Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT TENTANG PERTOLONGAN


PERTAMA PADA ANAK YANG MENGALAMI TERSEDAK DI BALAI DESA
MEGALUH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisi Situasi


Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan reaksi seseorang dalam
mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat hal-hal sepele. Misalnya, terjebak
keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat mengubah hidup seseorang, misalnya
kematian orang terdekat atau orang tercinta. Stress kerap kali disebut sebagai penyebab
masalah kesehatan nomor satu. Walau stress itu sendiri tak dapat menyebabkan
kematian, pengaruhnya bisa membuat kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan
stress dalam kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda stress dapat muncul di tubuh dengan
berbagai bentuk. Stress yang dialami tiap orang berbeda-beda. Gejala-gejala stres
mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau
meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur
berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya
sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau
kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres. Stres sebenarnya positif bagi kita,
asalkan dalam porsi sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan
dan mengasah otak. Sedangkan stres berat dapat menyebabkan kita rentan terkena
penyakit. Stres dapat memicu penyakit maag, darah tinggi, asma dan migren. Hasil
penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres berat bisa memperburuk penyakit
degeneratif kronis, yaitu penyakit yang menyerang fungsi organ atau jaringan tubuh
seperti penyakit rematik. Sementara stres yang tersembunyi akan lebih berbahaya bagi
kesehatan karena kita tidak menyadari adanya masalah. Stress sebenarnya dapat
membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks.
Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan
energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan
pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat
menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan. Gejala stres yang berkaitan
dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan
perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok,
konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu
tidur.
BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
Peserta mampu mengetahui dan memahami menejemen stres dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman remaja tentang stres
2. Meningkatkan pemahaman dalam mengenali tanda dan gejala stres.
3. Mencegah dampak negatif dari stres
4. Meningkan kemampuan remaja dalam menejemen stres

BAB III

PELAKSANA KEGIATAN

3.1 Masalah yang dihadapi


1. Dampak Fisiologis
Secara umum gangguan fisik pada orang yang mengalami stres antara lain:
a. Mudah masuk angin
b. Kepala pusing
c. Kejang otot (kram)
d. Mengalami kegemukan atau penurunan berat badan
e. Menderita penyakit tertentu seperti penyakit jantung, hipertensi, gangguan
menstruasi, maupun gangguan pernafasan.
2. Dampak Psikologis
a. Keletihan emosi
b. Jenuh
c. Konsentrasi menurun
d. Gangguan mental
3. Dampak Perilaku
a. Prestasi belajar menurun
b. Tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Membolos
d. Suka mengantuk
e. Daya ingat menurun
f. Tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat

3.2 Penyelesaian Masalah

Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya melakukan


pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif
seperti melakukan yang disukai secara teratur, istirahat teratur, dan ngobrol.

1. Nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang
dalam hal ini berperan sangat penting bagi tubuh kita seperti:
a. Memperlambat denyut jantung
b. Mengatur tekanan darah
c. Menghilangkan ketegangan otot
d. Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional
Adapun cara untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan
a. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksaan tindakan
b. Sediakan waktu selama 5 – 10 menit
c. Atur posisi duduk/ berbaring yang nyaman
Tahap pelaksanaan
a. Putar musik dengan suara perlahan dan rileks
b. Tutup mata, dan letakkan satu tangan pada perut kanan atas
c. Tarik nafas dalam secara perlahan –lahan lewat hidung.
d. Hembuskan secara perlahan lewat mulut
e. Fokuskan pada pernafasan anda, dan rasakan pergerakan keluar masuknya udara
pada tubuh anda.
f. Ulangi sampai anda merasakan rileks
g. Buka mata perlahan-lahan
Tahap terminasi
a. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
b. Evaluasi manfaat yang dirasakan
2. Pijat (massage)
Pijat adalah rangsangan pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan tingkat tekanan
tangan yang berubah-ubah untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi, dan/
atau memperbaiki sirkulasi.
Pelaksanaan :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, hangat, dan tenang.
b. Posisikan diri dengan nyaman untuk pemijatan

3. Relaksasi otot progresif


Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan otot-otot.
Peregangan dilakukan selama 5 – 7 detik, kemudian rileks selama 20 – 3- detik. Saat
inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi secara perlahan ketika lekasasi otot.
Dengan berkurangnya ketegangan otot dan emosi, merangsang pelepasan endorphin
sehingga menimbulkan relaksasi.
Indikasi: Nyeri, kecemasan, insomnia
Tujuan yang diharapkan: Mengurangi kecemasan, nyeri, mual, insommnia, dan
meningkatkan kontrol diri
Tahap persiapan
a. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan tindakan
b. Nyalakan musik
c. Atur posisi pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman. Gunakan
bantal untuk menopang lengan, buat klien dalam posisi nyaman.
d. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15 – 30 menit.
Tahap pelaksanaan
a. Kurangi cahaya lampu dan putar musik pelan-pelan
b. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan, anjurkan tarik nafas dalam dan
hembuskan secara perlahan (3 -6 kali) dan rileks (saat menginstruksikan
pertahanan suara lemah lembut.
c. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi tarik nafas dan hembuskan
secara perlahan wajah, rahang, mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah
dengan rileks), leher (tarik dagu ke leher lalu rileks), dan tangan kanan
(genggam lalu rileks)
4. Memperbanyak Berdzikir dan berdoa
Menurut pandangan islam, ketika seseorang sedang mendapatkan musibah yang
tentu saja dapat menimbulkan keadaan tertekan, islam mengajarkan untuk
memperbanyak berdzikir dan bersabar. Memperbanyak berdoa kepada Tuhan dan
meminta bantuan-Nya untuk memperoleh jalan keluar terbaik.
5. Mengungkapkan masalah yang dimiliki kepada anggota keluarga terdekat
Dalam keadaan tertekan karena adanya masalah, sebaiknya tidak dipendam atau
dipikirkan sendiri. Memendam masalah akan semakin memperburuk keadaan karena
kondisi stressful akan semakin meningkat. Dengan mengungkapkan masalah kepada
keluarga terdekat akan membantu seseorang tersebut menemukan jalan keluar dari
masukan pemikiran orang lain sehingga beban lebih berkurang.

3.3 Sasaran

Remaja di MTSN Kesamben Jombang

3.4 Metode Kegiatan

Metode yang digunkan adalah ceramah dan tanya jawab

BAB IV

HASIL KEGIATAN
4.1 Hasil kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di MTSN Kesamben Jombang, Peserta dari kegiatan ini yaitu
remaja/siswa-siwi MTSN Kesamben Jombang. Respon peserta sangan antusias karena
kegiatan ini sangat bermanaat bagi mereka dan berharap kegiatan tersebut rutin untuk
dilaksanakan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnyadapat diambil kesimpulan bahwa stress pada
remaja itu disebabkan oleh berbagai daktor, tetapi factor yang paling banyak
mempengaruhi remaja berhubungan dengan orang tua, akademi dan teman sebaya.
Kemudian sumber stress pada remaja laki – laki dan perempuan pada umumnya
sama,sedangkan pada remaja laki – laki cenderung lebihberperilaku agresif. Remaja
laki – laki yang mengalami stress akan melakukan perbuatan negative seperti
mengonsumsi rokok dan alqohol.

5.2 Saran
A. Remaja
1. Menjaga hubungan yang baik dengan orang tua, guru dengan cara mau
mendengarkan kata mereka dan bersikap lebih kooperatif.
B. Guru
1. Memberikan tugas – tugas yang tidak terlalu berat kepada murid – murid.
2. Dalam memberikan pelajaran, diharapkan dapat menerangkan pelajaran dengan
baik dan mudah dipahami oleh murid – muri
DAFTAR PUSTAKA

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan.


Jakarta: Grasindo.

Sujanto, Drs. Agus. 1996. Psikologi Perkembangan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sumiati,S.Kep.Msi,dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja Dan Konseling.


Jakarta: Trans Info Media

Suzani, Ns. Cherry,S.Kep. 2010. Diktat Keperawatan Untuk SMK Jurusan Kesehatan
Raflesia.
Depok: SMK Jurusan Kesehatan Raflesia.

http://makananantipenuaandini.blogspot.com/2012/05/10-dampak-stress-dan10
cara.html

http://mayangsari33.blogspot.com/2012/12/perkembangan-kognitif-pada-remaja.html

http://nahdamar.blogspot.com/2013/03/karakteristik-perkembangan-sosial
remaja.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Manajemen stress pada remaja


Sasaran : Siswa atau siswi MTSN
Tempat : MTSN Kesamben Jombang
Hari/Tanggal : sabtu, 15 februari 2020
Waktu : 30 menit
Penyuluh :

A. Latar Belakang
Stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi mengahadapi stressor, yang dapat
berasal dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Stresor dapat bersifat tunggal,
majemuk, berulang, mupun terus menerus. Salah satu stresor yang dialami siswa adalah
persiapan dalam menghadapi ujian nasional. Stresor tersebut dapat berupa persiapan
kenaikan standar kelulusan maupun tekanan dari diri sendiri (Kreitner dan Knicki, 2005).
Selain itu, meningkatnya tingkat pendidikan akan meningkat-kan tantangan pelajaran dan
mengakibatkan peningkatan stres akademis. Jika kondisi ini berlangsung terus maka siswa
akan mengalami masalah penyesuaian diri secara terus menerus (Southem & Jones, 1991).
Stres dapat menimbulkan dampak - dampak negatif, seperti meng-ganggu proses
pikir, mengurangi konsentrasi, dan mengganggu proses pembuatan keputusan (Kaplan,
1996). Stres juga dapat mengakibatkan efek-efek subjektif seperti kelelahan, harga diri
menurun; efek tingkah laku misalnya kehilangan nafsu makan dan tidak tenang; efek
fisiologi seperti tekanan darah meningkat, sulit bernafas; dan efek kognitif seperti kesulitan
berkonsentrasi (Cardwell, 1996).
Menghadapi stresor berarti memberi individu yang bersangkutan pelajaran agar
lebih terampil di kemudian hari dengan kemungkinan memperkembangkan berbagai
kemampuan dan strategi pengatasan stresor yang serupa. Penatalaksanaan terhadap stres
tentunya berjalan seiring dengan pemunculan keluaran dari stres tersebut. Terdapat tiga
penatalaksanaan stres yang dikemukakan oleh Potter dan Perry (2005), yaitu mengurangi
situasi yang mengangkan, menurunkan respon fisiologis terhadap stres dan meningkatkan
respon perilaku dan emosional terhadap stres dengan penerapan metode menejemen stres.
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk menurunkan stres pada remaja selama
mempersiapkan diri dalam menghadapi Ujian Nasional dengan menggunakan teknik
menejemen stres.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Peserta mampu mengetahui dan memahami menejemen stres dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
1. Peserta memahami pengertian stres
2. Peserta memahami faktor penyebab stres (stresor)
3. Peserta mengetahui tanda dan gejala stres
4. Peserta mengetahui dampak stres
5. Peserta memahami cara menejemen stres
6. Peserta mampu mengaplikasikan manajemen stres terhadap berbagai stresor
dengan tepat

C. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman siswa-siswi tentang stres
2. Meningkatkan pemahaman dalam mengenali tanda dan gejala stres.
3. Mencegah dampak negatif dari stres
4. Meningkan kemampuan siswa-siswi dalam menejemen stres

D. Sasaran
Remaja atau Siswa/Siswi MTSN Kesamben Jombang
E. Tempat dan Waktu
Tempat : Siswa atau siswi MTSN
Waktu : sabtu, 15 februari 2020

F. Metode
Metode yang digunkan adalah ceramah dan tanya jawab

G. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
H. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Pasien Metode Media

Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Ceramah -


2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan sub 2. Memperhati
topik yang akan kan dengan
dibahas baik
4. Menjelaskan maksud, 3. Mendengar
tujuan, dan kontrak kan dengan
waktu seksama
5. Menggali
pengetahuan peserta
tentang materi
penyuluhan
Penyajian 15 menit 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengar Ceramah Leaflet
pengertian stres dengan dan tanya
2. Menjelaskan faktor- seksama jawab
faktor penyebab stres 2. Memperhati
3. Menjelaskan tanda kan dengan
gejala stres baik
4. Menjelaskan dampak 3. Bertanya
stres mengenai hal
5. Menjelaskan yang belum
mengenai manajemen dimengerti
stres
6. Menjelaskan bentuk
dukungan keluarga
dalam membina
kelurga sehat jiwa
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Bertanya jika Ceramah lembar
kesempatan peserta ada yang dan tanya evaluasi
didik untuk bertanya belum jawab
mengerti
2. Memberikan 2. Menjawab
pertanyaan kepada pertanyaan
peserta didik 3. Mendengar
3. Menyimpulkan dengan
kegiatan belajar seksama
4. Mengucapkan salam 4. Menjawab
penutup salam penutup

I. Evaluasi
a. Struktur
1. Adanya koordinasi dengan pihak sekolah MTSN Kesamben Jombang untuk
menentukan waktu dan tempat penyuluhan
2. Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang digunakan
b. Proses
1. Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 orang
2. Media yang digunakan adalah leaflet
3. Waktu penyuluhan 30 menit
4. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan dimulai
5. Pemateri diharapkan menguasai materi yang baik
6. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
7. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi mengahadapi stressor, yang dapat berasal
dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Dalam arti umum stres merupakan
pola reaksi atau respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsikan
mengancam atau tekanan terhadap kesejahteraan orang yang bersangkutan (Kreitner dan
Knicki, 2005).

B. Penyebab Stres (Stresor)


Terdapat tiga sumber utama stres, yaitu:
1. Lingkungan, misalnya cuaca, suara bising, kepadatan penduduk, tekanan waktu,
sandar prestasi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan, dan perubahan dalam
keluarga.
2. Fisik,yaitu perubahan bentuk tubuh, misalnya masa pubertas, hamil, haid, kecelakaan
atau cacat, perubahan berat badan.
3. Pikiran. Pikiran menjelaskan dan menterjemahkan pengalaman perubahan dan
menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna atau
lebel pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat kita rileks atau stres.
Karnadi (1998) mengungkapkan bahwa manusia sering memperoleh kemajuan
dan stres yang disertai prestasi fisik maupun ketrampilan. Hal ini merupakan hal yang
sehat asalkan tetap percaya diri, dan dapat mempergunakan enersi dan ketegangan yang
timbul dari tuntutan tambahan tersebut. Kondisi emosional tertentu juga dapat
merupakan stresor sekunder, kebosanan dengan kurangnya rangsangan atau minat pada
pekerjaan, menganggur, atau pensiun dapat menimbulkan depresi, apati, dan stres.
keraguan akan apakah masih dibutuhkan atau dihargai dapat menimbulkan citra diri yang
buruk dan rasa terasing. Kesedihan atau kehilangan pasangan dengan pengaruh yang
dalam dan berkepanjangan dan bila kesedihan tetap tidak dapat diatasi dapat
mencetuskan sakit mental atau fisik.

C. Tanda dan Gejala Stres


Tanda-tanda fisik seseorang mengalami stres adalah sebagai berikut:
1. Gerakan motorik yang tidak disadari berupa:
a. Menggigit kuku
b. Mengepalkan tangan
c. Mengencangkan rahang
d. Mengetuk-ngetuk jari
e. Menggesek-gesek gigi
f. Menarik bahu
g. Mencubit kulit muka
h. Mengetuk-ngetukkan kaki
i. Menyentuh rambut
j. Gemetar
2. Aspek emosi ditandai sebagai berikut:
a. Cemas
b. Depresi
c. Kecewa
d. Marah atau bermusuhan
e. Tidak berdaya
f. Tidak sabar
g. Mudah tersinggung
h. Gelisah
3. Aspek perilaku, ditandai sebagai berikut:
a. Agresif
b. Gangguan pola tidur
c. Mengerjakan beberapa hal sekaligus
d. Ledakan emosional
e. Meninggalkan pekerjaan yang belum selesai
f. Reaksi berlebihan
g. Berbicara terlalu keras atau cepat

D. Dampak Stres
Penatalaksanaan stres yang tidap tepat dapat menimbulkan perubahan dalam hidup
seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisiologis, psikologis, dan perilaku.
4. Dampak Fisiologis
Secara umum gangguan fisik pada orang yang mengalami stres antara lain:
f. Mudah masuk angin
g. Kepala pusing
h. Kejang otot (kram)
i. Mengalami kegemukan atau penurunan berat badan
j. Menderita penyakit tertentu seperti penyakit jantung, hipertensi, gangguan
menstruasi, maupun gangguan pernafasan.
5. Dampak Psikologis
e. Keletihan emosi
f. Jenuh
g. Konsentrasi menurun
h. Gangguan mental
6. Dampak Perilaku
g. Prestasi belajar menurun
h. Tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
i. Membolos
j. Suka mengantuk
k. Daya ingat menurun
l. Tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat

E. Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan kemampuan penggunaan sumber daya (manusia)
secara efektif untuk mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan emosional yang mucul
karena tanggapan (respons). Tujuan dari manajemen stres adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik. Menejemen stres dapat dikatakan sebagai
kecakapan seseorang dalam menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan
secara proporsional.
Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya melakukan
pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif
seperti melakukan yang disukai secara teratur, istirahat teratur, dan ngobrol.

4. Nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang
dalam hal ini berperan sangat penting bagi tubuh kita seperti:
e. Memperlambat denyut jantung
f. Mengatur tekanan darah
g. Menghilangkan ketegangan otot
h. Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional
Adapun cara untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan
d. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksaan tindakan
e. Sediakan waktu selama 5 – 10 menit
f. Atur posisi duduk/ berbaring yang nyaman
Tahap pelaksanaan
h. Putar musik dengan suara perlahan dan rileks
i. Tutup mata, dan letakkan satu tangan pada perut kanan atas
j. Tarik nafas dalam secara perlahan –lahan lewat hidung.
k. Hembuskan secara perlahan lewat mulut
l. Fokuskan pada pernafasan anda, dan rasakan pergerakan keluar masuknya udara
pada tubuh anda.
m. Ulangi sampai anda merasakan rileks
n. Buka mata perlahan-lahan
Tahap terminasi
c. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
d. Evaluasi manfaat yang dirasakan
5. Pijat (massage)
Pijat adalah rangsangan pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan tingkat tekanan
tangan yang berubah-ubah untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi, dan/
atau memperbaiki sirkulasi.
Pelaksanaan :
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman, hangat, dan tenang.
d. Posisikan diri dengan nyaman untuk pemijatan

6. Relaksasi otot progresif


Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan otot-otot.
Peregangan dilakukan selama 5 – 7 detik, kemudian rileks selama 20 – 3- detik. Saat
inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi secara perlahan ketika lekasasi otot.
Dengan berkurangnya ketegangan otot dan emosi, merangsang pelepasan endorphin
sehingga menimbulkan relaksasi.
Indikasi: Nyeri, kecemasan, insomnia
Tujuan yang diharapkan: Mengurangi kecemasan, nyeri, mual, insommnia, dan
meningkatkan kontrol diri
Tahap persiapan
e. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan tindakan
f. Nyalakan musik
g. Atur posisi pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman. Gunakan
bantal untuk menopang lengan, buat klien dalam posisi nyaman.
h. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15 – 30 menit.
Tahap pelaksanaan
d. Kurangi cahaya lampu dan putar musik pelan-pelan
e. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan, anjurkan tarik nafas dalam dan
hembuskan secara perlahan (3 -6 kali) dan rileks (saat menginstruksikan
pertahanan suara lemah lembut.
f. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi tarik nafas dan hembuskan
secara perlahan wajah, rahang, mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah
dengan rileks), leher (tarik dagu ke leher lalu rileks), dan tangan kanan
(genggam lalu rileks)
6. Memperbanyak Berdzikir dan berdoa
Menurut pandangan islam, ketika seseorang sedang mendapatkan musibah yang
tentu saja dapat menimbulkan keadaan tertekan, islam mengajarkan untuk
memperbanyak berdzikir dan bersabar. Memperbanyak berdoa kepada Tuhan dan
meminta bantuan-Nya untuk memperoleh jalan keluar terbaik.
7. Mengungkapkan masalah yang dimiliki kepada anggota keluarga terdekat
Dalam keadaan tertekan karena adanya masalah, sebaiknya tidak dipendam atau
dipikirkan sendiri. Memendam masalah akan semakin memperburuk keadaan karena
kondisi stressful akan semakin meningkat. Dengan mengungkapkan masalah kepada
keluarga terdekat akan membantu seseorang tersebut menemukan jalan keluar dari
masukan pemikiran orang lain sehingga beban lebih berkurang.

Anda mungkin juga menyukai