Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENILAIAN KECUKUPAN NUTRISI

Di susun oleh kelompok 1


Nama kelompok :
Lisa Maulia Safitri
Baiq Candri Wulan Tunjung Tilah
Ihtisyammuddin
Linda Bindari
Revanda Diva Krisna Putri

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KEMENKES MATARAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Marilah sama-sama kita panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah swt
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya. Sholawat serta salam juga
sama-sama kita hantarkan kepada junjungan alam nabi besar muhammad saw
yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Untuk kali ini kami membuat makalah yang berjudul “PENILAIAN
KECUKUPAN NUTRISI“ dalam memenuhi tugas KDM (Kebutuhan Dasar
Manusia).
Kami menyadari betul bahwa dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan saran yang kontruksif
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah
yang sederhana ini mampu memberikan manfaat yang besar untuk kita semua.
Aamiin
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………...………..2
Daftar isi……………………………………………………………….…………..3
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar belakang…………………………………………………………...
…….4
1.2. Tujuan………………………………………………………………...
……….4

BAB II
Pembahasan
2.1. Pengertian penilaian kecukupan nutrisi……………………...………....…….6
2.2 Bahan nutrisi yang esensial bagi tubuh. …………………….………..….……6
2.3. Pengkajian penilaian kecukupan nutrisi . …………….……….………..…….7
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan pasien…………………..….17
2.5. Ceklist keterampilan penilaian kecukupan nutrisi…………………….…….19

BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan………………………………………………………...…..........22
3.2. Saran…………………………………………………………………………22
Daftar pustaka……………………………………………………………………23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karena
itu kita memerlukan masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-zat yang
diperlukan tubuh. Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan di dalam
tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Dengan demikian,
fungsi utama nutrisi (Siutor & Hunter, 1980) adalah memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta mengatur
berbagai proses kimiawi tubuh.
Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang di sebut protein, mineral
dan juga air. Tenaga yang diperlukan untuk bekerja dan untuk menjalankan
aktivitas di dalam tubuh yaitu pencernaan makanan, pernapasan dan peredaran
darah diperoleh dari zat hidrat arang, lemak dan protein. Protein di gunakan untuk
menghasilkan tenaga terutama bila jumlah hidrat arang dan lemak tidak cukup.
Zat-zat yang berfungsi memelihara, mengatur kerja di dalam tubuh dan
melindungi diri kita terhadap serangan penyakit adalah mineral dan vitamin.
Anak-anak sekolah berada dalam masa pertumbuhan dan umumnya
mereka banyak bergerak, bermain dan belajar. Agar dapat tumbuh kembang
dengan baik, mereka memerlukan bahna makanan mengandung protein dalam
jumlah cukup. Dalam sehari diperlukan 1-1,5 gram protein per kg berat badan
(Depkes, 1980). Kalau mungkin, sumber protein yang mereka makan hendaknya
berupa bahan makanan hewani seperti ikan, telur, daging. Dan akan lebih baik
membiasakan dan mengusahakan agar mereka dapat minum susu sedikitnya
segelas sehari.
1.2. Tujuan
a. Diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian dari kecukupan
nutrisi
b. Diharapkan mahasiswa dapat memahami bahan nutrisi yang esensial bagi
tubuh
c. Diharapkan mahasiswa dapat memahami pengkajian penilaian kecukupan
nutrisi
d. Diharapkan mahasiswa dapat memahami factor-faktor yang
mempengaruhi pola makan pasien
e. Diharapkan mahasiswa dapat memahami ceklist keterampilan dalam
penilaian kecukupan nutrisi
f. Diharapkan mahasiswa dapat memahami alat dan prosedur dalam
penilaian kecukupan nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi
yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan
kebutuhan gizi.
Nutrisi memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan dan
menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses
penyembuhan penyakit. Seorang pasien yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi lebih
dapat mempertahankan status kesehatannya dan memiliki kecendrungan proses
penyembuhan penyakit lebih baik. Sebaliknya, seorang pesien yang mengalami
kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap berbagai penyakit.

2.2. Bahan nutrisi yang esensial bagi tubuh


1. karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari elemen-elemen karbon,
hydrogen dan oksigen dan terbagi menjadi gula/karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling
ekonomis dan paling banyak tersedia. Karbohidrat sangat bermanfaat karena
merupakan penghasil penghasil energi yang cepat dan menghasilkan serat agar
proses eleminasi pencernaan dan fungsi-fungsi intestinal bekerja normal.
2. Lemak
Lemak tersuusn atas karbon, hydrogen dan oksigen sebagai sumber cadangan
energi tubuh. Lemak tidak dapat larut dalam air tetapi larut pada larutan organic
seperti kloroform, eter dan petroleum. Sumber utama lemak adalah lemak hewani
dan minyak tumbuhan seperti minyak kelapa, sawit, jagung dan sebagainya.
Lemak dapat dilihat diantaranya dalam bentuk daging, minyak tumbuhan dan
keju.
Di samping sebagai cadangan energi, lemak berperan penting dalam
mempertahankan fungsi struktur jaringan tubuh khsusunya jaringan-jaringan
saraf. Lapisan mielin pada suatu neuron berfungsi sebagai pembungkus dan
penyangga jaringan saraf. Lemak juga berfungsi sebagai pelindung terhadap luka
mekanik dan sebagai bahan untuk mempertebal lapisan di sekitar organ-organ
vital sehingga jantung, ginjal, payudara, usus terlindung dari benturan atau trauma
fisik (Hui, 1985).
3. Protein
Setiap manusia tentu membutuhkan protein agar tetap hidup dan
berkembang. Protein adalah fondasi sel pada manusia. Protein merupakan zat
pembangun jaringan tubuh. Protein terutama terdapat pada otot dan kelenjar,
organ-organ dalam, otak, saraf, kulit, rambut dan kuku, enzim-enzim dan hormon.
Protein diambil dari bahasa yunani yang berrati “mengambil tempat pertama”,
merupakan bahan nutrisi paling esensial bagi pertumbuhan sel dan jaringan tubuh.
4. Vitamin
Seperti halnya karbohidrat, protein dan lemak, vitamin adalah senyawa
organik terdiir atas atom karbon, hydrogen dan tidak jarang mengandug oksigen,
nitrogen dan atau sulfur. Tetapi berbeda dengan senyawa lain (karbohidrat,
protein,dan lemak) yang harus ada dalam jumlah besar dalam makanan, vitamin
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil meskipun fungsinya sangat esensial.
5. Mineral
Mineral penting untuk pembentukan tulang-tulang dan gigi, serta untuk
membantu menjaga pergerakan otot, mengatur proses fisiologis tubuh dan
menjaga keseimbangan asam basa (Rosdahl, 1983).

2.3. Pengkajian penilaian kecukupan nutrisi


Pengkajian nutrisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan
keperawatan pengkajian nutrisi meliputi pengumpulan informasi tentang status
nutrisi dan untuk menentukan adanya masalah kebutuhan nutrisi.
Pengkajian nutrisi dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga dapat di analisa
dan dapat di buat rencana asuhan keperawatan tentang masalah nutrisi.
Komponen-komponen pengkajian penilaian kecukupan nutrisi meliputi
pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan biokimia dan riwayat
diet
a. Pemeriksaan Antropometrik
Pengukuran antropometrik adalah pengukuran tentang ukuran, berat badan,
dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik meliputi tinggi badan,
berat badan, tebal lipatan kulit dan lengan. Beberapa bagian tubuh seperti kepala,
dada, dan lengan adalah area pengukuran antropometrik. Tujuan pengukuran
antropometrik adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status
nutrisi dan ketersediaan energi pada tubuh.
Pengukuran ini juga digunakan dalam mendeteksi adanya masalah-masalah
nutrisi dimana hasil pengukuran antropometrik kemudian di bandingkan dengan
standar nilai normal area atau bagian yang di ukur. Agar data yang di kumpulkan
lengkap, sebelum melakukan pengkajian, perawat harus menyiapkan alat ukur
yang di gunakan, memahami informasi yang hendak di peroleh serta tujuan
pengukuran antropometrik.
Antropometri Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri
gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Tujuan dari metode
ini adalah untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.Antopometri
sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter.Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain umur,
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit.

1. Tinggi badan
Pada orang dewasa dan anak balita, pengukuran tingi badan dilakukan pada
pasien dengan posisi berdiri tan alas kaki. Sedangkan pada bayi pengukuran tingi
badan dilakukan pada posisi terbaring. Demikian juga pada pasien yang tidak
dapat berdiri seperti pada pasien dengan cedera spinal atau fraktur tulang
belakang, pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi terbaring. Tinggi
badan diukur dengan menggunakan satuan sentimeter (cm) atau inci.
Perbandingan tinggi badan dan berat berdasarkan ukuran yang di golongan umur
dapat dilihat pada tabel berikut.
NO KATEGORI UMUR BERAT TINGGI
(tahun) (Kg) (Lb) (cm) (in)
1. Bayi 0.0-0.5 6 13 60 24
0.5-1.0 9 20 71 28
2. Anak-anak 1-3 13 29 90 35
4-6 20 44 112 44
9-10 28 62 132 52
3. Pria 11-14 45 99 157 62
15-18 66 145 176 69
19-24 72 160 177 70
25-50 79 174 176 70
51+ 77 170 173 68
4. Wanita 11-14 46 101 157 62
15-18 55 120 163 64
19-24 58 128 164 65
25-50 63 138 163 64
51+ 65 143 160 63

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari


keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB
( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan
tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan
indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi.
 Persiapan alat :
o untuk mengukur tinggi badan balita adalah mikrotoa
( mikrotoise).
o untuk mengukur tinggi anak baru sekolah adalah pita
meteran dan segi tiga siku-siku yang tersedia.

 Cara mengukur tinggi badan balita :


1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang
lurus datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 pada lantai yang
datar rata.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak dengan sikap siap sempurna. Kepala
bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka
menghadap lurus dengan pandangan ke depan.
4. Turunkan mikrotoa dengan rapat pada kepala bagian atas, siku-
siku harus menempel lurus pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam
gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukan tinggi anak
yang diukur.
 Cara mengukur tinggi badan anak baru masuk sekolah :
1. Anak tidak boleh memakai alas kaki.
2. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran
berada di tengah bagian kepala.
3. Posisi anak tegak bebas.
4. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel di badan.
5. Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapat.
6. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.
7. Untuk menentukan tinggi anak pada pita meteran, digunakan
alat bantu berupa segi tiga siku-siku.

2. Berat Badan
Ada beberapa jenis alat ukur yang umum digunakan untuk mengukur berat
badan baik yang bekerja secara manual maupun dengan system digital elektronik.
Diindonesia, alat ukur yang lazim digunakan adalah alat ukur (timbangan) berat
badan secara manual.
Terlepas dari jenis alat yang digunakan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan perawat ketika melakukan pengukuran berat badan ayitu alat dan
skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang, pasien tanpa
alas kaki ketika di ukur, pakaian pasien di usahakan tidak tebal dan relatif sama
beratnya setiap di ukur. Selain itu, waktu (jam) dilakukan penimbangan pasien
relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan siang.
Dalam menilai berat badan perlu mempertimbangkan tinggi badan, bentuk
rangka,proporsi lemak,otot dan tulang serta bentuk dada pasien. Selain itu, perlu
untuk mengkaji kondisi patologi yang berpengaruh terhadap berat badan seperti
edema,splenomegali,asties,gagl jantung atau kardiomegali.
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan
yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat
badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan
karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi
dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
Berat badan ideal
Berat badan ideal adalah berat badan untuk tinggi badan tertentu yang
secara statistic dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur
panjang. Karena standart berat badan resmi untuk Indonesia berdasarkan
pertimbangan sejumlah orang yang secara statistik memenuhi syarat belum ada,
maka dapat digunakan data yang di kumpulkan oleh Society of Actuaries, 1959.
Penilaian berat badan ideal:
1. Bila lebih dari 110% standart dikatakan gemuk, sebaliknya bila rangka
tubuh besar dan sering berolahraga, peningkatan berat badan sampai 120%
standart masih di anggap normal.
2. Bila 90-110% dari berat badan standart adalah ideal atau normal.
3. Jika berat badan 70-90% dari standart di sebut sedang (Mildmoderte
underweight).
4. Bila kurang 70% standart dikatakan sangat kurus (severe underweight).

Indeks Berat Badan Relatif :


Berat badan ( kg ) __ x 100% =......%
[Tinggi badan(cm)-100]

Nilai standar < 90% = underweight


90-110% = berat normal
>110% = overweight
>120% = obese/gemuk

3. Tebal lipatan kulit


Pengukuran ketebalan lapisan kulit merupakan salah satu cara menentukan
prosentasi lemak pada tubuh. Pengukuran lipatan kulit mencerminkan lemak pada
jaringan subkutan, masa otot dan status kalori. Pengukuran ini dapat juga
digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi,berat bedan normal atau
obesitas (kamath,1986).
Ketebalan lipatan kulit dapat diukur pada beberapa area tubuh. Pengukuran
tebal lipatan kulit pada trisep atau skinfold (TSF) merupakan area yang sering
digunakan untuk penilaian. Selain itu, area scapula dan subrailiaka
memperlihatkan total lemak pada tubuh. Namun demikian, tidak jarang pada
orang dewasa, presentasi jumlah lemak trisep mereka lebih tinggi dari standart
normal.
Hal yang harus diperhatikan perawat ketika melakukan pengukuran lipatan
kulit yaitu:
1. Pasien dianjurkan untuk membuka baju untuk mencegah
kesalahan hasil pengukuran.
2. Privacy dan rasa nyaman pasien juga patut di perhatikan
perawat.
3. Dalam pengukuran TSF lengan yang tidak dominan, lebih
diutamakan.
4. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas antara
processus acromiom dan processus olecranon.
5. Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan agar pasien agar rileks.
6. Alat yang digunakan adalah kaliper.

4. Lingkar Tubuh
Lingkar tubuh yang umumnya diukur adalah kepala, dada, lengan atas bagian
tengah, dan otot lengan atas bagian tengah. Lingkar dada dan kepala digunakan
dalam pengkajian pertumbuhan dan perkebangan otak bayi. Lingkar Lengan Atas
(LLA) DAN Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA) merupakan pengkajian umum
yang digunakan untuk menilai status nutrisi.
UMUR STANDART
TAHUN BULAN 100% 85% 80%
0 6-8 14.5 12.5 11.75
0 9-11 15.5 13.25 12.0
1-2 16.0 13.5 12.75
2 16.25 13.75 13.0
3 16.5 14.0 13.25
4 16.75 14.25 13.5
5 17.0 14.5 13.5
6 17.25 14.75 13.6
7 17.75 15.0 13.75
8 18.5 15.5 14.25
9 19.0 16.0 14.75
10 19.75 16.75 15.25
11 20.5 17.5 13.75
12 21.5 18.0 16.5
13 22.25 19.0 17.0
14 23.25 20.0 18.5

Keterangan :
85% std : batas terendah gizi baik
80% std : batas terendah gizi kurang
Dibawah 80% std : gizi buruk
Pengukuran LLA dilakukan dengan menggunakan sentimeter kain (tape
around), suatau alat ukur yang digunakan oleh tukang jahit (pakaian). Pengukuran
dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan. Perbandingan nilai
nominal LLA pada pria dan wanita menurut usia dapat di lihat pada table berikut.
STANDAR
T
UMUR 100% 85% 80%
Laki-laki perempua Laki- perempua Laki- perempua
n laki n laki n
15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5
16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5
17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0
Dewas 29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0
a

LOLA = LLA – (314 X TSF)


Nilai normal LOLA pada pria sebesar 25,3 cm dan wanita sebesar 23,3 cm.
Lingkar lengan atas ( LLA ) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status
gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh
dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks
status gizi.
Pengukuran lingkar lengan atas (LLA)  pada wanita usia subur (20-45 th)
LLA (cm) Kriteria
25,7 - 28,5 Normal
28,5 - 34,2 Obesitas
28,5 - 39,7 Obesitas Berat
>39,7 Obesitas Sangat Berat

 Persiapan alat :
Pita pengukur
 Cara pengukuran :
o Gunakan pita pengukur yang tidak mulur.
o Lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang
non-dominan diantara puncak prosesus akromialis scapula
dan prosesus olekranon os ulna sementara lengan bawah
difleksikan 90o.
o Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas.
o Kencangkan pita pengukur yang telah dipasang melingkari
titik tengah lengan atas tanpa menimbulkan penekanan
pada jaringan lunak.
o Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.
o Nilai normal standar : laki-laki = 26,3 cm dan Wanita =
25,7 cm
Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan
untuk menilai bentu atau kerangka tubuh. Tape around atau alat ukur diletakkan
melingkar pada bagian distal pergelangan tangan frkat prosesus styloid. Bila
hasilnya lebih dari 10,4 - 9,6 cm berarti kerangka atau bentuk tubuhnya besar,
10,4 – 9,6 cm berarti sedang adan apabila kurang dari 9,6 cm berrati kerangka
tubuhnya kecil (Potter & Petty, 1992)

Pengukuran lingkar pinggul merupakan suatu pengkajian yang valid untuk


mengetahui jumlah lemak dalam tubuh dan mendeteksi potensial resiko adanya
masalah kesehatan. Peningkatan lingkar pinggul merupakan tanda peningkatan
resiko obesitas. Bila nilai lingkar pinggul lebih dari 1,85 inci pada wanita dan 1,0
inci pada pria menunjukkan peningkatan resiko komplikasi kesehatan sehubungan
dengan obesitas (Jensen, 1992).

Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala
besar ( Hidrosefalus ) dan kepala kecil ( Mikrosefalus ). Dalam antropometri gizi,
rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan menentukan kecukapan
energy protein ( KEP ) pada anak. Lingkar kepala juga bisa digunakan sebagai
informasi tambahan dalam pengukuran umur.
 Persiapan alat :
Pita pengukur yang terbuat dari fiberglass dengan lebar kurang dari
1 cm, fleksibel, tidak mudah patah.
 Cara Pengukuran :
Lingkarkan pita pada kepala.Lingkarkan pita pengukur pada daerah
glabella ( frontalis ) atau supra orbita bagian anterior menuju
oksiput pada bagian posterior. Pengukuran sebaiknya dibuat
mendekati 1 desimal.
Lingkar Dada
Lingkar dada biasanya dilakukan pada anak berusia 2-3 tahun, karena rasio
lingkar dada dan lingkar kepala sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang
tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara
6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan
otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indicator dalam
menentukan KEP pada anak balita.
 Persiapan alat :
Pita kecil, tidak mudah patah.Biasanya terbuat dari fiberglass.
 Pengukuran dilakukan pada garis puting susu. Pengukuran
sebaiknya dilihat mendekati 1 desimal.

b. Pemeriksaan Biokimia
Dalam pengkajian nutrisi umumnya digunakan nilai- nilai biokimia seperti
kadar total limposit, serum albumin, zat besi, serum transferrin, kreatinin,
hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas,
1995). Nilai-nilai ini bersama dengan hasil pemeriksaan antropometrik akan
membantu member gambaran kepada perawat tentang status nutrisi dan respon
imonologi pasien.
pemeriksaa labolarorium akan menunjukkan resiko status nutrisi kurang bila
hasilnya menunjukkan penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai
limposit, serum albumin kurang dari 3,5 gram/dl dan peningkatan atau penurunan
kadar kolestrol (Taylor, 1989).
c. Pemerisaan tanda klinis
Pemeriksaan pada seorang pasien adalah penilaian keadaan fisik yang
terhubungan dengan adanya malnurisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan
adalah “ Cephalo Caudal “ atau “ Head to feet “ yaitu dari kepala ke kaki. Tanda-
tanda dan gejala-gejala klinik defisiensi nutrisi dapat dilihat pada table berikut
No BAGIAN TANDA KLINIK KEMUNGKINAN
TUBUH KEKURANGAN
1. Tanda a. Penurunan berat a. Kalori
umum badan, lesu b. Air
b. Dehidrasi, haus c. Vitamin A
c. Pertumbuhan
terhambat
2. Rambut Kekuningan, Protein
kekurangan pigmen,
kusut
3. Kulit a. Dermatitis a. Niasin, riboflavin,
b. Dermatosis biotin
pada bayi b. Lemak
c. Petechial c. Asam AS
hemorrhages d. Pirodoksin
d. Eksema
4. Mata a. Photopabia a. Riboflavin
b. Rabun senja b. Vitamin A
5. Mulut a. Stomatis a. Riboflavin
b. Glositiss b. Niacin, asam
folic, vitamin B12
atau zat besi
6. Gigi Gigi karies Flour
7. Neuromusc a. Kejang otot a. Vitamin D
ular b. Lemah otot b. Potassium
8. Tulang Riketsia Vitamin D
9. Gastro a. Anoreksia a. Thiamin
intestinal b. Mual dan atau b. Garam dapur
muntah (NaCl)
10. Endokrin Gondok Lodium
11. Kardiovask a. Pendarahan a. Vitamin K
ular b. Penyakit b. Thiamin
jantung c. Pyridoxine dan zat
c. Anemia besi
12. System Kelainan mental dan Vitamin B12
saraf kelainan saraf perifer

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan pasien


a. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering di konsumsi.
Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang di inginkan. Sebagai
contoh: nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, paste (pasta) untuk orang-
orang Italia,curi (kari) untuk orang-orang India merupakan jenis makanan pokok,
selain makanan tradisional lain yang mulia ditinggalkan. Makanan laut banyak
disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara sedangkan penduduk
Amerika bagian selatan lebih mengutamkan makanna goreng-gorengan
b.Agama/kepercayaan
Agama/kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang di konsumsi.
Sebagai contoh: agama islam dan agama yahudi orthodox mengharamkan daging
babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari dan beberapa
aliran agama (protestan) melarang pemeluknya untuk mengkonsumsi teh,kopi
atau alcohol (Konzier & Erb, 1983). Oleh karena itu perawat harus sensitif
terhadap jenis makanan yang di perbolehkan atau dilarang agama/kepercayaan
pasien.
c.Status ekonomi dan sosial
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makan turut dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi dan sosial. Sebagai contoh: orang miskin dan menengah
kebawah di desa tidak sanggup membeli mekanan jadi yang mahal, buah dan
sayuran yang mahal pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi
ikan dan daging yang bermutu. Demikian pula kelompok sosial berpengaruh
terhadap kebiasaan makan. Misalnya kepala ikan dan siput sangat di suikai oleh
beberapa kelompok masyarakat sedangkan kelompok lainnya mungkin lebih suka
hamburger dan pizza.
d.Persoal Preference
Hal-hal yang di sukai dan tidak di sukai sangat berarti dan berpengaruh
terhadap kebiasaan makanan biasa seseorang. Orang sering kali memulai
kebiasaan makanannya, dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Misalnya
ayah tidak suka makan kari begitu juga anak laki-lakinya. Ibu suka kerang
demiian pula dengan anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang
terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak
yang suka mengunjung kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena
mereka sering di hidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang tidak suka omelan
bibiknya, akan tumbuh perasaan tidak suka terhadap ayam goreng yang di masak
bibiknya.
e.Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang tidak menyenangkan karena
berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaiknya nafsu makan merupakan
sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan sedangkan,
rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya
untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar nafsu makan
dan rasa kenyang dilakukan oleh system saraf pusat, yaitu pada hipotalamus.
Kurang nafsu makan dikenai dengan istilah anareksia.
f.Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.
Sariawan atau gigi yang sakit sering kali membuat individu memilih makanan
yang lembut. Tidak jarang orang dengan kesulitan menelan, mencoba untuk
memilih menahan lapar daripada makan.

2.5. Ceklist keterampilan penilaian kecukupan nutrisi


ASFEK YANG DI NILAI NILAI

Baik Cukup Tidak


baik
Pengertian :
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat
memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis
tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Tujuan :
1.Sebagai data untuk membantu perawat dalam
menegakkan diagnose keperawatan.
2.Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3.Sebagai dasar untuk memilih intervensi
keperawatan yang tepat.
4.Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan
keperawatan.
Indikasi :
1.Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan
kesehatan untuk di rawat.
2.Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3.Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
Kontraindikasi :
a. Pasien koma
b. Pasien yang memiliki gangguan fisik dan
psikis
Persiapan alat dan bahan :
1.Mengukur tinggi badan
• Alat untuk mengukur tinggi badan balita
adalah mikrotoa (mikrotoise).
• Alat untuk mengukur tinggi anak baru sekolah
adalah pita meteran dan segi tiga siku-siku
yang tersedia.
2.Mengukur berat badan
• Pemeriksaan alat
• .Manusia yang ditimbang
• Keamanan
• Pengetahuann dasar petugas
3.Mengukur lingkar lengan atas
• Pita pengukur
4.Mengukur lingkar kepala
• Pita pengukur yang terbuat dari fiberglass
dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak
mudah patah.
5.Mengukur lingkar dada
• Pita kecil, tidak mudah patah.Biasanya terbuat
dari fiberglass
Pre interaksi :
a. verifikasi data sebelum berhadapan dengan pasien
b. Persiapan Lingkungan : Pastikan ruangan dalam
keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
Misalnya menutup pintu atau jendala atau skerem
untuk menjaga privacy klien.
c. Persiapan Klien (fisik dan fisiologis) : Bantu klien
mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien
untuk rileks.
d. persiapan perawat : pastikan sebelum berhadapan
langsung dengan pasien, terlebih dahulu mencuci
tangan lalu memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Tahap kerja :
1.Mengukur tinggi badan
• Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut
pada dinding yang lurus datar setinggi tepat 2
meter. Angka 0 pada lantai yang datar rata.
• Lepaskan sepatu atau sandal.
• Anak harus berdiri tegak dengan sikap siap
sempurna. Kepala bagian belakang harus
menempel pada dinding dan muka menghadap
lurus dengan pandangan ke depan.
• Turunkan mikrotoa dengan rapat pada kepala
bagian atas, siku-siku harus menempel lurus
pada dinding.
• Baca angka pada skala yang nampak pada
lubang dalam gulungan mikrotoa. Angka
tersebut menunjukan tinggi anak yang diukur.
2.Mengukur berat badan
Indeks Berat Badan Relatif :
• Berat badan ( kg ) __ x 100% =......%
• [Tinggi badan(cm)-100]
• Nilai standar < 90% = underweight
• 90-110% = berat normal
 >110% = overweight
• >120% = obese/gemuk
3.Mengukur lingkar lengan atas
• Gunakan pita pengukur yang tidak mulur.
• Lingkarkan pita tersebut pada titik tengah
lengan atas yang non-dominan diantara
puncak prosesus akromialis scapula dan
prosesus olekranon os ulna sementara lengan
bawah difleksikan 90o.
• Dengan lengan dalam posisi bergantung
bebas.
• Kencangkan pita pengukur yang telah
dipasang melingkari titik tengah lengan atas
tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan
lunak.
• Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.
• Nilai normal standar : laki-laki = 26,3 cm dan
Wanita = 25,7 cm
4.Mengukur lingkar kepala
• Lingkarkan pita pada kepala.Lingkarkan pita
pengukur pada daerah glabella ( frontalis )
atau supra orbita bagian anterior menuju
oksiput pada bagian posterior. Pengukuran
sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal.
5.Mengukur lingkar dada
• Pengukuran dilakukan pada garis puting susu.
Pengukuran sebaiknya dilihat mendekati 1
desimal.
Terminasi :
Menanyakan respon pasien setelah dilakukannya
tindakan
Dokumentasi :
Evaluasi dengan mencatat hasil pemeriksaan serta
membandingkan dengan keadaan normal untuk
mempertimbangkan tindakan apa yang selanjutnya
akan dilakukan.

BAB III
PENUTUP

3.1. kesimpulan
Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi
yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan
kebutuhan gizi. Cara yang dilakukan untuk menilai kecukupan nutrisi adalah
antropometrik, pemeriksaan biokima dan pemeriksaan tanda klinis.
3.2.Saran
Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan kekurangan gizi maupun
bisa menyebabkan obesitas, maka diharapkan untuk mengatur kebutuhan gizi
sesuai dengan yang dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Elly Nurachmah., Skp. M App Sc. DNSc. 2001. Nutrisi dalam
keperawatan. Jakarta. Perpustakaan nasional RI CV.INFOMEDIKA.

Anda mungkin juga menyukai