31 Maret 2023
2
Virus Polio dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan permanen,
terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi
2 Lingkungan yang kotor serta perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat
merupakan faktor risiko penularan polio. Tinja penderita polio dapat
mencemari lingkungan sekitar dan menginfeksi orang lain
5
Kelumpuhan akibat polio bersifat permanen, namun dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi polio lengkap
Indonesia mendapatkan Sertifikat Bebas Polio tahun 2014
Masih ada negara endemis dan negara lain yang masih melaporkan
2 adanya kasus polio
4
Situasi Polio di Indonesia
Dikirim ke Lab
Biofarma sebagai
Anak mulai Masuk RSUD Sampel kirim Sampel Lab Rujukan Nas
sakit TCD Sigli Provinsi diterima BKPK Polio
6 Okt 18 Okt 25 Okt 28 Okt 8 Nov
30 Des 2022 5 Jan 2023 6,8 Jan 2023 10 Jan 2023 20 Jan 2023
‘MF’ mengalami demam Dinkes Aceh Utara Pengambilan Pengiriman Sampel Hasil sekuensing:
melakukan SARS di RS sampel pertama ke Lab. Polio, Positif Polio
Kesrem dan dan kedua Pusjak SKK dan tipe 2
menemukan MF SDK, BKPK
dengan Myalgia
10
Mengapa terjadi KLB Polio di Aceh dan Jawa Barat?
*Polio Risk Assessment with WHO Tools Year 2021 Published 09 May 2022
▪ Kejadian Luar Biasa Polio di Indonesia
▪ Upaya Penanggulangan KLB Polio
▪ Praktik Baik Pelaksanaan Sub PIN dan Crash
Program
12
Rangkaian Upaya Penanggulangan KLB Polio
(Sub Pekan Imunisasi Nasional/Sub PIN serta Komunikasi dan Promosi merupakan
upaya penting dalam menanggulangi KLB)
13
Respon Imunisasi Dalam Rangka Penanggulangan KLB Polio di Aceh dan Jawa Barat
Luas Wilayah Jumlah Putaran Vaksin yang
Provinsi KLB Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sasaran
Pelaksanaan Pelaksanaan Diberikan
Aceh:
Putaran I mulai 28
November 2022
Aceh:
Seluruh Putaran II mulai 30
0 bulan - 12
kabupaten/kota di Januari 2023 Polio Tetes
Aceh Sub PIN 2 putaran tahun
Aceh dan Sumut: (Vaksin nOPV2,
dengan jarak Sumut:
Sumatera Utara Putaran I mulai 13 khusus
minimal antar 0 -59 bulan
Februari 2023 digunakan pada
putaran adalah 4 Putaran II mulai 1 Mei kondisi KLB
minggu 2023 Polio Tipe 2)
Putaran I mulai 3 April
Seluruh
2023 0 -59 bulan
Jawa Barat Sub PIN kabupaten/kota di
Putaran II mulai 15 Mei
Jawa Barat
2023
Catatan:
• Jumlah sasaran minimal yang harus dijangkau untuk dapat menanggulangi KLB Polio tipe 2 adalah 2 juta. Jumlah
sasaran seluruh Aceh belum memenuhi angka minimal tersebut sehingga Sub PIN diperluas ke provinsi Sumatera Utara
(berbatasan langsung dan berdasarkan risk assessment dikategorikan risiko tinggi)
• Pemberian imunisasi polio tetes tanpa memandang status imunisasi sebelumnya
14
• Target pelaksanaan Sub PIN adalah minimal 95% untuk setiap putaran
Dua Provinsi Lainnya yang Berdekatan dengan Aceh, yaitu Sumatera Barat dan
Riau, Juga Berisiko Tinggi Terhadap Penularan Polio
Untuk mencegah penularan virus polio di kedua provinsi maka dilaksanakan Crash Program Polio
Jumlah
Luas Wilayah Waktu Vaksin yang
Provinsi Kegiatan Putaran Sasaran
Pelaksanaan Pelaksanaan Diberikan
Pelaksanaan
Seluruh
Sumatera kabupaten/kota Polio Tetes/bOPV
Barat di Sumatera dan Polio
Crash Barat Mulai 6 Maret 0 -59 bulan Suntik/IPV
1 putaran
Program Polio 2023 (Kedua vaksin juga
Seluruh digunakan dalam
Riau kabupaten/kota imunisasi rutin)
di Riau
Catatan:
• Imunisasi bOPV diberikan pada anak usia 0-59 bulan, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya
• Imunisasi IPV diberikan pada anak usia 4-59 bulan, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya
• Target ideal pelaksanaan Crash Program adalah 95%
15
Cakupan Pelaksanaan Sub PIN dan Crash Program
Kegiatan Provinsi Cakupan
16
Strategi Pelaksanaan
Advokasi kepada Gubernur dan Bupati
Pendataan sasaran oleh kader posyandu dan
dasawisma
Hambatan
Resistensi masyarakat: khawatir keamanan
vaksin, reaksi simpang, khawatir suntikan
(IPV)
18
Kick off dipimpin oleh pemerintah Keterlibatan camat dan kepala Kehadiran dalam pelaksanaan
daerah desa dalam memonitor cakupan
Diseminasi hasil cakupan sub PIN kepada lintas Keterlibatan Promkes dalam
Keterlibatan organisasi profesi,
sektor dan kesepakatan dukungan melakukan sosialisasi
PKK, organisasi lainnya
• Melakukan kunjungan
rumah setelah layanan
posyandu/sekolah untuk
optimalisasi nOPV2
• Kader berperan penting
dalam kunjungan rumah
Melakukan pencanangan
di kabupaten dan
kecamatan dengan
melibatkan lintas sektor
Melibatkan kepala desa/kampong, camat,
babinsa atau lintas sektor lain saat
kunjungan rumah ke rumah
Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB Polio di Aceh dan Jawa Barat, maka dilakukan respon imunisasi berupa
kegiatan Sub PIN sejumlah 2 putaran di Aceh, Sumatera Utara (berbatasan langsung
dengan Aceh) dan Jawa Barat
2. Dalam rangka mencegah penularan virus polio dari Aceh maka dilaksanakan juga Crash
Program sejumlah 1 putaran di Sumatera Barat dan Riau
3. Cakupan Sub PIN di Aceh telah mencapai target, namun untuk Sumatera Utara belum,
perlu dilakukan akselerasi. Begitu pun juga dengan Crash Program, cakupan masih
rendah baik di Sumatera Barat maupun Riau.
4. Hambatan yang terjadi di lapangan yaitu masih adanya penolakan/resistensi masyarakat
terhadap imunisasi polio karena khawatir keamanan vaksin, reaksi simpang (KIPI) dan
khawatir/takut terhadap suntikan (IPV). Edukasi dan sosialisasi perlu dilaksanakan di
tingkatan terkecil.
5. Peran kader posyandu sangat penting dalam penyampaian pesan langsung ke
masyarakat serta menggerakkan sasaran untuk datang ke pos pelayanan imunisasi