DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
Outline
Latar Belakang
Surveilans
Campak/Rubela Dan
CRS
Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan
Surveilans
Pedoman PMK No.45/ Kesehatan
Penyelenggaraan 2014
Sistem Surveilans
Epidemiologi Penyakit
Menular & Penyakit
Tidak Menular Terpadu
Jenis Penyakit
Menular Ttt yg
Pedoman Dpt
Surveilans Acute Menimbulkan
Flaccid Paralysis KMK No. Wabah & Upaya
(AFP) 483/ MENKES/ Penanggulanga
SK/IV/ 2007
n
STRATEGI
1. IMUNISASI
2. SURVEILANS
Eliminasi Campak &
3. LABORATORIUM
Kontrol Rubela Eradikasi Polio
/CRS thn 2020
thn 2020
Program
PD3I
1. Persentase penurunan 7% 41,1% 10% 15,5% 20% 51% 30% 40% Masuk
kasus penyakit yang dapat dalam
RPJMN
dicegah dengan imunisasi
Buku II
(PD3I) tertentu dari tahun
2013
Penemuan kasus Non ≥2 2.02 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 RAP
1,98 /100.000
1,11 /100.000 /100.000
Polio AFP rate per 100.000 /100.000 /100.000
anak < 15 th
≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2
Penemuan kasus 0.84 0,96 0,078 RAP
/100.000 /100.000 /100.000 /100.000 /100.000
‘discarded campak’
2. Persentase sinyal 65% 51,4% 70% 60,1% 75% 67,96 80% 90% Masuk
kewaspadaan dini yang dalam
Renstra
direspon
PENYAKIT CAMPAK
Gejala :
Demam,
Bercak kemerahan ,
Batuk, pilek,
Konjungtivitis (mata merah)
Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh, tangan serta kaki
Komplikasi berat :
radang paru, radang otak, diare berat,
radang telinga, dehidrasi, kematian
Epidemiologi:
Insidens tinggi pada anak umur 5-9 tahun
Tingkat penularan pada kelompok anak
sangat tinggi
Pencegahan :
Imunisasi
Kekebalan setelah imunisasi
seumur hidup
PENYAKIT RUBELLA
Epidemiology:
Insidens tinggi pada anak usia 3-10
tahun
Tingkat penularan pada kelompok
anak sangat tinggi
Pencegahan :
Gejala : Imunisasi
Kekebalan setelah imunisasi
Demam dan ruam ringan, seumur hidup
jarang ada sequelae.
50% kasus tidak bergejala
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
Penguatan
kesiapsiaga “Fully
an, respon investigated”
dan setiap KLB
campak
manajemen
kasus KLB
STRATEGI
Surveilans
MR 2015-2020
Pelaporan
kasus Jejaring
individu ke Labora-
Pusat : Web torium
Base
Surveilans CRS
sentinel
TUJUAN SURVEILANS CAMPAK/RUBELA
• Daerah yg bermasalah
Memetakan
• Kelompok umur yg bermasalah
masalah (waktu,
• Status imunisasi penderita campak
tempat, orang) maupun masyarakat
Memantau
kemajuan • Kajian kasus campak berbasis
program laboratorium dari laporan rutin
eliminasi serta hasil penyelidikan KLB
campak
Result:
Result: ≥2 IgM
<2 IgM Measles/Rubella (+) Measles/Rubella (+)
NOT Confirmed
Measles/Rubella Measles/Rubella
Outbreak Outbreak
• Measles-Rubella surveillance integrated MEASLES
IgM Measles
(+)
Suspect Sample
Measles (Serum) IgM Measles
(-)
IgM IgM
Rubela (-) RubelLa
(+)
Discarded RUBELLA
Jejaring Laboratorium Campak-Rubela Indonesia 2016
= NMRL
= Sub-NMRL
PLB-PHL
MKS-PHL
6%
7%
JKT-PHL
17%
11 % 19 % 15 % 25 %
NIHRD BF YGY-PHL SBY-PHL
Indonesia Distributions of Measles Genotype
(up to 2017)
SUMUT
Samosir: D9
SUMBAR
Limapuluh Koto: D9 PAPUA
Jayapura: D9
SUMSEL
Muara Enim: D9
JAMBI
Merangin: G3
SULBAR
NTT Polewali M: D9
LAMPUNG Kt. Kupang: D9
Lampung Selatan: D9 SULSEL
SULSEL
Tanggamus: G3 Majene:
Majene: G3
G3
Lampung Tengah: D9
BANTEN JABAR
Lebak: D9 Indramayu: D9 Genotype of Measles Virus
Pandeglang: D9 Subang: D9 JATIM
Garut: D9 JATENG DIY Gresik: G3 : D9 : D8
Bandung: D9, D8 Wonogiri: G2 Bantul:G2 Sidoarjo: D9, D8
Kt. Tasik: G3 Pekalongan: D9 Sleman: D9 Surabaya: D9 : G2
DKI
Kt. Bandung: D8 Banjarnegara: G3 D8 Lumajang: D9 : G3
Jakarta Pusat: D9
Kt. Cimahi: D8 Wonosobo: G3 Lamongan: D8 20 prov
Jakarta Selatan: D9
Kebumen: D9 Situbondo: D8
Kudus: D9 Bojonegoro: D8, D9
Genotype of Rubella Virus
Rubella Genotypes**
There are 2 Genotypes of Rubella virus: 2B and 1E
1. Genotype 1E ( : ) : Yogyakarta, West Java and East
Java * Juni 2014
**Source : Referral Regional
2. Genotype 2B ( : ) : West Java, Papua Lab. PT Biofarma
Indicator Measles Surveillance
Routine
No Indicators Target 2014 2015 2016 2017
≥2/100.000
1 National Measles Discarded population 0,8 1,09 0,96 0,07
2 Suspected Measles Case with IgM tested 80% 44.19 52,2 73,3 41,45
3 Completeness of Monthly Health Center Report (C1) 90% 79.5 61,0 60,5 28,0
4 Timeliness of Monthly Health Center Report (C1) 80% 73.8 57,1 52,6 26,7
5 Completeness of Monthly Hospital Report 80% 66.9 61,1 54,5 24,0
Outbreak
No Indicators Target 2014 2015 2016 2017
1 Completeness Outbreak Report 90% 55.81 40,44 31,1 32,8
2 Outbreak Fully Investigated 100% 61.85 21,3 66,7 53,0
3 Measles Outbreak with virology tested 80% 46.24 32,3 52,2 48,8
REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI ELIMINASI CAMPAK DAN
PENGENDALIAN RUBELA/CONGENITAL RUBELLA SYNDROME
(CRS)
Memperkuat Case Based Measles Surveillance (CBMS)
a. Provinsi di pulau Jawa, khususnya pasca kampanye Imunisasi MR:
i. Meningkatkan penemuan kasus dengan melibatkan pelayanan swasta
dalam pelaporan kasus;
ii. Jika cakupan kampanye MR >95% di tingkat provinsi dengan efikasi vaksin
>97%, maka diperkirakan kasus campak dan rubella sudah sangat rendah.
Oleh sebab itu jumlah pemeriksaan spesimen dapat dilakukan terhadap 50%
kasus tersangka campak secara merata di setiap kabupaten/kota.
b. Provinsi DI Yogyakarta, Bali, NTB, Gorontalo, Bengkulu, Bangka Belitung tetap
melakukan pemeriksaan spesimen terhadap 100 % kasus tersangka campak;
c. Provinsi di luar Pulau Jawa dan di luar enam (6) provinsi pada poin 4b, cukup
melakukan pemeriksaan spesimen terhadap 20% kasus tersangka campak, namun
harus merata di setiap kabupaten/kota;
d. Spesimen pending CBMS tahun 2016 tidak perlu diperiksa, kecuali kasus KLB
(100%);
e. Peningkatan pengambilan spesimen urin pada setiap KLB
SURVEILANS CRS
Surveilans CRS
• Pengamatan terus menerus secara sistematis terhadap
penderita CRS bukan sebuah penelitian
• Sasaran anak usia <1th yang menderita salah satu
kelainan grup A (jantung, tuli, katarak, glaukoma,
pigmentari retinopati)
• Dilakukan penyelidikan/pemeriksaan lebih lanjut adanya
kelainan tambahan (grup A dan atau grup B)
• Dilakukan pengambilan serum dan pemeriksaan
spesimen di Lab Nasional Campak-Rubela
Surveilans CRS
• Tujuan :
Sebelum Kampanye MR
Mendapatkan besar masalah disease burden CRS
(sebelum Kampanye MR)
Setelah Kampanye MR
Menilai dampak pelaksanaan imunisasi MR
Mengetahui progress pengendalian CRS
• Subdit Surveilans sebagai national focal unit
• Terdapat 13 RS Sentinel CRS yang berada di 10 Provinsi di
Indonesia
13 RS di 10 Provinsi yang Melaksanakan
Surveilans CRS
Flow Surveilans CRS di RS
Suspek CRS