Anda di halaman 1dari 28

PENGENALAN KASUS-KASUS

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH


DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Disampaikan pada

PERTEMUAN
SURVEILANS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I)
RABU, 11 MEI 2022

HESTIWATI, SKM.,M.Kes

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
OUTLINE
KEBIJAKAN SURVEILANS
PD3I

UPDATE SITUASI PD3I

JENIS PD3I

GAMBARAN KLINIS
PD3I

PENEMUAN KASUS PD3I

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


11/15/2021 2
KEBIJAKAN
SURVEILANS
PD3I
KEMENT
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
MASIH MENGANCAM DUNIA
WHO 2021
• Imunisasi saat ini mencegah 2-3 juta kematian
setiap tahun akibat penyakit seperti difteri,
tetanus, pertusis, influenza, dan campak.

Penyakit yang dapat i


dicegah dengan Diperlukan cakupan 1. Mencegah individu dari
imunisasi masih imunisasi yang penyakit yang
mengancam dunia senantiasa tinggi dan berbahaya
merata 2. Mencegah penularan di
masyarakat
Mengancam jiwa, membantu orang-orang dari
segala usia hidup lebih lama, hidup lebih sehat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
GLOBAL TARGET
ERADIKASI POLIO ELIMINASI CAMPAK &
RUBELA/CRS
01 2014 : SEARO bebas polio 02 2023 : INDONESIA Eliminasi Campak &
(Indonesia) Rubela/CRS
2026 : ERADIKASI POLIO 2023 : SEARO Eliminasi Campak &
Rubela/CRS

ELIMINASI
TETANUS NEONATORUM PENGENDALIAN DIFTERI
03 2015 : Tetanus Neonatorum Eliminasi di 04
TARGET NASIONAL INDONESIA SAAT INI
Seluruh Region
SAAT INI INDONESIA MEMPERTAHANKAN
STATUS ELIMINASI TN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TARGET ERADIKASI POLIO

Tidak ada lagi Indikator surveilans


AFP yang adekuat:
kasus polio Dibuktikan • Penemuan kasus
dengan AFP yang
surveilans dibuktikan bukan
karena Polio (Non
Tidak ada transmisi Acute Flaccid
Polio AFP rate) ≥ 2
virus polio liar Paralysis per 100.000
yang penduduk usia <15
tahun
adekuat • Persentase
Tidak ada transmisi setiap tahun Spesimen Adekuat
virus polio vaksin minimal 80%
(VDPV)

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TARGET ELIMINASI CAMPAK & RUBELA/CRS

Indikator surveilans
Dibuktikan
dengan campak-rubela/CRS
surveilans yang adekuat:
Tidak ada campak- • Penemuan kasus
rubela/CRS yang Demam-Ruam yang
transmisi adekuat dibuktikan secara
virus campak MINIMAL laboratorium bukan
& rubela SELAMA 3 THN karena campak-rubella
berturut-turut (Discarded rate)
dan ≥2/100.000 penduduk
dipertahankan • Reporting rate suspek
CRS ≥1/10.000 KLH

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PENGENDALIAN DIFTERI
• SETIAP SUSPEK DIFTERI
DILAKUKAN PENYELIDIKAN
KETERSEDIAAN LOGISTIK, ADS
DAN
PROFILAKSIS OLEH PEMERINTAH
• PENELUSURAN KONTAK ERAT ( PUSAT DAN DAERAH)
DAN PEMBERIAN PROFILAKSIS

PELAPORAN DENGAN
•PEMERIKSAAN SPESIMEN DI
LABORATORIUM PROVINSI / RUMAH
FORMULIR SESUAI
SAKIT / B-BTKLPP / NASIONAL PEDOMAN

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
MEMPERTAHANKAN ELIMINASI
TETANUS MATERNAL & NEONATAL
Persalinan &
perawatan tali
pusat yg bersih Imunisasi Tetanus TT /Td
dan aman rutin tambahan/WUS pd
Surveilans daerah risti
adekuat

UPAYA MENCAPAI ELIMINASI TMN

VALIDASI ELIMINASI TMN TAHUN 2015

MENJAGA ELIMINASI TMN

Persalinan &
Surveilans perawatan tali Imunisasi Tetanus rutin
adekuat pusat yg bersih (bayi, baduta, anak
dan aman sekolah & WUS)
DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP TAHUN 2021
PENEMUAN KASUS CAMPAK DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2021
PENEMUAN KASUS CAMPAK DI PROVINSI SULTENG
JANUARI sd APRIL 2022
TARGET HASIL LAB
NO. KAB / KOTA JUMLAH KASUS
CAMPAK CAMPAK RUBELLA
1 Tolitoli 24 12 2 1
2 Donggala 31 0 0 0
3 Poso 26 2 0 0
4 Banggai 39 0 0 0
5 Palu 40 7 1 4
6 Buol 17 0 0 0
7 Banggai Kepulauan 12 0 0 0
8 Morowali 12 2 2 0
9 Parigi Moutong 50 0 0 0
10 Tojo Una-una 16 0 0 0
11 Sigi 24 0 0 0
12 Banggai Laut 8 0 0 0
13 Morowali Utara 13 0 0 0
  SULTENG 312 23 5 5
PENEMUAN KASUS AFP DI PROVINSI SULTENG
JANUARI sd APRIL 2022
TARGET
NO. KAB / KOTA JUMLAH KASUS HASIL LAB
AFP
1 Tolitoli 2 0  
2 Donggala 4 0  
3 Poso 2 0  
4 Banggai 4 0  
5 Palu 4 1 (-)
6 Buol 2 0  
7 Banggai Kepulauan 2 0  
8 Morowali 2 0  
9 Parigi Moutong 6 0  
10 Tojo Una-una 2 0  
11 Sigi 2 0  
12 Banggai Laut 2 0  
13 Morowali Utara 2 0  
  SULTENG 36 1  
JENIS PD3I

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


PD3I
Penyakit yang pada
dapat program
dicegah dengan imunisasi (PD3I) di
SURVEILANS
Indonesia saat ini..
PD3I:
- Poliomielitis
- Campak-Rubella
Tuberculosis - Congenital
Rubela Syndrome
- Difteri Pertusis

- Pertusis
Pneumonia Polio - Tetanus

Neonatorum

Tetanus Diare Rotavirus


DIREKTORAT EILANSJapanese Ensefalitis
DAN KARANTINA KESE HATA Cervical Cancer
SURV N
GAMBARAN KLINIS PD3I

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLIOMYELITIS

TYPE 3
ERADICATE
D

 VIRUS POLIO LIAR


 VIRUS POLIO VAKSIN yang bermutasi  disebabkan
cakupan imunisasi polio rendah terus menerus
POLIOMYELITIS
 Menginfeksi semua umur, terutama
pada anak-anak

 Penularan: melalui makanan atau


• minuman (orofecal)

 GEJALA AWAL seperti flu (demam,


• lemas)
 Pada 1% kasus dapat menyebabkan
kelumpuhan menetap.
CAMPAK
 Penyebab: virus
 campak
Penularan: melalui droplet (percikan ludah saat batuk, bersin, bicara) atau
melalui cairan hidung
 Sangat menular pada 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah
munculnya
bintik-bintik (ruam) kemerahan
 Gejala:
o Gejala awal: Demam, batuk, pilek, radang mata (konjungtivitis)
o Bintik-bintik kemerahan (ruam maculopapular) muncul 2-4 hari setelah
gejala awal.
Komplikasi : diare, pneumonia (radang paru), ensefalitis (radang otak),
kebutaan.
Berat-ringannya tergantung usia (usia muda), status gizi (malnutrisi) dan
gangguan kekebalan tubuh  KEMATIANDIREKTORAT SURVEILANS DAN
RUBELLA
 Penyebab: virus rubela  dapat menembus plasenta
dan
menginfeksi janin.
 Penularan: melalui droplet (percikan ludah saat batuk,
bersin,
bicara) atau melalui cairan hidung
 Sangat menular pada 7 hari sebelum dan 7 hari
sesudah
munculnya bintik-bintik (ruam) kemerahan
Gejala: demam ringan, bercak merah/ruam makulopapular, disertai
dengan
mati pembesaran
atau cacatkelenjar
beratgetahbawaan
bening pada belakang telinga /
(Congenital Ruam
leher belakang.  gangguan jantung, kebutaan, gangguan
Syndrome/CRS
Rubella
pendengaran)
Risiko tinggi jika menginfeksi ibu hamil trimester 1 : abortus, lahir
DIREKTORAT SURVEILANS DAN
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
Congenital Rubella Syndrome  Bentuk kelainan pada CRS:
 Kelainan jantung: Patent Ductus
(CRS) adalah suatu kumpulan gejala Arteriosus (PDA), Defek Septum
yang merupakan akibat infeksi Atrial/Atrial Septal Defect (ASD), Defek
virus rubela selama kehamilan. Septum Ventrikel/Ventricular Septal
Defect (VSD), Stenosis Katup
Bila infeksi rubela terjadi pada masa Pulmonal/Pulmonary Stenosis (PS);
awal kehamilan akan menyebabkan  Kelainan pada mata: Katarak
Kongenital, Glaukoma Kongenital,
abortus atau lahir mati Pigmentary Retinopathy;
Apabila bayi tetap hidup akan terjadi cacat  Kelainan pendengaran: Tuli Sensouri
Neural/ Sensouri Neural Hearing Loss
berat (birth defect). (SNHL);
Risiko infeksi dan cacat congenital  Kelainan pada sistim saraf pusat:
retardasi mental, mikrocephalia dan
paling besar terjadi selama trimester meningoensefalitis;
pertama kehamilan  Kelainan lain: purpura, splenomegali,
ikterik yang muncul dalam 24 jam
DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA setelahKESEHATAN
lahir, radioluscent bone, serta
gangguan
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAH AN DAN PENGENDALIAN pertumbuhan.
PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIFTERI
 Penyebab : Bakteri difteri yang menghasilkan toksin difteri
KASUS DIFTERI

 Penularan: melalui droplet (percikan ludah) sewaktu batuk, bersin, muntah,


atau melalui alat makan
 Gejala:
o Demam atau tanpa demam
o Munculnya pseudomembran putih keabuan, sulit lepas dan mudah berdarah jika dilepas/
dimanipulasi
o Sakit waktu menelan  94% kasus Difteri mengenai tonsil dan faring
o Leher membengkak (bullneck)
o Sesak nafas disertai bunyi
 Komplikasi: tersumbatnya saluran pernafasan, peradangan dan kelumpuhan
otot jantung  KEMATIAN

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KA


PERTUSIS
 Penyebab : Bakteri pertusis
 Penularan: melalui droplet (percikan ludah) sewaktu batuk, bersin, muntah
 Sangat menular; Kasus yang tidak diobati dapat menularkan penyakit sampai
dengan tiga minggu setelah batuk yang khas timbul
 Gejala:
o sepuluh hari setelah seseorang terinfeksi  gejala ILI (influenzae like
illness)
o batuk terus menerus (> 2 minggu), tanpa jeda & diakhiri dg napas dalam,
serta muntah selama /setelah batuk (whooping cough)
o kadang hingga muka kebiruan dan pendarahan di mata
 Komplikasi: Radang paru, henti napas  KEMATIAN

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KAR


TETANUS NEONATORUM
 Penyebab : bakteri tetanus yang menghasilkan neurotoksin (tetanospasmin)  neurotoksin
menyebabkan rasa sakit yang berat dan kejang pada otot  dapat menyebabkan kematian
 Penularan: tidak menyebar langsung dari orang ke orang  masuk ke luka yang tak bersih,
kuku yang kotor, pemotongan tali pusat bayi yang tidak steril, pisau, peralatan persalinan yang
tidak steril pada saat bayi lahir
 Gejala untuk Tetanus Neonatorum: Awalnya bayi dapat menetek/mengisap selama 2 hari,
pada hari 3 - 28 muncul gejala antara lain: Tiba-tiba tidak bisa menetek/mengisap; Mulut
Mencucu; Kejang rangsang (bunyi,sinar,sentuh); Kejang tonik-klonik umum
 Komplikasi:
o Otot pernafasan terkena  kesulitan bernafas  KEMATIAN
o Pneumonia
o Tulang belakang dan tulang lainnya terpengaruh posturnya  akibat otot spasmus &
kejang
o Kelainan saraf pada orang-orang yg bertahan hidup dari tetanus neonatorum
PENEMUAN KASUS PD3I

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PENEMUAN KASUS
PD3I
RUMAH

MASYARAKAT
RUMAH
SAKIT

SURVEILANS SURVEILANS
BERBASIS BERBASIS
PRAKTEK
MASYARAK PUSKESMAS
SIAPA SAJA YANG SWASTA RUMAH
AT
Tugas PUSKESMAS
MENEMUKAN SAKIT
Tugas DINKES
KASUS
untuk meyakinkan KAB/KOTA
bahwa semua KASUS untuk meyakinkan
PD3I yang datang ke FASYANKES bahwa semua KASUS
PKK LAIN
unit-unit ini sudah PD3I yang datang ke
dilaporkan. RS sudah dilaporkan.
KEPAL
A
BIDAN
DESA DINAS
LAPORKAN, JIKA ANDA
ACUTE FLACCID
MENEMUKAN
SUSPEK CAMPAK (UNTUK
SUSPEK PERTUSIS: (OM
PARALYSIS (LUMPUH KEPERLUAN SURVEILANS):
- DEMAM KAM)
LAYUH AKUT)
- RUAM MAKULOPAPULAR - BATUK TERUS
- ANAK USIA < 15
TAHUN MENERUS
- TIBA-TIBA LUMPUH/TIDAK SEGERA LAPORKAN KE - GEJALA WHOOPING
BISA JALAN/TIDAK BISA PETUGAS - MUNTAH SETELAH
BANGUN/TIDAK BISA BATUK
SURVEILANS
ANGKAT ANGGOTA
GERAK PUSKESMAS / DINAS
- MENDADAK (<14 HARI) KESEHATAN SETEMPAT
-SUSPEK
BUKANDIFTERI:
DISEBABKAN
SUSPEK
- TRAUMA
NYERI MENELAN - BAYI BARU LAHIR USIA 3
TN:
- DEMAM/TANPA DEMAM – 28
- TERDAPAT HARI
PSEUDOMEMBRAN - TIBA2 TIDAK BISA
PUTIH KEABUAN, SUSPEK CRS MENETEK/MENGI
TAK MUDAH LEPAS - BAYI USIA <12 BULAN SAP
DAN MUDAH - TULI KONGENITAL - MULUT MENCUCU
BERDARAH PADA - BUTA KONGENITAL - KEJANG
TENGGOROKAN - PENYAKIT JANTUNG RANGSANG
- SESAK KONGENITAL (BUNYI,SINAR,SENT
TERIMA KASIH
BERSAMA KITA WUJUDKAN INDONESIA BEBAS POLIO & ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS

DIREKTORAT SURVEILANS DAN

Anda mungkin juga menyukai