamil, yaitu meningkat dari 40,5% pada tahun 1995 menjadi 48,1% pada
balita, dan menurun dari 50,9% pada tahun 1995 menjadi 40,1% pada ibu hamil
Data tersebut menunjukan bahwa pada tahun 1995 angka AGB untuk semua
golongan, yaitu berkisar sekitar 40,5%-57,9% Prevalensi AGB tertinggi (remaja)
dan pendapatan pada usian > 64 tahun (setengah tua), yaitu masing-masing
sebesar 57,9%, berikutnya pada usia 10-14 tahun (remaja) dam usia 55-64
tahun( setengah tua), yaitu masing masing sekitar 57,7 dan 51,1%. Prevalensi
AGB tinggi tersedia baik pada laki-laki dan perempuan.Prevalensi GB untuk ibu
hamil pada tahun 1995 turun bila di bandingkan dengan tahun 1992, yaitu dari
63.5% menjadi 50.9%.
12
tercacat tahun 1998 di NTT dan Maluku, GAKI sedang (TGR 20,0% -
29,9%) di Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara. GAKI tidak merupakan
masalah lagi ( TGR < 5%) di 9 provinsi, yaitu Riau,Jambi, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan Sulawesi Utara. Provinsi selebihnya menunjukan prevalensi
GAKI ringan ( TGR 5%-19,9%).
Penanggulangan masalah GAKI secara khusus dilakukan melalui
pemberian kapsul minyak beriodium/ Iodized oil capsule kepada semua wanita
usian subur dan anak sekolah dasar di daerah endemic. Secara umum pencegahan
GAKI dilakukan melalui iodisai garam dapur.
Kurang Vitamin A
Kekurangan vitamin A yang menyebabkan kebutaan. Pada akhir
pembangunan jangka panjang PJP I sudah hamper tidak ada lagi. Hasil Susenans
di 15 provinsi rawan defesiensi vitamin A menunjukan, bahwa prevalensi KVA
dengan indicator beercak Bitot (X1B), yang pada tahun 1978 ada sekitar 1,3%.
Namun sejak tahun 1992 sudah tidak ditemukan lagi. Survey ulang dilakukan 4
bulan kemudian menunjukan perlakuan penurunan prevalensi bercak bitot (X1B)
hingga 0%. Hal ini dilakukan karena memberikan dosis tinggi di daerah-daerah
kantong rawan
Xeroftalmia. KVA dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya yahan
tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian pada
anak anak. Penyebab masalah KVA adalah kemiskinan dan kurangnya
pengerahuan tentang gizi
13
makanan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan keseharan
masyarakat, penaisasi hasil pertanian dan teknologi ini dimaksudkan untuk
melangsungkan perbaikar pola konsurmsi pangan masyarakat ang beraneka-
ragam, dan dalam kualitas gizi.
Banyak Masalah yang lebih baru muncul pada tahun-tahun terakhir PJP
I, yaitu pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan pada kelompok
14
masyarakat tertentu terutama dalam gaya hidup, terutama dalam pola makan.
Pola makan tradisional yang tinggi tinggi, tinggi serat kasar, dan berat lemak
berubah, sangat rendah, kasar, kasar, dan berat. Tingkat kualitas tidak bisa
seimbang. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus
budaya nakanan asing yang disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan
globalisasi ekonomi. Di samping itu perbaikan ekonomi menyebabkan
berkurangnya aktifiras fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan
aktivitas fisik ini berakibat semakin banyak penduduk yang mengalami
masalah gizi lebih seperti kegemukan dan obesitas. Makanan sehat dengan
tekanan hidup atau stress.
15
18,9%. Penyakit inu menonjol pada orang-orang dewasa dan di seluruh dunia di
Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu, penyakit endokrin dan terutama diabetes
melicus dan neoplasma (tumor dan kanker) menonjol di perkotaan, terutama di
antara pasien yang lebih tinggi.
16
larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat menyebabkan
cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-
anak.
4. Kesukaan kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan
banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
5. Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi.
Penyediaan makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga
perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain,
orang yang status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan
makanan bergizi, sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah
untuk menyediakan makanan yang bergizi.
sebelum bisa menghitung kebutuhan kalori tubuh per hari, Ada hal yang harus
bisa dulu mengetahui berapa BMR (basal metabolic rate) . BMR itu adalah
energi/kalori yang dibutuhkan selama sehari, dalam kondisi istirahat .
17
Keterangan :
Bekerja
Pekerjaan kantor(belanja) 1,8 1,6
Memasak,mencuci piring
4,6 3,4
Kerja ringan(Cuci piring)
Mengepel,mengelap kaca
5,0 4,0
Kerja berat(cuci karpet)
BAB III
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita bisa
simpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting. Banyak
sekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita. Kebutuhan
nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain daandapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit.Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera diselesaikan
dengan tindakan-tindakan yang tepat.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan diimbangi
dengan keadaan hidup bersihn untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan
setiap hari,karena jika tidak dilakukan setiap hari maka tubuh kita bias terserang
penyakit akibat immune tubuh yang menurun.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37922003/MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI
20