Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INVESTIGASI KLB CAMPAK

DI KELURAHAN BANTA-BANTAENG
KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR
TAHUN 2017

KELOMPOK V

IRMA SAID P1804216006


ERMAWATI SYAM P1804216011
LA ODE YASIR HAMUSU P1804216012
ELVA CRISTY IRIANTI P1804216020
ANDI HARDIANTI P1804216024
Latar Belakang
Penyakit campak (Morbilli/measles)
disebabkan virus golongan Paramyxovirus

WHO, 2013 145.700 orang meninggal.


400 kematian akibat campak yang sebagian
besar balita

Kemenkes Campak merupakan penyakit


endemis Indonesia & urutan ke5 penyakit
pada anak dan balita

6 September 2017 Laporan adanya KLB Campak dari Puskesmas Kassi-


Kassi ( Kel. Banta-Bantaeng Kec. Rappocini sebanyak 9 orang)
Tinjauan Umum Tentang
Penyakit Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala bercak kemerahan
berbentuk makulopopular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya didahului
panas badan 38oC atau lebih juga disertai salah satu gejala batuk pilek atau mata
merah (Kemenkes RI, 2011).

Penyakit campak disebabkan oleh karena virus campak yang termasuk di dalam
famili paramyxovirus. Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah
rusak pada suhu 37oC

Sumber penularan adalah manusia sebagai penderita. Penularan melalui percikan


ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi
hidung

Masa inkubasi berlangsung antara 10-14 hari


Gejala Klinis Pada Campak

Stadium
prodromal :
Stadium erupsi :
Stadium prodromal
Stadium ini ditandai
berlangsung selama Stadium
dengan timbulnya
3-5 hari. Dimulai konvalesen :
ruam. Ruam
dengan timbulnya Stadium ini ditandai
mempunyai sifat yang
gejala-gejala klinis dengan ruam
khas, yaitu berbentuk
panas, malaise dan berubah warna
makulopapuler dan
anoreksia. 24 jam kehitaman/berwarna
timbul pertama di
kemudian timbul gelap
daerah muka dan
gejala coryza,
dibelakang telinga
conjunctivitis dan
batuk.
Skema Kasus Campak
Kasus
IgM Negatif campak pasti
Spesimen
darah adekuat
Bukan kasus
IgM Positif campak
Klinis Campak
Ada hubungan Kasus campak pasti
epidemiologi secara epidemiologi
dengan kasus pasti (biasanya dalam
laboratorium kasus KLB)
Tidak ada
spesimen/spesimen tidak
adekuat
Tidak ada hubungan
epidemiologi Kasus campak
dengan kasus pasti klinis
Kejadian Luar biasa (KLB)
Campak

WHO merekomendasikan kriteria KLB campak yaitu : 5 kasus


campak/100.000 populasi.

Depkes RI :
1. KLB tersangka campak: adanya 5 atau lebih kasus klinis
dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi
mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologi.

1. KLB campak pasti: apabila minimum 2 spesimen positif


IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada tersangka
KLB campak.
Tujuan Penyelidikan KLB
Campak
Tujuan Umum:
Mengetahui penyebab terjadinya KLB, luas wilayah terjangkit dan mencegah
penyebaran yang lebih luas.

Tujuan Khusus:
Mengetahui karakteristik epidemiologi KLB menurut umur, waktu, tempat
dan status imunisasi, status gizi serta risiko kematiannya.
Mereview pelaksanaan imunisasi yang meliputi, cakupan, rantai dingin dan
manajemen imunisasi.
Mengidentifikasi populasi dan desa risiko tinggi untuk mengevaluasi dan
merumuskan strategi program imunisasi.
Meramalkan terjadinya KLB yang akan datang untuk segera diambil
tindakan.
Memastikan terlaksananya penyelidikan KLB sesuai pedoman yang
ditetapkan.
Mengidentifikasi dan merekomendasikan respon imunisasi.
Metode Penyelidikan
LOKASI WAKTU
PENYELIDIKAN
WAKTU
Di pemukiman
KEJADIAN
penduduk di Lorong 3
RT 3 Kelurahan Banta- Waktu respon oleh
bataeng Kecamatan pusk setempat
Rappocini (wilayah + TGC Kab :
kerja Puskesmas 6 September 2017
Kassi-kassi) Kota
Makassar Provinsi Waktu kejadian: Re-investigasi oleh
Sulawesi Selatan. 1 29 Agustus 2017 Kelompok V :
1 Nopember 2017
Metode Penyelidikan
DESIGN STUDY

Studi deskriptif dengan


menggunakan :
SASARAN PENYELIDIKAN
Data sekunder :
Laporan surveilans terpadu
puskesmas (STP),
Semua penduduk yang W1 (laporan KLB)
ada di lokasi KLB yang W2 (laporan mingguan)
memiliki gejala klinis C1 (laporan kasus campak)
campak
Data primer :
Wawancara dengan penderita
dan keluarganya,
Wawancara dengan petugas
kesehatan (petugas surveilans
dan petugas imunisasi).
Metode Penyelidikan
PENEGAKAN DIAGNOSA DAN
PENGAMBILAN SAMPEL

Telah dilakukan pengambilan


Jenis pemeriksaan yang
sampel serum darah 5 orang
dilakukan adalah
penderita suspek campak di
pemeriksaan serologis
lokasi KLB oleh Tim TGC
untuk mendeteksi adanya
Dinas Kesehatan Kota
antibodi spesifik dari
Makassar dan Tim TGC Dinas
virus campak. Antibodi
Kesehatan Kota Makassar.
tersebut akan terbentuk
Selanjutnya spesimen tersebut
optimal dalam waktu 4-
di kirim ke Balai Besar
28 hari timbulnya rash.
Laboratorium Kesehatan
(BBLK) di Surabaya.
Gambaran Epidemiologi KLB Campak
di Puskesmas Kasi-Kasi
Gambaran Epidemiologi Menurut Waktu (Tahun)
Grafik 1
Trend Kasus Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi
Tahun 2011 - 2017

10
9
8
Jumlah Kasus

2
0 0 0 0 0
0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambaran Epidemiologi KLB Campak
di Puskesmas Kasi-Kasi
Gambaran Epidemiologi Menurut Waktu (Bulan)
Grafik 2
Trend Kasus Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Tahun 2017
10
9
9

7
Jumlah Kasus

0 0 0 0 0 0 0 0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Bulan
Grafik 3
Kurva Epidemi KLB Campak di Kel. Banta-Bantaeng Kec.Rappocini Kota
Makassar Bulan Agustus 2017
1.2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0.8
Jumlah Kasus

0.6

0.4

0.2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tanggal Kejadian
Gambaran Epidemiologi Menurut Orang
Tabel 1
Distribusi Penderita Campak Berdasarkan Kelompok Umur Saat KLB Campak di di
Kel. Banta-Bantaeng Kec.Rappocini Kota Makassar Bulan Agustus 2017

No Kelompok Jumlah Jumlah AR CFR


Umur Penduduk Kasus (%) (%)

1 < 1Thn 597 1 0,17 0

2 1-4 Thn 985 3 0,30 0

3 5-9 Thn 1.150 3 0,37 0

4 10-14 Thn 1.841 0 0 0

5 >15 Thn 15.786 2 0,01 0

Jumlah 20.359 9 0.04 0


Tabel 2
Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Jenis Kelamin Pada KLB Campak di Kel. Banta-
Bantaeng Kec.Rappocini Kota Makassar Bulan Agustus 2017

Jumlah Jumlah
No Jenis Kelamin AR (%) CFR (%)
Penduduk Kasus

1 Laki Laki 0,7 0


10.246 5

2 Perempuan 0,68 0
10.113 4

Jumlah 33.606 0
9 0.07
Gambaran Epidemiologi Menurut Tempat

Primary case:
An. AINUN

1 RW 3

LORONG 3
4,6
6
RW 3 2

3,7
5
9

Lorong 3 RT 3 Kelurahan Banta-Bantaeng Kecamatan Rappocini (Wilayah Kerja PKM Kassi-Kassi)


Sumber Penularan
Tabel 3
Urutan Kasus Berdasarkan Waktu Munculnya Gejala Pada KLB Campak di Kel. Banta-
Bantaeng Kec.Rappocini Kota Makassar Bulan Agustus 2017

Kasus Tanggal Timbul Status


Nama
ke- Imunisasi
Demam Rash
1 Ainun 31-Jul-17 1-Aug-17 Ya
2 Syamsul Bahri 11-Aug-17 13-Aug-17 Tidak
3 Dimas* 13-Aug-17 21-Aug-17 Tidak
4 Safiah** 20-Aug-17 23-Aug-17 Ya
5 Ramdan 20-Aug-17 22-Aug-17 Ya
6 Mutmainnah** 23-Aug-17 25-Aug-17 Ya
7 Reinaldi* 24-Aug-17 26-Aug-17 Ya
8 Jasmin 26-Aug-17 28-Aug-17 Ya
9 Dafa 27-Aug-17 29-Aug-17 Ya
Distribusi Gejala
Tabel 4
Distribusi Gejala Klinis Penderita Campak Pada KLB Campak di
Kel. Banta-Bantaeng Kec.Rappocini Kota Makassar Bulan Agustus
2017
Gejala Jumlah
No (%)
Klinis Kasus
1 Demam 9 100
2 Rash 9 100
3 Batuk 6 66,7
4 Pilek 2 22,2
5 Mata Merah 5 55,6
Status Imunisasi Campak
Tabel 5
Tabulasi Silang Kelompok Umur dengan Status Imunisasi pada KLB Campak
di Kel. Banta-Bantaeng Kec.Rappocini Kota Makassar Bulan Agustus 2017

Kelompok Status Imunisasi Total


No
Umur Ya Tidak Kasus
1 < 1Thn 1 0 1
2 1-4 Thn 3 0 3
3 5-9 Thn 3 0 3
4 10-14 Thn 0 0 0
5 >15 Thn 0 2 2
Jumlah 7 2 9
Cakupan Imunisasi di Lokasi KLB
Sebelum terjadinya KLB ini, cakupan
imunisasi campak di Kelurahan Banta-
bantaeng tergolong tinggi, pada tahun 2015
cakupan imunisasi campak pada bayi sebesar
96,7% dan pada tahun 2016 sebesar 105,3%.
Program imunisasi campak juga dilakukan
secara massal bagi anak pra sekolah dan
sekolah (melalui kegiatan sweeping dan
BIAS).
Puskesmas maupun dokter praktik melayani
pemberian imunisasi untuk anak.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan spesimen di laboratorium menunjukkan bahwa pada semua


spesimen kasus (5 kasus atau 100%) positif terdeteksi antibodi spesifik virus
campak (confirm cases)

Upaya yang Telah Dilakukan

Melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah kejadian.


Melakukan pengobatan selektif terhadap seluruh penderita tersangka campak
dan pemberian Vitamin A disertai pengambilan sediaan darah.
Mengharapkan masyarakat untuk segera menemui petugas kesehatan apabila
menderita gejala sakit tanpa harus menunggu sakit lebih parah.
Surveilans Ketat pada KLB campak dengan memantau perkembangan kasus baru
dan kematian KLB campak.
Melakukan koordinasi antara lintas sektor terkait.
PEMBAHASAN

Pada KLB ini, 7 kasus semuanya


Berdasarkan hasil investigasi di berusia <10 tahun memiliki
lapangan, di ketahui bahwa riwayat telah menerima vaksin
kecendrungan penularan campak campak. Informasi mengenai
sangat besar jika ditinjau dari setiap kasus yang diperoleh dari
kondisi pemukiman yang sangat orang tuanya dikonfirmasikan
padat, penduduk tinggal di gang- dengan catatan petugas imunisasi
gang sempit dengan sanitasi yang puskesmas dan jurim serta
sangat buruk, dan populasi catatan vaksinasi pada KMS tiap
hunian yang cukup padat ( 1 anak. Sebanyak 2 orang lainnya
rumah rata-rata dihuni 4-8 yang tidak pernah diimunisasi
orang). tergolong usia dewasa ( 30 dan
44 tahun)
PEMBAHASAN

Jumlah kasus sebanyak 7 orang


(77,8%) pada anak yang telah
Imunisasi bukan jaminan tidak
diimunisasi. Jumlah ini tidak
akan terkena campak tetapi
mengalami peningkatan/penularan
dengan imunisasi lebih
pada area yang lebih luas karena
meringankan gejala campak
adanya Herd Immunity/kekebalan
daripada anak yang tidak
kelompok. hal ini membuktikan
diimunisasi.
bahwa imunisasi campak efektif
untuk mencegah terjadinya
campak.
?? KLB terjadi pd kelompok yg telah
di imunisasi

Vaksin. :
Cara Vaksinasi :
Apabila temperatur pada saat
penyimpanan dan transportasi Secara khusus dosis dan
vaksin di atas 4 celcius, maka cara/route pemberian vaksin
vaksin akan kehilangan tertentu sudah ditetapkan oleh
potensinya (cold chain). produsen pembuat vaksin.
Begitupula pembatasan life span Apabila hal tersebut dilakukan
(masa berlaku) vaksin yang sudah tidak sesuai aturan maka
lewat atau kadaluwarsa terjadilah kegagalan vaksin. Jarum
menyebabkan vaksin tidak suntik dan dropper yang tidak
berguna apabila digunakan steril dan tidak stabil akan
karena tidak akan menghasilkan mengurangi potensi vaksin.
imunitas yang diharapkan.
?? KLB terjadi pd kelompok yg telah
di imunisasi

Kemampuan Membentuk
Antibodi :
Virulensi :
Vaksin yang diberikan akan
berhubungan langsung dengan Virus campak yang masuk dalam
status imun anak yang menerima tubuh anak memiliki virulensi
vaksin. Immunocompetence yang tinggi sehingga sistem
adalah istilah yang dipakai untuk imunitas anak tidak mampu
menyatakan kemampuan melawan virus campak.
membentuk antibodi yang
dimiliki oleh anak.
Kesimpulan

Telah terjadi KLB Campak (pasti/konfirmasi) di Kelurahan Banta-


bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar pada bulan
Agustus 2017 yang diperkuat dengan hasil pemeriksaan spesimen
di laboratorium (positif IgM).

Kecenderungan penularan campak sangat besar jika ditinjau dari


kondisi pemukiman yang sangat padat, penduduk tinggal di gang-
gang sempit dengan sanitasi yang sangat buruk, dan populasi
hunian yang cukup padat (1 rumah rata-rata dihuni 4-8 orang).

Herd immunity/kekebalan kelompok menjadikan penyakit campak


tidak menyebar luas di masyarakat dan ini membuktikan bahwa
imunisasi campak cukup efektif untuk mencegah terjadinya
campak.
Saran
Perlu dilakukan evaluasi terhadap program imunisasi campak, baik
yang terkait dengan kondisi vaksin (cold chain) maupun proses
vaksinasi oleh jurim di lapangan mengingat mayoritas kasus adalah
mereka yang telah mendapatkan vaksinasi campak.

Penguatan imunisasi campak kesempatan kedua baik yang


dilaksanakan melalui BIAS di sekolah maupun melalui kampanye
campak (crash program).

Untuk mencegah keterlambatan respon KLB, maka perlu penguatan


jejaring surveilans melalui Surveilans Berbasis Masyarakat dalam
rangka penemuan dini penyakit-penyakit berpotensi KLB termasuk
campak.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai