Anda di halaman 1dari 8

ANALISA PSIKOLOGI KESEHATAN DALAM

MENURUNKAN POTENSI STRES PADA MASA


PANDEMI COVID-19

Anggota Kelompok 1 :

Evalia Khotimah 2019380150025


Megga Mutiara Aini 2019380150017
Oryza Halfiza 2019380150018
Santo Antonius 2019380150009

Mata Kuliah :
Psikologi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Dra. Sri Mulyani Nastion.,M.Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2022
A. Pendahuluan

Perubahan psikososial dapat menimbulkan tekanan mental pada


diri seseorang apabila dalam kehidupannya mengalami perubahan yang
tidak dapat mereka kendalikan. Adanya Stresor Psikososial, seperti
perceraian dalam rumah tangga, masalah orang tua dengan kenakalan
remaja, hubungan sosial yang tidak baik dan sebagainya. Kesanggupan
dalam beradaptasi dan mengatasi stressor sayangnya tidak dengan
mudahnya dilakukan oleh sebagian orang oleh karena itu menimbulkan
stres, ataupun sulit penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukan bahwa
stres memberi kontribusi 50% - 70% terhadap timbulnya sebagian besar
penyakit seperti, penyakit hipertensi, penyakit Gastritis, penyakit kulit,
imunitas tubuh dan sebagainya. Semua orang dapat mengalami stres akan
tetapi dalam tingkat kemampuan mengontrol diri dan mengelola perasaan
tersebut akan menghasilkan output dan input yang berbeda. Semakin baik
dalam mengontrol diri makan akan tercipta kualitas diri dan hidup yang
jauh lebih baik.
B. Pembahasan

1. Definisi Stres

Teori ini dikembangkan oleh William James dan Karl Lange pada abad
ke-19. Teori tersebut berhipotesis bahwa stimulus fisiologis akan
menyebabkan sistem saraf otonom bereaksi, yang pada gilirannya akan
menyebabkan individu mengalami emosi. Seiring waktu berlalu Teori
James Lange ditantang dan diperluas oleh teori-teori lain. Dengan
kesimpulan bahwa emosi adalah campuran dari reaksi fisiologis dan
psikologis.

Kondisi stres terjadi karena ketidakseimbangan antara tekanan yang


dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut.
Stres dapat dipandang dalam dua cara, yaitu sebagai stres baik (eustres)
dan stres buruk (distres). Stres buruk dibagi menjadi dua bagian yaitu,

2|
stres akut dan stres kronis. Respons negatif ini bila tidak dikelola dengan
baik dan tidak segera ada solusi atau terapi akan menyebabkan seseorang
terganggu mentalnya.

Menurut WHO (2003), stres adalah respon tubuh terhadap stresor


psikososial (stres mental atau kehidupan). Dari sudut pandang psikologis,
stres adalah suatu kondisi internal yang disebabkan oleh kebutuhan
psikologis tubuh atau oleh kondisi eksternal seperti kondisi yang
berpotensi berbahaya, menantang, mendorong perubahan, atau lingkungan
atau sosial yang memerlukan mekanisme pertahanan.Stres Sebagai
Stimulus

a) Stres Sebagai Respon


b) Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan Lingkungan
c) Stres Sebagai Hubungan antara Individu dengan Stressor

Menurut Bart Smet, reaksi terhadap stres bervariasi atara orang


satu dengan yang lain dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama,
karena pengaruh variable-variable sebagai berikut:

1) Kondisi individu
2) Karakteristik kepribadian
3) Variable sosial-kognitif
4) Hubungan dengan lingkungan sosial yang diterima, integrasi
dalam jaringan sosial, dst.
5) Strategi coping.
2. Gejala-Gejala Stres

Menurut Andrew Goliszek, gejala-gejala stres dapat dibagi menjadi


tiga kategori, yaitu gejala fisik, emosional, dan gejala perilaku. Antara
lain:
a) Gejala Fisik : sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, rasa lemah,
gangguan pencernaan, rasa mual atau muntah-muntah, sakit perut,

3|
nafsu makan hilang atau selalu ingin makan dan sejumlah gejala
lain.
b) Gejala Emosional : mudah tersinggung, gelisah terhadap hal-hal
kecil, suasana hati berubah-ubah, mimpi buruk, khawatir, panik,
sering menangis, dan sebagainya.
c) Gejala Perilaku : merokok, memakai obat-obatan atau
mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Adapun yang termasuk
gejala fisik antara lain: tidak peduli dengan penampilan fisik,
menggigit-gigit kuku, berkeringat, mulut kering, mengetukkan atau
menggerakkan kaki berkali-kali, wajah tampak lelah, pola tidur
yang terganggu, memiliki kecenderungan yang berlebihan pada
makanan dan terlalu sering ke toilet.
d) Gejala Mental : kemarahan yang tak terkendali, atau lekas
marah/agresivitas, mencemaskan hal-hal kecil, ketidakmampuan
dalam memprioritaskan, berkonsentrasi dan memutuskan apa yang
harus dilakukan, suasana hati yang sulit ditebak atau tingkah laku
yang tak wajar.
3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Stres

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan stres.

1. Faktor Fisik

Seorang pelopor penelitian stres yaitu Hans Selye mendefinisikan


stres. sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai
tuntutan yang ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (General
Adaptation Syndrome/ GAS) adalah konsep yang dikemukakan Selye yang
menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang
ditempatkan pada tubuh tersebut. Kemudian muncul apa yang disebut
dengan countershock, dimana pertahanan terhadap stres meningkat untuk
melawan stres.
2. Faktor Lingkungan

4|
Lingkungan yang sehat mendukung kesehatan masyarakat, dan
sebaliknya lingkungan yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan mental. Namun,
ketika lingkungan menekan dan dianggap menekan keinginan,
kepercayaan pada lingkungan berkurang. Mereka juga akan merasa bahwa
lingkungan tidak memadai dan bahkan mengecewakan.
3. Faktor Kognitif

Kemampuan untuk memproses informasi dan data dengan cara


yang menghindari stres. Gejala yang dapat kita lihat antara lain sering
lupa, tidak mampu memusatkan perhatian pada hal yang penting,
berkurangnya kemampuan berpikir, tumpulnya sensasi pribadi, tidak
mampu menggunakan pikiran, dan konsentrasi Konsentrasi perhatian
adalah kelemahan kemampuan individu untuk memusatkan perhatian pada
sesuatu yang meliputi merasa sulit.
4. Faktor Sosial Budaya

Stres akulturasi merupakan konsekuensi negatif dari akulturasi.


Meskipun status sosial ekonomi seringkali menimbulkan stres yang sangat
serius bagi setiap individu. Faktor ini ditandai dengan rasa malu dan
kesepian. Permintaan peran adalah beban peran yang berlebihan yang
terjadi ketika seseorang diharapkan untuk melakukan lebih dari waktu
yang tersedia.
5. Faktor Kepribadian

Berbagai kesulitan pernikahan, runtuhnya hubungan, dan masalah


disiplin dengan anak-anak adalah masalah hubungan yang membuat stres
karyawan dan menyebar ke tempat kerja. Masalah ekonomi akibat gaya
hidup yang berlebihan merupakan kendala pribadi lain yang membuat
karyawan stres dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi pada pekerjaan mereka. Selama pandemi Covid-19,
masalah pribadi menjadi lebih kompleks, memengaruhi keretakan rumah.
Contoh: Perceraian melonjak selama pandemi Covid 19.

5|
Dalam buku Kesehatan Mental karya Prof Dr. Zakiah Daradjat
(2003) disebutkan ada 3 hal yang menyebabkan kondisi stres seseorang,
yaitu:
a) Frustrasi

Frustasi berarti kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang


diinginkan. Semuanya dibatasi selama pandemi Covid-19. Hampir
semua proses belajar mengajar berlangsung secara online. Anak
akan stres karena yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Tanpa alat komunikasi (HP), paket data, atau jaringan
internet yang baik, proses belajar mengajar tidak akan berjalan
lancar dan siswa serta harapannya tidak akan sesuai dengan
kenyataan.
b) Konflik

Sebagai contoh bagi pekerja, apakah dia harus WFH atau


WFO, keduanya bisa memunculkan konflik. Dalam pemilihan
tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan,
misalnya jika pekerja lebih memilih WFH, pekerja tersebut tidak
dapat fokus dengan pekerjaannya karena secara bersamaan
mengerjakan tugas rumah. Jika pekerja memilih WFO, pekerja
harus bangun lebih pagi agar tidak terlambat masuk kantor dan
menghindari kemacetan dijalan.
c) Kecemasan

Perpaduan antara konflik dan frustrasi dapat mengakibatkan


kecemasan. Kondisi inilah yang ditemukan pada beberapa kasus
pemicu stres. Sebagai contoh adanya deadline tugas yang harus
diselesaikan membuat siswa atau mahasiswa merasa tertekan
dalam menghadapi kesehariannya yang akan berakibat timbulnya
stress.
4. Faktor Penyebab Stres dimasa Pandemi Covid-19
Ruang Lingkup Stress di Masa Pandemi Covid-19

6|
1) Stres Akademik

Stres akademik merupakan suatu keadaan atau kondisi berupa


gangguan fisik, mental atau emosional yang disebabkan ketidaksesuian
antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa
sehingga mereka semakin terbebani dengan berbagai tekanan dan tuntutan
di sekolah. Masalah yang dihadapi siswa atau mahasiswa ada masa
pandemi Covid-19 ini selain tuntutan-tuntutan yang dibebankan dengan
model belajar mengajar secara daring.
2) Stres Kerja

Di masa pandemi Covid-19 diterapkan social distancing dan pekerja


beraktivitas dari rumah (WFH). Semua kantor dan tempat usaha tutup.
Pabrik-pabrik juga ikut tutup. Akan tetapi bagi pekerja di bidang jasa dan
produksi yang mengharuskan di lokasi tempat kerja akan menimbulkan
masalah. Dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian situasi, masalah
ekonomi, gaji yang dipangkas, atau bahkan terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK) menjadi faktor yang memicu terjadinya stress dalam kerja.
3) Stres dalam Keluarga

“Ibu Rumah Tangga Berpotensi Alami Stress Saat Pandemi Covid-


19” Saat diterapkan WFH di masa pandemi Covid-19, maka seluruh.
Beban yang ditanggung oleh ibu rumah tangga tidak hanya double birden,
akan tetapi bisa banyak beban yang ditanggungnya. Dapat dikatakan tiba-
tiba semua urusan dibebankan kepada ibu rumah tangga. Inilah potensi
yang dapat menyebabkan stress dalam keluarga.
5. Menurunkan Potensi Stres

a) Adaptasi

Adaptasi dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri dalam


mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi dapat juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri
(Gerungan, 1996). Penerimaan berarti memberi ruang pada diri sendiri

7|
untuk menyadari sepenuhnya bahwa pandemi Covid 19 adalah kenyataan.
Jika kita sudah menerima bahwa kondisi sekarang bukanlah kondisi
normal, maka kita siap untuk beradaptasi.
b) Konsumsi Makanan Bergizi

Mengkonsumsi makanan bergizi lengkap, yang mengandung


protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat. Jangan
melupakan buah-buahan, sayuran, makanan laut, daging, kacang-
kacangan, serta susu. Hal lain yang tak kalah penting adalah asupan
suplemen dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

c) Komunikasi

Tetap menjalin interaksi dan komunikasi dengan orang-orang


terdekat. Melakukan komunikasi berkala dengan keluarga, teman, dan
sahabat menggunakan perangkat elektronik yang ada.

6. Kesimpulan

Stres adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari ketika berada pada
kondisi penuh tekanan seperti di masa pandemic Covid- 19. Salah kunci
penting mengelola stres adalah pada penyeleksian informasi yang diterima
dalam kurun waktu tertentu. Informasi berasal dari sumber yang dapat
dipercaya dan harus dapat dipercaya di lapangan. Jika Anda merasa
memiliki gejala penyakit mental ringan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mencari bantuan dari teman dekat yang dapat dipercaya
yang mungkin pasangan, orang tua, saudara, atau teman Anda. Klinik
kesehatan mental lainnya menawarkan dukungan daring (online) atau
kunjungan ke rumah melalui konseling dan psikoterapi.

8|

Anda mungkin juga menyukai