Anda di halaman 1dari 36

Kebijakan Upaya Crash Program Dalam Rangka Pencegahan

Penularan Virus Polio di Sumatera Barat dan Riau

Direktur Pengelolaan Imunisasi


Kementerian Kesehatan
 Kasus Polio di Aceh
 Respon KLB Polio di Aceh (Sub PIN nOPV2)
 Cakupan Imunisasi Polio dan Situasi PD3I Provinsi
Sumatera Barat dan Riau
 Kebijakan Crash Program bOPV dan IPV di Sumatera
Barat dan Riau

2
Linimasa penemuan kasus pertama di Kab.Pidie

Dikirim ke Lab
Biofarma sebagai
Anak mulai Masuk RSUD Sampel kirim Sampel Lab Rujukan Nas
sakit TCD Sigli Provinsi diterima BKPK Polio
6 Okt 18 Okt 25 Okt 28 Okt 8 Nov

9 Okt 21-22 Okt 27 Okt 7 Nov 10 Nov


Onset Lumpuh 2 spesimen Sampel kirim ke Hasil RT PCR Hasil
diambil Jakarta keluar Tipe 2 Sekuensing
Polio Virus dan keluar : VDPV
Tipe 3 Sabin Tipe 2 dan VPV
Inisial: AK (L) Tipe 3
Lahir: 26 Agustus 2015
Usia: 7 tahun 1 bulan
Alamat: Desa Mane, Kecamatan Mane, Kab.Pidie, Aceh
Gejala: monoparese tungkai kiri, tidak ada gangguan raba
Dx awal: Ischialgia
Riwayat imunisasi: tidak pernah diimunisasi semua antigen
Riwayat bepergian: tidak ada
3
Hasil survei sampel anak sehat di Pidie:
jumlah positif VDPV2 bertambah
Kejadian luar biasa
Jumlah total virus cVDPV2: 5 (KLB) dikonfirmasi
pada 25 November
1 kasus AFP (kasus indeks) 2022
4 anak sehat
Sejak kasus VDPV2
pertama, VDPV2 diketahui
menyebar atau circulating
(cVDPV2) berdasarkan 4
spesimen tinja positif dari
anak-anak sehat di
komunitas yang tinggal di
desa yang sama tetapi
bukan merupakan kontak
erat kasus pertama

4
Capaian per 14 Januari 2023
Penemuan kasus baru VDPV2 di Kab. Aceh Utara

Tim Dinkes Aceh Utara Konsultasi dengan Komite


‘MF’ rawat jalan ke RS dan Puskesmas Tanah Ahli PD3I, Jejaring lab polio
Kesrem dengan gejala Jambo Aye melakukan Pengiriman sampel Hasil PV2 Positif dan nasional dan WHO
lumpuh secara tiba-tiba. PE ke rumah pasien ke Dinkes Prov Aceh dikirim ke Biofarma Indonesia
3 Jan 2023 6 Jan 2023 9 Jan 2023 17 Jan 2023 21 Jan 2023

30 Des 2022 5 Jan 2023 6,8 Jan 2023 10 Jan 2023 20 Jan 2023
‘MF’ mengalami demam Dinkes Aceh Utara Pengambilan Pengiriman Sampel Hasil VDPV2 Positif
melakukan SARS di RS sampel pertama ke Lab. Polio,
Kesrem dan dan kedua Pusjak SKK dan
menemukan MF SDK, BKPK
dengan Myalgia
Rencana Tindak Lanjut:
Inisial: MF, laki-laki House-to-house screening dan melakukan kunjungan ulang 60 hari terhadap
Usia: 3 tahun semua kasus AFP termasuk yang hasil nOPV2 (+) sesuai pedoman.
Alamat: Desa Teupin Gajah
Bersama Dinkes melakukan pertemuan dengan petugas surveilans seluruh
Gejala: Lumpuh tiba-tiba daerah, untuk memperkuat surveilans di wilayah dengan karakteristik yang
Dx awal: Myalgia (Nyeri otot) sama dengan Aceh.
Riwayat imunisasi: Tidak pernah diimunisasi
Penguatan surveilans terutama diwilayah yang dilalui jalur trans Medan
semua antigen, mendapatkan nOPV2 saat Sub PIN
(13 Desember 2022) (mobilitas tinggi).
Riwayat bepergian: Tidak ada Penguatan SubPIN putaran kedua khususnya di Kabupaten 5
Aceh Utara
Penemuan Kasus VDPV2 Baru di Bireun
Kasus VDPV2 Positif (Kasus 3)
Anak (MR, laki-
laki 4,6 thn) di
rawat ke RSUD Pengiriman
Sampel di terima
dr. Fauziah sampel ke
di Lab Polio,
dengan gejala Dinkes Provinsi Hasil PV2 Positif
Pusjak SKK dan
lumpuh secara Aceh diperiksa di Biofarma
SDK
tiba-tiba
19 Jan 21 Jan 2 Feb
14 Jan 2023 2023 2023 2023

13 Jan 17 & 18 Jan 2023 20 Jan 1 Feb 7 Feb


2023 2023 2023 2023
Tim Dinkes Bireun Pengiriman ke
Anak Hasil PV2 Hasil VDVP2
melakukan Lab Polio,
mengalami Pusjak SKK dan Positif dan Positif
pengambilan
sakit (lemah) spesimen SDK, BKPK dikirim ke
Biofarma
Inisial: MR, laki-laki
Usia: 4,6 tahun
Alamat: Dusun Kapa, Desa Meunasah Keutapang, Jeunleb
Gejala: Lemah tiba-tiba
Dx awal: Sus Poliomelitis
Riwayat imunisasi: tidak pernah diimunisasi semua antigen,
mendapat nOPV2 pada 6 Desember 2023
Riwayat bepergian: tidak ada
6
Observasi kebersihan lingkungan di
sekitar rumah pasien
Polio ditularkan melalui lingkungan yang tercemar
tinja yang mengandung virus polio

Virus polio dapat hidup selama beberapa


waktu di air dan tanah
Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan
berperan dalam penyebaran polio
Dari observasi, didapati Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) penduduk yang masih
kurang:
• Masih ada penduduk yang menerapkan
BAB terbuka (di sungai)
• Meskipun tersedia toilet, lubang
pembuangan langsung mengalir ke sungai
• Air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas
penduduk, termasuk tempat bermain anak-
anak

7
 Kasus Polio di Aceh
 Respon KLB Polio di Aceh (Sub PIN nOPV2)
 Cakupan Imunisasi Polio dan Situasi PD3I Provinsi
Sumatera Barat dan Riau
 Kebijakan Crash Program bOPV dan IPV di Sumatera
Barat dan Riau

8
Respon Imunisasi dalam rangka Penanggulangan KLB di Aceh
Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN)
Waktu dan Lokasi Pelaksanaan SubPIN

Banda Aceh, Aceh Besar, Kab./Kota lainnya


Kegiatan Kab. Pidie Pidie Jaya, Bireun, Aceh di Provinsi Aceh
Utara, Sabang Sweeping:
5 hari untuk
Mulai Mulai Mulai setiap
Sub PIN Putaran 1
28 November 2022 5 Desember 2022 12 Desember 2022
putaran

Sub PIN Putaran 2 Mulai minggu ke 4 Januari 2022

• Masing-masing putaran Sub PIN dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dengan jarak minimal antar putaran adalah satu
bulan. Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran. Sasaran Sub PIN adalah seluruh
anak usia 0 bulan sampai dengan 12 tahun, termasuk pendatang, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya

• Jika berdasarkan kajian epidemiologi masih ditemukan risiko penularan maka dapat dilakukan sub PIN putaran berikutnya
atau mop-up.
9
Vaksin yang digunakan: novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2)
Kajian ITAGI

EUA BPOM
EUA2102907936A1
tanggal 27
Desember 2021

10
CAKUPAN SUBPIN POLIO PROVINSI ACEH
Per 20 Januari 2023
Sasaran Estimasi (Pusdatin)
0-<59 Bulan 5-<7 Tahun 7-12 Tahun Total

Tahap 1 39.251 16.112 40.240 95.603

Tahap 2 181.975 70.370 172.895 425.240 Pelaksanaan SUB PIN

Tahap 3 286.776 116.658 293.662 697.096


: Tahap 1 dimulai 28 Nov 2022 (Pidie)
Provinsi Aceh 508.002 203.140 506.797 1.217.939 : Tahap 2 dimulai 5 Des 2022 (6 Kab/Kota)

: Tahap 3 dimulai 12 Des 2022 (16 Kab/Kota)

CAPAIAN PROVINSI ACEH (TOTAL) Capaian Berdasarkan Tahap Pelaksanaan

120%
0 - < 59 Bulan 420.833 82,8%

115,6%

114,0%
112,6%
100%

108,1%
5 - < 7 Tahun 144.828 71,3%

95,5%

93,9%
92,4%

91,6%
80%

89,1%

83,6%

82,8%
80,3%

74,0%

71,3%
7 – 12 Tahun 577.626 114,0% 60%

69,0%
61,6%
40%

20%

Total : 1.143.287 (93,9%) 00%


Total : 78.861 (83,5%) Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 PROVINSI ACEH
0 - 59 Bulan 5 - <7 Tahun 7 - 12 Tahun
 Kasus Polio di Aceh
 Respon KLB Polio di Aceh (Sub PIN nOPV2)
 Cakupan Imunisasi Polio dan Situasi PD3I Provinsi
Sumatera Barat dan Riau
 Kebijakan Crash Program bOPV dan IPV di Sumatera
Barat dan Riau

12
Capaian Imunisasi OPV4 Tahun 2019 – 2022 di Provinsi Sumatera Barat

2019 2020 2021 2022

2019 2020 2021 2022 < 60% 60 - <95% ≥95%

Sumatera Barat 77.7% 57.9% 61.0% 66.9%

Data per 17 Januari 2023


Capaian Imunisasi OPV4 Tahun 2019 – 2022 di Provinsi Riau

2019 2020 2021 2022

2019 2020 2021 2022 < 60% 60 - <95% ≥95%

Riau 78.0% 68.3% 66.2% 82.0%

Data per 17 Januari 2023


Capaian Imunisasi IPV Tahun 2019 – 2022 di Provinsi Sumatera Barat

2019 2020 2021


2022

2019 2020 2021 2022 < 60% 60 - <95% ≥95%

Sumatera Barat 59.3% 19.0% 42.4% 53.7%

Data per 17 Januari 2023


Capaian Imunisasi IPV Tahun 2019 – 2022 di Provinsi Riau

2019 2020 2021


2022

2019 2020 2021 2022 < 60% 60 - <95% ≥95%

Riau 69.9% 30.6% 58.4% 70.5%

Data per 17 Januari 2023


Capaian Imunisasi Kejar BIAN OPV Di Sumatera Barat dan Riau

Jumlah
Sumatera Barat Riau Jumlah Anak
% OPV
Sasaran* Diimunisasi
OPV
Sumatera
76,602 25,570 33.4%
Barat
Riau 93,454 13,559 14.5%

Legend

≥80%
60-<80%
40-<60%
<40%

• Jumlah sasaran riil dari daerah


As of 27 December 2022
Capaian BIAN Imunisasi Kejar IPV Sumatera Barat dan Riau

Sumatera Barat Riau


Jumlah Anak
Jumlah
Diimunisasi % IPV
Sasaran*
IPV
Sumatera
123,916 17,320 14.0%
Barat

Riau 136,905 9,746 7.1%

KETERANGAN

≥80%
60-<80%
40-<60%
<40%
Data per 26 Desember 2022
*Jumlah sasaran berdasarkan data riil daerah
NPAFP Rate Sumatera Barat, 2019 - 2022
2019 2020 2021 2022
NPAFP Rate: 1.78 NPAFP Rate: 1.36 NPAFP Rate: 2.4 NPAFP Rate: 3.74

No case/report NP AFP rate 1-1,99


NP AFP rate < 1 NP AFP rate >=2 Data 27 Jan 2023
NPAFP Rate Riau, 2019 - 2022

2019 2020 2021 2022


NPAFP Rate: 0.48 NPAFP Rate: 0.38 NPAFP Rate: 0.33 NPAFP Rate: 1.49

No case/report NP AFP rate 1-1,99


NP AFP rate < 1 NP AFP rate >=2 Data 27 Jan 2023
Discarded Rate Sumatera Barat, 2019 - 2022
2019 2020 2021 2022
Discarded Rate: 0.92 Discarded Rate: 0.76 Discarded Rate: 0.53 Discarded Rate: 6.96

No case/report Discarded rate 1-1,99


Discarded rate < 1 Discarded rate >=2 Data 27 Jan 2023
Discarded Rate Riau, 2019 - 2022

2019 2020 2021 2022


Discarded Rate: 0.7 Discarded Rate: 0.18 Discarded Rate: 0.13 Discarded Rate: 2.56

No case/report Discarded rate 1-1,99


Discarded rate < 1 Discarded rate >=2 Data 27 Jan 2023
Persebaran Kasus Campak Sumatera Barat 2020-2022

2020 2021 2022


n = 36 n = 11 n = 1780

*Kasus campak termasuk campak konfirmasi lab


dan campak kompatible klinis
Data per tanggal 22 Januari 2023
Persebaran Kasus Campak Riau 2020-2022

2020 2021 2022


n=4 n=0 n = 483

*Kasus campak termasuk campak konfirmasi lab


dan campak kompatible klinis
Data per tanggal 22 Januari 2023
Persebaran Kasus Difteri Sumatera Barat 2020-2022

2020 2021 2022


n = 12, meninggal 2 kasus n = 3, meninggal 3 kasus n = 11, meninggal 3 kasus

: 1 suspek
: 1 kematian

Data per tanggal 22 Januari 2023


Persebaran Kasus Difteri Riau 2020-2022

2020 2021 2022


n=2 n=1 n=2

: 1 suspek
: 1 kematian

Data per tanggal 22 Januari 2023


 Kasus Polio di Aceh
 Respon KLB Polio di Aceh (Sub PIN nOPV2)
 Cakupan Imunisasi Polio dan Situasi PD3I Provinsi
Sumatera Barat dan Riau
 Kebijakan Crash Program bOPV dan IPV di Sumatera
Barat dan Riau

27
Risk assessment di 3 Provinsi yang
berbatasan/berdekatan dengan Aceh
Perlu dilakukan respon imunisasi di wilayah
risiko tinggi untuk mencegah penularan virus Sumatera Sumatera
polio : Utara Barat Riau

Wilayah berbatasan/berdekatan dengan Prov.


Aceh

Wilayah dengan risiko tinggi transmisi Polio

Balita menjadi prioritas utama sasaran


• Kelompok paling rentan terinfeksi Polio tipe 2
karena sebagian besar tidak menerima 19 Kab./Kota
30 Kab./Kota 11 Kab./Kota (92%)
imunisasi IPV (91%) risiko tinggi (100%) risiko tinggi risiko tinggi

Catatan:
National Polio Risk assessment ditentukan berdasarkan capaian
imunisasi dan survey AFP

28
Surat Pelaksanaan Crash Program

29
Vaksin yang Digunakan

Vaksin yang diberikan

• 1 dosis bivalent Oral


Polio Vaccine (bOPV)
Vaksin bOPV
(kemasan 10 dan
dosis/vial) • 1 dosis Inactivated
Poliovirus Vaccine (IPV)
Vaksin IPV
(kemasan 5
dosis/vial) Kedua vaksin merupakan produksi
PT. Biofarma
Sasaran
Crash Program dilaksanakan dalam waktu 1
Sasaran
minggu (7 hari) ditambah 5 hari sweeping.
bOPV: Target cakupan ideal adalah 95%, minimal
seluruh anak usia 0 90% merata di seluruh wilayah
sampai dengan 59
bulan termasuk Imunisasi diberikan tanpa memandang status
pendatang
dan interval imunisasi sebelumnya (baik

IPV: imunisasi rutin maupun BIAN)


seluruh anak usia 4
sampai dengan 59
Crash Program dimulai pada 6 Maret 2023
bulan termasuk
pendatang
Jumlah sasaran dan
kebutuhan vaksin bOPV
dan IPV
Total Jumlah Kebutuhan Vaksin
Jumlah Balita Jumlah Balita Total Jumlah Kebutuhan Vaksin (Vial)
Kabupaten/Kota (Dosis)
(0-59 bulan) (4-59 bulan)
bOPV IPV bOPV IPV
Kepulauan Mentawai 11.753 11.139 10.578 10.025 1.322 2.506
Sumatera Barat:
Pesisir Selatan
Solok
42.708
35.220
40.473
33.386
38.437
31.698
36.426
30.048
4.805
3.962
9.106
7.512
19 kabupaten/kota
Sijunjung 25.371 24.019 22.834 21.617 2.854 5.404 (kab/kota dengan
Tanah Datar
Padang Pariaman
27.925
36.722
26.459
34.837
25.133
33.050
23.813
31.353
3.142
4.131
5.953
7.838
sasaran terbesar:
Agam 43.093 40.786 38.784 36.707 4.848 9.177 Kota Padang,
Lima Puluh Kota 35.060 33.254 31.554 29.929 3.944 7.482 Pasaman Barat,
Pasaman 29.798 28.193 26.818 25.374 3.352 6.343
Solok Selatan 17.813 16.878 16.032 15.190 2.004 3.798 Agam dan Pesisir
Dharmas Raya 27.276 25.783 24.548 23.205 3.069 5.801 Selatan)
Pasaman Barat 51.100 48.324 45.990 43.492 5.749 10.873
Kota Padang 77.624 73.300 69.862 65.970 8.733 16.492
Kota Solok 7.010 6.612 6.309 5.951 789 1.488
Kota Sawah Lunto 5.663 5.357 5.097 4.821 637 1.205
Kota Padang Panjang 5.042 4.746 4.538 4.272 567 1.068
Kota Bukittinggi 12.224 11.506 11.002 10.355 1.375 2.589
Kota Payakumbuh 13.310 12.553 11.979 11.298 1.497 2.825
Kota Pariaman 7.597 7.187 6.837 6.469 855 1.617
Sumatera Barat 512.309 484.793 461.078 436.313 57.635 109.078

32
Jumlah sasaran dan
kebutuhan vaksin bOPV
dan IPV
Total Jumlah Kebutuhan Vaksin
Jumlah Balita Jumlah Balita Total Jumlah Kebutuhan Vaksin (Vial)
(Dosis)
Kabupaten/Kota
(0-59 bulan) (4-59 bulan) Riau:
bOPV IPV bOPV IPV
12 kabupaten/kota
Kuantan Singingi 25.616 24.258 23.054 21.833 2.882 5.458
Indragiri Hulu 38.709 36.613 34.838 32.952 4.355 8.238 (kab/kota dengan
Indragiri Hilir 54.707 51.871 49.236 46.684 6.155 11.671 sasaran terbesar:
Pelalawan
Siak
54.912
49.887
51.901
47.289
49.421
44.898
46.711
42.560
6.178
5.612
11.678
10.640
Kota Pekanbaru,
Kampar 81.724 77.334 73.552 69.601 9.194 17.400 Kampar, Rokan
Rokan Hulu
Bengkalis
75.094
50.358
71.097
47.692
67.585
45.322
63.987
42.923
8.448
5.665
15.997
10.731
Hulu, Rokan Hilir)
Rokan Hilir 70.879 67.063 63.791 60.357 7.974 15.089
Kepulauan Meranti 13.440 12.749 12.096 11.474 1.512 2.869
Kota Pekanbaru 95.890 90.296 86.301 81.267 10.788 20.317
Kota Dumai 28.785 27.172 25.907 24.455 3.238 6.114
Riau 640.001 605.337 576.001 544.803 72.000 136.201

33
Timeline: Crash Program bOPV + IPV di Sumbar dan Riau
Kegiatan Januari Februari Maret
M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5
9-15 16-22 23-29 30-31 1-5 6-12 13-19 20-26 27-28 1-5 6-12 13-19 20-26 27-31
Persiapan
• Advokasi dan koordinasi kpd pimpinan Audie Audie Adsos Adsos
daerah dan LS terkait nsi nsi Sumb riau
(sumb riau ar
ar)

• Orientasi/sosialisasi bagi petugas Orient Orientasi riau


kesehatan asi
Sumb
ar

• Melaksanakan persiapan dan menyusun


mikroplaning di setiap tingkatan
administrasi
Pelaksanaan
• Sumatera Barat (+ sweeping)
• Riau (+ sweeping)

• Supervisi dan RCA

Provinsi Adsos Orientasi


(dibagi 4 regional)
Sumbar 20-22 Februari 22-24 Februari
34
Riau 27 Februari – 1 Maret 1-3 Maret
Strategi Pelaksanaan Audiensi dengan Gubernur Sumatera Barat
Pendataan sasaran oleh kader posyandu dan
dasawisma

Penggerakan sasaran oleh Camat/Kades/Lurah, Ketua


RT/RW, kader dan dasawisma

Operasional pelaksanaan melalui posyandu,


puskesmas, maupun pos imunisasi lainnya (termasuk
TK/PAUD)
Audiensi dengan Gubernur Riau
Melakukan pendampingan teknis, monitoring harian
dan pemberian feedback

Potensi Hambatan
Resistensi masyarakat terhadap suntikan
IPV, khawatir imunisasi ganda

Resistensi masyarakat “terlalu


sering imunisasi”, kehalalan vaksin
dan khawatir reaksi simpang (KIPI) 35

Anda mungkin juga menyukai