Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR ILMU GIZI

Oleh Kelompok 5 :

1. Mustika Rani 10011182328011


2. Adelia Rizky Handayani 10011282328089
3. Shandy Salsabilla 10011282328112
4. Savira Bonita Geona 10011382328202
5. Imertha Kestyanda 10011382328204

Dosen Pengampu:
Ery Erman, S.K.M., MA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 3
1.1 Kajian Teori...............................................................................................................3
1.1.1 Pengertian Ilmu Gizi...........................................................................................3
1.1.2 Peran Ilmu Gizi...................................................................................................3
1.1.3 Konsep dasar Ilmu Gizi......................................................................................4
1.1.4 Penyebab Gangguan Gizi......................................................................................4
Contoh Kasus......................................................................................................................5
2.1.1 Jurnal Nasional........................................................................................................5
2.1.2 Jurnal Internasional.............................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................11
KESIMPULAN.....................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi adalah salah satu aspek kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Menyediakan tubuh dengan nutrisi yang cukup dan seimbang adalah kunci
untuk menjaga kesehatan yang optimal dan mencegah berbagai penyakit. Kekurangan
gizi atau konsumsi makanan yang tidak seimbang dapat berdampak negatif pada
kesehatan individu dan bahkan dapat menjadi beban bagi sistem kesehatan
masyarakat.
Ilmu gizi merupakan disiplin ilmiah yang mempelajari nutrisi, metabolisme,
dan dampaknya pada kesehatan. Ini mencakup pemahaman tentang jenis-jenis nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh, berapa banyak yang dibutuhkan, dan bagaimana nutrisi
tersebut diproses oleh tubuh. Ilmu gizi juga melibatkan studi tentang peran nutrisi
dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, penyakit
jantung, serta dampak gizi pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Saat ini kata gizi tidak terbatas hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
manusia. Tetapi mencakup hal yang lebih luas yaitu gizi juga dikaitkan dengan
potensi ekonomi seseorang, kerena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Di Indonesia, selain faktor-faktor yang
lain, faktor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu gizi?
2. Bagaimana peran ilmu gizi dalam mendukung Kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana pemahaman tentang konsep ilmu gizi?
4. Apa penyebab gangguan gizi?

1
C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep dan definisi dasar dalam ilmu gizi serta pentingnya ilmu
gizi dalam menjaga kesehatan manusia.
2. Untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor budaya, sosial, dan lingkungan
memengaruhi pola makan dan status gizi masyarakat.
3. Untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pemahaman
konsep dasar ilmu gizi dalam mendukung kebijakan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Teori


1.1.1 Pengertian Ilmu Gizi
Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” artinya adalah makanan.
Gizi dalam Bahasa Inggris disebut nutrition. Gizi merupakan rangkaian proses secara
organik makanan yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan fungsi normal organ, serta mempertahankan kehidupan seseorang. Gizi di
Indonesia berkaitan erat dengan pangan, yaitu segala bahan yang dapat digunakan
sebagai makanan.
Makanan adalah bahan yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur ikatan
kimia yang dapat direaksikan oleh tubuh menjadi zat gizi sehingga berguna bagi tubuh.
Zat gizi atau nutrients adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Kondisi seseorang akibat mengkonsumsi makanan dan zat-zat gizi dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu gizi buruk, baik, dan lebih kemudian disebut dengan status gizi
perorangan.
Jadi, Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari bahan pangan dan zat-zat yang
terkandung di dalamnya jika dikonsumsi dapat diolah dan berguna untuk tubuh kecuali
obat. Batasan pengertian ilmu gizi. ini hanya dihubungkan pada kesehatan tubuh yaitu
pemenuhan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses
kehidupan dalam tubuh. Lebih luas dalam pengkajiannya, ilmu gizi berkembang dan
berkaitan dengan kondisi ekonomi seseorang. Hubungannya yaitu tentang pemenuhan
gizi untuk perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja. Termasuk
sebagai dasar untuk penentuan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam menyongsong pembangunan nasional.

1.1.2 Peran Ilmu Gizi


Ilmu gizi memiliki peran kunci dalam menjaga Kesehatan dan mencegah masalah
Kesehatan terkait gizi. Beberapa peran ilmu gizi yang penting adalah :
1. Menentukan kebutuhan gizi individu:

3
Ilmu gizi membantu mengidentifikasi berapa banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh
individu berdasarkan faktor seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan
kondisi kesehatan.
2. Menginformasikan tentang makanan sehat:
Ilmu gizi membantu individu memahami jenis makanan yang sehat dan berkontribusi
pada keseimbangan gizi.
3. Mencegah masalah gizi:
Ilmu gizi membantu dalam pencegahan masalah gizi seperti obesitas, diabetes, dan
penyakit jantung dengan memberikan panduan mengenai pola makan yang sehat.
4. Mendukung perkembangan anak:
Nutrisi yang tepat sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak,maka
dari itu ilmu gizi memberikan pedoman untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak.
1.1.3 Konsep dasar Ilmu Gizi
Konsep-konsep yang berhubungan dengan gizi ada beberapa hal yang harus diketahui
seperti:
a). Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
b). Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-
unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
c). Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
d). Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah. Dalam Bahasa inggris
hanya digunakan satu kata untuk menyatakan kata makanan, pangan dan bahan
makanan yaitu food.
e).Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang baik dan lebih.
f). Malnutrisi atau gizi salah merupakan suatu keadaan patologis yang diakibatkan
karena kelebihan atau kekurangan satu atau lebih zat gizi.
1.1.4 Penyebab Gangguan Gizi

Gangguan gizi bisa dibagi menjadi penyebab dari faktor primer dan penyebab dari
faktor sekunder.

4
 Faktor primer maksudnya semua masalah gizi yang disebabkan susunan makanan salah,
baik dalam hal kuantitas maupun kualitasnya. Faktor primer ini dapat meliputi;
- kurangnya penyediaan pangan,
- kurang baiknya distribusi pangan,
- kemiskinan, ketidaktahuan, dan
- kebiasaan makan yang salah.
 Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di
sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi, meliputi aspek;
1) Anatomi, contohnya pasien yang kelainan kongenital rongga mulut, tumor daerah
esofagus, dan kelumpuhan otot pengunyah pada stroke;
2) Absorbsi, misalnya pasien malabsorbsi, pasien yang mengalami infeksi usus halus
(Thypus Abdominalis), dan pasien post operasi pencernaan;
3) Metabolisme/utilisasi, misalnya pada pasien Diabetes Mellitus yang kekurangan
insulin;
4) Ekskresi, misalnya pasien yang tidak mampu mengeluarkan sisa hasil metabolisme
makanan; dan
5) Obat-obatan, misalnya pasien yang mengonsumsi obat yang berinteraksi dengan
makanan sehingga zat gizi tertentu tidak bisa diserap.
Contoh Kasus

2.1.1 Jurnal Nasional

a) Kasus 1
BURUKNYA GIZI IBU HAMIL PADA KELUARGA MISKIN (Studi Kasus di Desa Sri
Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah)

Eci Rentiani1 Heri Sunaryanto2, Sri Handayani Hanum3 hanum_bkl@yahoo.com

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn

Jurnal Sosiologi Nusantara

Vol.3, No.2, Tahun 2017

Jurnal ini menyajikan hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab buruknya gizi ibu hamil
pada keluarga miskin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan

5
dilakukan di Kabupaten Bengkulu Tengah, Kecamatan Pondok Kelapa, Desa Sri Kuncoro.
Daerah ini dilihat peneliti mewakili untuk dijadikan lokasi penelitian karena adanya keluarga
ibu hamil dari keluarga miskin yang kurang memenuhi asupan gizinya saat hamil. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling. Pada penelitian ini, informan yang
menjadi objek penelitian adalah ibu hamil dari keluarga miskin. Teknik analisis data yang
digunakan yakni reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

Faktor penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil dikeluarga miskin :

- Makanan yang mereka konsumsi hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat dan sayuran
saja. Selain itu pola makan ibu hamil tidak teratur, ibu hamil makan sehari hanya satu
kali terkadang dua kali sehari, ibu hamil makan sesuai dengan selera kapan mau makan
saja sehingga tidak menerapkan pola makan sehat. Adapun pengolahan makanan yang
dilakukan ibu hamil seringkali tidak mempertimbangkan proses yang benar dimana
persoalan nilai gizi kurang diperhatikan.
- Untuk tablet penambah darah ibu hamil diberikan oleh bidan sejak kehamilan lima
bulan tetapi ibu hamil kurang taat dalam mengkonsumsi tablet penambah darah dengan
alasan tidak menyukai rasa dan bau dari tablet penambah darah tersebut. Bukan hanya
itu ibu hamil juga tidak rutin dalam melakukan pemeriksaan kehamilan karena
menganggap jika sedang hamil trisemester pertama tidak perlu memeriksakan
kandungan secara rutin kecuali kehamilan sudah memasuki trisemester 3.
- Kurangnya dukungan dari suami, dilihat dari besarnya belanja rokok setiap bulannya
yang tidak berkurang, sehingga besarnya uang rokok setiap bulannya membuat
kebutuhan akan panganlah yang ditekan.

KESIMPULAN : Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa, (1) Ibu hamil
menganggap bahwa kehamilan bukan merupakan peristiwa khusus yang memerlukan
perhatian ekstra melainkan sebagai hal yang biasa sehingga pemenuhan gizipun tidak berbeda
saat hamil dan sebelum hamil. Adapun variasi makanan yang mereka konsumsi hanya
memenuhi kebutuhan karbohidrat dan sayuran saja. (2) Pola makan ibu hamil tidak teratur,
mereka makan sehari hanya satu kali terkadang dua kali sehari. (3) Pengolahan makanan
seringkali tidak mempertimbangkan proses yang benar di mana persoalan nilai gizi kurang

6
diperhatikan. (4) Ibu hamil diberi tablet penambah darah oleh bidan sejak kehamilan lima
bulan tetapi mereka kurang taat dalam mengkonsumsi tablet penambah darah dengan alasan
tidak menyukai rasa dan bau dari tablet penambah darah tersebut. (5) Ibu hamil tidak rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan karena menganggap jika sedang hamil trisemester
pertama tidak perlu memeriksakan kandungan secara

b) Kasus 2
HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN
KEJADIAN ANEMIA DI DESA PAGERAJI KECAMATAN CILONGOK
KABUPATEN BANYUMAS
https://ojs.stikesylpp.ac.id/index.php/JBP/article/view/59/57
email : sariayu_nemen@yahoo.co.id
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan,
Vol. 3No. 2Edisi Desember2012

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan anemia pada
ibu hamil. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case control dengan
pendekatan retrospektif.
• Menurut WHO, 40% kematian Ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia
dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut. Frekuensi ibu hamil di Indonesia yang mengalami
anemia masih sangat tinggi yaitu 63,5% dibandingkan di Amerika hanya 6%
(Saiffudin, 2002).
• Menurut Rustam (1998), penyebab sebagian besar anemia di Indonesia adalah
kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin disebut
anemia defisiensi besi. Anemia pada ibu hamil membawa akibat dan komplikasi
yang berisikotinggi untuk terjadinya keguguran, perdarahan, BBLR, atonia uteri,
inersia uteri, retensio plasenta

Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe


Menurut Never (2002) dalam Wipayani (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :

7
1. Pengetahuan Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan manfaat dari zat besi didapat
dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan
pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
2. Tingkat Pendidikan Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi.
3. Pemeriksaan ANC Pemeriksaan ANC mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe, karena dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan ibu hamil akan mendapat info rmasi tentang pentingnya tablet Fe bagi
kehamilannya.
 Faktor penyebab anemia :
Menurut Mochtar (1998), penyebab anemia pada umumnya adalah :
1. Kurang gizi (malnutrisi)
Pada status gizi yang kurang pada ibu hamil akan meningkatkan kejadian berat badan
lahir rendah pada bayi dan sebagian anemia pada ibu hamil disebabkan
kekurangan gizi (Manuaba, 2000).
2. Kurang zat besi
Kurang zat besi dapat disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dalam
makanan, gangguan resorpsi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar
dari dalam tubuh (Wiknjosastro, 2005). Kekurangan zat besi akan menghambat
pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel
darah merah (Didinkaen, 2006).
3. Malabsorpsi
Pola makan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri dari nasi
dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi bagi tubuh
(Wirakusumah, 1998).
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan, haid dan lain-lain
Kehilangan darah dalam jumlah banyak sudah merupakan salah satu penyebab
anemia defisiensi besi (Wirakusumah, 1998).
5. Penyakit-penyakit kronik
Seorang wanita yang menderita anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit
ginjal menahun, penyakit hati, tuberculosis, ketika hamil anemianya menjadi

8
lebih berat dan mempunyai pengaruh tidak baik pada ibu dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas serta bagi janin yang dikandungnya (Wiknjosastro, 1999).

 Dampak dan cara mencegah anemia pada ibu hamil


Anemia memiliki dampak yang berbahaya bagi kehamilan ibu. MenurutManuaba
(1998), anemia dapat mengakibatkan terjadinya abortus, persalinan prematuritas,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi kordis (Hb 6 gr%), molahidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini.
Anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil maupun bayi yang
dikandungnya. Oleh karena itu ibu hamil hendaknya mencegah terjadinya dengan
melakukan perilaku hidup sehat. Menurut Siswono dalam Mandrasekar (2007), cara
mencegah anemia defisiensi besi antara lain dengan mengkonsumsi sayuran
hijau, daging, hati dan produk olahan susu, mengkonsumsi suplemen zat
besi, mengkonsumsi vitamin C untuk membantu proses penyerapan zat besi dalam
saluran pencernaan, menghindari kafein, misalnya kopi/teh dalam jumlah banyak
karena dapat menggangu penyerapan zat besi. Adapun upaya penanggulangan
anemia defisiensi besi yang mudah dan murah adalah dengan pemberian tablet besi
folat (Fe)

KESIMPULAN: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ibu yang


mengalami anemia dan tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe (62,5%) lebih
banyak dibandingkan yang yang patuh mengkonsumsi tablet Fe (37,5%). Ibu yang
tidak mengalami anemia dan patuh mengkonsumsi tablet Fe (64,3%) lebih banyak
dibandingkan yang tidak patuh (35,7%).Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Chi Square diperoleh ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten
Banyumasdengan nilai p = 0,005. Artinya semakin baik kepatuhan ibu dalam
mengkonsumsi tablet Fe maka semakin rendah resiko ibu mengalami anemia

2.1.2 Jurnal Internasional


Risk factors of anemia among pregnant women in community health center (Puskesmas)
Singgani and Puskesmas Tipo Palu

9
Universitas Hasanuddin
Published : January 2021
E-mail: arumdiah.unhas@gmail.com pmc@agri.unhas.ac.id
Journal: The 3rd International Nursing and Health Sciences Students and Health Care
Professionals Conference (INHSP)
Vol. 35. Issue S2
Jurnal ini menyajikan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan faktor risiko anemia
pada ibu hamil. Status gizi merupakan faktor risiko terjadinya anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Singgani dan Puskesmas Tipo. Risiko ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
(KEK) mengalami anemia lebih tinggi di Puskesmas Singgani dibandingkan di Puskesmas
Tipo.
Poin – poin :
 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan prevalensi anemia pada ibu hamil di
seluruh dunia adalah sebesar 40% pada tahun 2016. Di Indonesia, berdasarkan
RISKESDAS 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil masih sebesar 48,9% atau
hampir separuh dari jumlah ibu hamil. penduduk di Indonesia menderita anemia.
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 37,1%. Proporsi anemia
tertinggi pada ibu hamil terdapat pada umur 15–24 tahun yaitu 84,6%, 33,7% pada
umur 25–34 tahun, 33,6% pada umur 35–44 tahun, dan 24 tahun. % pada ibu hamil
dengan usia 45–54 tahun. Proporsi ibu hamil anemia di Sulawesi Tengah khususnya
Palu pada tahun 2016 menunjukkan anemia pada ibu hamil mencapai 19,52%,
meningkat 7,52% jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 12%.
 Ibu hamil yang mengalami anemia dapat berisiko meningkatkan angka kematian dan
kesakitan baik pada ibu maupun bayinya. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat
berisiko mengalami aborsi, persalinan prematur, ketuban pecah dini, perdarahan pasca
melahirkan, dan kematian ibu. Bayi dengan ibu yang anemia mungkin berisiko
mengalami berat badan lahir rendah, cacat lahir, kematian perinatal, dan kecerdasan
bayi rendah. Beberapa penyebab anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi,
infeksi, kekurangan asam folat, dan kelainan hemoglobin.

KESIMPULAN : Hasil penelitian ini adalah status gizi merupakan faktor risiko terjadinya
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Singgani dan Tipo. Diharapkan bidan dapat bekerja
sama dengan kader posyandu yang aktif dalam melakukan skrining pada ibu hamil yang
10
mengalami anemia, khususnya dengan kondisi kekurangan energi kronis. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada calon pengantin mengenai persiapan
kehamilan dan penyuluhan kepada ibu hamil untuk memperhatikan asupan gizi khususnya
konsumsi suplemen asam folat dan zat besi.

BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas konsep dasar ilmu gizi dan perannya dalam mendukung
kesehatan masyarakat. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Makanan dan nutrisi memiliki
peran kunci dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Ilmu gizi membantu dalam
menentukan kebutuhan gizi individu, memberikan informasi tentang makanan sehat,
mencegah masalah gizi seperti obesitas dan diabetes, serta mendukung perkembangan anak.
Dalam pemahaman konsep dasar ilmu gizi, kita belajar bahwa zat gizi diperlukan oleh
tubuh untuk memenuhi fungsi dasarnya, seperti menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, dan mengatur proses metabolisme. Makanan adalah bahan yang
mengandung zat gizi, dan pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat
dijadikan makanan. Status gizi mencerminkan kondisi tubuh sebagai hasil dari konsumsi
makanan dan penggunaan zat gizi, yang bisa berada dalam keadaan baik atau buruk.
Penyebab gangguan gizi dapat bersifat primer atau sekunder. Faktor primer meliputi
aspek seperti kurangnya penyediaan pangan, distribusi pangan yang buruk, kemiskinan,
ketidaktahuan, dan kebiasaan makan yang salah. Sementara faktor sekunder melibatkan aspek
anatomis, absorpsi, metabolisme/utilisasi, ekskresi, dan pengaruh obat-obatan dalam
memengaruhi penyerapan nutrisi.
Dengan pemahaman konsep dasar ilmu gizi dan peran ilmu gizi dalam masyarakat,
kita dapat lebih sadar akan pentingnya pola makan yang seimbang dan bagaimana faktor-
faktor tertentu dapat memengaruhi status gizi individu dan populasi. Upaya-upaya dalam
meningkatkan ilmu gizi dan memahami penyebab gangguan gizi adalah langkah penting
dalam menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
B. Saran
Dari uraian kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran mengenai
permasalahan tentang peran orang tua dalam pemenuhan gizi anak balita, yaitu:

11
1. Diharapkan agar ibu hamil lebih memiliki dan memahami pengetahuan tentang
asupan gizi yang baik
2. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Perlu adanya kampanye edukasi yang lebih luas
dan intensif tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat. Kampanye ini
dapat dilakukan melalui media massa, sekolah, pusat kesehatan, dan kelompok
masyarakat.
3. Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam program-program gizi
melalui pelatihan, lokakarya, dan kegiatan partisipatif. Masyarakat perlu
diberdayakan untuk mengenali dan memilih makanan sehat, serta memiliki akses
yang mudah ke makanan bergizi.
4. Diharapkan kepada orangtua untuk selalu memperhatikan zat-zat gizi yang
terkandung dalam setiap makanan sehari-hari. Kekurangan gizi berdampak buruk
pada perkembangan tubuh manusia namun kelebihan gizi juga dapat memberi efek
negatif pada kesehatan untuk itu sebaiknya kita harus memberi gizi yang seimbang
pada tubuh sehingga kita dapat hidup sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rentiani,Eci.H. s. (2015). Buruknya Gizi Ibu Hamil Pada Keluarga Miskin (Studi Kasus di
Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa,Kabupaten Bengkulu Tengah). Jurnal
Sosiologi Nusantara, 1-96.

Mardalena, I. (2021). Dasar Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Pusporini, A. D., Salamah, A. U., Wahyu, A., Seweng, A., Indarty, A., Suriah, . . . Mahfudz.
(2021). Risk Factor of Anemia Among Pregnant Woman in Community Health Center
(Puskesmas) Singgani and Puskesmas Tipo Palu. The 3rd International Nursing and
Health Sciences Students and Health Care Professionals Conference (INHSP), s123-
s126.

Hidayah,Wiwit. T. A. (2012). Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe


Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji Kecamatan Cilongkok Kabupaten
Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan,Vol.3 No. 2 .

Mulyani,E.Y. (2019). Dasar-Dasar Ilmu Gizi: Konsep Dasar Ilmu Gizi,Kebutuhan Gizi,
Karbohidrat dan Protein. Diktat Dasar-Dasar Ilmu Gizi, 7-11.

13
14

Anda mungkin juga menyukai