Anda di halaman 1dari 23

“MAKALAH PENULARAN DAN PENCEGAHAN

PENULARAN HIV AIDS”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

1. AINUN DYAH P (173210042)


2. AMANDA NOVITA I.N (173210043)
3. ANITA DYAH S (173210044)
4. MEYKO SETYO P (173210057)
5. PUTRO SETYO B (173210065)
6. RIKA WIDYANINGRUM (173210066)
7. YOLITA ARGA MEYLDA (173210078)
8. ZEISVA APRILIA N (173210081)
9. ELCI KRESENSIA OHOILEDJAAN (173210107)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEMESTER 4


SEKOLAH TINGGI INSAN CENDIKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN PELAJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas tentang “Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS”. Kami

mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam makalah ini dan kami juga

mengharapkan kritik serta saran untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam membuat

makalah ini.

Limaupit, April 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2.1. Penularan penyakit HIV/AIDS ...............................................................................

2.2. Pencegahan HIV/AIDS ...........................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................

3.2. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


BAB I
PEMBUKAAN
1.1. Latar Belakang

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan

tentang HIV/AIDS. Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin

sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa

menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan

vaksin. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I

= Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.Maka dapat dikatakan HIV

adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh

kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare,

sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang

disebut AIDS Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum

akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada

penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan

nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka

yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun

setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV

belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi

HIV.Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah

tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan

itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang

lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke

dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.


1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS ?

b. Hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS ?

c. Hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS ?

d. Apa ciri-ciri/gejala seseorang yang terinfeksi HIV ?

e. Bagaimana proses terjadinya infeksi HIV ?

f. Bagaimana cara mencegah penularan HIV ?

1.3. Tujuan Masalah

a. Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS.

b. Mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS.

c. Mengetahui hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS.

d. Mengetahui apa saja ciri-ciri/gejala seseorang yang telah terinfeksi HIV.

e. Mengetahui bagaimana proses terjadinya infeksi HIV.

f. Mengetahui bagaimana cara mencegah penularan HIV.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penularan Penyakit HIV/AIDS

HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.

Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh

(imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.

Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan

defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV adalah suatu virus yang

biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak

seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang

disebabkan oleh virus HIV tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah

masuk kedalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala-gejala

yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti

tidak sedang terkana penyakit. Namun perlu diwaspadai walaupun dari

luar penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat

menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai dalam

berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu. Jika

virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberpa tahun kemudian

virus ini akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah

putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus

menerus dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10

tahun. Setelah ekebalan tubuh seseorang menghilang maka penyakit akan

mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga,

sampai suatu saat muncul penyakit yang benar-benar berbahaya yang

kemudian akan mengakibatkan kematian. HIV harus masuk langsung ke


aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di dalam tubuh

manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV

bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang

mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. Dalam

media kering HIV akan lebih cepat mati. HIV juga mudah mati oleh air

panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di luar

tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus

lainnya, misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara

bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui

udara. Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko

menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah

terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah

masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih

besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh.

Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam

vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV

di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah

melalui saluran kencing pasangannya.AIDS tidak menular, yang menular

adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh mencapai masa AIDS.

Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma, dan cairan vagina

sehingga dapat menular melalui kontak darah/ cairan tersebut. HIV dapat

menular melalui:

1. Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan

seksual ini bisa homoseksual maupun heteroseksual.


2. Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang

tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara

bersama-sama oleh para pecandu narkotika akan mudah menularkan

HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya seorang pengidap

HIV.

3. Menerima tranfusi darah yang terinfeksi HIV.

4. Tranmisi ibu ke anak

5. Hal ini dapat terjadi di utero selama minggu-minggu terakhir kehamilan

dan saat persalinan. Saat yang kritis terhadap penularan HIV adalah saat

proses melahirkan karena HIV menular saat darah dan cairan vagina ibu

kontak dengan darah dan cairan darah anaknya.

6. Penularan HIV juga terjadi pada Susu Ibu atau ASI.

HIV tidak dapat menular melalui:

1. Keringat, air liur

2. Bersalaman

3. Ciuman, senggolan, pelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya

4. Gigitan nyamuk

5. Makan dan minum bersama

6. Pemakaian alat makan minum bersama

7. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC

umum, dan kolam renang

8. Batuk, bersin

9. Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama


10. HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika

berada diluar tubuh.

11. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.

Perjalanan infeksi HIV

Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka

dimulailah masa inkubasi yang cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10

tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara masuknya

suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang

tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya. Pada infeksi

HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-

gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara

7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut

pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum

adanya gejala sakit apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat

menularkan HIV kepada orang lain. Selanjutnya setelah periode 7-10

tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang tersebut

disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya

secara bertahap, bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya

penderita meninggal dunia. Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam

tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window Period). Yaitu

masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan

pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih

negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat
terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasanya

berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal

yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah

menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.

Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah

menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang

lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu.

Bila digambarkan maka skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai

berikut :

Tahapan infeksi HIV

Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam

beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi

kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun,

pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul

gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela

a. HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap

HIV dalam darah.

b. Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa

sehat.

c. Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini.

d. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6

bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:

a. HIV berkembang biak dalam tubuh.

b. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa

sehat.

c. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah

terbentuk antibody terhadap HIV.

d. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya

tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun, di negara berkembang lebih

pendek).

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

a. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.

b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan

kelenjar limfa diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll.

c. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya

tahan tubuhnya

Tahap 4: AIDS

a. Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.

b. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah


Ciri-ciri atau gejala penderita AIDS

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai

apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri

membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga

mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).

Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan

gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang

terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri

dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu

dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan

kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk

membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut.

Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila

orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya

(walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa

menularkan HIV kepada orang lain.

Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah

sampai pada tahapan AIDS adalah:

 Demam : demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu

tubuhnya mencapai 38 derajat celcius. Pada gejala ini merupakan tahap

virus masuk kedalam aliran darah dan bereplikasi dalam jumlah besar.

sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada didalam tubuh.

 Kelelahan : kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari

sistem kekebalan tubuh yang aktif.


 Otot Pegal, Nyeri Sendi, dan Pembengkakan Kelenjar Getah

Bening : Pada tanda ini merupakan tanda yang biasa terjadi jika

seorang terjangkit virus. sedangkan pembengkakan kelenjar getah

bening adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang aktif.

 Nyeri Tenggorokan dan Sakit Kepala : nyeri tenggorokan dan sakit

kepala merupakan tanda bahwa antibodi tidak melawan virus HIV

AIDS.

 Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul

kecil dan berwarna merah muda yang terasa gatal. Gejala ini memakan

waktu yang panjang dan tak kunjung sembuh. bila ini terjadi segera

hubungi dokter.

 Diare, Mual dan Muntah Kepanjangan : Pada gejala ini merupakan

tanda bahwa bakteri dan kuman dapat masuk ke tubuh kita dengan

mudah karna sistem imun kita sudah menurun.

 Turunnya Berat Badan : Jika berat badan anda menurun hingga 10%

dan terjadi diare dan demam yang panjang biasanya dalam waktu 30

hari.

 Batuk Kering : batuk kering bila ini terjadi dalam waktu yang lama

kira-kira satu minggu dan tak kunjung sembuh atau berkurang setelah

meminum obat.

 Pnuemonia dan Toksoplasmosis : Pnuemonia merupakan penyakit

infeksi paru-paru, ini disebabkan oleh jamur dan biasanya terdapat pada

seseorang yang sistem imunnya menurun, sedangkan Toksoplasmosis


adalah sejenis parasit yang menyerang otak, ini diakibatkan oleh sistem

imun yang menurun.

 Berkeringat Pada Malam Hari : berkeringat pada malam hari

merupakan tanda dari 50% orang yang pernah menderita penyakit

AIDS, ini bukan karna suhu atau aktifitas berlebihan.

 Perubahan Pada Kuku : kuku melengkung dan menebal serta terjadi

perubahan warna seperti kehitaman dan kebiru-biruan. Penyebab dari

tanda ini adalah terinfeksi jamur.

 Bingung dan Sulit Berkonsentrasi : Pada tahap ini merupakan tahap

akhir yang disebabkan karna fungsi motorik tidak mampu berkordinasi

dengan baik sehingga penderita tak mampu mengerakkan tangannya

dan pada tahap ini tandanya adalah mudah lupa, marah, dan

tersinggung.

 Herpes di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala ini merupakan infeksi

pada stadium akhir.

 Menstruasi Tidak Teratur : Lama datang bulan, ini terjadi karna

jumlah darah yang semakin berkurang.

 Infeksi Jaringan Kulit Rambut

Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga

terjadi pada penyakit- penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan

sudah adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Gejala penurunan

kekebalan tubuh di tandai dengan mudahnya diserang penyakit lain, dan

disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan


baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup

dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat

dikendalikan oleh tubuh.

2.2. Pencegahan HIV/AIDS

Hingga kini masih belum ditemukan obat yang dapat mengatasi dan

mengobati HIV/AIDS secara signifikan. Yang dapat kita lakukan adalah

melakukan usaha-usaha pencegahan penularan HIV. HIV (Human

Immunodeviciency Syndrome), yaitu sebuah penyakit yang secara perlahan

akan merusak kekebalan tubuh seseorang sehingga seseorang yang

terjangkit HIV akan mudah terinfeksi, dan sakit yang tak kunjung sembuh.

Untuk menghindari penularan HIV/AIDS kita dapat melakukan beberapa

hal berikut ini:

1. Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual

Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui

hubungan seksual. Oleh sebab itu pencegahan penularan melalui

hubungan seksual memegang peranan paling penting. Untuk itu setiap

orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan

bertanggungjawab, yaitu:

a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence).

Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.

b. Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan

pasangan. sendiri, yaitu suami atau isteri sendiri. Tidak mengadakan

hubungan seksual di luar nikah.


c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam

melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom secara

benar dan konsisten.

Ketiga konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC

(Abstinence, Be faithful, Condom).

d. Mempertebal iman dan takwa aagar tidak terjerumus ke dalam

hubungan hubungan seksual diluar nikah.

e. Jangan berganti-ganti pasangan seksual.

f. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks).

2. Pencegahan Penularan Melalui Darah

Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati

dalam berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun

produk darah dan plasma.

a. Transfusi darah

Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk

transfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang

HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak

menjadi donor darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai

perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks

dengan berganti-ganti pasangan.


b. Penggunaan produk darah dan plasma

Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi,

maka terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus

dipastikan tidak tercemar HIV.

c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit.

Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat

tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya.

Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan

merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan. Cara

mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan mencucinya dengan

benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih.

Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu

semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali.

d. Bersikap waspada pada jarum suntik dan alat bedah

Jarum suntik, pisau cukur, obat infus, dapat menularkan

virus HIV pada tubuh yang sehat. Sebaiknya anda menghindari

secara waspada pengunaan alat-alat ini pada tubuh anda. Pastikan

bahwa setiap jarum suntik yang masuk pada tubuh anda adalah

sterul dan bersih. Lakukan kewaspadaan dengan beberapa langkah

berikut ini.

1) Gunakan jarum suntik sekali pakai.

2) Sterilkan segala peralatan bedah yang akan digunakan.


3) Hindari mengkonsumsi narkoba, karena penularan tertinggi

adalah lewat jarum suntik yang digunakan dalam aktivitas

narkoba.

4) Hindari mentato tubuh, apalagi mentato tubuh disembrang

tempat yang tidak bisa dijamin steril dan bersih.

e. Menghindari kontak darah dengan penderita HIV

HIV/AIDS dapat disebarkan melalui kontak darah lewat

tranfusi melalui tubuh yang terinfeksi HIV dengan tubuh yang sehat.

Juga dapat ditularkan melalui luka pada penderita HIV/AIDS

kepada seseorang yang sehat. Oleh karena itu gunakan selalu

pengaman seperti sarung karet jika anda berurusan dengan penderita

HIV untuk mencegah anda tertular virus HIV/AIDS.

3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak

Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap

janin yang dikandungnva atau bayinya cukup besar, kemungkinannva

sebesar 30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena

atau menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang

sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali

tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu

sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap

menyusukan bayi dengan ASI-nya. Sebaiknya wanita yang telah

terinfeksi HIV dianjurkan untuk tidak hamil.


Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk

pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung

jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku

sesuai dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku

dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan informasi tentang HIV /

AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan

lingkungan dari penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam

kegiatan sederhana:

1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima

kepada lingkungan anda sendiri. Misalnya: keluarga, teman-teman,

tetangga, dll.

2. Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang

salah tentang HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang

benar.

Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan :

1. Mengusulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS.

2. Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah

HIV/AIDS, misalnya lomba poster, lomba mengarang, dan lain

sebagainya.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting

dalam mengurangi risiko terjadinya penularan HIV/AIDS:

1. Tidak melakukan hubungan seks, bagi yang belum nikah.


2. Selalu menghindarkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang

(narkotik, heroin, ganja, dan lain-lain).

3. Menjauhkan diri dari minuman yang bisa memabukkan.

4. Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik,

alat tatto, pisau cukur, atau sikat gigi bersama orang lain.

5. Selalu membersihkan (mensterilkan) peralatan medis atau non medis,

khususnva yang berhubungan dengan cairan tubuh manusia.

Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya

beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV. ODHA sering

terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV,

ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat

menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya

cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang belum terinfeksi:

1. Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami

HIV/AIDS dan bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar

untuk melakukan tindakan pencegaha, sebarkan pengetahuan ini ke

orang lain seperti keluarga, sahabat dan kerabat.

2. Ketahui status HIV/AIDS patner seks anda. Berhubungan seks

dengan sembarangan orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat

riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV/AIDS

patner seks anda sangatlah penting.

3. Gunakan jarum suntik yang baru dan steril (baik ketika berobat di

RS, dokter, tatto atau ketika melakukan tindik). Penyebaran paling


cepat HIV/AIDS adalah melalui penggunaan jarum suntiksecara

bergantian dengan orang yang memiliki status HIV positif, penularan

melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU (Injection Drug User).

4. Gunakan kondom berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat,

penggunaan kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah

penularan HIV/AIDS melalui seks.

5. Lakukan sirkumsisi/khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh

National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang

melakukan khitan memiliki resiko 53% lebih kecil daripada mereka

yang tidak melakukan sirkumsisi/khitan.

6. Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan

resiko tinggi, sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1

tahun sekali.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang telah terinfeksi:

1. Beritahu patner seks bahwa anda telah positif HIV/AIDS.

Pemahaman patner seks terhadap status HIV sangatlah penting untuk

antisipasi paska seks agar tidak menular ke yang lain.

2. Jika anda hamil, segera konsultasikan dengan tim medis terdekat agar

mendapat penanganan khusus, saat melahirkan melakukan operasi

caesar dan bagi penderita HIV tidak disarankan untuk memberikan

ASI pada bayinya.

3. Hindari donor darah dan donor organ.

4. Jangan biarkan orang lain memakai sikat gigi dan barang-barang

pribadi lainnya, meskipun kemungkinan tertular melalui barang-


barang pribadi ini sangat kecil, tapi tetap saja masih ada

kemungkinan.

5. Beritahukan status HIV/AIDS anda kepada orang yang terpercaya.

Selain untuk melindungi orang lain, hal ini juga untuk memastikan

bahwa anda mendapat perawatan dari orang tersebut.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin

sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang

bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa

dicegah dengan vaksin. HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya,

maka dari itu kita harus waspada terhadap virus tersebut. Sebaiknya kita

tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut. Ingat,

mencegah lebih baik daripada mengobati.

3.2. Saran

Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati

memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan

yang mengicap HIV / AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita

sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga

harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan

tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.

Anda mungkin juga menyukai