Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU POST PARTUM TENTANG TANDA


BAHAYA UMUM PADA BAYI BARU LAHIR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Bayi baru lahir biasanya mudah sakit, jika sakit bisa berubah cepat menjadi
kondisi yang serius dan berat. Gejala sakit pada bayi baru lahir memang sulit untuk
dikenali, untuk itu sudah seharusnya orang tua dapat mengenali tanda-tanda bahaya
secara dini pada bayi mereka sebelum keadaan bayi mereka semakin serius karena
terlambat membawa ke tempat pelayanan kesehatan dapat berujung kematian. Seorang
bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila
tidak ditangani segera (Kosim, 2005, hlm. 1).
Saat ini masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kesakitan dan
kematian anak terutama pada masa perinatal. Pada hakikatnya angka kesakitan dan
kematian ini dapat diupayakan pencegahannya sedini mungkin, diantaranya dengan
meningkatkan pendidikan kesehatan keluarga terutama ibu. Menurut karakteristik
kesehatan ibu sebelum dan ketika hamil, kematian neonatal banyak terjadi pada
kelompok umur ibu 20-39 tahun pada anak pertama dan pada paritas ketiga (Djaja,
2003, 7).
Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat
mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari
itu sudah seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi mereka
agar dapat mengantisipasinya lebih awal. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir yaitu:
bayi tidak mau menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusar
kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi kuning (Muslihatun,
2010, hlm. 46).
Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan lebih cepat mendapat pertolongan
sehingga dapat mencegahnya dari kematian. Namun apabila terlambat dalam
pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa meninggal. Bayi baru lahir mempunyai
masalah berat yang dapat mengancam kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan
pengelolaan segera, terlambat dalam pengenalan masalah dan manajemen yang tepat
dapat mengakibatkan kematian (Kosim, 2003, hlm. 1).
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Negara ASEAN yaitu 35 bayi
per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per hari. Beberapa
penyebab kematian bayi baru lahir (neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh
kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus seperti berat bayi lahir rendah,
asfiksia neonatorum, syndrome gawat nafas, hiperbilirubenemia, sepsis neonatorum,
trauma lahir dan kelainan kongenital. World Health Organization (WHO) dalam
pernyataan tentang neonatus dunia tahun 2001 melaporkan bahwa penyebab langsung
kematian neonatus adalah infeksi (32%), asfiksia (29%), komplikasi prematuritas
(24%), kelainan bawaan (10%), dan lain-lain (5%) (Anik&Nurhayati, 2009, hlm.2).
Penelitian Djaja (2003) mengatakan menurut karakteristik perawatan bayi baru
lahir, sekitar 26,7% bayi neonatal dibawa berobat. Pengobatan terbanyak ke rumah
sakit 8,3%, ke puskesmas 5,5%. Sekitar 6% bayi dibawa ke pengobatan tradisional.
Sebagian besar bayi neonatal meninggal dirumah yaitu 54,2%.
Pengetahuan ibu primigravida tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
merupakan hal yang penting karena tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dapat
merupakan gejala dari suatu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat
mengakibatkan kematian pada bayi. Oleh sebab itu, sudah seharusnya ibu mengetahui
tanda-tanda bahaya bayi baru lahir terutama pada ibu primigravida agar dapat
mencegah kematian pada bayi baru lahir.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan

Setelah dilaksanakan pelaksanaan tentang tanda bahaya umum pada bayi baru
lahir, diharapakan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan ibus post
partum

2.2 Manfaat
1. Bagi Profesi
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
sebagai upaya pelayanan kesehatan
2. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat teruatam ibu post partum tentang tanda
bahaya umum pada bayi baru lahir
BAB III
PELAKSAAN KEGIATAN
3.1 Masalah yang dihadapi
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih
dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak mengancam
nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain pernafas
an sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada saatinspirasi. Suhu
terlalu panas atau lebih dari 38°C atau terlalu dingin suhukurang dari 36°C.Warna
abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atausangat kuning (terutama
pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya
pada bayi baru lahir yang lain yaitu pemberian ASI sulit ( hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah ), tali pusta merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,
berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, merah,
bengkak, kelar cairan (pus), bau busuk, pernafasan sulit. Gangguan pada
gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya, antara lain mekonium tidak keluar
setelah 3 hari pertama kelahiran, urin tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah terus
menerus, distensi abdomen, fases hijau/berlendir/darah. Bayi menggigil atau menangis
tidak seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk tanda-
tanda bahaya pada bayi baru lahir ( Muslihatun, 2010 )
3.2 Penyelesaian masalah
Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru lahir adalah sebagai
berikut :
1. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu30
menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila
pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di
rumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
2. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam setelah lahir)
dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efesien,
mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin. Jika ASI
belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara
ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup
bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.Prosedur pemberian ASI
adalah sebagai berikut :
a. Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang malam(minimal 8
kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan. Bila bayi melepaskan isapan
dari satu payudara, berikan payudara lain.
b. Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak melepaskanisapan
sebelum bayi selesai menyusu, tidak memberikan minumanlain selain ASI,
tidak menggunakan dot atau empeng.
c. Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan pertama.
d. Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara ibudengan
benar.
e. Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayimembuka
lebar, tampak rooting reflex bayi melihat sekeliling dan bergerak.
f. Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh
lurusmenghadap payudara, hidung dekat puting susu.
g. Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu
mulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir bawa
h jauh dibelakang areola.
h. Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh payudara,mulut
terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayi
lebih luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelankadang
berhenti.
i. Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila minum baik.

3. Buang Air Besar (BAB)


Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertamakehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah
ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang
diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 mingg
u. Warna mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus
sel epitel , cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen
empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang
telahkeluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika
mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji
kemungkinanadanya atresia ani dan megakolon. Warna feses
bayi berubah menjadikuning pada saat berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI,
feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang
diberi susu formula, feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna
feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan.
Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari.Pemberian ASI
cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-
5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan
BAB 5 kali atau lebih dalam sehari.

4. Buang Air Kecil (BAK)


Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir.Hari
selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada awalnya volume urine
bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat menjadi 100-200ml/hari pada akhir
minggu pertama.Warna urine keruh/merah muda dan berangsur-
angsur jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak
BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan
kondisi uretra.

5. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya
untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap.
Pada siang hari hanya 15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu
untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85%
lainnya digunakan bayi untuk tidur.

6. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi.
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi, keutuhan kullit harus
senantiasa dijaga. Verniks kaseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi,
sehingga jangan dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga
kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus memastikan
semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam
pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk menghindari
terjadinya hipotermi, sebaiknyamemandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil
(setelah 24 jam).

7. Perawatan Tali Pusat


Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan tempat koloni
bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi lokal.Perlu perawatan tali
pusat sejak manajemen aktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa
tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih
secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat.
Jika tali pusat terkena kotoran/ feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun
dan air mengalir,kemudian keringkan.

8. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami kecelakaan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan
pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang menunggu.
Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja.
Tidak memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada punggung/sisi badannya.
Hati-hati menggunakan bantal dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena
dapat menutupi muka.
9. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot bayi,membuat
bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi, meningkatkan kesanggupan
belajar, dan membuat bayi tenang.Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
a. Peregangan Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan
lututnya bersama-
sama dan tempelkan lutut sampai perutnya (Peringatan :Gerakan ini
bisa membuat membuang gas). Selain itu, pegang keduakaki dan
lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan kekanan, untuk
melemaskan pinggulnya. Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.
b. Cara Pijat Kaki Bayi
Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk sepanjang
tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik dari jari-
jari kakinya sampai ke pinggul kemudian kembali. Kemudian, pijat tel
apak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya. Gunakan jempolAnda
untuk mengusap bagian bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki
dan pijat di sekeliling pergelangan kakinya dengan pijatan- pijatan kecil
melingkar.
c. Cara Pijat Perut Bayi
Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil melingkar.
Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari yang membentuk huruf
I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk huruf I – L – U
terbalik. Berikut tahapan memijat:
1) Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
2) Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turunke
bawah ( huruf L)
3) Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,
melengkungmembentuk U dan turun lagi ke kiri bayi. Semua
gerakan berakhir di perut kiri bayi.
d. Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-tepuk
sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun naik mulai
dari ujung sampai ke pangkal lengan, kemudian pijat telapak tangannya
dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada lengan yang lain.
e. Cara Pijat Punggung Bayi
Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda dangerak-
gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari
atas punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan dengan
membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang
punggungnya.Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah garfu dan
garuk punggungnya ke arah bawah.
f. Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi
Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda danusap-
usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda. Kemudian, gosok-gosok
daun telingannya dan usap-usap alis matanya, kedua kelopak matanya
yang tertutup, dan mulai dari puncak tulang hidungnnya menyebrang ke
kedua pipinya. Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran
kecil.
g. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan.Hal
tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah dilahirkan, fungsi hatinya
belum sempurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana kadar
bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang
menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis yang
menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara alami
untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya dibawah
matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu memberikan
efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah untuk
menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi
penyebab bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan
penjemuran pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat
penting.Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
1) Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
2) Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
3) Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
4) Menghindarkan bayi dari stress
3.3 Sasaran
Kelompok ibu post partum dan bayi baru lahir
3.4 Metode kegiatan
1. Penyuluahn kesehatan tentang tanda bahaya umum pada bayi baru lahir
2. Pelaksaan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
3. Pemantauan keadaan umum bayi baru lahir
BAB IV

HASIL KEGIATAN

4.1 Hasil Kegiatan


Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan
umum bayi, kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.semua
pemeriksaan sudah dilakukan dengan benar dan hasilnya bayi sehat dan tidak
mengalami kelainan apapun.
Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan
yang dilakukan secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, dada, abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua pemeriksaan
yang dilakukan secara sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan hasilnya yaitu keadaan bayi sehat dan semua refleks
memberi respons dengan sangat baik.
Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem
syaraf yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha
bernafas, tonus otot, refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untu
mengetahui perkembangan bayi dan keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan ini
keadaan bayi sangat baik.
Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui ukuran lingkar kepala bayi, LiLA, dan lingkar dada pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum bayi, apabila ukuran antropomentri bayi
tidak sesuai dengan batas normal maka bayi beresiko mengalami berbagai gangguan
dalam tumbuh kembangnya. Dan tenga kesehatan dapat menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan
teknik yang benar kepada bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI hingga
umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam hal ini
ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih
dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak mengancam
nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain pernafas
an sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada saatinspirasi. Suhu
terlalu panas atau lebih dari 38°C atau terlalu dingin suhukurang dari 36°C.Warna
abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atausangat kuning (terutama
pada 24 jam pertama) juga merupakan tanda bahaya bagi bayi baru lahir.
Tenga kesehatan dapat menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan
bayinya, menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar
kepada bayinya atau secara on demand karena pemberian ASI hingga umur 6 bulan
sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam hal ini ibu mengerti dan
mau mengikuti anjuran dari bidan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan


pelayanan yang lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut
:

1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi ingin
menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat darurat bidan
menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang tertera dalam buku Acuan
Persalinan Normal (APN), karena jika bidan menggunakan penilaian APGAR di
khawatirkan bayi tidak akan mendapatkan pertolongan sesuai kebutuhan segera.
b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di rumah dan jadwal
imunisasi bagi bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar


Profesi Bidan. Jakarta. Kurnia, (2013).
Kementerian kesehatan RI (2016). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang
Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian Kesehatan dan JICA.
Kurnia, (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Bayi.
Maryanti, dwi, dkk. (2011) Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.
Muslihatun, W. F (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitrayama
Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakrarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Soepardin, Suryani, Hajjah. (2008) Konsep Kebidanan. Jakarta: EG.
Vivian Nanny Lia, Dewi. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Wijaya, M.A, (2010). Kondisi Angka KematianBalita Neonatal (AKN) Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian Ibu di Indonesia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANDA- TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR (BBL)

I. Topik : Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


II. Sasaran : Ibu post partum
III. Waktu : 60 menit

IV. Hari/Tanggal : jumat, 14 februari 2020


V. Tempat : Candi Mulyo, Jombang
VI. Tujuan :
a. Tujuan Umum : Setelah penyuluhan diharapkan Ibu dapat mengetahui
Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
b. Tujuan Khusus : Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Ibu mengerti cara
mengantisipasi bahaya pada bayi baru lahir agar tidak terjadi komplikasi.

VII. Pembicara : Bidan desa


VIII. Metode : Penyuluhan
IX. Media : Lembar Balik
X. Proses Kegiatan penyuluhan.

No Kegiatan Respon ibu hamil Waktu


1. Pendahuluan :

 Memberi salam pembuka  Membalas salam 5


dan perkenalan diri  Mendengarkan Menit
 Menjelaskan tujuan  memberi respon
 Kontrak waktu

2. Penjelasan :
Mendengarkan dengan
 Bahaya BBL penuh perhatian 30
 Tanda- tanda bahaya BBL Menit

3. Penutup :

 Tanya jawab  Menanyakan hal yang


 Menyimpulkan hasil belum jelas 25
penyuluhan  Aktif bersama Menit
 salam penutup menyimpulkan
 Membalas salam
XI. Materi penyuluhan: Tanda- tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL)
Berikut beberapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan pada
bayi baru lahir (Neonatus)
1. Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita
ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau
menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan berefek pada kondisi
tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah,
dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.

2. Bayi kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah
bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika
YA kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun
panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam
kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan lamanya
kejang, konsultasikan pada dokter.

3. Lemah
Jika bayi anda tidak terlihat seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan
kondisi itu berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan
ataupun infeksi berat.

4. Frekuensi nafas bayi


Pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali permenit.
Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali permenit atau lebih dari 60 kali permenit
maka anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.

5. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Ketika bayi kita merintih
terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka
konsultasikanal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi
rasakan.

6. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukan adanya infeksi. Yang harus anda
perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi agar tetap kering dan
bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadine dan alcoholbpleh
diberikan tpi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah
kering baru anda tutup dengan kassa steril yang bisa anda beli diapotik.

7. Demam atau tubuh merasa dingin


Suhu normal bayi berkisar antara 36,5̊c-37,5̊c. Jika kurang atau lebih perhatikan
kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi disekitar membuat bayi anda kehilangan panas
tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.

8. Mata bernanah banyak


Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukan adanya infeksi yang berasal
dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu
konsultasikan pada dokter atau bidan.

9. Kulit terlihat kuning


Kuning padabayi biasanya trjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada
bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning
menjalar hingga telapak tangan dankaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka
ibu harus mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter.

Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu bahaya: merujuk segera ke Rumah
sakit atau Puskesmas. Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam
kelahiran (oleh tenaga dikamar bersalin):
a. Tidak bernafas
b. Sesak nafas
c. Sianosis sentral (kulit biru)
d. Bayi berat lahir rendah (BBLR) < 2500 gram
e. Letargis
f. Hipotermi/stress dingin(suhu aksila <36,5̊c)
g. Kejang

Kondisi perlu tindakan awal yaitu:


a. Potensi infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
b. Potensi sifilis (ibu dengan gejala atau serologis positif)
c. Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga
dikamar bersalin)
d. Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi.
e. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain:


a. Asfiksia
b. Infeksi Bakteri
c. Kejang
d. Ikterus
e. Diare
f. Hipotermi
g. Tetanus neonatarum
h. Trauma lahir
i. Sindroma gangguan pernafasan
j. Kelainan kongenital.
XII. Kesimpulan:

Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir
yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Tindakan yang harus dilakukan bila ada
salah satu saja tanda bahaya, segera merujuk ke Rumah Sakit atau Puskesmas. Masalah
atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran oleh tenaga di kamar
bersalin, misalkan bahaya bayi baru lahir tersebut seperti tidak bernafas, sesak nafas,
sianosisi sentral(kulit bayi), bayi berat lahir rendah (BBLR) < 2500 gram, letargis,
hipotermi atau stress dingin ( suhu aksila < 36,5̊c), dan kejang.

Anda mungkin juga menyukai