Kata pengantar…………………………………………………………...………..2
Daftar isi……………………………………………………………….…………..3
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar belakang…………………………………………………………...
…….4
1.2. Tujuan………………………………………………………………...
……….4
BAB II
Pembahasan
2.1. Pengertian penilaian kecukupan nutrisi……………………...………....…….6
2.2 Bahan nutrisi yang esensial bagi tubuh. …………………….………..….……6
2.3. Pengkajian penilaian kecukupan nutrisi . …………….……….………..…….7
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan pasien…………………..….17
2.5. Ceklist keterampilan penilaian kecukupan nutrisi…………………….…….19
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan………………………………………………………...…..........22
3.2. Saran…………………………………………………………………………22
Daftar pustaka……………………………………………………………………23
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Pengertian
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi
yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan
kebutuhan gizi.
Nutrisi memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan dan
menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses
penyembuhan penyakit. Seorang pasien yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi lebih
dapat mempertahankan status kesehatannya dan memiliki kecendrungan proses
penyembuhan penyakit lebih baik. Sebaliknya, seorang pesien yang mengalami
kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap berbagai penyakit.
1. Tinggi badan
Pada orang dewasa dan anak balita, pengukuran tingi badan dilakukan pada
pasien dengan posisi berdiri tan alas kaki. Sedangkan pada bayi pengukuran tingi
badan dilakukan pada posisi terbaring. Demikian juga pada pasien yang tidak
dapat berdiri seperti pada pasien dengan cedera spinal atau fraktur tulang
belakang, pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi terbaring. Tinggi
badan diukur dengan menggunakan satuan sentimeter (cm) atau inci.
Perbandingan tinggi badan dan berat berdasarkan ukuran yang di golongan umur
dapat dilihat pada tabel berikut.
NO KATEGORI UMUR BERAT TINGGI
(tahun) (Kg) (Lb) (cm) (in)
1. Bayi 0.0-0.5 6 13 60 24
0.5-1.0 9 20 71 28
2. Anak-anak 1-3 13 29 90 35
4-6 20 44 112 44
9-10 28 62 132 52
3. Pria 11-14 45 99 157 62
15-18 66 145 176 69
19-24 72 160 177 70
25-50 79 174 176 70
51+ 77 170 173 68
4. Wanita 11-14 46 101 157 62
15-18 55 120 163 64
19-24 58 128 164 65
25-50 63 138 163 64
51+ 65 143 160 63
2. Berat Badan
Ada beberapa jenis alat ukur yang umum digunakan untuk mengukur berat
badan baik yang bekerja secara manual maupun dengan system digital elektronik.
Diindonesia, alat ukur yang lazim digunakan adalah alat ukur (timbangan) berat
badan secara manual.
Terlepas dari jenis alat yang digunakan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan perawat ketika melakukan pengukuran berat badan ayitu alat dan
skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang, pasien tanpa
alas kaki ketika di ukur, pakaian pasien di usahakan tidak tebal dan relatif sama
beratnya setiap di ukur. Selain itu, waktu (jam) dilakukan penimbangan pasien
relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan siang.
Dalam menilai berat badan perlu mempertimbangkan tinggi badan, bentuk
rangka,proporsi lemak,otot dan tulang serta bentuk dada pasien. Selain itu, perlu
untuk mengkaji kondisi patologi yang berpengaruh terhadap berat badan seperti
edema,splenomegali,asties,gagl jantung atau kardiomegali.
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan
yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat
badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan
karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi
dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
Berat badan ideal
Berat badan ideal adalah berat badan untuk tinggi badan tertentu yang
secara statistic dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur
panjang. Karena standart berat badan resmi untuk Indonesia berdasarkan
pertimbangan sejumlah orang yang secara statistik memenuhi syarat belum ada,
maka dapat digunakan data yang di kumpulkan oleh Society of Actuaries, 1959.
Penilaian berat badan ideal:
1. Bila lebih dari 110% standart dikatakan gemuk, sebaliknya bila rangka
tubuh besar dan sering berolahraga, peningkatan berat badan sampai 120%
standart masih di anggap normal.
2. Bila 90-110% dari berat badan standart adalah ideal atau normal.
3. Jika berat badan 70-90% dari standart di sebut sedang (Mildmoderte
underweight).
4. Bila kurang 70% standart dikatakan sangat kurus (severe underweight).
4. Lingkar Tubuh
Lingkar tubuh yang umumnya diukur adalah kepala, dada, lengan atas bagian
tengah, dan otot lengan atas bagian tengah. Lingkar dada dan kepala digunakan
dalam pengkajian pertumbuhan dan perkebangan otak bayi. Lingkar Lengan Atas
(LLA) DAN Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA) merupakan pengkajian umum
yang digunakan untuk menilai status nutrisi.
UMUR STANDART
TAHUN BULAN 100% 85% 80%
0 6-8 14.5 12.5 11.75
0 9-11 15.5 13.25 12.0
1-2 16.0 13.5 12.75
2 16.25 13.75 13.0
3 16.5 14.0 13.25
4 16.75 14.25 13.5
5 17.0 14.5 13.5
6 17.25 14.75 13.6
7 17.75 15.0 13.75
8 18.5 15.5 14.25
9 19.0 16.0 14.75
10 19.75 16.75 15.25
11 20.5 17.5 13.75
12 21.5 18.0 16.5
13 22.25 19.0 17.0
14 23.25 20.0 18.5
Keterangan :
85% std : batas terendah gizi baik
80% std : batas terendah gizi kurang
Dibawah 80% std : gizi buruk
Pengukuran LLA dilakukan dengan menggunakan sentimeter kain (tape
around), suatau alat ukur yang digunakan oleh tukang jahit (pakaian). Pengukuran
dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan. Perbandingan nilai
nominal LLA pada pria dan wanita menurut usia dapat di lihat pada table berikut.
STANDAR
T
UMUR 100% 85% 80%
Laki-laki perempua Laki- perempua Laki- perempua
n laki n laki n
15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5
16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5
17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0
Dewas 29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0
a
Persiapan alat :
Pita pengukur
Cara pengukuran :
o Gunakan pita pengukur yang tidak mulur.
o Lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang
non-dominan diantara puncak prosesus akromialis scapula
dan prosesus olekranon os ulna sementara lengan bawah
difleksikan 90o.
o Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas.
o Kencangkan pita pengukur yang telah dipasang melingkari
titik tengah lengan atas tanpa menimbulkan penekanan
pada jaringan lunak.
o Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.
o Nilai normal standar : laki-laki = 26,3 cm dan Wanita =
25,7 cm
Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan
untuk menilai bentu atau kerangka tubuh. Tape around atau alat ukur diletakkan
melingkar pada bagian distal pergelangan tangan frkat prosesus styloid. Bila
hasilnya lebih dari 10,4 - 9,6 cm berarti kerangka atau bentuk tubuhnya besar,
10,4 – 9,6 cm berarti sedang adan apabila kurang dari 9,6 cm berrati kerangka
tubuhnya kecil (Potter & Petty, 1992)
Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala
besar ( Hidrosefalus ) dan kepala kecil ( Mikrosefalus ). Dalam antropometri gizi,
rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan menentukan kecukapan
energy protein ( KEP ) pada anak. Lingkar kepala juga bisa digunakan sebagai
informasi tambahan dalam pengukuran umur.
Persiapan alat :
Pita pengukur yang terbuat dari fiberglass dengan lebar kurang dari
1 cm, fleksibel, tidak mudah patah.
Cara Pengukuran :
Lingkarkan pita pada kepala.Lingkarkan pita pengukur pada daerah
glabella ( frontalis ) atau supra orbita bagian anterior menuju
oksiput pada bagian posterior. Pengukuran sebaiknya dibuat
mendekati 1 desimal.
Lingkar Dada
Lingkar dada biasanya dilakukan pada anak berusia 2-3 tahun, karena rasio
lingkar dada dan lingkar kepala sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang
tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara
6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan
otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indicator dalam
menentukan KEP pada anak balita.
Persiapan alat :
Pita kecil, tidak mudah patah.Biasanya terbuat dari fiberglass.
Pengukuran dilakukan pada garis puting susu. Pengukuran
sebaiknya dilihat mendekati 1 desimal.
b. Pemeriksaan Biokimia
Dalam pengkajian nutrisi umumnya digunakan nilai- nilai biokimia seperti
kadar total limposit, serum albumin, zat besi, serum transferrin, kreatinin,
hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas,
1995). Nilai-nilai ini bersama dengan hasil pemeriksaan antropometrik akan
membantu member gambaran kepada perawat tentang status nutrisi dan respon
imonologi pasien.
pemeriksaa labolarorium akan menunjukkan resiko status nutrisi kurang bila
hasilnya menunjukkan penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai
limposit, serum albumin kurang dari 3,5 gram/dl dan peningkatan atau penurunan
kadar kolestrol (Taylor, 1989).
c. Pemerisaan tanda klinis
Pemeriksaan pada seorang pasien adalah penilaian keadaan fisik yang
terhubungan dengan adanya malnurisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan
adalah “ Cephalo Caudal “ atau “ Head to feet “ yaitu dari kepala ke kaki. Tanda-
tanda dan gejala-gejala klinik defisiensi nutrisi dapat dilihat pada table berikut
No BAGIAN TANDA KLINIK KEMUNGKINAN
TUBUH KEKURANGAN
1. Tanda a. Penurunan berat a. Kalori
umum badan, lesu b. Air
b. Dehidrasi, haus c. Vitamin A
c. Pertumbuhan
terhambat
2. Rambut Kekuningan, Protein
kekurangan pigmen,
kusut
3. Kulit a. Dermatitis a. Niasin, riboflavin,
b. Dermatosis biotin
pada bayi b. Lemak
c. Petechial c. Asam AS
hemorrhages d. Pirodoksin
d. Eksema
4. Mata a. Photopabia a. Riboflavin
b. Rabun senja b. Vitamin A
5. Mulut a. Stomatis a. Riboflavin
b. Glositiss b. Niacin, asam
folic, vitamin B12
atau zat besi
6. Gigi Gigi karies Flour
7. Neuromusc a. Kejang otot a. Vitamin D
ular b. Lemah otot b. Potassium
8. Tulang Riketsia Vitamin D
9. Gastro a. Anoreksia a. Thiamin
intestinal b. Mual dan atau b. Garam dapur
muntah (NaCl)
10. Endokrin Gondok Lodium
11. Kardiovask a. Pendarahan a. Vitamin K
ular b. Penyakit b. Thiamin
jantung c. Pyridoxine dan zat
c. Anemia besi
12. System Kelainan mental dan Vitamin B12
saraf kelainan saraf perifer
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi
yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan
kebutuhan gizi. Cara yang dilakukan untuk menilai kecukupan nutrisi adalah
antropometrik, pemeriksaan biokima dan pemeriksaan tanda klinis.
3.2.Saran
Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kekurangan gizi maupun
bisa menyebabkan obesitas, maka diharapkan untuk mengatur kebutuhan gizi
sesuai dengan yang dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Elly Nurachmah., Skp. M App Sc. DNSc. 2001. Nutrisi dalam
keperawatan. Jakarta. Perpustakaan nasional RI CV.INFOMEDIKA.