Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN DAN STRATEGI SURVEILANS AFP

DIREKTORAT PENGELOLAAN IMUNISASI

DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN REFRESHER SURVEILANS AFP


23 JANUARI 2024

1
1. Pendahuluan
2. Kebijakan dan Strategi Surveilans AFP
Outline 3. Upaya yang Dilakukan
4. Masalah & Tantangan
5. Kesimpulan

2
1. Pendahuluan
Outline

3
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
MASIH MENGANCAM DUNIA

Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti
difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak (WHO, 2021)
Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah >20 penyakit yang mengancam
jiwa, membantu orang-orang dari segala usia hidup lebih lama, hidup lebih
sehat

PD3I masih mengancam dan diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata supaya:
1. Mencegah individu dari penyakit yang berbahaya
2. Mencegah penularan di masyarakat

4
TARGET GLOBAL DAN NASIONAL
Eradikasi Polio Eliminasi Campak- Eliminasi Pengendalian Pengendalian
Rubela/CRS Tetanus Neonatorum Difteri Pertusis

• 2014 SEARO • 2023 Indonesia • 2016 Tetanus


bebas polio eliminasi Campak Neonatorum eliminasi
(Indonesia) dan Rubela / CRS di seluruh region Target Nasional Target Nasional
Indonesia Indonesia
• 2026 Eradikasi • 2026 SEARO • Indonesia
Polio eliminasi Campak mempertahankan
dan Rubela / CRS status Eliminasi TN

• Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi • Capaian imunisasi
tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata tinggi dan merata
• Surveilans AFP dg • Surveilans • Jumlah kasus TN • Rerata CFR 5-10% • Surveilans kasus
target Non-Polio campak-rubela dg <1 per 10.000 untuk kasus Difteri pertusis
AFP rate: ≥ 3 / target Discarded kelahiran hidup di
100.000 Anak < 15 (Bukan Campak- tingkat kako
tahun Bukan Rubela)
rate: ≥ 2/100.000
5
penduduk
2. Kebijakan dan Strategi Surveilans AFP
Outline

6
INDIKATOR SURVEILANS AFP yang memiliki komitmen global

Target Surveilans Indikator Surveilans

- Penemuan kasus LUMPUH LAYUH AKUT (AFP)


Eradikasi Polio

- Tidak ada lagi kasus polio yang dibuktikan secara lab bukan karena Polio
- Tidak ada transmisi virus Surveilans AFP adekuat setiap (Non Polio AFP rate) ≥ 2 per 100.000 anak usia
polio liar tahun <15 tahun (Pada saat situasi KLB menjadi ≥ 3 per
- Tidak ada transmisi VDPV 100.000 anak usia <15 tahun)
- Persentase Spesimen Adekuat minimal 80%

Catatan:
VDPV = virus polio vaksin yang bermutasi
AFP = Acute Flaccid Paralysis
Non Polio AFP rate = Proporsi penemuan kasus AFP yang dibuktikan bukan karena polio
KEBIJAKAN SURVEILANS AFP

Penemuan kasus lumpuh layuh akut (AFP) di


semua fasyankes

Setiap kasus AFP dilakukan penyelidikan

Setiap kasus AFP diambil spesimen tinja dan


diperiksa di lab rujukan polio

Pelaporan dengan formulir sesuai pedoman. Berlaku


laporan nihil (zero report) jika tidak ditemukan kasus
yang memenuhi kriteria di fasilitas pelayanan
kesehatan

Surveilans polio lingkungan


STRATEGI PENEMUAN KASUS AFP DAPAT DILAKUKAN
DI RUMAH SAKIT DAN MASYARAKAT
STRATEGI PENEMUAN KASUS

Surveilans berbasis rumah sakit (HBS) – - Sosialisasi dokter, bangsal anak/saraf, poli
Dinkes kab./kota harus memastikan semua anak/dewasa/saraf, fisioterapi, UGD.
kasus AFP yang datang ke RS sudah - Surveilans aktif rumah sakit (SARS) dinkes
dilaporkan (Koordinasi dan sinergi Dinkes - Tim dan RS
RS khususnya dengan SpA)
- Review rekam medis (Hospital Record
review)

Surveilans berbasis Masyarakat (CBS) – - Sosialisasi di masyarakat : pertemuan


Puskesmas memastikan semua kasus AFP masyarakat.
yang datang ke unit-unit pelapor berikut sudah
- Pelapor-pelapor baru : tokoh agama/adat,
dilaporkan:
kader, kepala kampung, dukun bayi, klinik
• Masyarakat (rumah, kepala desa)
dokter/perawat/bidan, dst
• Puskesmas
• PKK - Pelaporan rutin SKDR oleh puskesmas
• Praktek swasta - Terintegrasi dengan promkes, imunisasi dst
• Fasyankes lain, bidan di puskesmas
3. Masalah dan Tantangan
Outline

10
Adanya KLB Polio VDPV2 di Indonesia (2022 - 2023)

Legend:

Provinsi
dengan kasus
VDPV2

Kasus VDPV2

1 Kasus (Pidie, Aceh) 1 Kasus (Aceh 1 Kasus Kasus 1 (Purwarkarta, 1 kasus (Klaten, 1 kasus 1 kasus Sampel polio
Onset 09 Oktober Utara, Aceh ) (Bireuen, Jabar) Jateng) (Pamekasan, (Sampang, lingkungan
Risiko yang akanOnset
2022, 7 tahun, laki – datang:
03 Jan Aceh) 4 tahun, perempuan, Onset 6 Tahun, Perempuan, Jatim), 1 tahun, Jatim), 3 th, laki- hasil VDPV2
laki, perubahan 25nt 2023, 3 tahun, Onset 13 Jan 16 Feb 2023, perubahan Onset 20 Nov 2023, laki-laki, laki di Bangkalan,
•4 anak
Gagal mempertahankan
sehat positif
laki - laki, sertifikat bebas30-31nt
2023, 4 tahun, polio yang telah dicapai sejak 2016
perubahan Onset 22 Nov Onset 6 Dec Jatim,
perubahan 27 laki - laki, 36nt 2023, 2023, perubahan
VDPV2 (mutasi
•dengan
KLB Polio VDPV
perubahan perubahan 34 7 anak
nt dapat menjadi beban ganda di masyarakatsehat positive perubahan perubahan 36-37nt
25-26 nt) nt VDPV2 (mutasi dengan 43nt 43nt
perubahan 31-34nt)

Data per tgl : 4 Jan 2024


Tantangan
1. Rendahnya komitmen pemerintahan daerah dalam hal penyediaan
anggaran dan sumber daya
2. Tingginya rotasi petugas yang sudah terlatih dan beban ganda pekerjaan
3. Ketersediaan logistik, reagen yang tidak tepat waktu
4. Keterlambatan penemuan kasus dan pelaporan kasus AFP
5. Penemuan kasus di Rumah Sakit masih rendah, baik RS pemerintah
maupun swasta
6. Penyelidikan epidemiologi yang belum optimal
7. Penolakan masyarakat untuk diambil spesimen
8. Respon dan penanggulangan yang belum menjadi perhatian sehingga
potensi penularan yang semakin meluas

12
4. Upaya Yang Dilakukan
Outline

13
Upaya yang Dilakukan

Retention
Pelatihan dan Pendampingan Advokasi Surat Edaran dan KIE

Surat Dir Yankes


Advokasi RS Surat Edaran Rujukan ke
Desk Training /Klinisi/IDAI semua RS
Kewaspadaan
Review
Melakukan evaluasi
Melakukan on the job Melakukan advokasi dan Menyampaikan Surat Permohonan Dukungan
training serta sosialisasi ke Edaran Kewaspadaan
secara rutin dan refreshment petugas Manajemen RS dan Semua Rumah Sakit
berkala melalui desk KLB PD3I Dalam Rangka Penguatan
Klinisi serta OP (IDAI
review terkait Pusat dan wilayah) untuk Surveilans AFP dan PD3I
penemuan dan dukungan penemuan dan
pelaporan kasus AFP pelaporan PD3I (Deteksi
dan PD3I dan Kewaspadaan lebih
dini)
Surat
Pendampingan Adsos
Melakukan pendampingan Umpan Balik Pemberitahuan KIE
penguatan surveilans rutin Memberikan Umpan
Stakeholder dan Distribusi KIE
dan pendampingan Kasus Pending
Balik Pencapaian LP/LS terkait berbagai platform
penanggulangan secara berkala Menyampaikan advokasi AFP media untuk
peningkatan kasus Menyampaikan Surat masyarakat dan
serta sosalisasi kepada
maupun KLB Polio Pemberitahuan Terkait Nakes
Pimpinan Daerah dan juga
LP/LS untuk dukungan dan Pengiriman Kasus
komitmen bersama dalam Pending AFP
penguatan Surv PD3I serta
respon jika sudah terjadi KLB
SURAT EDARAN KEWASPADAAN THD
PENINGKATAN KASUS & KLB PD3I

DINKES PROVINSI/KAB/KOTA

KKP SE-INDONESIA

B/BTKL-PP SE-INDONESIA

RUMAH SAKIT SE-INDONESIA

15
SURAT EDARAN KEWASPADAAN THD PENINGKATAN KASUS & KLB PD3I

Upaya Penguatan Surveilans AFP & PD3I (1)


1. Melibatkan seluruh fasyankes dalam kegiatan
surveilans
2. Meningkatkan sensitivitas penemuan kasus PD3I
melalui surveilans aktif dan review register di
semua fasyankes
3. Melakukan advokasi, sosialisasi dan koordinasi
jejaring surveilans kepada pemerintah daerah,
lintas program dan lintas sektor, termasuk organisasi
profesi
4. Meningkatkan ketepatan dan kelengkapan
pelaporan melalui SKDR
5. Membuat pemetaan risiko dan kajian data cakupan
imunisasi dan surveilans PD3I
6. Meningkatkan kapasitas TGC di semua tingkatan
SURAT EDARAN KEWASPADAAN THD PENINGKATAN KASUS & KLB PD3I

Upaya Penguatan Surveilans PD3I (2)


7. Melaksanakan respon cepat dan penanggulangan
peningkatan kasus dan KLB
8. Memastikan ketersediaan SDM serta sumber daya
operasional, termasuk logistik surveilans
9. Memastikan ketersediaan anggaran (APBN
dekonsentrasi/DAK, APBD atau sumber dana
lainnya) untuk pelaksanaan surveilans AFP & PD3I
10. Meningkatkan KIE bagi nakes dan masyarakat
mengenai AFP & PD3I lainnya
11. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menjalankan PHBS
12. Semua kasus AFP & PD3I dilaporkan secara
berjenjang
SURAT DIREKTUR YANKES RUJUKAN KE SEMUA RS : OPTIMALISASI PERAN RS
DALAM PELAKSANAAN SURVEILANS AFP & PD3I LAINNYA

RS MEMBENTUK TIM SURV MELALUI SK


DIREKTUR RS

SOSIALISASI BERKALA MENGENAI SURV


AFP & PD3I LAINNYA

MENEMUKAN, MENCATAT DAN


MELAPORKAN KASUS AFP & PD3I
LAINNYA

MENDUKUNG OPERASIONAL PELAKSANAAN


SURV AFP DAN PD3I LAINNYA
Distribusi Media KIE
Kepada Nakes dan Masyarakat

Poster untuk NAKES Poster untuk MASYARAKAT


5. Kesimpulan
Outline

20
Kesimpulan

Ancaman 2 Surveilans AFP 3 Pelibatan 4 Penguatan


1
KLB & Deteksi Dini Masyarakat Surveilans di RS
Tetap melakukan surveilans AFP Perlibatan seluruh Penguatan penemuan dan
Rendahnya cakupan masyarakat, puskesmas,
adalah kunci untuk melakukan pelaporan kasus AFP & PD3I di
imunisasi dan disparitas rumah sakit & fasyankes
pemantauan risiko KLB Polio & seluruh fasyankes termasuk RS
cakupan antar wilayah lainnya (termasuk swasta)
segera laporkan dalam 24 jam jika (dukungan para klinisi dan
menjadi faktor risiko dalam penemuan dan
ada indikasi KLB Polio dari semua manajemen) agar setiap kasus
(ancaman) terjadinya pelaporan kasus AFP
faskes / masyarakat AFP & PD3I terdeteksi lebih dini,
peningkatan kasus dan KLB
PD3I dilaporkan segera ke Dinkes
Kab/Ko (bisa melalui pelaporan

5 Edukasi dan 6 Peningkatan 7 Dukungan dan cepat by WA ) sehingga dapat


dilakukan respon cepat tepat
Informasi Kapasitas Kolaborasi
Perlu dukungan dan kolaborasi
Perlu Komunikasi, Perlu dilakukan refreshing,
semua pihak baik pemerintah,
Informasi dan Edukasi pelatihan dan peningkatan
swasta dan lembaga donor untuk
terkait surveilans AFP kapasitas bagi petugas survelans
memperkuat surveilans AFP
baik yang lama ataupun yang
baru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai