Anda di halaman 1dari 36

GIZI MASYARAKAT

(ILMU KESEHATAN MASYARAKAT)

Tim Penyusun :

Nurzila Astika, SKM


S1 KesehatanMasyarakat

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilahirabbal’alamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, yang telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Gizi Masyarakat.
Makalah ini secara khusus bertujuan untuk menunjang proses
pembelajaran mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat. Namun, dalam paparan
pada makalah ini kami pun berbagi pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai
Gizi Masyarakat. Kami berharap paparan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya kepada para mahasiswa pemula yang sedang mempelajari Ilmu
Kesehatan Masyarakat subbab Gizi Masyarakat.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Inggit Meliana Anggarini,
SKM, M. Comm. Health yang telah memberi dorongan dan membantu kami
dalam mempelajari Ilmu Psikologi. Serta tidak lupa kami berterimakasih kepada
orang tua kami, Bapak Syamsul Akmal, M.Pd & Ibu Helendri (Orangtua dari
Ardikal), Drs. Suyitno & Ibu Nuraini (Orangtua dari Marliyana Safitri), Drs. M.
Ardjo D. Daud & Ibu Rutniwati F. Iyus, S.Pd. (Orangtua dari Nur Putri Lavenia
Permata Sari), dan yang senantiasa memberikan dukungan serta doa tulusnya
kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kami sangat menunggu kritik dan saran para pembaca untuk
memperbaiki segala kekurangan kami.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Tim Penyusun,

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Tujuan 5
Ruang Lingkup Materi 5
BAB II : DASAR TEORI 6
Pengertian Gizi 6
Pengertian Ilmu Gizi 6
Sifat Zat Gizi 6
Bentuk Zat Gizi 7
Fungsi Gizi 7
Zat-Zat Makanan yang Bergizi 7
Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat 8
Penyakit-Penyakit Kekurangan Gizi 9
Kelompok Rentan Gizi 10
Pengukuran Status Gizi Masyarakat 13
Gizi Seimbang untuk Bayi 17
Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil 26
Penanggulangan Masalah Gizi Kurang 26
BAB III : PEMBAHASAN 26
BAB IV : PENUTUP 28
Kesimpulan 30
Usul dan Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN KUESTIONER 32

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik
(seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Winslow, 1920). Kesehatan masyarakat
merupakan ilmu yang multidisiplin. Salah satu yang menopang ilmu kesehatan
masyarakat adalah gizi masyarakat.
Gizi merupakan ilmu pengkajian makanan yang berkaitan dengan kesehatan
gizi masyarakat. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi ialah ilmu yang
mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh
dan energi serta diekskresikan sebagai sisa (Djaeni, 1987). Dalam
perkembangannya ilmu gizi dimulai dari pengadaan, pemeliharaan, pengelolaan,
sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dengan demikian keseimbangan gizi
di dalam tubuh dapat seimbang.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang
mengandung zat-zat gizi makro maupun mikro yang bertujuan sesuai dengan
pengertian gizi itu sendiri. Ilmu gizi mencakup dua komponen penting yaitu
makanan dan kesehatan.
Pada kehidupan sehari-hari masyarakat seringkali mengabaikan kebutuhan
gizi pada makananyang mereka konsumsi. Padahal kebutuhan gizi sangat
berpengaruh kepada kesehatan masyarakat itu sendiri. Akibatnya masyarakat
sering sekali mengalami gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi dan
makanan.
Oleh karna itu, kami menyusun makalah ini yang membahas tentang Gizi
Masyarakat. Sehingga pembaca dapat menambahkan wawasannya terhadap
fungsi gizi beserta penyakit yang diakibatkan oleh kekuarangan gizi.

4
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai gizi
dan fungsinya, penyakit-penyakit yang disebabkan kekurangan gizi, pengukuran
status gizi, dan kasus gizi di Indonesia.

Ruang Lingkup Materi


Gizi merupakan ilmu pengkajian makanan yang berkaitan dengan
kesehatan gizi masyarakat.. Pada makalah ini kami menyajikanpenguraian tentang
gizi, ilmu gizi, fungsi gizi, zat-zat makanan yang bergizi, gizi klinik, gizi
kesehatan, penyakit-penyakit kekurangan gizi, kelompok rentan gizi, dan
pengukuran status gizi masyarakat.

5
BAB II
DASAR TEORI

Pengertian Gizi
Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang
berarti “makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
Ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan
kesehatan.
Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat
gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang
timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi.
Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung
dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan
kesehatan tubuh kita

Pengertian Ilmu Gizi


Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari proses pangan
setelah dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam tubuh, mengalami pencernaan,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta gigi
yang sehat pula.

Sifat Zat Gizi


1. Essensial,tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus
dikonsumsi dari makanan-makanan yang telah di konsumsi. Zat gizi
essensial tersebut meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam lemak dan
sejumlah karbohidrat sebagai energi

6
2. Non essensial, zat gizi yang dapat disintesis (dibentuk) didalam tubuh dari
senyawa atau zat gizi tertentu.

Betuk Zat Gizi


1. Makronutrien/Zat Gizi Makro :
Merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi
mensuplai energi dan zat-zat gizi essensial yang berguna untuk keperluan
pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktifitas
tubuh.
Kelompok makronutrien terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
makromineral (natrium, klorida, fosfor, kalsium, magnesium) dan air.
2. Mikronutrien/Zat Gizi Mikro
Kelompok mikronutrien terdapat pada vitamin dan sejumlah mikro
mineral (zat besi, yodium, flor, zink, selenium, mangan, dsb).

Fungsi Gizi
Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh
makhluk hidup, yaitu:
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak.
2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral
dan cairan tubuh yang lain.
4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
(protein).
Batasan klasik mengatakan ilmu gizi ialah ilmu yang mempelajari nasib
makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta
diekskresi sebagai sisa (Achmad Djaaelani, 1987).

7
Zat-Zat Makanan yang Bergizi
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang
mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan, yakni
1. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(protein nabati) dan hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh
antara lain :
a. Membangun sel-sel yang rusak.
b. Membentuk zat-zat pengatur, seperti Enzim dan Hormon.
c. Membentuk zat inti energi (1 gram energi kira-kira akan
menghasilkan 4,1 kalori)
2. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarine, dan sebagainya.
Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :
a. Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia ( 1 gram lemak
menghasilkan sekitar 9,3 kalori)
b. Sebagai pelarut vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K
c. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan
pelindung bagian tubuh pada tempratur rendah.
3. Karbohidrat, bedasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan
menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat
adalah salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada
umumnya sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan (seperti
beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan
pokok.
4. Vitamin-vitamin, dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam
air (vitamin A dan vitamin B) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K). Fungsi masing-masing
vitamin tersebut ialah :
a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai
pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.

8
b. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan
air dalam tubuh, dan menyerapan zat lemak oleh usus.
c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsangan sinar ke saraf
mata dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam
proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
e. Vitamin C berfungsi aktivator macam-macam fermen perombak
protein dan lemak dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting
dalam pembentukan trombosit.
f. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam
bersama-sama kelenjar kelenjar gondok, memperbesar penyerapan
kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar
endoktrin.
g. Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta
mencegah keguguran dan diperlukan pada sel-sel sedang membelah.
h. Berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
5. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium
(Na) dan chlor (Cl), kalium (K), serta Iodium (I). Secara umum fungsi
mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau
sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat


Ilmu gizi di bedakan menjadi dua sifat, yakni gizi yang berkaitan dengan
kesehatan perorangan dab gizi yang berkaitan dengan gizi kesehatan masyarakat
(public health nutrition). Kedua ilmu tersebut memiliki perkembangannya
masing-masing, yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan yang disebut gizi
klinik (clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat yang di
sebut gizi masyarakat.
Gizi klinik berkaitan dengan nasabah gizi pada individu yang sedang
menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh karna

9
itu, gizi klinik lebih menitikberatkan pada kuratif daripada preventiv promotif.
Sedangngkan gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok
masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada
pencegahan (preventiv) dan peningkatkan (promotif).
Gizi klinik berhubungan dengan masalah klinis pada individu yang
mengalami gangguan gizi. Maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk
menanganinya. Sebaliknya, gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada
masyarakat, dimana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka
penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja
belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat.
Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para penderita
saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh
karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak ditunjukkan pada
penderitanya saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.

Penyakit-Penyakit Kekurangan Gizi


Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya
tingkat kesehatan (status gizi). Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang
tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi.
Malnutrisi tersebut mencangkup kelebihan nutrisi/gizi (overnutrition) dan
kekurangan gizi (undernutrion).
1. Penyakit Kurang Kalor dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori (karbohidrat) dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadi
defisiensi atau defisit energi dan protein. Penyakit ini di bagi dalam
tingkatan tertentu, yakni
a. KKP ringan, jika berat badan anak mencapai antara 84%-95% dari
berat badan menurut standar Harvard.
b. KKP sedang, jika berat badan anak mencapai antara 44%-60% dari
berat badan menurut standar Harvard.

10
c. KKP berat (gizi buruk), jika berat badan anak kurang dari 60% dari
berat badan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan dua macam KKP, yakni KKP
ringan (gizi kurang) dan KKP berat (gizi buruk) yang lebih sering disebut
marsmus (kwashiohor).
2. Obesitas (Penyakit Kegemukan)
Penyakit ini terhadi karna ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
dan kebutuhan energi, artinya konsumsi kalori terlalu berlebih
dibandingkan kebutuhan (pemakaian) energi.
Kelebihan energi yang didapat dari konsumsi yang berlebih di
simpan dalam bentuk lemak.
Akibat dari penyakit obesitas dapat menyebabkan penyakit
kardiovasikuler, hipertensi, dan diabetes melitus.
Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois
ialah sebagai berikut.
B = (T – 10) + 10%
Dengan keterangan sebagai berikut,
B adalah berat badan hasil perkiraan/pengukuran (kg)
T adalah tinggi badan (cm)
Dari hasil pengoreksian oleh bagian gizi Fakultas Kedokteran
Universita Indonesia menghasilkan rumus
B = { ( T – 10 ) - 10% }+ 10%
Dengan keterangan sebagai berikut,
B adalah berat badan hasil perkiraan/pengukuran (kg)
T adalah tinggi badan (cm)
Dewasa ini ahli gizi menentukan seseorang atau kekurangan gizi
dengan “indeks massa tubuh” (IMT) atau “body mass index” (BMI)
dengan rumus :
2
BB ( Berat Badan ) dalam kg
IMB=
TB (Tinggi Badan ) dalamm

11
Bila hasilnya :
a. <18 : kurus (gizi kurang) = Rndah
b. 18-24 : normal (gizi baik) = Rata-rata
c. 25-30 : gemuk (gizi lebih) = Berat badan
lebih
d. >30 : kegemukan (obesitas) = Berat badan
berkelebihan
3. Anemia (Penyakit Kurang Darah)
Penyakit ini disebabkan karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh
tidak seimbang (kurang dari kebutuhan).zat besi merupakan mikroelemen
yang esensial bagi tubuh, sangat diperlukan dalam pembentukan darah
yang terdapat pada haemoglobin (Hb).
Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% dari Fe yang
terdapat dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskesi Fe
dilakukan melalui kulit, dalam bagian-bagian tubuh yang aus dan
dilepaskan oleh permukaan tubuh yang jumlahnya sangat kecil.
Sedangkan pada wanita ekskresi Fe lebih banyak melalui menstruasi.
Oleh sebab itu, kebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena
bayi berada dikandungannya memerlukan Fe.
4. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A
dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epithel biji mata
dan kornea, karena glandula lacrimalis menurun.terlihat selaput bola mata
keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Pada stadium lanjut mata akan
mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalacia
dan dapat menimbulkan kebutaan.
Vitamin A berfungsi dalam proses melihat, proses metabolism, dan
proses reproduksi. Ganguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin
A yang menonjol adalah gangguan proses melihat yang disebut zero-
phalmia.

12
5. Penyakit Gondok Endemik
Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena
merupakan komponen gari hormon thyroxin. Zat iodium tersebut
dikonsenterasikan dalam kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang
dipergunakan dalam sintetis hormone thyroxin.
Kekurangan zat iodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme
(kekurangan iodium) dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan
menambah jaringan kelenjar gondok. Apabila kelebihan zat iodium maka
maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut iodium
dramatis.

Kelompok Rentan Gizi


Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakatyang paling
mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Pada
kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau
perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari
kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.
b. Kelompok di bawah lima tahun (balita) : 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui
f. Kelompok usia lanjut atau lansia
Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi, meskipun kelompok
ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini disebabkan
karena pada usia lanjut terjadi proses degredasi yang menyebabkan kelompok usia
ini mengalami kelainan gizi.
1. Kelompok Bayi
Dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Agar bayi tumbuh
dengan baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :

13
a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
b. Calcium (Cl)
c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal
ini tidak begitu menjadi masalah.
d. Vitamin A dan vitamin K yang harus diberikan sejak postnatal.
e. Fe (zat besi) diperlukan karena dalam proses kelahian sebagai Fe
ikut terbuang.
Secara alamiah zat-zat gizi tersebut sudah terkandung dalam ASI
(Air Susu Ibu). Oleh karna itu, jika gizi makan ibu baik dan di berikan
pada anak usia 0 sampai 6 bulan, maka zat tersebut dapat mencukupinya.
Peraalihan ASI pada makananan tambahan (PMT) harus dilakukan
sesuai dengan kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi.
Jumlah makanan tambahan dapat ditingkatkkan sesuai dengan kebutuhan
kalori yang diperlukan bayi/anak untuk berkembang.

Umur Anak PMT Kebutuhan Kalori

0 – 6 bulan ASI saja 300 kalori

6 – 9 bulan Makanan halus 800 kalori

9 – 12 bulan Makanan lunak 1.100 kalori

18 – 24 bulan Makanan semi keras 1.300 kalori

Makanan dewasa dan


24 bulan (2 tahun) disapih (pemberhentian
mengkonsumsi ASI)
2. Kelompok Anak Balita
Kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling menderita
akibat gizi (KKP), dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi
atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dam rawan
kesehatan adalah :
a. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke
makanan orang dewasa.

14
b. Biasanya anak balita sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah
bekerja pennuh shingga perhatian ibu sudah kurang
c. Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main di luar
rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang
kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
berbagai macam penyakit.
d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam
memilih makanan. Dipihak lain ibunya sudah tidak begitu
memperhatikan lagi makanan anak balita, kareena dianggap sudah
dapat makan sendiri.
3. Kelompok Anak Sekolah
Pada umumnya kelompok ini mempunyai kesehatan yang lebih baik
dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang akan
timbul pada kelompok ini, antara lain :
a. Berat badan rendah.
b. Defisiensi Fe (kurang darah).
c. Defisiensi vitamin E.
Masalah ini akan timbul karena pada umur ini anak sangat aktif
bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan
tempat tinggal. Di pihak lain anak yang berada di kelompok ini terkadang
nafsu makannya menuurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kalori yang di perlukan.
4. Kelompok Remaja
Pertumbuhan anak remaja pada kelompok ini sanagat pesat,
kemudian kegiatan mereka berkaitan dengan kegiatan jasmani termasuk
olahraga juga pada puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan
tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk ppertumbuhan dan
kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang berakhir
menghambat pertumbuhannya. Pada remaja putri mulai terjadi menarche
(awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe.

15
5. Kelompok Ibu Hamil
Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil
memerlukan peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, reboflafin,
vitamin A, viatamin D. kenutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan
Calsium juga menigkat.
Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral yang
meningkat tidak dapat terpenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu
hamil, akan terjadi kekurangan gizi yang berakibat, sebagai berikut.
a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR).
b. Kelahiran premature (lahir belum cukup umur kehamilan).
c. Lahir dengan berbagai kesulitan, dan lahir mati.
6. Ibu Menyusui
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi. Oleh sebab itu,
maka untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang
sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800 – 850
mililiter per hari, dan mengandung kalori 60 – 65 kalori, 1,0 – 1,2 gram,
dan lemak 2,5 – 3,5 gram setiap 100 milimeter. Zat-zat ini diambil dari
tubuh ibu, dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu sehari-hari.
Untuk itu, ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori
per hari dan di tambah protein 25 gram per hari, selain kebutuhan ibu bila
tidak menyusui.
7. Kelompok Usia Lanjut (Usila)
Pada usia ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya, makan
sering terjadi gangguan gizi. Oleh karna itu, disarankan seseorang yang
berada di usia ini mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tidak
memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.
Keperluan energi pada usila sudah menurun. Oleh sebab itu,
konsuumsi makanan untuk usila secara kuantitas tidak sama dengan
kelompok rentan lainnya. Yang terpenting pada kelompok ini dalah
makana yang berkulitas, artinya keseimbangan zat gizi harus dijaga.

16
Kegemukan pada usila sangat merugikan, karena beresiko terkena
penyakit, seperti kardiovasikuler, diabetes mellitus, hiperteni, dan
sebagainya.

Pengukuran Status Gizi Masyarakat


Berbagai studi telah menguju macam-macam pengukuran status gizi dan
membuat berbagai rekomendasi. Wattelow (1973) menyarankan bahwa
pengukuran gizi dilakukan melalui ukuran berat badan per tinggi badan.
Sedangkan ukuran tinggi badan per umur hanya sesuai digunakan untuk
mengukur status gizi pada saat yang lalu. Ia yang menyebabkan pula bahwa berat
badan per umur berguna bagi pengukuran seri untuk anak di bawah 1 tahun.
Throwbridge, F. (1970) dari hasil studinya menyimpulkan bahwa ukuran
berat badan per umur tidak/kurang mampu membedakan antara malnutrisi akut
dan malnutrisi kronis. Oleh sebab itu, ia menyarankan bahwa berat badan per
tinggi badan dan lingkaran lengan atas adalah indicator yang paling baik untuk
mengetahui prevalensi malnutrisi akut pada anak. Sedangkan untuk prevalensi
malnutrisi kronis dipergunakan ukuran tinggi badan per umur.
Zetlin, N. F. (1673) menyarankan, untuk anak berumur kurang dari 2 tahun
sebagai indikator pertumbuhan anak cukup menggunakan ukuran berat badan per
umur. Dari hasil pengamatan pada anak berusia 2-5 tahun yang mempunyai berat
badan rendah menunjukan adanya gejala malnutrisi yang berat. Selanjutnya, ia
menyarankan bahwa berat badan per umur dapat digunakan untuk mengukur
status gizi pada anak di bawah 5 tahun, bahkan anak yang lebih tua pun dapat
mempergunakan ukuran tersebut.
Morley, D. (1971) membahas bahwa pengukuran berat dan tinggi badan
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain kurang akuratnya dalam pelaksanaan
pengukuran oleh para petugas. Tetapi ia menyatakan bahwa ukuran lain pun tidak
mempunyai wilayah dinamis untuk pertumbuhan anak. Akhirnya ia
berkesimpulan bahwa berat dan tinggi badan per umur dapat mencerminkan status
gizi anak, baik waktu lampau maupun saat ini.

17
Pada umumnya para peneliti cenderung mengacu kepada standar Harvard
dengan berbagai modifikasi. Berikut ini adalah uraian cara pengukuran yang
digunakan pada bidang gizi masyarakat beserta klasifikasinya.
1. Berat Badan per Umur
Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak
diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yakni :
a. Gizi lebih (over weight)
b. Gizi baik (well nourished)
c. Gizi kurang (under weight), yang mencangkup kekurangan kalori
dan protein (KKP) tingkat I dan tingkat II.
Untuk Negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya
menggunakan klasifikasi dari Harvard (Standard Harvard) tersebut,
dengan berbagai modifikasi. Oleh karna standar Harvard tersebut
dikembangkan untuk mengukur status gizi anak dari negara-negara Barat
maka prinsip utama dalam modifikasi adalah disesuaikan dengan kondisi
anak-anak di negara Asia dan Afrika. Sehingga untuk negara-negara
sedang berkembang termasuk Indonesia, klasifikasi suatu gizi anak
didasarkan pada 50 ‘percentile’ dari 100% standart Harvard.
Klasifikasi standar Harvard yang sudah dimodifikasi tersebut, yakni
a. Gizi baik, apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya lebih
dari 89% dari standar Harvard.
b. Gizi kurang, apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya
diantara 60,1%-80% dari standar Harvard.
c. Gizi buruk, apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya
kurang dari 60% dari standar Harvard.

18
Berat Badan Menurut Umur
(Umur 0-5 Tahun, Jenis Kelamin Tidak Dibedakan)

Umur Berat (kg)

Tahun Bulan Normal Kurang Buruk

80% 60%

Baku Baku Baku

- 3,4 2,7 2,0

1 4,3 3,4 2,5

2 5,0 4,0 2,9

3 5,7 4,5 3,4

4 6,3 5,0 3,8


0
5 6,9 5,5 4,2

6 7,4 5,9 4,5

7 8,0 6,3 4,9

8 8,4 6,7 5,1

9 8,9 7,1 5,3

19
10 9,3 7,4 5,5

11 9,6 7,7 5,8

0 9,9 7,9 6,0

3 10,6 8,5 6,4


1-
6 11,3 9,0 6,8

9 11,9 9,6 7,2

0 12,4 9,9 7,5

3 12,9 10,5 7,8


2-
6 13,5 11,2 8,1

9 14,0 11,7 8,4

0 14,5 11,9 8,7

3 15,0 12,0 9,0


3-
6 15,5 12,4 9,3

9 16,0 12,9 9,6

4- 0 16,5 13,2 9,9

20
3 17,0 13,6 10,2

6 17,4 14,0 10,6

9 17,9 14,4 10,8

5- 0 18,4 14,7 11,0

Sumber : Puslitbang Gizi, Depkes. RI


Pedoman Ringkas Pengukuran Antropometri, halaman 10
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan
menurut umur, juga menggunakan modifikassi standar Harvard, dengan
klasifikasinya adalah :
a. Gizi baik, apabila panjang tinggi badan bayi/anak menurut
umurnya lebih dari 80% dari standar Harvard.
b. Gizi kurang, apabila panjang tinggi badan bayi/anak menurut
umurnya diantara 70,1%-80% dari standar Harvard.
c. Gizi buruk, apabila panjang tinggi badan bayi/anak menurut
umurnya kurang dari 70% dari standar Harvard.
Tinggi Badan Menurut Umur
(Umur 0-5 Tahun, Jenis Kelamin Tidak Dibedakan)

Umur Tinggi (cm)

Tahun Bulan Normal Kurang Buruk

80% 60%

Baku Baku Baku

21
- 60,5 43,0 35,0

1 65,0 46,0 38,0

2 68,0 49,0 40,5

3 60,0 51,0 42,0

4 62,5 53,5 43,5

5 64,5 54,5 45,0


0
6 66,0 56,0 46,0

7 67,5 57,5 47,0

8 62,0 52,0 48,5

9 70,5 60,0 42,5

10 72,0 61,5 50,5

11 73,5 63,0 51,5

0 74,5 54,5 52,5

1- 3 78,0 65,5 54,5

6 81,5 70,0 57,0

22
9 84,5 72,0 60,0

0 87,0 74,0 61,0

3 88,5 76,0 62,5


2-
6 92,0 78,0 64,,0

9 94,0 80,0 66,5

0 96,0 82,0 67,0

3 98,0 83,5 88,5


3-
6 99,5 84,5 70,0

9 101,5 85,5 71,0

0 103,5 87,5 72,0

3 105,0 89,5 73,5


4-
6 107,0 90,0 74,5

9 108,0 91,5 75,5

5- 0 109,0 92,5 76,0

Sumber : Puslitbang Gizi, Depkes. RI


Pedoman Ringkas Pengukuran Antropometri, halaman 10

23
3. Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan mrnurut tinggi badan ini di peroleh dengan
mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur sesuai standar
Harvard. Klasifikasinya adalah :
a. Gizi baik, apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/ tingginya
lebih dari 90% dari standar Wolansky.
b. Gizi kurang, apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/
tingginya berada diantara 70,1%-85% dari standar Wolansky.
c. Gizi buruk, apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/
tingginya kurang dari 70% dari standar Wolansky.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar
lengan atas, yang sering digunakan mengacu pada standar Harvard,
klasifikasinya adalah :
a. Gizi baik, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan umurnya lebih dari
85% standar Wolansky.
b. Gizi kurang, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan umurnya berada
diantara 70,1-85% standar Wolansky.
c. Gizi buruk, apabila LLA bayi/anak sesuai dengan umurnya kurang
dari 70% standar Wolansky.
Standar Lingkaran Baru Lengan Atas (LLA) Menurut Umur

Umur

Standar 85% 70%

Tahun Bulan (dalam cm) (dalam cm) (dalam cm)

0 6-8 14,75 12,50 10,50

24
0 9-11 15,10 13,25 11,0

1- 16,0 13,50 11,25

2- 16,25 13,75 11,50

3- 6,50 14,0 11,60

4- 16,75 14,25 11,75

5- 17,0 14,50 12,0

Sumber : Pedoman Ringkas Pengukuran Antropometri, halaman 18


5. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Untuk menentukan status gizi orang dewasa dapat menggunakan
indeks massa tubuh atau “body mass index” (BMI).
Formula untuk menentukan Indeks Massa Tubuh adalah :
BB 2 ( Berat Badan ) dalam kg
IMB=
TB (Tinggi Badan ) dalamm
Hasil perhitungan dengan formula ini akan mengindikasikan status
gizi dengan klasifikasi sebagai berikut :
a. <18 : kurus, gizi kurang
b. 18-24 : normal, gizi baik
c. 25-30 : gemuk, gizi lebih
d. >30 : gemuk sekali (obesitas), gizi berlebihan

Gizi Seimbang untuk Bayi


1. Bayi perlu mengkonsumsi lebih banyak air per unit BB (150 ml/kg)
daripada orang dewasa, karena fungsi ginjalnya yang matur
2. Perlu pemberian makan sedikit tapi sering. Sumber makanan untuk bayi
adalah ASI

25
3. Pengenalan makanan padat sebelum usia 4-6 bulan meningkatkan resiko
alergi makanan
4. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kilogram BB/hari

Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil


1. Kebutuhan zat gizi meningkat 3 kali lipat lebih banyak selama hamil.
Vitamin B12 hanya meningkat 10% dari kebutuhan biasa
2. Kebutuhan kalori meningkat kira-kira 15% dari kebutuhan kalori normal
wanita
3. Kebutuhan protein meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin
4. Konsumsi asam folat selama awal bulan kehamilan menurunkan resiko
mengandung bayi dengan defek tuba neural (spina bifida, anensefali).
Makanan yang kaya asam folat : jus jeruk, sayuran hijau, brokoli,
asparagus.

Penanggulangan Masalah Gizi Kurang


1. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui
peningkatan produksi beraneka ragam pangan;
2. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat
rumah tangga;
3. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan system rujukan dimulai dari
tingkat Posyandu, hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
4. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
5. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat;
6. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk
pangan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas;

26
7. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta
kapsul minyak beryodium;
8. Peningkatan kesehatan lingkungan;
9. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, yodium dan zat besi
10. Upaya pengawasan makanan dan minuman;
11. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi

BAB III
PEMBAHASAN

Salah satu ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat yang menjadi sorotan
adalah Gizi Masyarakat,pembahasan berkaitan dengan gizi memang menjadi hal
menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan gizinya belum
mendekati normal. Gizi adalah sebagai unsur dasar yang dapat mempertahankan

27
kehidupan dan menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga
berbagai jaringan dan organ-organ tubuh dapat melakukan berbagai tindakan yang
terkoordinasi. Kehidupan manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah pohon kayu
yang kecil yang memerlukan siraman air secara terus-menerus, pemupukan dan
pemeliharaan agar menjadi mampu untuk melakukan pertumbuhan secara kuat.
Demikianlah pentingnya gizi untuk kehidupan manusia.
Selama masa penambahan gizi, hanya gizi yang seimbang yang dapat
mencegah tubuh dari keadaan tidak seimbang yang selanjutnya dapat mengarah
kepada timbulnya penyakit. Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan
menurut ilmu pengetahuan ilmiah. Menjaga agar keadaan gizi tetap berada dalam
keseimbangan yaitu makan dengan disertai adanya pengendalian dengan teliti
berkenaan dengan makanan yang disukai dan yang tidak disukai.
Suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dengan kebutuhan disebut status gizi. Keseimbangan tersebut dapat dilihat
dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan
dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi
yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan
klinis (Gibson, 2005).
Dalam kaitannya, masalah kesehatan dan lingkungan ada segelintir
masalah yang perlu dicermati yaitu masalah gizi pada individu. Pada era Global
saat ini perlu dicermati khususnya pada daerah di Indonesia, dengan
berkembangan ilmu gizi dan perubahan pola makan serta gaya hidup terjadi
transisi pola masalah gizi dari masalah gizi kurang ke masalah gizi lebih. Di
negara berkembang khususnya Indonesia dalam masa transisi terjadi masalah gizi
ganda. strategi perubahan dalam masalah ini perlu memerlukan penyesuaian,
dimana di amerika pada tahun 1980 mempunyai Pedoman Gizi Seimbang yang
ditujukan untuk pengelompokan makanan dalam asupan untuk gizi masyarakat,
sehingga masyarakat dapat memenuhi gizinya dengan optimal.

28
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
1. Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
2. Penyakit yang disebabkan akibat kekurangan/kelebihan gizi yaitu, KKP, obesitas,
anemia,zeropthalmia, dan gondok endemic

29
3. Gizi daur kehidupan memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan
upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus
kehidupan

Usul dan saran


Adapun saran yang dapat kami berikan dalam pembuatan makalah ini
adalah masyarakat dalam mengkonsumsi makanan harus memperhatikan gizi
seimbang agar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Bagi seorang yang berkutat di bidang kesehatan masyarakat harus mampu
mensosialisasikan tentang gizi seimbang yang berkaitan dengan daur kehidupan
manusia.

DAFTAR PUSTAKA

I Putu Arya Ramadhan (2012). Definisi Gizi, Ilmu Gizi, serta Fungsi dari Gizi.
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/definisi-gizi-ilmu-gizi-serta-
fungsi-dari-gizi/ diunduh pada tanggal 12 Maret 2013

Notoatmodjo, Soekidjo.1996.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta:Jakarta

30
Notoatmojo, Soekidjo.2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni.Rineka
Cipta:Jakarta

KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DAN
POLA PERILAKU DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA
DI STIKES MH. THAMRIN

Tanggal : .............…………….......
IDENTITAS RESPONDEN

31
1. NAMA
2. JENIS KELAMIN
3. TANGGAL LAHIR
4. UMUR
5. PROGRAM STUDI
6. SEMESTER

Pengukuran Status Gizi Responden


1. Berat Badan : Kg
2. Tinggi Badan : cm

Berat Badan(kg )
IMT =
Tinggi Badan ( m) X Tinggi Badan(m)

IMT =

Berilah tanda silang pada jawaban di bawah ini!

NO PENGETAHUAN JAWABAN

1. Apa yang dimaksud dengan a. Nutrien yang tidak terkandung


gizi? senyawa-senyawa kimia dalam
makanan
b. Nutrien yang terkandung dalam

32
makanan.
c. Zat yang di gunakan dalam proses
transportasi makanan.
d. B dan C benar

a. Air, protein, vitamin, lemak


b. Karbohidat, protein, lemak, vitamin,
Zat gizi apa saja yang air, mineral
2.
diperlukan oleh tubuh? c. Lemak, protein, mineral
d. Karbohidrat, lemak, mineral,
protein, air

a. Buah-buahan, tempe, air


Menurut anda, makanan apa
b. Kacang-kacangan, nasi, daging
3. sajakah yang mengandung
c. Ikan, telur, tempe
protein?
d. Daging, sayuran hijau, nasi
a. Nasi,sayur,daging/ikan
b. Nasi,telur,daging/ikan,susu
Makanan apa sajakah yang
c. Nasi,sayur,daging/ikan,buah-
4. termasuk dalam gizi
buahan,susu
seimbang?
d. Nasi,sayur,daging/ikan,buah-
buahan,air,susu
Menurut anda, makanan apa a. Hati, keju, wortel
sajakah yang mengandung zat b. Air, susu, tomat
5.
besi (Fe), Kalsium (Ca), dan c. Nasi, wortel, jeruk
vitamin A? d. Telur, tahu, anggur
a. Untuk kesehatan mata
Apakah fungsi utama dari b. Untuk kesehatan tulang dan gigi
6.
vitamin D? c. Untuk metabolisme tubuh
d. Untuk regenerasi penutupan luka
7. Penyakit apakah yang dapat di a. Penglihatan terganggu

33
b. Lambatnya regenerasi kulit
timbulkan akibat kekurangan c. Badan lemas tidak berenergi
karbohidrat? d. Kemampuan berpikir menjadi
lamban
a. Kekurangan protein
b. Kekurangan zat besi
8. Apa penyebab dari anemia?
c. Kekurangan kalsium
d. Kekurangan vitamin A
a. Sebagai sumber energi
Apa persamaan fungsi b. Sebagai penghilang dehidrasi
9. karbohidrat, protein dan c. Sebagai penyokong berdirinya
lemak? tubuh
d. Sebagai degenerasi luka
Penyakit KKP (Kekurangan
Kalori dan Protein) di a. Vitamin
sebabkan oleh kurangnya b. Mineral
10.
mengkonsumsi protein dan zat c. Air
gizi lain. Yang dimaksud zat d. Karbohidrat
gizi lain tersebut adalah?
a. Obesitas
Salah satu penyakit jika kita b. Marasmus
11.
kekurangan zat gizi? c. Meningitis
d. Liver
a. Obesitas
Salah satu penyakit jika kita b. Marasmus
12.
kelebihan zat gizi? c. Meningitis
d. Liver

Berilah tanda silang pada jawaban di bawah ini!

34
NO PERILAKU JAWABAN

a. 1 kali
Berapa kali/frekuensi anda
b. 2 kali
1. mengkonsumsi makanan setiap
c. 3 kali
harinya?
d. Lainnya. Sebutkan, . . . . .
Apakah anda mengkonsumsi
2. a. YA b. TIDAK
sayuran setiap hari?
Apakah anda mengkonsumsi buah-
3. a. YA b. TIDAK
buahan setiap hari?
Berapa kali anda mengkonsumi a. 1 kali
makanan cepat saji (friedchicken, b. 3 kali
4.
hamburger, pizza, dsb) tiap c. 5 kali
minggunya? d. Lainnya. Sebutkan, . . . . .
Apakah anda mengkonsumsi air
5. a. YA b. TIDAK
mineral sebanyak 8 gelas setiap hari?
a. YA, sebutkan berapa batang
6. Apakah anda perokok aktif? per hari. Sebutkan. . . . . . . . . .
b. TIDAK
Apakah anda tidur selama 8 jam
7. a. YA b. TIDAK
sehari?
8. Apakah anda selalu sarapan? a. YA b. TIDAK
Apakah anda makan cemilan (makanan
9. a. YA b. TIDAK
ringan) setiap malam?
Apakah anda sering membeli makanan
10. a. YA b. TIDAK
dari luar?
11. Apakah anda mengkonsumsi alcohol? a. YA b. TIDAK
Apakah anda mengkonsumsi suplemen
12. a. YA b. TIDAK
makanan?
13. Apakah anda buang air secara teratur? a. YA b. TIDAK
14. Apakah anda mengkonsumsi susu a. YA, berapa gelas per hari.

35
Sebutkan . . . . . . . . . . . . .
setiap hari?
b. TIDAK
Apakah anda berolahraga secara a. YA , sebutkan berapa kali
teratur? dalam seminggu.
15.
Sebutkan. . . . . . . . . .
b. TIDAK

36

Anda mungkin juga menyukai