Anda di halaman 1dari 6

LANGKAH-LANGKAH PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Berikut adalah langkah-langkah dalam penyelidikan epidemiologi


(Kemenkes, 2020):
1. Menegakkan atau memastikan diagnosis
Penegakan diagnosis ini dilakukan sebagai upaya mengetahui keakuratan
dan kevalidan kasus yang akan diselidik. Seringnya terjadi kesalahan penyelidikan
suatu penyakit meskipun sudah berdasarkan pemeriksaan secara klinis.
Memastikan diagnosis juga dilakukan untuk mempercepat penemuan jumlah
kasus. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala yang timbul akibat suatu
penyakit. Seseornag yang memiliki gejala-gejala sebagaimana telah ditentukan
oleh penyelidik sebagai indikator seseorang terjangkit suatu penyakit maka dapat
dimasukkan kedalam kasus. Adapun bagi yang tidak memiliki tanda gejala
tersebut dapat dihilangkan atau dikeluarkan dalam kasus. Kegiatan ini mengarah
pada sisi efektivitas dan efisiensi berjalan dengan baik karena sudah
mengoptimalkan penegakan agar pemeriksaan secara klinis sudah mengarah pada
orang yang beresiko. Menegakkan dan memastikan diagnosis juga membantu
dalam menetapkan suatu penyakit dikatakan sebagai kasus.
2. Memastikan terjadinya KLB
KLB perlu dipastikan untuk mengetahui perbandingan insiden suatu
penyakit. Perlu diingat bahwa penyakit dalam keadaan endemis (yang dianggap
biasa) dapat berubah dan menjadi bervariasi seiring berjalannya waktu dengan
pola yang berbeda. Memastikan terjadinya KLB bertujuan untuk mengecek ulang
ada tidaknya peningkatan kasus yang tengah berjalan dengan kasus yang "biasa"
terjadi pada populasi namun dianggap mempunyai risiko terinfeksi. Apabila kasus
yang tengah berjalan secara menonjol melebihi kasus yang terjadi "biasa", maka
dapat dianggap KLB. Adanya perbedaan-perbedaan kecil antara kasus yang
"biasa" dan yang tengah berjalan dapat menimbulkan kebingungan serta
ketidakpastian, sehingga penyelidik harus selalu waspada dalam mencari kasus-
kasus baru yang dapat memastikan dugaan adanya KLB di suatu populasi.
3. Menghitung jumlah kasus/angka insiden yang tengah berjalan
Kegiatan ini diperlukan agar tidak terjadi angka kasus baru yang
berlebihan akibat kurnagnya informasi, data dan observasi yang belum optimal
pada saat perhitungan kasus awal. Jika terjadi kecurigaan dalam angka insiden
baik peningkatan kasus yang pesat maupun masalah lain maka diperlukan
perhitungan ulang untuk mengetahui jumlah kasus yang lebih akurat. Kasus-kasus
yang telah diketahui sebelumnya beserta orang-orang yang berada di sekitarnya
merupakan salah satu sumber informasi penting untuk mendapatkan kasus-kasus
tambahan yang tidak didiagnosis atau tidak dilaporkan.
4. Menggambarkan karakteristik KLB
Karakteristik kejadian dikatakan sebagai KLB dapat digambarkan menurut
variabel waktu, tempat dan orang. Penggambaran harus disajikan secara jelas
sehingga dapat nantinya dapat dibuat hipotesis mengenai sumber, cara penularan,
dan lamanya KLB berlangsung.
a. Variabel waktu
Variabel ini bertujuan untuk menggambarkan pola temporal penyakit dan
periode KLB yang panjangnya bervariasi tergantung dari lamanya KLB yang
bersangkutan. Adanya gambaran pada variable waktu dapat menjadi bahan
pertimbangan penting dalam memastikan atau menyingkirkan adanya suatu KLB
pada waktu yang tengah berjalan dan memperkirakan angka insiden KLB pada
masa yang akan datang.
b. Variabel tempat
Variabel ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pola tertentu dalam
distribusi kasus berdasarkan tempat. Variabel tempat diketahui dengan
mengumpulkan alamat dari penderita yang menjadi kasus. Selain itu, variable ini
juga dapat diketahui dengan membuat sebuah peta dari daerah yang dianggap
terdapat kasus. Pada daerah tersebut dapat diletakkan titik atau jarum pada peta
yang telah dibuat untuk mengetahui tempat yang mewakili kasus. Peta juga
berfungsi untuk menggambarkan distribusi kasus menurut tempat tinggal. Adapun
sebelum menggambarkan variable ini perlu dilakukan pengelompokan kasus yang
dianggap sesuai dengan lingkungan geografik tertentu. Contohnya di wilayah
sungai yang tercemar, hal tersebut memungkinkan adanya hubungan sumber
infeksi dari air sehingga pengelompokkan terlihat lebih jelas menjurus ke suatu
penyakit yang mungkin agennya terdapat pada air sungai tersebut.
c. Variabel orang
Variabel ini dapat digambarkan berdasarkan sifat intern atau informasi
demografi seperti umur, jenis kelamin, ras, status kekebalan, status perkawinan,
jenis pekerjaan, hobby, agama, adat istiadat, dan lain-lain. Selain itu, variable ini
juga dapat diselidik dari keadaan tempat mereka hidup baik keadaan sosial,
ekonomi maupun lingkungan sekitarnya. Variabel orang juga dapat digambarkan
melalui sifat, karakter atau perilaku seseorang. Kegiatan menggambarkan variable
orang dianggap penting karena berpengaruh pada host yang memiliki risiko paling
besar untuk terjangkit infeksi tertentu atau mengalami gangguan kesehatan
lainnya yang mengarah pada kasus.
5. Mengidentifikasikan sumber dari penyebab penyakit dan cara
penularannya
Saat akan melaksanakan tahap ini hal yang perlu dilakukan adalah
merumuskan dan menguji hipotesis. Perumusan dan pengujian hipotesis perlu
dilakukan lebih dari satu kali dalam melakukan identifikasi sumber dari penyebab
penyakit dan cara penularan. Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk
memberikan dasar yang logis dalam merencanakan maupun melaksanakan
penyelidikan epidemiologi. Selain itu, perumusan dan pengujian hipotesis
berfungsi untuk mencapai tujuan penyelidikan KLB (penanggulangan KLB)
karena hasil pengujiannya dapat memberikan jawaban yang jelas terkait benar
atau tidaknya hipotesis yang dirumuskan. Berikut adalah langkah-langkah dalam
mengembangkan suatu hipotesis :
a. Menentukan tujuan yang ingin dicapai (contohnya, memastikan diagnosis).
b. Mengidentifikasikan informasi yang diperoleh untuk mengetahui relevan atau
tidaknya dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Melanjutkan hasil identifikasi informasi dengan melihat dari tanda, gejala, dan
hasil pemeriksaan laboratorium berdasarkan kasus yang dilaporkan atau
kriteria spesifik untuk sebuah kasus.
d. Mengambil kesimpulan logis berdasarkan informasi yang tersedia dan
merumuskannya sebagai hipotesis. (Contoh: Bahwa orang-orang yang
dicurigai mempunyai penyakit "x" memang benar-benar mempunyai penyakit
"x").
6. Mengidentifikasikan populasi yang mempunyai peningkatan risiko
infeksi
Identifikasi populasi yang memiliki peningkatan resiko tinggi dapat
dilakukan dengan menyelidiki beberapa komponen meliputi:
a. Siapa yang sesungguhnya mempunyai risiko paparan meningkat
b. Sifat sumbernya
c. Cara penularannya
d. Ciri-ciri orang yang rentan dan beresiko meningkatkan kemungkina terpapar
7. Melaksanakan tindakan penanggulangan
Tindakan penanggulangan dan pencegahan disesuaikan dengan populasi
yang bersangkutan. Tindakan penanggulangan tertentu dapat dimulai sedini
mungkin. Contoh penanggulangan sedini mungkin adalah jika didapatkan atau
dicurigai air sebagai sumber infeksi, penggunaan air dapat dihentikan sampai
sumber air dan sistem penyalurannya dibersihkan. Langkah selanjutnya adalah
membuat peringatan kepada masyarakat agar mendidihkan air sebelum diminum
yang mana membantu membunuh bakteri yang ada pada air. Penerapan tindakan
penanggulangan yang praktis dan efisien secara cepat merupakan cara paling
berharga untuk menilai keberhasilan penyelidikan epidemiologi.
8. Laporan penyelidikan kejadian luar biasa
Laporan penyelidikan bertujuan dengan harapan dapat digunakan pedoman
untuk meningkatkan pengalaman dalam penyelidikan epidemiologi selanjutnya
dan hasil penemuan-penemuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk mendesain serta menerapkan teknik-teknik surveilans yang lebih baik
kedepannya. Selain itu, tujuan dari laporan ini sebagai panduan dalam melakukan
inovasi pencegahan dan penanggulangan yang lebih tepat. Berikut adalah isi dan
susunan laporan penyelidikan:
a. Pendahuluan
Bagian ini menggambarkan peristiwa dan keadaan yang mendasari
penyelidikan epidemiologi dilakukan.
b. Latar belakang
Isi bagian ini adalah menguraikan keadaan yang melatar belakangi
dilakukannya penyelidikan yang dipaparkan secara ringkas dan jelas. Adapun
komponen yang masuk dalamnya adalah membahas terkait masalah yang terjadi
dan diuraikan dari segi geografis, politis, ekonomis, demografis, dan historis.
c. Uraian tentang yang akan dilakukan
Bagian ini meliputi uraian alasan yaitu hipotesis yang hendak diuji,
metode, dan sumber informasi. Contoh isi yang diulas dalam bagian ini adalah
penemuan kasus, pemastian diagnosis, penggunaan grup kontrol dan sampel yang
akan dianalisis.
d. Hasil penelitian
Hasil penelitian memuat fakta-fakta yang didapat dari langkah-langkah
penyelidikan epidemiologi sebelumnya. Data yang disajikan berupa:
1) Tabulasi kasus (umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dan sebagainya)
2) Angka serangan yang dihitung
3) Waktu mulai sakit (termasuk kurva epidemi)
4) hasil-hasil pemeriksaan laboratorium
5) Bukti-bukti lain yang menunjukkan kemungkinan sumber infeksi atau
justru bukti yang menyingkirkan kemungkinan atau kecurigaan terhadap
suatu sumber.
e. Analisis data dan kesimpulan
Bagian ini menyajikan penafsiran dari data yang terkumpul dengan tujuan
untuk menerima atau menolak hipotesis. Adapun hal yang dianalisis mulai dari
penyebab, sumber infeksi, reservoir, cara penularan (termasuk alat atau vektor),
dan kelompok berisiko tinggi. Membandingkan ciri-ciri epidemiologis KLB yang
diselidik dengan KLB lain dibahas pada bagian ini.
f. Uraian tentang tindakan yang diambil (tindakan penanggulangan)
Bahasan meliputi bagaimana, kapan, di mana dan oleh siapa Tindakan
penanggulangan dilakukan. Selain itu, terdapat uraian tentang keefektifan dan
biaya dari tindakan penanggulangan yang akan dilaksanakan. Pada bagian akhir
uraian ini dipaparkan juga terkait jumlah kasus baru yang terjadi selama satu masa
inkubasi setelah penerapan tindakan penanggulangan hingga saat anggka insidens
kembali kepada tingkat pra- KLB. Biaya tindakan penanggulangan harus
dinyatakan dalam rupiah.
g. Uraian tentang dampak-dampak penting lainnya
Dampak yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Dampak tindakan penanggulangan terhadap :
a) Populasi dengan menyajikan status kekebalan dan cara hidup
b) Reservoir dengan menyajikan banyaknya dan distribusinya
c) Vektor dengan menyajikan banyaknya dan distribusinya pada
kehidupan lain
2) Penemuan penyebab menular baru, reservoir, cara penularan (termasuk
alat/vektor baru).
h. Saran mengenai perbaikan prosedur surveilans dan penanggulangan di masa
depan
Bagian ini mencakup hal-hal terkait:
1) Sumber data surveilans.
2) Lingkup dan kualitas data hasil pengolahan.
3) Penganalisisan dan penyebaran data.
4) Serta tanggung jawab masing-masing petugas dalam struktur organisasi
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. (2020). Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit
Menular dan Keracunan Pangan (3 ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai