Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PELATIHAN STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


USIA PRA SEKOLAH UNTUK GURU PAUD DI KB NUSA INDAH DESA
KEDUNGREJO

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional


dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Ini telah banyak dibuktikan dalam
berbagai penelitian, diantaranya penelitian longitudinal oleh Bloom mengenai
kecerdasan yang menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak,
perkembangan kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%,
dan mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun. Penelitian lain mengenai kecerdasan
otak menunjukkan fakta bahwa untuk memaksimalkan kepandaian seorang anak,
stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun pertama dalam kehidupannya mengingat pada
usia tersebut jumlah sel otak yang dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang
dewasa.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya),
masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga
professional. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan
pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam
kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi
melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan,
kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan
penyimpangan mental emosional.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat
dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok
masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada
anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan
umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih
kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian anak.

BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
Setelah dilaksanakan pelatihan stimulasi deteksi intervensi ini tumbuh kembang anak
usia pra sekolah, diharapkan guru PAUD di KB Nusa Desa Kedungrejo dapat
mendeteksi pemyimpangan tumbuh kembang anak dan mengetahui lebih jelas lagi
tentang stimulant tumbuh kembang anak.
2.2 Manfaat
1. Bagi Profesi

Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta


sebagai upaya pelayanan kesehatan

2. Bagi Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama guru PAUD untuk meningkatkan


stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang pada anak usia pra sekolah
BAB III
PELAKSANA KEGIATAN
3.1 Masalah yang dihadapi
1. Masalah – masalah Umum
a. Kemarahan
Banyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-tiba.
Dalam hal ini orang tua jangan memberikan apa yang diminta anak sebagai
tanggapan terhadap kemarahannya itu, sebab hal itu akan dipandang anak sebagai
pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan pertama anak. Jika usaha ini tidak
berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua perlu berbicara dengan tegas.

b. Cacat

Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi
oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung
dan menarik diri. Orang tua dan anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan
terhadap anak itu mungkin akan membiarkan anak itu bersikap begitu, tetapi hal
itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat harus didorong untuk
sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya.

c. Kegemukan

Kegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek teman-


temannya, jadi orang tua harus mencegah masalah itu dengan risiko apa pun.

d. Mengompol

Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah
besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 % anak-anak
kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan
Berman, 1983, 181 ). Orang tua tidak boleh mengolok-olok anak yang masih
mengompol, sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak itu untuk
membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.

e. Buang Air Besar di Celana ( Enkopresis )

Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk
anak masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua
bisa melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol
atau buang air besar di celana merupakan masalah medis yang bisa diobati dengan
obat-obatan tertentu.

f. Menggigit Jari

Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang
normal. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah, namun
hukuman untuk hal ini tidak disarankan.

g. "Gerenyet"

Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan mata
dan berdehem terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki perilaku
seperti ini mungkin memerlukan konseling karena perilaku ini biasanya disebabkan
oleh konflik emosional yang mendasarinya. Gerenyet tersebut akan hilang dengan
sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan (Freedman, Kaplan, dan Saddrock,
1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin juga dapat dipakai untuk mengatasi
masalah itu sementara.

h. Gagap
Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat
anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan
neurologis. Orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut
sampai masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian, masalah ini justru makin
bertambah parah.
i. Rasa Takut dan Masalah Tidur

Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu
terlalu dikhawatirkan. Orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang.
Mimpi buruk dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional.
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror malam di
mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun.

j. Depresi

Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua
atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri,
kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas
yang mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling, kadang-kadang obat antidepresan
dengan dosis rendah bisa diberikan.

k. Stress

Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau
ke dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi
anak. Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu
dengan jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan
pengasuh untuk mengurangi stres anak.Pada usia prasekolah biasanya anak merasa
cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak
diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk
mendapatkan perhatian orang tua.

2. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti

a. Sistem integumen
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem integumen adalah Varicella
( cacar air ), eritema infeksiosa, eksamtema subitum, campak
b. Sistem pencernaan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem pencernaan adalah glardiatis,
enterobialisi, ascarriasis, penyakit cacing, diare
c. Sistem pernapasan
Masalah pada sistem pernapasan yang sering terjadi adalah dipteria, pertusis,
paringitis,stomatitis

3. Bahaya Fisik

a. Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan


ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi
bisa berkembang menjadi masa malu.

b. Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

4. Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.

3.2 Penyelesaian Masalah


Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak halus, kemampuan gerak kasar, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian.

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu di perhatikan yaitu:

1. Stimulasi di lakukan dengan di landasi rasa cinta kasih saying


2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tinkah laku
orang orang yang dekat dengannya
3. Lakukan stimulasi dnegan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
4. Lakukan stiulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap
kemampuan dasar anak
5. Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak
6. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki laki dan anak perempuan
7. Anak selalu di beri pujian, bila perlu di beri hadiah atas keberhasilannya

Stimulasi anak usia 3- 4 tahun:

Sebutkan nama benda, sifat, guna benda, bacakan cerita, tanya jawab, bercerita,
nonton TV didampingi, menyanyi, cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan,
makan dengan sendok garpu, masak-masakan, menggunting, menempel, menjahit,
puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis, mengelompokkan benda sejenis,
mencocokkan gambar dan benda, menghitung, menngenal angka, melempar,
menangkap, berlari, mellompat, memanjat, merayap, main sepeda roda tiga, main
lalu lintas, ular tangga den

3.3 Sasaran
Guru PAUD di KB Nusa Indah Desa Kedungrejo dan anak usia pra sekolah ( 3-6
tahun )
3.4 Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, yaitu pemateri
menyampaikan materi pelatihan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang pada
anak usia pra sekolah , diakhir penyuluhan disediakan waktu untuk tanya-jawab antara
peserta dan pemateri.
BAB IV

HASIL KEGIATAN

4.1 Hasil Kegiatan


Pelatihan dilaksanakan di KB Nusa Indah Desa Kedungrejo, peserta kegiatan pelatihan
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang anak usia pra sekolah pada Guru
PAUD. Respon peserta yang datang sangat antusias dan berharap agar kegiatan imi
dilakukan secara berkesinambungan dan dapatmeningkatkan kemampuan Guru untuk
menstimulus tumbuh kembang anak usia pra sekolah.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Anak sejak lahir telah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini pendidik perlu
mengetahui masa perkembangan anak. Pengaruh kebaikan yang diberikan kepada anak
sebaiknya dihubungan dengan berbagai kecerdasan yang dimiliki akan. Supaya nanti
dapat menghasilkan manusia yang berkepribadian utuh.
Anak adalah subjek yang harus diperhatikan, di beri kebebasan untuk tumbuh maupun
berkembang sendiri berdasarkan apa adanya. Tugas pendidik adalah mempengaruhi
karena ituy perlu pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran.
Pemberian kegiatan pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan
perkembangan anak. Sehingga nanti dapat menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
Beberapa pandangan diatas dapat dijadikan acuan untuk mendidik anak usia sekolah
agar menjadi anak yang sehat cerdas melalui bermain.

5.2 Saran
Sebaiknya orang tua berperan besar pada meningkatkan
pertumbuhan,perkembangan dan dinamika pada anak khususnya usia prasekolah
karena pada tahap ini yang paling menetukan bekal pengetahuan bagi anak untuk
melangkah ke jenjang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.

Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan Republik
Indonesia

Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULAN (SAP)

Pokok pembahasan : member pemahaman tentang tumbuh kembang


anak
Sub Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak
Sasaran : Orang tua pasien yang control/berobat ke klinik anak
PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/tanggal : November 2014
Waktu :
Tempat : Ruang tunggu klinik anak
Pemberi materi : Mahasiswa
A. Latar Belakang Kegiatan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia

seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan

sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang

dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, yang ditujukan untuk

menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat ( intact survival ).

Upaya yang dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan sampai lima tahun

pertama kehidupannya.

Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa. Kualitas

generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa

Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak dini,

terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi. Karena

jika penangananmya terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi akan semakin

sukar diperbaiki. anak-anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan fisik seperti

berat badan dan tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak dan
kecerdasannya, -- yang antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik halus,

motorik kasar dan lainnya.

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 % dari seluruh

populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang

balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik,

stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas

termasuk deteksi dan intervensi penyimpangan tumbuh kembang.

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.

Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang

tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara

relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu meliputi

berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya,

anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan

kehidupan berkeluarga.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh Kembang”

, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya

Perkembangan Tumbuh Kembang anak.

b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

menjelaskan kembali :

a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.


b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
A. Materi (terlampir)
a. Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c. Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d. Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
e. Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
B. Media
Leatflet
C. Metode
 Presentasi
 Diskusi / Tanya jawab
D. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Presentator :
3. Fasilitator : Syaiful Rizal
4. Observer :

E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 5 menit Pembukaan:  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
 Pengertian Tumbuh Kembang
dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
 Jenis-jenis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
 Intervensi dan pencegahan
Tumbuh Kembang
 Jenis layanan Intervensi Tumbuh
Kembang
3 5 menit Evaluasi:  Bertanya kepada pemateri.
 Tanya jawab tentang materi  Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
 Memberi pujian atau dukungan  Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang telah
diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
 Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.

F.Metode

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

G.Media
a. Persentasi

b. Leaflet

H.Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam

penyuluhan yaitu :

a.Leaflet

2. Evaluasi Proses

a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan

memahami materi penyuluhan yang diberikan.

b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan

sasaran.

3. Evaluasi Hasil

TEORI TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A. MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya anak dari segi jasmani.

Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang mahluk yang


tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara

relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu meliputi

berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, anak

perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan

berkeluarga.

B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN

MEMBIMBING ANAK

Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh faktor

bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan dalam mengasuh

anak.

1. Faktor bawaan

Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :

o Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas, bodoh, dll

o Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang berkulit

hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll

Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan pengaruh

faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun yang

persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak, kita tidak boleh

membandingkan perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya, tanpa

memperhatikan sifat mereka masing-masing.

2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi perkembangan

anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan dalam keluarga dan hal lain

yang berpengaruh dalam perkembangan anak, seperti sarana dan prasarana yang

tersedia, misalnya alat bermain, lapangan bermain atau televisi.

Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu dari

anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor lingkungan juga

dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan perkembangan anak. Peran

orangtua adalah menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak ke

arah yang positif.

C. HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK

1. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama perkembangan

anak

2. Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian anak dapat

berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi manusia dewasa yang

bertanggung jawab.

3. Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian anak, baik

aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta aspek norma dan

nilai.

4. Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih sayang dan

rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu, diperlukan

suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia

5. Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam kelauraga,

juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.


6. Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan, keterampilan,

pengalaman dan kesabaran orangtua

D. PRINSIP DALAM MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK

1. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 0 – 1,5 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan

o Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan dasar yang

penting dalam hubungan anak dengan lingkungannya

o Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang menyenangkan dengan

ibunya dan sesedikit mungkin mengalami hal-hal yang kurang mneynangkan

b. Sikap orangtua

o Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan menimbulkan perasaan

aman serta percaya pada bayi

o Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga menimbulkan rasa aman

dan percaya pada bayi

o Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat dengan

jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi mempunyai kebutuhan yang

berbeda-beda

o Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi minum ASI,

yaitu dengan cara memeluknya

o Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya. Tangisan tidak

selalu berarti bayi lapar.

o Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling rumah/halaman

sambil menunjukkan benda-benda yang ada di sekitarnya


o Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada saat memakaikan

pakaian, memberinya makan, memandikan, atau ketika melakukan kesibukan

rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak

berbicara

o Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah gerakan, mimik, dan

kegiatannya. Bayi anda akan menirukan kegiatan anda pula.

o Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan, sehingga ia akan

tertidur dengan nyaman.

o Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan warna. Hal ini

akan mempercepat perkembangan bayi anda.

Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam hubungan ibu

dan anak pada tahap ini akan menyebabkan terganggunya pembentukan rasa

aman dan percaya. Hal ini menyebabkan goyahnya tahap perkembangan

berikutnya. Anak diliputi rasa tidak aman dan tidak percaya.

c. Gagguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan makan

o Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)

o Menolak segala sesuatu yang baru

o Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan menolak

lingkungan
Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada masa dewasa

kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa yang bercorak ketergantungan

yang kuat seperti :

o Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)

o Adiksi obat (ketergantungan obat)

o Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)

2. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 1,5 – 3 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan

o Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya sendiri,

sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat dilakukannya

o Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia kehendaki

o Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur badannya

dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada

diri dan harga diri di kemudian hari

b. Sikap orangtua

o Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang

diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa

kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya,

karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemmapuan untuk

melaksanakannya secara wajar dan rasional

o Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia

akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa bahwa

dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih bersifat

egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain

sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri


o Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah

dimengerti

o Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah agar

ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengar

o Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya

o Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu

kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa

dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.

o Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air

besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat

o Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah ia

makan bersama keluarga

o Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau bermain

balok-balok atau menggambar

o Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun jangan

terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak ketika

ia kecewa dengan cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.

c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan

o Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)

o Tingkah laku kejam

o Tingkah laku menentang dan keras kepala

o Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap

menyerang

3. MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN


a. Ciri dan tuntutan perkembangan

o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru kegiatan

di sekitarnya.

o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif

untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya. Pengalaman

dalam melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.

o Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan

meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain.

Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan

lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan

o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak, dalam

tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk

segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih

sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya

o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,

persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.

o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.

Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting

o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau

dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama,

baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki

o Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan

beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas

seksual maupun identitas diri)


o Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga,

sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah

maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah.

Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih

mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya

o Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia

terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat

kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah

perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada

usia 6 tahun.

b. Sikap orangtua

o Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya, sehingga ia

mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan

tersebut

o Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke

pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak

o Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena

pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi),

sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.

o Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak

o Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak

o Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih

akrab dengan anak laki-lakinya


o Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda

jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut

mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah

dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif

pada jiwanya

o Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian

diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan kepada anak

o Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara tanpa

ditemani.

o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan

tunjukkanlah bahwa anda mengerti pembicaraannya dengan mengulangi apa

yang dikatakannya. Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan

menyepelekannya

o Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan

sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat

o Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain

bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak

o Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak merasa

bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba

salah dalam bergaul

c. Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan belajar

o Masalah sekolah

o Masalah pergaulan dengan teman

o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif

Anda mungkin juga menyukai