1
1. Pendahuluan
2. Kebijakan dan Strategi Surveilans AFP
Outline 3. Upaya yang Dilakukan
4. Masalah & Tantangan
5. Kesimpulan
2
1. Pendahuluan
Outline
3
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
MASIH MENGANCAM DUNIA
Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti
difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak (WHO, 2021)
Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah >20 penyakit yang mengancam
jiwa, membantu orang-orang dari segala usia hidup lebih lama, hidup lebih
sehat
PD3I masih mengancam dan diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata supaya:
1. Mencegah individu dari penyakit yang berbahaya
2. Mencegah penularan di masyarakat
4
TARGET GLOBAL DAN NASIONAL
Eradikasi Polio Eliminasi Campak- Eliminasi Pengendalian Pengendalian
Rubela/CRS Tetanus Neonatorum Difteri Pertusis
• Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi
tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata
• Surveilans AFP dg • Surveilans • Jumlah kasus TN • Rerata CFR 5-10% • Surveilans kasus
target Non-Polio campak-rubela dg <1 per 10.000 untuk kasus Difteri pertusis
AFP rate: ≥ 3 / target Discarded kelahiran hidup di
100.000 Anak < 15 (Bukan Campak- tingkat kako
tahun Bukan Rubela)
rate: ≥ 2/100.000
5
penduduk
2. Kebijakan dan Strategi Surveilans AFP
Outline
6
INDIKATOR SURVEILANS AFP yang memiliki komitmen global
- Tidak ada lagi kasus polio yang dibuktikan secara lab bukan karena Polio
- Tidak ada transmisi virus Surveilans AFP adekuat setiap (Non Polio AFP rate) ≥ 2 per 100.000 anak usia
polio liar tahun <15 tahun (Pada saat situasi KLB menjadi ≥ 3 per
- Tidak ada transmisi VDPV 100.000 anak usia <15 tahun)
- Persentase Spesimen Adekuat minimal 80%
Catatan:
VDPV = virus polio vaksin yang bermutasi
AFP = Acute Flaccid Paralysis
Non Polio AFP rate = Proporsi penemuan kasus AFP yang dibuktikan bukan karena polio
KEBIJAKAN SURVEILANS AFP
Surveilans berbasis rumah sakit (HBS) – - Sosialisasi dokter, bangsal anak/saraf, poli
Dinkes kab./kota harus memastikan semua anak/dewasa/saraf, fisioterapi, UGD.
kasus AFP yang datang ke RS sudah - Surveilans aktif rumah sakit (SARS) dinkes
dilaporkan (Koordinasi dan sinergi Dinkes - Tim dan RS
RS khususnya dengan SpA)
- Review rekam medis (Hospital Record
review)
10
Adanya KLB Polio VDPV2 di Indonesia (2022 - 2023)
Legend:
Provinsi
dengan kasus
VDPV2
Kasus VDPV2
1 Kasus (Pidie, Aceh) 1 Kasus (Aceh 1 Kasus Kasus 1 (Purwarkarta, 1 kasus (Klaten, 1 kasus 1 kasus Sampel polio
Onset 09 Oktober Utara, Aceh ) (Bireuen, Jabar) Jateng) (Pamekasan, (Sampang, lingkungan
Risiko yang akanOnset
2022, 7 tahun, laki – datang:
03 Jan Aceh) 4 tahun, perempuan, Onset 6 Tahun, Perempuan, Jatim), 1 tahun, Jatim), 3 th, laki- hasil VDPV2
laki, perubahan 25nt 2023, 3 tahun, Onset 13 Jan 16 Feb 2023, perubahan Onset 20 Nov 2023, laki-laki, laki di Bangkalan,
•4 anak
Gagal mempertahankan
sehat positif
laki - laki, sertifikat bebas30-31nt
2023, 4 tahun, polio yang telah dicapai sejak 2016
perubahan Onset 22 Nov Onset 6 Dec Jatim,
perubahan 27 laki - laki, 36nt 2023, 2023, perubahan
VDPV2 (mutasi
•dengan
KLB Polio VDPV
perubahan perubahan 34 7 anak
nt dapat menjadi beban ganda di masyarakatsehat positive perubahan perubahan 36-37nt
25-26 nt) nt VDPV2 (mutasi dengan 43nt 43nt
perubahan 31-34nt)
12
4. Upaya Yang Dilakukan
Outline
13
Upaya yang Dilakukan
Retention
Pelatihan dan Pendampingan Advokasi Surat Edaran dan KIE
DINKES PROVINSI/KAB/KOTA
KKP SE-INDONESIA
B/BTKL-PP SE-INDONESIA
15
SURAT EDARAN KEWASPADAAN THD PENINGKATAN KASUS & KLB PD3I
20
Kesimpulan