JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
Setelah dilaksanakan pelatihan stimulasi deteksi intervensi ini tumbuh kembang anak
usia pra sekolah, diharapkan guru PAUD di KB Nusa Desa Kedungrejo dapat
mendeteksi pemyimpangan tumbuh kembang anak dan mengetahui lebih jelas lagi
tentang stimulant tumbuh kembang anak.
2.2 Manfaat
1. Bagi Profesi
2. Bagi Masyarakat
b. Cacat
Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi
oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung
dan menarik diri. Orang tua dan anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan
terhadap anak itu mungkin akan membiarkan anak itu bersikap begitu, tetapi hal
itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat harus didorong untuk
sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya.
c. Kegemukan
d. Mengompol
Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah
besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 % anak-anak
kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan
Berman, 1983, 181 ). Orang tua tidak boleh mengolok-olok anak yang masih
mengompol, sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak itu untuk
membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.
Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk
anak masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua
bisa melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol
atau buang air besar di celana merupakan masalah medis yang bisa diobati dengan
obat-obatan tertentu.
f. Menggigit Jari
Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang
normal. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah, namun
hukuman untuk hal ini tidak disarankan.
g. "Gerenyet"
Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan mata
dan berdehem terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki perilaku
seperti ini mungkin memerlukan konseling karena perilaku ini biasanya disebabkan
oleh konflik emosional yang mendasarinya. Gerenyet tersebut akan hilang dengan
sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan (Freedman, Kaplan, dan Saddrock,
1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin juga dapat dipakai untuk mengatasi
masalah itu sementara.
h. Gagap
Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat
anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan
neurologis. Orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut
sampai masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian, masalah ini justru makin
bertambah parah.
i. Rasa Takut dan Masalah Tidur
Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu
terlalu dikhawatirkan. Orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang.
Mimpi buruk dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional.
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror malam di
mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun.
j. Depresi
Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua
atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri,
kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas
yang mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling, kadang-kadang obat antidepresan
dengan dosis rendah bisa diberikan.
k. Stress
Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau
ke dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi
anak. Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu
dengan jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan
pengasuh untuk mengurangi stres anak.Pada usia prasekolah biasanya anak merasa
cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak
diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk
mendapatkan perhatian orang tua.
2. Masalah Kesehatan
a. Sistem integumen
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem integumen adalah Varicella
( cacar air ), eritema infeksiosa, eksamtema subitum, campak
b. Sistem pencernaan
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada sistem pencernaan adalah glardiatis,
enterobialisi, ascarriasis, penyakit cacing, diare
c. Sistem pernapasan
Masalah pada sistem pernapasan yang sering terjadi adalah dipteria, pertusis,
paringitis,stomatitis
3. Bahaya Fisik
a. Kecelakaan
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
4. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
Sebutkan nama benda, sifat, guna benda, bacakan cerita, tanya jawab, bercerita,
nonton TV didampingi, menyanyi, cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan,
makan dengan sendok garpu, masak-masakan, menggunting, menempel, menjahit,
puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis, mengelompokkan benda sejenis,
mencocokkan gambar dan benda, menghitung, menngenal angka, melempar,
menangkap, berlari, mellompat, memanjat, merayap, main sepeda roda tiga, main
lalu lintas, ular tangga den
3.3 Sasaran
Guru PAUD di KB Nusa Indah Desa Kedungrejo dan anak usia pra sekolah ( 3-6
tahun )
3.4 Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, yaitu pemateri
menyampaikan materi pelatihan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang pada
anak usia pra sekolah , diakhir penyuluhan disediakan waktu untuk tanya-jawab antara
peserta dan pemateri.
BAB IV
HASIL KEGIATAN
BAB V
5.1 Simpulan
Anak sejak lahir telah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu perlu diberi dorongan, bimbingan dan pengaruh positif agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Dalam pemberian pengaruh ini pendidik perlu
mengetahui masa perkembangan anak. Pengaruh kebaikan yang diberikan kepada anak
sebaiknya dihubungan dengan berbagai kecerdasan yang dimiliki akan. Supaya nanti
dapat menghasilkan manusia yang berkepribadian utuh.
Anak adalah subjek yang harus diperhatikan, di beri kebebasan untuk tumbuh maupun
berkembang sendiri berdasarkan apa adanya. Tugas pendidik adalah mempengaruhi
karena ituy perlu pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran.
Pemberian kegiatan pada anak perlu disesuaikan dengan kematangan dan
perkembangan anak. Sehingga nanti dapat menjadi anak yang sehat, cerdas dan ceria.
Beberapa pandangan diatas dapat dijadikan acuan untuk mendidik anak usia sekolah
agar menjadi anak yang sehat cerdas melalui bermain.
5.2 Saran
Sebaiknya orang tua berperan besar pada meningkatkan
pertumbuhan,perkembangan dan dinamika pada anak khususnya usia prasekolah
karena pada tahap ini yang paling menetukan bekal pengetahuan bagi anak untuk
melangkah ke jenjang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.
Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan Republik
Indonesia
Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang
dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, yang ditujukan untuk
menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat ( intact survival ).
Upaya yang dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupannya.
generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa
Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak dini,
terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi. Karena
sukar diperbaiki. anak-anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan fisik seperti
berat badan dan tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak dan
kecerdasannya, -- yang antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik halus,
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang
balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik,
Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan
tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara
berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor
anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan
kehidupan berkeluarga.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh Kembang”
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 5 menit Pembukaan: Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
F.Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
G.Media
a. Persentasi
b. Leaflet
1. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu :
a.Leaflet
2. Evaluasi Proses
sasaran.
3. Evaluasi Hasil
Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan dan
berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan sebaik-baiknya, anak
perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan
berkeluarga.
MEMBIMBING ANAK
bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan dalam mengasuh
anak.
1. Faktor bawaan
o Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas, bodoh, dll
o Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang berkulit
faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun yang
persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak, kita tidak boleh
2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan dalam keluarga dan hal lain
yang berpengaruh dalam perkembangan anak, seperti sarana dan prasarana yang
anak
2. Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian anak dapat
bertanggung jawab.
3. Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian anak, baik
aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta aspek norma dan
nilai.
4. Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih sayang dan
rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh karena itu, diperlukan
o Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan dasar yang
o Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang menyenangkan dengan
b. Sikap orangtua
o Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan menimbulkan perasaan
o Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga menimbulkan rasa aman
o Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat dengan
berbeda-beda
o Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi minum ASI,
o Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya. Tangisan tidak
rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak
berbicara
o Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah gerakan, mimik, dan
o Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan, sehingga ia akan
o Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan warna. Hal ini
Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam hubungan ibu
dan anak pada tahap ini akan menyebabkan terganggunya pembentukan rasa
o Kesulitan makan
o Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan menolak
lingkungan
Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada masa dewasa
o Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya sendiri,
o Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia kehendaki
o Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur badannya
dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa yakin pada
b. Sikap orangtua
o Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang
kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya,
o Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia
akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa bahwa
dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih bersifat
dimengerti
o Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah agar
o Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya
o Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air
o Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah ia
o Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau bermain
terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak ketika
o Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap
menyerang
o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru kegiatan
di sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif
Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan
o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak, dalam
tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk
sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya
o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,
persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.
Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau
dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama,
sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah
maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah.
terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat
kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah
perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada
usia 6 tahun.
b. Sikap orangtua
tersebut
o Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena
pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi),
o Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak
o Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih
jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut
mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah
dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif
pada jiwanya
ditemani.
o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan
menyepelekannya
o Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan
o Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain
bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba
o Kesulitan belajar
o Masalah sekolah
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif