Anda di halaman 1dari 25

RESILIENSI UNTUK MENGATASI

STRESS PANDEMI COVID 19


Disampaikan Oleh :
dr. Ari Sakti Prasetya, M.H.
Bandung, 27 November 2021
STRESSOR

• Penyakit baru
• Ketidakpastian kapan berakhir
• Belum ditemukannya vaksin dan obatnya
• Perubahan pola kehidupan ( adanya kebiasaan
baru)

STRESS
STRES AKADEMIK

• Stres akademik dihayati


sebagai sebuah persepsi individu
mengenai stressor akademik yang
dirasakan meliputi Frustrations,
Conflict, Pressure, Chances dan
Self_x0002_imposed dan
bagaimana reaksi mereka terhadap
stressor tersebut yang terbagi
kedalam reaksi fisik, emosi, perilaku,
dan kognitif.
Stressor Akademik Stres akademik dapat berdampak
Pembelajaran daring menjadi stressor negative karena dapat
akademik bagi remaja di masa menurunkan prestasi akademik
pandemi. Remaja mengeluhkan dan memicu perilaku maladaptif
banyaknya tugas yang diberikan oleh pada siswa.
guru, terbatasnya interaksi dengan
guru sehingga menyulitkan dalam KPAI melaporkan bahwa terdapat
proses tanya jawab dan mengerjakan remaja yang memilih mengakhiri
tugas, serta deadline tugas yang hidupnya akibat banyaknya
datang secara bersamaan dalam waktu tekanan dan tuntutan tugas yang
yang singkat belum diselesaikan sejak tahun
ajaran baru di masa pandemi
BEBERAPA HASIL PENELITIAN

Penelitian Li, et all (2020) menunjukkan


Survey yang dilakukan IPKJI – Departemen dari 1,563 tenaga kesehatan : 50.7%
Kep. Jiwa UI pada 2155 perawat di RS dan mengalami depresi, 44.7% mengalami
PKM (2020) menunjukan : kecemasan dan 36.1% mengalami gangguan
Alat ukur : Self-Reporting Quessioner tidur
(SRQ)

70,3%% (1515 orang) merasa cemas, Penelitian yang dilakukan Qiu , et all ( 2020)
menunjukkan :
tegang, dan khawatir, 53.7% (1157 orang)
▪ Wanita lebih banyak yang mengalami stress dan
merasa mudah Lelah, 44,9% (969 orang)
masalah psikologis.
mudah merasa ketakutan , 42,5 % (916 ▪ Usia 18-30 dan usia diatas 60 rentan terhadap
orang) tidur tidak nyenyak, 31,4% (676 stress
orang) merasakan sakit kepala, 29,6% ▪ Pendidikan tinggi yang berhubungan dengan
(639 kewaspadaan diri
orang) Merasa tidak Bahagia, 1.3% (29 ▪ Pekerja yang bekerja antar kota lebih rentan
orang) memiliki pikiran untuk mengalami stress
mengakhiri kehidupan/bunuh diri ▪ Penduduk yang tinggal di daerah kasus
tertinggi
HASIL PENELITIAN

• Jenis kelamin memberikan kontribusi signifikan bagi perbedaan skor


stress akademik remaja. Di mana remaja perempuan menghayati stress akademik
lebih tinggi dibandingkan laki-laki di masa Pandemi. Jenis kelamin memberikan
kontribusi signifikan bagi perbedaan skor resiliensi remaja. Di mana remaja laki-laki
memiliki kemampuan resiliensi lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan.
Artinya remaja laki-laki memiliki kemampuan resiliensi lebih tinggi dibandingkan
remaja perempuan.

• Kelompok usia memberikan kontribusi signifikan terhadap perbedaan


skor stress akademik remaja. Di mana remaja usia 16 menunjukkan skor stress
akademik lebih tinggi dibandingkan skor stress akademik usia lainnya. Remaja yang
berusia lebih muda memiliki kemampuan resiliensi lebih tinggi dibandingkan usia yang
lebih tua.
RESPON TERHADAP PANDEMI COVID-19

REAKTIF : Reaksi yang cepat, tegang dan agresif terhadap keadaan


yg terjadi dan menyebabkan kecemasan, kepanikan.
RESPON TERHADAP PANDEMI COVID-19

RESPONSIF : sikap tenang, terukur, mencari tahu apa yg harus dilakukan


dan memberikan respon yg tepat dan wajar.

Breathe : Ambil waktu untuk Assess : Cek fakta yang valid


01 berpikir apa yg akan 02 dari sumber terpercaya, hindari
informasi yg salah, berlebihan, yg
dilakukan, yg bermanfaat dan
membuat kecemasan berlebihan
tidak berlebihan

Action : Lakukan tindakan yg Reflect : Merefleksikan apa yg


03 sesuai yg dianjurkan, tetap 04 sudah dilakukan, menilai situasi
terkini dan mempersiapkan
nilai risikonya dan tetap
respon berikutnya yg akan
tenang diambil.
DAMPAK STRES

▪ Kortisol adalah hormon utama yang TANDA DAN GEJALA :


dilepaskan ketika tubuh sedang ▪ Cemas, takut , gelisah
stress. ▪ Jantung berdebar lebih kencang, nafas
cepat, perut mual, kembung, diare,
▪ Kortisol menyebabkan efek pada kepala pusing, otot otot terasa tegang
berbagai organ dan nyeri, gangguan tidur
▪ Reaksi Psikosomatis ▪ Sulit berkonsentrasi, sulit mengambil
keputusan, bingung
MANAJEMEN STRES

▪ Manajemen stress adalah dimana individu


melakukan pengontrolan atau pengaturan
stress
▪ Tujuannya : mengenal penyebab stress dan
mengetahui teknik-teknik mengelola stress,
sehingga orang lebih baik dalam menguasai
stress dalam kehidupan
RESILIENSI
Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan individu
untuk mengarahkan (Navigate) mereka agar mendapatkan
sumber daya secara psikologis, sosial, budaya dan fisik
yang dapat menunjang kesejahteraan mereka, serta
kemampuan dari individu untuk bernegosiasi (Negotiate)
dengan cara yang mampu diterima secara budaya, yang
memberikan sumber kesehatan mental,dan memberi
individu kesempatan untuk mengalaminya dengan cara
yang bermakna secara budaya (Ungar, 2012). Resiliensi
menurut Ungar (2012) tidak terjadi hanya karena kapasitas
yang dimiliki individu saja, melainkan adanya interaksi
dengan socio-ecologis nya yang mampu membantu individu
untuk bangkit dan menjadi resilien (Borualogo, 2018).
Cari sumber terpercaya sebagai
sumber informasi, seperti situs
Rasa sedih, tertekan, khawatir, web WHO atau Kementerian
bingung, takut atau marah Kesehatan atau Dinas
saat krisis itu normal Kesehatan, kurangi menonton
/mendengar info negatif/hoax

Cari orang yang kita percayai Jgn mengkonsumi alkohol,


untuk curhat tetapl, kontak obat – obatan untuk
keluarga , teman melalui mengatasi perasaan ,
telepon dan penggunaan hubungi tenaga
platform media sosial. kesehatan / konsultasi
daring ,is. Konsul sahabat
perawat di www.ipkji.org

Terapkan pola hidup sehat ,


jika harus beraktifitas ikuti
protocol Lakukan Tehnik –tehnik manajemen stress
Langkah 1 :

▪ Kajian tanda dan ▪ Apabila terdapat 5 atau lebih jawaban YA pada no 1-


20 berarti terdapat masalah psikologis seperti
gejala yang alami. cemas dan depresi
▪ Apabila terdapat jawaban YA pada No. 21 berarti
▪ Menggunakan terdapat penggunaan zat psikoaktif/narkoba
▪ Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari
kuesioner Self- no. 22-24 berarti terdapat gejala gangguan psikotik
(gangguan dalam penilaian realitas) yang perlu
Reporting penanganan serius
Questionnaire-29 ▪ Apabila terdapat satu atau lebih jawaban YA dari
no. 25-29 berarti terdapat gejala-gejala gangguan
(SRQ-29) PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)/gangguan
stres setelah trauma
▪ Kunjungi web:
www.ipkji.org untuk
umelakkan deteksi
LANGKAH 2 : TEHNIK MANAJEMEN STRES
MENGELOLA
PIKIRAN
CARA FISIK ( Latihan berfokus
(Latihan Nafas pada 5 Jari,
Dalam dan Penghentian MEMBANGUN
Relaksasi Otot Pikiran dan SPIRITUAL
Progresif ) Afirmasi ) POSITIF

MENGELOLA MODIFIKASI
EMOSI (EMOSI LINGKUNGAN
POSITIF) (Lingkungan Fisik
dan Lingkungan
Sosial
LATIHAN TARIK NAFAS
DALAM

▪ Ambil posisi nyaman bisa


duduk atau tiduran, tutup mata,
tarik nafas dalam dari hidung
ditahan sebentar ( 3-5 detik)
kemudian hembuskan
udara perlahan lahan dari
mulut
▪ Ulangi 4 sampai 5 kali.
▪ Evaluasi manfaatnya, dan latih
secara rutin 3 sampai 4 kali
per hari
Relaksasi Otot Progresif (ROP)
LATIHAN RELAKSASI adalah latihan mengencangkan dan
OTOT PROGRESIF mengendurkan otot sambil nafas
dalam pada otot muka sampai kaki:
mata dan dahi, pipi, mulut, tengkuk,
bahu, tangan, dada, perut, punggung,
bokong, kaki dan telapak kaki

Mata dan dahi dikerutkan , pipi


digembungkan, pipi dikempotkan
mulut nyengir, mulut mencucu, dagu
menempel ke dada, bahu diangkat
menyentuh telinga, tangan ditekuk ke
arah badan
LATIHAN RELAKSASI
OTOT PROGRESIF Tangan diluruskan menjauhi badan,
membusungkan dada, melengkungkan
punggung belakang, menggembungkan
perut, bokong menjepit kertas, telapak
kaki mengarah ke badan, telapak kaki
menjauhi badan
MENGELOLA EMOSI

▪ Emosi yang Positif seperti kegembiraan


akan meningkatkan hormone endorphin,
meningkatkan imunitas
▪ Upaya : Lakukan kegiatan yg
menyenangkan / hobi

Emosi negatif : Stres, kecemasan ,depress


akan meningkatkan hormone kortisol yang
akan menurunkan imunitas, resiko infeksi
LATIHAN BERFOKUS PADA 5 JARI

• Fokus pandangan dan Pertemukan ibu jari


Pertemukan ibu jari Pertemukan ibu jari
pikiran pada ke lima jari dengan jari tengah.
dengan jari manis dengan jari kelingking
• Tarik nafas dalam, Bayangkan orang
Bayangkan saat Bayangkan kita berada
rileks yang saudara sayangi
saudara mendapat ditempat indah yang kita
• Kosongkan pikiran dan sangat perhatian
pujian atau saudara sukai/ pernah kita
• Pertemukan Ibu jari dan perduli pada
mendapat prestasi. kunjungi. Misalnya di
dengan Telunjuk dan kita .
Bayangkan betapa pinggir pantai dipagi
bayangkan saat badan senangnya saudara hari
sehat dan tidak ada
gangguan apapun. Terasa Tarik nafas Dalam, buka
segar dan kuat mata , Evaluasi
manfaatnya dan latih
rutin 3-4 kali/hari ..
LATIHAN STOP BERPIKIR

Setiap kali muncul pikiran yang mengganggu muncul dan tak dapat
mengendalikannya, maka dapat dilakukan penghentian pikiran
dengan mengatakan STOP

Identifikasi pikiran yang paling menggangu, lalu tarik nafas


dalam, tutup mata dan kosongkan pikiran

Bayangkan / ingat pikiran paling mengganggu hingga


hitungan tertentu misalnya 5, 7 atau 10 dan pada hitungan
terakhir 5, 7, atau 10 katakan STOP pada pikiran tersebut

Rasakan muncul pikiran positif, ulangi 2 sampai 3 kali.


Latih setiap hari jika ada pikiran yang mengganggu
BERPIKIR POSITIF - AFFIRMASI

▪ Manfaat : meningkatkan endorphine


▪ Pikirkan dan tulis pengalaman yang
menyenangkan tentang tentang diri
sendiri, keluarga, kelompok dan
masyarakat
▪ Lakukan affirmasi yaitu dengan
mengucapkan pada diri sendiri semua
pikiran positif sehingga pikiran
dipenuhi oleh pengalaman yang
menyenangkan.
▪ Susun rencana tujuan yang positif dan
ucapkan : “Semua pasti bisa dilewati”
“saya bisa sembuh” Pandemi ini akan
berakhir , “Lawan corona pasti bisa “
MODIFKASI LINGKUNGAN

LINGKUNGAN FISIK LINGKUNGAN SOSIAL

▪ Lingkungan sosial yang


▪ Rumah yang rapi, bersih,
terdekat dengan kita adalah
tenang dan nyaman akan
orang tua, suami/istri, anak,
membantu mengatasi situasi
adik atau kakak.
stres ▪ Memberi salam, penghargaan,
▪ Musik atau suara yang
harapan, saling menolong ,
lembut akan juga memberi
berbagi hal yang positif dan
perasaan rileks
menghindar diskusi tentang
▪ Pemandangan yang hijau,
hal-hal yang negatif
berbunga dan indah juga ▪ Menjalin komunikasi dengan
dapat memberi ketenangan
teman, kerabat ( daring)
.
.
MEMBANGUN SPIRITUAL POSITIF
Melaksanakan ibadah bersama di
rumah dengan semua anggota
keluarga secara daring

Berdoa untuk diri sendiri dan


keluarga, masyarakat, tenaga
Kesehatan dan pemerintah

Senantiasa membaca kitab suci dan


perbanyak membaca buku-buku
agama
SALAM SEHAT
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., Marliana, T., Windarwati, H. W., Mubin, M. F., Sodikin, M. A., Prawiro, A. D., Trihadi, D., & Kembaren, L.
(2020). Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial (Mental Health and Psycho Social Support) COVID-19:Keperawatan
Jiwa . Jakarta.

Li W, Yang Y, Liu Z-H, Zhao Y-J, Zhang Q, Zhang L, et al. Progression of Mental Health Services during the
COVID-19 Outbreak in China. Int J Biol Sci. 2020;16(10):1732–8.

Reka Adesty Rahayu, et al. (2021). Pengaruh Stress Akademik terhadap Resiliensi Pada Remaja di Masa Pandemi
COVID-19. Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Jurnal Prosiding Psikologi SPeSIA
Volume 7, No. 2, Tahun 2021, 398-403.

Ungar, M. (2012). The social ecology of resilience: A handbook of theory and practice. NY: Springer, 1–463.
Retrieved from https://doi.org/10.1007/978-1-4614-0586-3

Qiu J, Shen B, Zhao M, Wang Z, Xie B, Xu Y. A .Nationwide survey of psychological distress among Chinese people in
the COVID-19 epidemic: implications and policy recommendations. Gen Psychiatry. 2020 Mar 1;33(2):e100213.

WHO. 2020. Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak. WHO. 2020 .

Catatan tentang aspek Kesehatan jiwa dan psikososial-wabah-covid-19 https://www.who.int/health-

topics/coronavirus

Anda mungkin juga menyukai