Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KECUKUPAN GIZI

Disusun Oleh :

Anita. Hutajulu 135100061

Yoandalita. Nasution 135100073

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

Mata Kuliah : Gizi Kesehatan Masyarakat

Dosen : Rebecca SKM,MKM


KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan puji syukur atas kehadirat - Nya atas karunia yang
telah dilimpahkan kepada kami selaku penyusun, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah Gizi Kesehatan Masyarakat yang berjudul Kecukupan Gizi .

Makalah ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang didapat
pada waktu kuliah dengan kondisi yang sesungguhnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan. Atas tersusunnya makalah ini tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih.

Akhirnya kami selaku penyusun mohon maaf kepada semua pihak apabila ada kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak .

Jakarta , 15 - Oktober - 2015

Penyusun,

Anita. Hutajulu dan Yoandalita.Nasution

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................

DAFTAR IS .............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kecukupan gizi .....................................................................................................

2.2 Kegunaan Angka Kecukupan Gizi .............................................................................

2. 3 Angka Kecukupan Gizi Kelompok khusus .................................................................

2.4 Angka Kecukupan Gizi Kelompok lain ......................................................................

2.5 Faktor faktor yang mempengaruhi Kecukupan Gizi ..................................................

2.6 Prinsip prinsip menyusun menu seimbang ...............................................................

2.7 Angka Kecukupan Gizi Orang Indonesia ........................................................................

2.8 Cara Mengukur Angka Kecupuan Gizi ............................................................................

2.9 Konsumsi Pangan dan K ecukupan Gizi ........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................

3.2 Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KECUKUPAN GIZI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul sebagai akibat
kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih yang terutama terjadi di kalangan
masyarakat perkotaan. Dilain pihak empat masalah gizi kurang seperti gangguan akibat kekurangan
yodium ( GAKY ), anemia gizi besi ( AGB ), kurang viatmin A ( KVA ), kurang energi protein (
KEP ) masih tetap merupakan gangguan khususnya di pedesaan.
Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan
maupun di pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang. Rata -rata
makanan jenis ini mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan serat yang rendah.
Disamping itu masih banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dimana pemenuhan
kebutuhan makanan kurang sehingga timbul masalah gizi kurang. Jadi masalah gizi yang
timbul, baik masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih sebenarnya disebabkan oleh perilaku
makan seseorang yang salah yaitu tidak adanya keseimbangan antara konsumsi gizi dengan
kecukupan gizinya.
Ada pergeseran konsep standar gizi yang digunakan pada masa lalu dan masa kini. Pada
masa lalu hanya dibuat satu standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi yang dianjurkan
( recommended dietary allowances, RDA ) untuk keperluan berbagai tujuan. Pada masa kini standar
gizi dibuat tidak tunggal lagi, tergantung tujuan penggunaannya, yaitu :
- kebutuhan rata-rata ( estimated average requirement, EAR )
- asupan gizi yang cukup ( Adequate Intake, AI )
- kecukupan gizi ( recommended dietary allowances, RDA ), dan
- batas atas asupan ( Tolerable Upper Intake Level, UL ).
Untuk keperluan di Indonesia hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004
menetapkan tiga standar gizi, yaitu angka kecukupan gizi ( AKG ), batas atas asupan ( UL ), dan
acuan label gizi ( ALG ).
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Kecukupan Gizi ?


2. Apakah kegunaan Angka Kecukupan Gizi ?
3. Apa sajakah faktor - faktor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi ?
4. Bagaimana gambaran Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) orang Indonesia ?
5. Bagaimana cara menghitung Angka Kecukupan Gizi ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian Kecukupan Gizi ( AKG ).


2. Menjelaskan Kegunaan Angka Kecukupan Gizi.
3. Menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi Angka Kecukupan Gizi.
4. Menjelaskan gambaran Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) orang Indonesia.
5. Menghitung Angka Kecukupan Gizi orang Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Kecukupan Gizi yang dianjurkaan ( AKG ) atau Recommended Dietary Allowances


( RDA ) adalah taraf konsumsi zat - zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai
cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah
banyaknya zat - zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi
adekuat ( Almatsier 2009 ).
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing - masing kelompok
umum, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui.
Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata - rata berat badan
yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan
kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan ( Almatsier 2009 ).

2.2 Kegunaan Angka Kecukupan Gizi ( AKG )


Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk tujuan sebagai berikut :
1. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok
penduduk.
2. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.
3. Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah,
indusrti / perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga
pemasyarakatan.
4. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu
para transmigrasi, penduduk yang ditimpa bencana alam,serta memberi makanan
tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil.
5. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional.
6. Merencanakan program penyuluhan gizi.
7. Mengembangkan produk pangan baru di industri.
8. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. ( Almatsier 2009 ).
2.3 Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus
Angka kecukupan gizi untuk kelompok khusus meliputi umur, pekerjaan, kondisi hamil dan
menyusui. Adapun prinsip dasar AKG untuk masing - masing kelompok adalah sebagai berikut :
1. Umur
Pada usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Karena itu kebutuhan
zat gizi tiap satuan berat badan relatif lebih tinggi dari kelompok umur lain.
Contoh :
Kebutuhan energi bayi / balita 100 - 120 kilo kalori per kilogram berat badan, sedangkan pada
orang dewasa 40 - 50 kilokalori per kilogram berat badan. Kebutuhan protein bayi / balita, : 2
2,5 gram / kilogram berat badam. Dari contoh ini terlihat, bahwa makin bertambah umur,
kebutuhan zat gizi seseorang relatif rendah untuk tiap kilogram berat badannya.

2. Aktivitas
Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari hari. Makin
berat aktifitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi.
Contoh :
Seorang pria dewasa dengan pekerjaaan ringan, membutuhkan energi 2800 kilokalori, bila
bekerja berat, ia membutuhkan energi 3600 kilokalori.

3. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki - laki dan perempuan, terutama pada usia
dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya.
Contoh :
Laki-laki dewasa dengan aktivitas ringan membutuhkan energi dan protein masing - masing
2800 kilokalori dan 55 gram protein, sedangkan pada wanita dewasa dengan aktivitas ringan
membutuhkan 2050 kilokalori dan 48 gram protien. Kebutuhan zat besi pada wanita 2 kali ke
butuhan zat besi laki-laki. Perbedaan kebutuhan zat besi ini karena fungsi kodrat yaitu haid.

4. Kondisi Khusus ( hamil dan menyusui ).


Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi pada wanita meningkat karena disebab
kan beberapa hal, antara lain, metabolisme meningkatkan konsumsi makanan untuk kebutuhan
diri sendiri, juga untuk bayi yang dikandung dan untuk persiapan produksi ASI.
2.4 Angka Kecukupan Gizi Kelompok lain
Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi dan
ekologi, sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian. Terutama yang
menyangkut kebutuhan zat gizi mikro.
Contoh :
Penduduk di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi perlu mengkonsumsi lebih
banyak makanan sumber vitamin dan mineral.
Seseorang yang sehari-hari bekerja di lingkungan radiasi, kebutuhan semua zat gizi
tentu lebih tinggi daripada seseorang yang bekerja di lingkungan tanpa radiasi.
Penduduk di daerah pegunungan yang lebih tinggi dari penduduk di daerah pesisir yang
panas.

2.5 Faktor - faktor yang mempengaruhi Kecukupan Gizi


Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan.
Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Ukuran dan komposisi tubuh.
3. Jenis kelamin.
4. Keadaan kesehatan tubuh.
5. Keadaan fisiologis tubuh.
6. Kegiatan fisik.
7. Lingkungan.
8. Mutu makanan.
9. Gaya hidup.

2.6 Prinsip - prinsip menyusun Menu Seimbang


1. Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu fungsi biologi, psikologi
dan soaial.
2. Makanan dapat dikelompokkan menurut slogan empat sehat lima sempurna menjadi lima go
longan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.
3. Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : keadaan psikologi,
pendidikan, pendapatan / ekonomi, sosial budaya dan geografi.
4. Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis dan tanda kerusakan bahan
makanan serta ciri ciri bahan makanan yang baik.

5. Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan beberapa macam makanan yang me
ngandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.
6. Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi dapat ter
penuhi; dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan sosial, ekono
mi / penghasilan dan budaya; mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makanan ;
serta mengurangi kebosanan akan menu makanan.
7. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikn berbagai faktor, yaitu : kecukup
an zat gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai , pengolahan, serta penyajian
makanan.
8. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan gizi,
menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan serta pengolahan bahan ma
kanan yang baik

2.7 Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) Orang Indonesia

BeratBadan Tinggi Badan Energi Protein


NO KelompokUmur
( Kg ) ( cm ) ( Kkal ) ( gr )
Anak
1 0 6 bl 6 60 550 10
2 7- 12 bl 8,5 71 650 16
3 1 3 th 12 90 1000 25
4 4 6 th 17 110 1550 39
5 7 9 th 25 120 1800 45
Laki - Laki
6 10 12 th 35 138 2050 50
7 13 15 th 46 150 2400 60
8 16 18 th 55 160 2600 65
9 19 29 th 56 165 2550 60
10 30 49 th 62 165 2350 60
11 50 64 th 62 165 2250 60
12 64 + th 62 165 2050 60
Wanita

14 13 15 th 48 153 2350 57
15 16 18 th 50 154 2200 50
16 19 29 th 52 156 1900 50
17 30 49 th 55 156 1800 50
18 50 64 th 55 156 1750 50
19 64 + th 55 156 1600 50
Hamil ( +an )
20 Trimester 1 + 180 + 17
21 Trimester 2 + 300 + 17
22 Trimester 3 + 300 + 17
Menyusui ( +an )

23 6 bln pertama +500 + 17


24 6 bln kedua +550 + 17

2.8 Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi


Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi
masing - masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori /
energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Angka Kecukupan Gizi ( AKG )


Jenis Kelamin
Ringan Sedang Berat
Laki Laki 1,56 x BMR 1,76 x BMR 2,10 x BMR
Perempuan 1,55 x BMR 1,70 x BMR 2,00 x BMR

Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran energi
dimana komponen Basal Metabolic Rate ( BMR ) merupakan komponen utama. Nilai BMR
ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai
BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai, berikut :

Rumus untuk menaksir nilai BMR


Kelompok BMR ( kkal/hari )
Umur ( Tahun ) Laki - laki Wanita
03 60,9 BB + 54 61,0 B + 51
3 10 22,7 BB + 495 22,5 B + 499
10 18 17,5 BB + 651 12,2 B + 746
18 30 15,3 BB + 679 14,7 B + 496
30 60 11,6 BB + 879 8,7 B + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 B + 596

Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 ( dengan penyesuaian ) ( dikutip dari Widyakarya Pangan dan
Gizi VI, 1998 )
Keterangan :
BB = Berat Badan ( dapat digunakan actual weight atau BB ideal / normal tergantung tujuan )
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein dan 20%
dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB / hari. Konsumsi protein
yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa
penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2 - 1,8 gram / kgBB / hari.
Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan
3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara
nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:

Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan


Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 gram

( 9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati ).
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa
umur 20 - 59 tahun, yaitu: nasi / pengganti 4 - 5 piring, lauk hewani 3 - 4 potong, lauk nabati 2 -
3 potong, sayuran 1,5 - 2 mangkok dan buah-buahan 2 - 3 potong. Dengan catatan dalam keada
an berat badan ideal.

2.9 Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi


Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun be
ragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis.
Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan ( rasa lapar ) atau untuk
memperoleh zat - zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi
kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubung
an manusia dalam keluarga dan masyarakat ( Sedioetama 1996 ). Konsumsi pangan merupakan
faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi
bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuh
an ( Harper et al.1986 ).
Konsumsi, jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Harper et al.
(1986), faktor - faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah pro
duksi dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi ( Sedioetama 1996 ), lebih banyak di
tentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan
adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan
sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan.
Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpe
nuhi.
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan
meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang di
sertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menye
babkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan pro
tein yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjut
nya dapat menyebabkan kematian ( Hardinsyah dan Martianto 1992 ).
Kecukupan gizi adalah rata - rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bagi hampir semua ( 97,5% ) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiolo
gis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi
mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut
dengan kebutuhan gizi ( Hardinsyah dan Tampubolon 2004 ).
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh
status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipenga
ruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein,
tingkat konsumsi energi dan adaptasi ( Hardinsyah dan Tampubolon 2004 ).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Angka kecukupan gizi merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance
( RDA ), diartikan sebagai suatu kecukupan rata - rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua
orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Karena AKG dimaksudkan hanya untuk golongan orang yang sehat,
maka penyimpangan-penyimpangan khusus kebutuhan gizi sebagai akibat kelainan metabolisme
( termasuk malnutrisi ), perawatan khusus dan lainnya tidak diperhitungkan dalam Angka
Kecukupan Gizi.

3.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memperbaiki jumlah kecukupan
gizinya minimal sesuai dengan kebutuhannya agar dapat hidup sehat, diantaranya :
1. Untuk mempertahankan hidup,
2. Melakukan kegiatan internal/eksternal,
3. Menunjang pertumbuhan,
4. Melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, pernapasan, serta pencernaan dan
ekskresi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.


http://andre4088.blogspot.com/2013/01/angka-kecukupan-gizi-akg_8.html
http://jannahcelib.blogspot.com/2011/12/makalah-gizi_01.html
http://dedeol.blogspot.com/2013/09/makalah-kebutuhan-gizi-pada-bayi.html
http://dwiqeajach.blogspot.com/2013/01/makalah-status-gizi.html
http://hadiriyadiipb.files.wordpress.com/2013/03/angka-kecukupan-gizi-2012-energi-protein-
karbohidrat-lemak-serat.pdf
http://memecece-memecece.blogspot.com/2013/05/angka-kecukupan-gizi-akg-orang-
indonesia.html
http://nutrisicare.wordpress.com/2012/04/24/angka-kecukupan-gizi-yang-dianjurkan-akg/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4449/Sub2_2.htm
http://uthudwifitri.blogspot.com/2012/12/perbedaan-angka-kecukupan-gizi-dengan.html
http://yherlanti.files.wordpress.com/2011/08/06-pertemuan-9-revisi.pdf

Anda mungkin juga menyukai