Anda di halaman 1dari 10

Bagian 1 Teori

Manusia dalam melakukan kehidupan sehari-hari pasti diiringi dengan sebuah


pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup khususnya dalam hal materi. Oleh karena itu, pekerjaan sangat dibutuhkan
manusia apalagi di musim pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak pekerja yang
terpaksa dipulangkan karena kondisi perusahaan yang tidak stabil dan bahkan ada juga
yang sampai menutup perusahaan karena mengalami kerugian yang besar akibat
pandemi ini. Selain itu, ada juga yang terpaksa melakukan pekerjaan di rumah karena
aturan pemerintah atau sering disebut dengan Work From Home (WFH). WFH ini
menjadi beban tersendiri bagi beberapa pekerja khususnya pekerja wanita.

Stres kerja adalah suatu keadaan emosional yang timbul karena adanya
ketidaksesuaian anatar beban kerja dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres
kerja yang dihadapinya (Vanchapo, 2020). Jenis-jenis stres kerja menurut Barney dan
Selye dalam (Dewi, 2012) yaitu anatar lain: Eustress (good stress); Distress;
Hyperstress; Hypostress. Sedangkan menurut Quick dalam (Waluyo,2009)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: Eustress; dan Distress.

Menurut Santoso (2020) dalam (Weken, Mongan, & Kekenusa, 2020) dijelaskan
bahwa bentuk-bentuk dukungan sosial pada masa pandemi Covid-19 saat ini dapat
berupa appraisal support untuk memecahkan masalah atau menguraikan stressor, salah
satunya adalah menjadi pendengar yang baik, tangible support, seperti bantuan nyata
menyelesaikan masalah, bantuan dapat berupa sarana prasarana yang dibutuhkan, self
esteem support atau dukungan pandangan diri yang baik tentang dirinya, berupa bantuan
secara finansial dan dukungan mental, dan belonging support berupa penerimaan dalam
satu bagian atau satu kelompok, berupa tidak terjadi isolasi sosial.

Selama masa pandemi Covid-19 kegiatan yang ikut berdampak yaitu kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan yang melibatkan guru beserta siswa-siswi ini dilakukan dari
rumah atau dalam jaringan (daring). Kegiatan mengajar yang dilakukan dari rumah
tentunya membutuhkan dukungan yang sangat besar dari keluarga. Dukungan yang
diperoleh dari orang-orang disekitar dapat mengurangi risiko stres kerja yang dialami.
Selain keluarga, dukungan dari orang-orang di lingkungan kerja seperti atasan dan rekan
kerja, serta lingkungan sosial lainnya seperti teman-teman juga turut membantu
responden dalam menjalankan pekerjaan sehingga akan dapat mengurangi dampak stres
kerja (Weken, Mongan, & Kekenusa, 2020).

Semua pelayanan maupun pembelajaran mau tidak mau harus beralih dengan
mengedepankan kemanfaatan teknologi secara maksimal dikarenakan adanya pandemi
saat ini. Hal tersebut dilakukan karena Covid-19 sangat berisiko apabila pembelajaran
tetap dilakukan secara langsung (face to face) tanpa adanya pembatasan sosial atau
bahkan dengan physical distancing terlebih hal tersebut diterapkan kepada siswa SD
yang belum memiliki kontrol diri penuh menurut Wahdaniyah & Miftahuddin (2019)
dalam (Renny, 2020).

Para karyawan yang berstatus sebagai orang tua, menurut Rexrode dan Weber
(2020) dalam (Syarifah & Etikariena, 2021) dapat berpotensi mengalami tingkat stres
dan kelelahan yang lebih karena harus memikirkan skenario pengasuhan untuk anak
selama mereka bekerja dari rumah. Oleh karena itu, kebijakan yang ditetapkan
pemerintah berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat para karyawan
yang berstatus orang tua mengalami stres dan kelelahan kerja bila tanpa bantuan
pengasuh anak atau asisten rumah tangga.

Stres kerja selain memiliki dampak yang negatif, juga memiliki dampak yang
positif dan dapat memicu kinerja karena para pegawai memiliki perasaan tertekan dalam
menghadapi pekerjaan. Hal tersebut dapat dicontohkan pada guru yang mendapatkan
kompensasi. Yang dimaksudkan berdampak positif yaitu dalam memotivasi para guru
untuk bekerja sesuai dengan target yang dipicu oleh keinginan untuk mendapatkan
kompensasi yang tinggi. Karena sudah ada yang pernah meneliti bahwa kompensasi
juga berpengaruh terhadap stres kerja, namun pengaruhnya positif (Anita,
Tjitrosumarto, & Setyohadi, 2021).
Bagi mahasiswa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini dinilai kurang efektif dan
efisien karena masih memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, seperti
gangguan jaringan internet dan sinyal yang tidak stabil apalagi mahasiswa yang berasal
dari pedesaan yang minim akses internet. Beberapa permasalahan yang muncul
berkaitan dengan sitem pemeblajaran daring berupa kesiapan mahasiswa, penguasaan
teknologi, waktu yang singkat, tugas yang banyak, jumlah kuota, dan kondisi sinyal
internet. Hal tesebut merupakan salah satu penyebab meningkatnya tingkat stres dan
kecemasan yang dikategorikan dalam skala ringan, sedang, dan berat yang dialami
mahasiswa selama pandemi Covid-19. Stressor yang dihadapi mahasiswa selain
perubahan metode belajar yaitu diantaranya kekhawatiran ekonomi, kekhawatiran akan
kesehatan keluarga dan diri sendiri, penundaan akademik, terbatasnya interaksi sosial,
lapangan pekerjaan yang berkurang, dan faktor-faktor lain pada kehidupan pribadi
mahasiswa. Tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa dapat mengakibatkan penurunan
prestasi akademis dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mahasiswa
(Fauziyyah, Awinda, & Besral, 2021).

Setelah melakukan pengukuran tingkat stres pada salah satu mahasiswa


menggunakan instrument pengukuran Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)
didapatkan hasil 29 yang artinya mahasiswa tersebut mengalami stres di tingkat parah.
Stres tersebut disebutkan karena tugas yang banyak, waktu yang kurang, ilmu yang
kurang memadai, dan juga sinyal yang tidak stabil saat menjalankan kuliah daring.
Bagian 2 Permasalahan

Dari berbagai sumber artikel yang dicari, terdapat beberapa permasalahan yang
umum dibahas mengenai stres kerja yang dialami beberapa pekerja di Indonesia pada
masa pandemi Covid-19. Berbagai permasalahan yang dibahas pada beberapa artikel
didominasi oleh pekerja wanita yang mengalami stres kerja saat melakukan pekerjaan
dari rumah atau sering disebut Work From Home (WFH) karena beban kerja yang
dialami pekerja wanita semakin bertambah. Karena selain sebagai pekerja, seorang
wanita juga berperan sebagai ibu rumah tangga yang menyebabkan orang tua harus
memainkan berbagai peran dengan sumber daya yang sangat terbatas karena kehilangan
bantuan dari sekolah, tetangga dan anggota keluarga besar serta lingkungan sekitar.

Adanya pandemi Covid-19 ini menyebabkan tingginya prevalensi stres kerja


yang dialami oleh beberapa pekerja di Indonesia, misalnya seorang guru dan juga
karyawan industri di berbagai sektor. Untuk seorang guru, masa pandemi ini sangat
menyulitkan karena harus memutar otak kembali untuk membuat para siswa-siswi tetap
bersemangat meskipun menjalankan kegiatan belajar dengan sistem daring/online.
Karena kebanyakan siswa-siswi apabila diberikan tugas sering kali terlambat
mengumpulkan atau sama sekali tidak mengumpulkan sehingga para guru kesulitan
untuk menginput nilai yang seharusnya sudah disetorkan untuk nantinya dijadikan nilai
akhir.

Sedangkan untuk para karyawan industri, masa pandemi juga merupakan masa
terburuk karena mereka dituntut untuk lebih produktif dengan beban kerja yang semakin
bertambah. Hal tersebut terjadi karena pergantian manajemen puncak dari berbagai
struktur dan juga perubahan struktur di berbagai divisi yang membuat mereka harus
menyesuaikan diri kembali dengan kepemimpinan yang baru. Beban kerja dan tuntutan
kerja yang semakin bertambah akan membuat karyawan mengalami kelelahan kerja dan
kemudian mengalami stres kerja. Apabila karyawan sudah berada pada fase stres kerja,
maka mereka kebanyakan akan berpikiran untuk pindah kerja (Turnover Intention),
mogok kerja, atau bahkan berhenti bekerja.
LAMPIRAN

Kuisioner

Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)

Keterangan:

0 : Tidak ada atau tidak pernah

1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadan-kadang

2 : Sering

3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hamper setiap saat

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3


1. Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele 

2. Mulut terasa kering 

3. Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu 


kejadian
4. Merasakan gangguan dalam bernapas (napas cepat, 
sulit bernapas)
5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan 
suatu kegiatan
6. Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi 

7. Kelemahan pada anggota tubuh 

8. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai 

9. Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi namun bisa 


lega jika hal/situasi itu berakhir
10. Pesimis 

11. Mudah merasa kesal 

12. Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas 

13. Merasa sedih dan depresi 

14. Tidak sabaran 

15. kelelahan 

16. Kehilangan minat pada banyak hal (misal: makan, 


ambulasi, sosialisasi)
17. Merasa diri tidak layak 

18. Mudah tersinggung 

19. Berkeringat (misal: tangan berkeringat) tanpa stimulasi 


oleh cuaca maupun latihan fisik
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas 

21. Merasa hidup tidak berharga 

22. Sulit untuk beristirahat 

23. Kesulitan dalam menelan 

24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan 


25. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa 
stimulasi oleh latihan fisik
26. Merasa hilang harapan dan putus asa 

27. Mudah marah 

28. Mudah panik 

29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang 


mengganggu
30. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak biasa 
dilakukan
31. Sulit untuk antusias pada banyak hal 

32. Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal 


yang sedang dilakukan
33. Berada pada keadaan tegang 

34. Merasa tidak berharga 

35. Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi 


anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda
lakukan
36. Ketakutan 

37. Tidak ada harapan untuk masa depan 

38. Merasa hidup tidak berarti 

39. Mudah gelisah 


40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin 
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri
41. Gemetar 

42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan 


sesuatu

- Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42.
- Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41.
- Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.

Indikator Penilaian

Tingkat Depresi Kecemasan Stress


Normal 0-9 0-7 0-14
Ringan 10-13 8-9 5-18
Sedang 14-20 10-14 19-25
Parah 21-27 15-19 25-33
Sangat parah >28 >20 >34
DAFTAR PUSTAKA

Alifah, A. (2021). Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Manajemen. Efek Mediasi Work-Family
Conflict terhadap Stres Kerja pada Ibu Bekerja di Rumah selama Pandemi
Covid-19, Vol 11 Nomor 1 : hal 1-16.

Anita, T., Tjitrosumarto, S., & Setyohadi, J. (2021). Research and Development Journal
of Education. Stres Kerja Guru saat Pandemi Covid-19 Ditinjau dari
Kompensasi dan Lingkungan Kerja, Vol. 7 No. 1 : hal 146-157.

Bawawa, A. A., Lengkong, V. P., & Taroreh, R. N. (2021). Jurnal EMBA. Pengaruh
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Stress Kerja terhadap Turnover
Intention pada PT. SIG Asia Kota Bitung, Vol. 9 No. 2 : hal 785-795.

Fauziyyah, R., Awinda, R. C., & Besral. (2021). Bikfokes. Dampak Pembelajaran
Jarak Jauh terhadap Tingkat Stres dan Kecemasan Mahasiswa selama Pandemi
Covid-19, Vol. 1 Edisi 2 : hal 113-124.

Khaerana, & Amri. (2020). Jurnal Manajemen. Pengaruh Work Family Conflict dan
Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai Wanita pada Puskesmas Kecamatan
Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara, Vol. 6 No. 2 : hal 80-85.

Musta'in, Veranita, W., Setianingsih, & Aydi, D. P. (2021). Jurnal Keperawatan.


Hubungan antara Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Masa
Pandemi Covid-19 di Unit Pelayanan Kesehatan Daerah Surakarta, Volume 13
Nomor 2 : hal 431-439.

Renny, C. A. (2020). Jurnal Ilmiah BK. Management Stress Kerja Guru SD Terhadap
Beban Kerja pada Masa Pandemi Covid-19, Volume 3 Nomor 3 : hal 219-226.
Retnowati, A. N., Aprianti, V., & Agustina, D. (2020). Jurnal Sain Manajemen.
DAmpak Work family Conflict dan Stres Kerja pada Kinerja Ibu Bekerja dari
Rumah selama Pandemi Covid-19 di Bandung, Vol. 6 No.2 : hal 161-167.

Syarifah, T. H., & Etikariena, A. (2021). Psycho Idea. Keseimbangan Pekerjaan dan
Kehidupan Pribadi serta Gaya Kerja Baru, Bagaimana Dampaknya terhadap
Stress Kerja?, Volume 19 No. 01 : hal 1-12.

Weken, M. E., Mongan, A. E., & Kekenusa, J. S. (2020). Journal of Public Health and
Community Medicine. Hubungan antara Beban Kerja, Konflik Peran, dan
Dukungan Sosial dengan Stres Kerja pada Guru di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Manado pada Masa Pandemi Covid-19, Volume 1 Nomor 4 : Halaman
80-89.

Yuliani, S. D., & Widajati, N. (2021). Correlation of Individual Factors and Subjectives
Workload with Work Stress on Spinning Workers, 117-127.

Anda mungkin juga menyukai