Anda di halaman 1dari 4

STRES

Definisi Stres

Menurut American Institute of Stress tahun 2010 disebutkan bahwa tidak ada definisi yang
pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres yang sama,
sedangkan menurut National of Asosiation of School Psychologist tahun 1998 disebutkan bahwa stres
adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan diinterpretasikan secara berbeda antara individu yang
satu dengan individu yang lainnya.7
Menurut Hans Selye, stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap
setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stres apabila
seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas
yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut,
sehingga orang tersebut dapat mengalami stres. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis
dan psikologis.8
Dapat disimpulkan bahwa stres dapat didefenisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami
ketika ada sebuah ketidaksesuain antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk
mengatasinya. Sesuatu yang menyebabkan timbulnya stres disebut stressor.

1. Jenis-Jenis Stres
Quick dan Quick mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

 Eustress
Yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif
(bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organis
 Distress
Yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat
merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,
penurunan, dan kematian.
7
2. Klasifikasi Stres

a. Stres Akut (Acute Stress)


Merupakan reaksi terhadap ancaman yang segera, umunya dikenal dengan respon atas
pertengkaran atau penerbangan (fight or flight). Suatu ancaman dapat terjadi pada situasi apa
pun yang pernah dialami bahkan secara tidak disadari atau salah dianggap sebagai suatu
bahaya. Penyebab-penyebab stres akut antara lain: kebisingan, keramaian, pengasingan,
lapar, bahaya, infeksi, dan bayangan suatu ancaman atau ingatan atas suatu peristiwa
berbahaya (mengerikan).

Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu respon menjadi
tidak aktif dan tingkat-tingkat hormon stres kembali normal, suatu kondisi yang disebut
respon relaksasi (relaxation response).10

b. Stres Kronis (Chronic Stress).


Kehidupan modern menciptakan situasi stres berkesinambungan yang tidak berumur
pendek. Penyebab- penyebab umum stres kronis antara lain: 11 kerja dengan tekanan tinggi
yang terus menerus, problem-problem hubungan jangka panjang, kesepian, dan kekhawatiran
finansial yang terus-menerus.

3. Tanda dan gejala

a. Tekanan

Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras tekanan


yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak
balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia merujuk kepada kaidah
yang menyebabkan ketenangan individu terasa diancam oleh peristiwa di sekitarnya dan
menyebabkan individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental yang sederhana dapat
menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental
anda itu terlalu tinggi, ia dapat menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu
kesehatan anda.
b. Frustasi
Yaitu suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan
c. Konflik
Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu
pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
d. Kecemasan
Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang prasaan khawatir , gelisah ,
dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman, tidak aman
atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon
terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan.
4. Faktor-Faktor Penyebab Stres
a.) Fisik-Biologik
a. Penyakit sulit disembuhkan
b. Cacat fisik
c. Merasa penampilan kurang menarik
b.) Psikologik
a. Negatif thinking
b. Sikap permusuhan
c. Iri hati
d. Dendam dan sejenisnya
c.) Sosial
a. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
b. Faktor pekerjaan
c. Iklim lingkungan.
d.) Pekerjaan “occupational stress”
1.) Tuntutan kerja, terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur
karena keharusan mengerjakannya.
2.) Jenis pekerjaan, misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas
penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3.) Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia
5. Solusi
1. Kemampuan mengontrol diri
2. Kepribadian yang kuat
3. Respon relaksasi
4. Keyakinan atau pandangan positif
5. Keterampilan memecahkan masalah
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan RI. Riset Kesahatan Dasar
[Internet]. Kementerian Kesehatan RI; 2008 [dikutip 7 Februari 2017] hal. 217–47. Tersedia pada:
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020 8.pdf
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan RI. Riset Kesahatan Dasar
[Internet]. Kementerian Kesehatan RI; 2013 [dikutip 7 Februari 2017] hal. 213–35. Tersedia pada:
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf
3. Tim Peneliti Balitbang Provinsi Jateng. Study Penanganan Masalah Sosial Gelandangan Psikotik di
Wilayah Perbatasan dan Perkotaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah.
2007.
4. Galli, C. D. (2011). Enoch’s Vision and Gaia: An LDS Perspective on Environmental Stewardship.
Dialogue : A Journal of Mormon Thought. 44 (2), 36-57.
5. Antonius Atosökhi Gea` (2011). ENVIRONMENTAL STRESS: USAHA MENGATASI STRESS YANG
BERSUMBER DARI LINGKUNGAN. Vol.2 No.1, 874-884
6. Nurmaya, A. (2016). Penyalahgunaan napza di kalangan remaja (studi kasus pada 2 Siswa di MAN 2 Kota
Bima). Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Konseling, 2(1), 26–32.
7. Sahrudin, S. (2017). Peran Konsep Diri, Religiusitas, dan Pola Asuh Islami terhadap Kecenderungan
Perilaku Nakal Remaja Di Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 50–62.
8. Yati Purnama. (2019). KRONOLOGIS KASUS DAN FAKTOR PENYEBAB ABORSI, PEMBUNUHAN
DAN PEMBUANGAN/PENGUBURAN BAYI. Vol. 1, No. 7

Anda mungkin juga menyukai