Anda di halaman 1dari 22

PSIKOSOSIAL

KONSEP STRESS ADAPTASI

Dosen Pengampu:
Yani Arikawati, M.Psi

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

1. Alda Puspita Sari (142012018002)


2. Fayi Haristya Gani (142012018014)
3. Harun ALfatoni (142012018015)
4. Maya Safira (142012018021)
5. Miftahul Khomsah (142012018023)
6. Putri Maysaroh (142012018030)
7. Srianida Puji Lestari (142012018039)
8. Titin Triyanti (142012018040)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami selaku penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata ajar Psikososial, yang kami susun
bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang Konsep Stress Adaptasi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita.

Pringsewu, 3 Desember 2019

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan tentang cara
berpikir dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut membawa pada
kosekuensi di bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa. Manusia harus selalu
menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-ubah. Manusia
sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil interaksi antara
jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan
yang lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu
keseluruhan (holistik) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial. Setiap
individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun menghadapi
stimulus yang sama. Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai keadaan dari diri
individu pada suatu saat, misalnya orang merasa terharu melihat banyaknya warga
masyarakat yang tertimpa musibah kebanjiran.(Drs.Sunaryo, M.Kes , 2004 : 149)
Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress. Penyesuaian yang
berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego
disebut mekanisme pertahanan diri. Pemahaman tentang stres dan akibatnya penting bagi
upaya pengobatan maupun pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering
dihubungkan dengan kehidupan modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan
sumber gangguan stress lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress
berbeda. Hal ini juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut menampilkan
gangguan jiwa. Stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak dapat dihindari,
karena merupakan bagian dari kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari stress?
2. Apa saja penyebab stress?
3. Bagaimanakah ciri-ciri penderita stress berdasakan kemampuan individu menahan stress?
4. Bagaimanakah reaksi-reaksi terhadap stress?
5. Bagaimanakah cara-cara untuk mengendalikan stress?
6. Seperti apa proses keperawatan managemen stress untuk perawat?
7. Apakah definisi dari adaptasi?
8. Apa saja jenis-jenis dari adptasi?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui definisi dari stress
2. Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan stress
3. Mengetahui ciri-ciri penderita stress berdasarkan kemampuan individu dalam
menahan stress
4. Mengetahui reaksi-reaksi terhadap stress
5. Mengetahui cara-cara untuk mengendalikan stress
6. Mengetahui proses keperawatan managemen stress untuk perawat
7. Mengetahui definisi dari adaptasi
8. Mengetahui jenis-jenis dari adptasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Stress
1. Pengertian Stress
Pengertian stress menurut para ahli : Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon
manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebuthan yang ada dalam
dirinya” (Pusdiknakes, Dep.Kes.RI, 1989). Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak
atau mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan daqlam diri seseorang” (Soeharto
Heerdjan. 1987). Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri , dan
karena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita” (Maramis, 1999). Stress
adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau
beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Secara umum, stress adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap
kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stress
memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual,
sosial, dan spiritiual, sterss dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Stress emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri
sendiri dan orang lain. Stress intelektual akan mengganggu persepsi dan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan masalah, stress sosial akan mengganggu hubungan
individu terhadap kehidupan (Hans Selye, 1956 ; Davis, at all. 1989 ; Barbara Kozier, et
all, 1989).

2. Penyebab Stress

Adapun menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya


hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1) Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,


seperti kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
2.Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti
pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan, dan antri.

2) Penyebab Stress / Stressor Stressor adalah variabel yang dapat


diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stress, datangnya stressor
dapat sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan. Sumber strees dapat berasal
dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stress dapat berupa biologi atau
fisiologi, kimia, psikologi, sosial, dan spiritual. Terjadinya stress karena
stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum
dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Contohnya:

a) Stressor biologi dapat berupa: mikroba; bakteri, virus dan jasad


renik lainnya, hewan, binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk
hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan misalnya :
tumbuhnya jerawat (acne), demam, digigit binatang, dll, yang
dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu.

b) Stressor fisik dapat berupa : perubahan iklim, alam, suhu, cuaca,


geografi: yang meliputi letak tempat tinggal, domisili, demografi ;
berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi kepadatan
penduduk, imigrasi, kebisingan, dll.

c) Stressor kimia: dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan
glukosa, sedangkan dari luar tubuh dapat berupa obat,pengobatan,
pemakaian alkohol, nikotil, kafein, polusi udara, gas beracun,
insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika,
bahan-bahan pengawet, pewarna, dll.

d) Stressor sosial psikologi , yaitu labeling (penamaan) dan prasangka


, ketidakpuasan terhadap diri sendiri, kekejaman
(aniaya,perkosaan) konflik peran percaya diri yang rendah,
perubahan ekonomi, emosi yang negatif dan kehamilan.

e) Stressor spiritual : yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai


ke-Tuhanan.

3. Kemampuan Individu Menahan Stress

Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam


menahan stress. Hal tersebut sangat bergantung pada sifat dan hakikat stress yaitu
intensitas, lokal, lamanya, dan umum. Selain itu juga pada sifat individu yang
terkait dengan proses adaptasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang
Hawari (2001) bahwa stress apabila ditinjau dari tipe kepribadian individu
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Tipe yang rentan (vulnerable)

Individu dengan tipe ini memiliki resiko yang tinggi mengalami stress
dengan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut :

 Cita-citanya tinggi (ambisius)

 Agresif

 Suka bersaing yang kurang sehat

 Banyak jabatan rangkap

 Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung,


mudah mengalami ketegangan, dan kurang sabar

 Terlalu percaya diri (over confident)

 Self kontrol kuat


 Terlalu waspada

 Tindakan dan cara bicaranya cepat serta tidak dapat diam (hiperaktif)

 Cakap dalam berorganisasi (organisatoris)

 Cakap dalam memimpim (leader)

 Tipe kepemimpinan otoriter

 Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic)

 Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri

 Disiplin waktu yang ketat

 Kurang rileks dan serba terburu-buru

 Kurang atau bahkan tidak ramah

 Tidak mudah bergaul

 Mudah empati, namun juga mudah bersikap bermusuhan

 Sulit dipengaruhi

 Sifatnya kaku (tidak fleksibel)

 Pikiran tercurah kepekerjaan walaupun sedang libur

 Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali

b. Tipe yang kebal (immune)

Individu dengan tipe ini kebal terhadap stress, yang ciri-ciri kepribadiannya
sebagai berikut :

 Cita-cita atau ambisinya wajar


 Berkompetensi secara sehat

 Tidak agresif

 Tidak memaksakan diri

 Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak


mudah tersinggung, penyabar, dan tenang

 Kewaspadaan wajar

 Self control wajar

 Self confident wajar

 Cara bicara tenang

 Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat

 Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat

 Sikap dalam memimpin maupun berorganisasi akomodatif dan


manusiawi

 Mudah bekerja sama (kooperatif)

 Tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan

 Bersikap ramah

 Mudah bergaul

 Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual


benefit)

 Bersikap fleksibel, akomodatif, dan tidak merasa dirinya paling benar

 Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan disaat libur

 Mampu menahan dan mengendalikan diri


4. Reaksi-reaksi terhadap stress

Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap


tubuh maupun terhadap psikologis. antara lain :

a. Kecemasan
Kecemasan merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda
bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang
sukar digambarkan. Jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut
kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.

b. Kemarahan dan agresi

Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang


dirasakan sebuah ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress yang
mungkin dapat menyebabkan agresi. Agresi adalah kemarahan yang
meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan
yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindakan sadis
dan usaha membunuh orang.

c. Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang
disertai rasa sedih yang berkepanjangan.

5. Cara mengendalikan stress

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan stress yaitu:

a. Bersyukur
Bersyukur merupakan cara yang paling ampuh dalam mengatasi stress,
bagaimana tidak. karena pada umumnya orang mengalami stress
karena tidak kuat dengan apa yang telah terjadi atau keadaan yang
menimpanya. Dengan bersyukur kita akan senantiasa ingat bahwa
segala sesuatu yang kita peroleh merupakan pemberian dari Tuhan.

b. Kenali penyebab stress

Meskipun terdengar mudah, namun tidak segampang itu untuk


mengenali sumber stress. Apabila stress baru saja terjadi, mungkin
bisa segera dikenali penyebabnya. Namun pada stress jangka panjang,
penyebabnya mungkin sudah dilupakan atau bertumpuk-tumpuk
dengan penyebab stress baru. Apabila sudah benar-benar mengenali
penyabab stress, berkonsentrasilah pada masalah tersebut. Apabila
belum bisa dipecahkan dengan segera, cobalah untuk setidaknya
memperkecil dampaknya.

c. Buatlah perencanaan yang baik

Stres terjadi karena perubahan. Jika sudah direncanakan semua hal


dengan baik, stres tidak akan berakibat buruk. Perubahan seharusnya
bisa dilakukan dengan menyenangkan. Namun, tanpa perencanaan
yang matang, perubahan bisa menjadi malapetaka. Buatlah
perencanaan yang baik untuk segala hal misalnya menikmati saat
istirahat di rumah, hingga merencanakan keuangan dengan benar.

d. Jagalah kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih mudah mengatasi stres. Makan dan
berolahraga yang teratur serta istirahat dengan cukup.

e. Jagalah perasaan anda

Berhentilah selalu menjaga perasaan orang lain. Jika perasaan sendiri


tidak dijaga, dampaknya juga akan buruk untuk orang-orang di sekitar
kita. Tidak ada salahnya menolak hal-hal yang tida disukai.
Untungnya, perempuan seringkali lebih mudah menunjukkan perasaan
ketimbang seorang lelaki.

f. Mintalah bantuan

Jika tingkat stres sudah terlalu tinggi dan merusak kesehatan,


berkonsultasilah pada orang-orang terdekat atau pada konsultan ahli.
Jangan biarkan diri menderita stres terlalu lama

g. Ingatlah bahwa sedikit stress justru baik karena dengan adanya stres,
maka akan memiliki rangsangan untuk melakukan sesuatu dan bisa
menjadikan stres sebagai alat pendorong untuk lebih berkembang dan
maju. Hal inilah yang disebut dengan stres yang positif.
h.Terima kenyataan bahwa stres adalah bagian dari hidup. Selama
hidup, stres tidak akan pernah bisa hindari 100%. Terimalah bahwa
dalam hidup selalu akan muncul yang namanya stres. Karena jika
menerima stres sebagai bagian hidup. Secara mental dan fisik akan
lebih siap menghadapi stres.

h. Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai berntuk stres setiap hari.


Persiapan yang baik adalah selalu mempersiapkan diri untuk
beradaptasi dengan segala situasi.

i. Hidupkan pengharapan dalam hati. Harapan dapat mengurangi dampak


stres yang muncul. Dimana dengan harapan akan merasa adanya jalan
keluar dari stres. Harapan akan muncul ketika kita sudah melakukan
tindakan positif.

j. Lakukan aktifitas baru. Sesuatu yang baru dan menarik akan terasa
lebih menyenangkan. Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk
menghilangkan stres, tetapi juga untuk relaksasi otot. Penelitian telah
menunjukkan bahwa meditasi dapat membantu dalam menurunkan
tekanan darah. Cobalah mulai sekarang renungkan untuk memanggil
energi positif. Caranya mudah, cukup hanya mengambil nafas panjang
dan mengosongkan pikiran Anda. Lakukan meditasi10 menit.

k. Optimisme dapat menangkal dampak negatif stres, ketegangan dan


kecemasan telah di sistem kekebalan tubuh. Sangat penting untuk
mengelilingi diri dengan orang-orang positif.

l. Tertawa, membantu sel-sel kekebalan tubuh berfungsi lebih baik.


Temukan humor dalam hal-hal dan terlibat dalam aktivitas yang
membuat tertawa untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan
ketahanan terhadap penyakit.

m. Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak hanya memperkuat sistem


kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, jantung, otot dan tulang,
tetapi juga membantu dalam manajemen stres dengan menyediakan
gangguan dari situasi stres dan meningkatkan endorfin (merasa-baik
tubuh kimia).

6. Proses keperawatan managemen stress untuk perawat

Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai


aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit.
Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan
keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran
yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk mencegah dan
mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
1) Pengaturan Diet dan Nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam


mengurangi dan mengatasi stres melalui makan dan minum yang
halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal makan secara
teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena
dapat menurunkan kekebalan tubuh.

2) Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi


stres karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan
memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan
kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

3) Olah Raga atau Latihan Teratur

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk
meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental.
Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi
minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang
penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat
untuk memulihkan kebugaran.

4) Berhenti Merokok

Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres


karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan
ketahanan dan kekebalan tubuh.

5) Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras


Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi
minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin
baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras
banyak mengandung alkohol.

6) Pengaturan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat


menyebabkan timbulnya stres karena mudah menurunkan daya
tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan
meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

7) Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi


dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala
pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara
menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek
prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk
menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

8) Terapi Psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami


stres yang dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko
neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami
tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang
dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang
digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
9) Terapi Somatik

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat


stres yang dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu
sistem tubuh yang lain.

10) Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang


disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi
psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana psikoterapi
suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien
mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan
dengan memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada
psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
11.Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam
mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi
permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau
mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat
diatasi.
12.Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses
homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang
ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga
dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses
perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan
beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat
dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom.

B. Adaptasi dan jenis-jenis adaptasi

1. Pengertian adaptasi

Menurut Soeharto Heerdjan (1987),”Adaptasi adalah usaha atau perilaku


yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”.

Adaptasi adalah mengubah diri sesuai keadaan lingkungan, tetapi juga


mengubah lingkungan sesuai keadaan (keinginan diri)”(W.A.Gerungan ,
1996).
Pada umumnya, adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau
tuntutan baru : yaitu suatu usaha untuk mencari keseimbangan kembali ke
dalam keadaan normal. Penyesuaiaan terhadap kondisi lingkungan :
modifikasi dari organisme atau penyesuaian organ secara sempurna untuk
dapat eksis pada kondisi lingkungan tersebut.

2. Dimensi Adaptasi

Adaptasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a) Adaptasi fisiologis

Indikator adaptasi ini bisa terjadi secara lokal atau umum. Lebih
mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur.
Namun demikian, indikator ini tidak selalu teramati sepanjang
waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indikator
tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya
meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu
untuk beristirahat serta berkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul
sepanjang tahap stress.

Contoh :

Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang


berat dan tidak merasa mengalami gangguan apa-apa pada organ
tubuh. Seseorang yang mampu mengatasi stress, wajahnya tidak
pucat, tangannya tidak berkeringat dan tidak gemetar.

b) Adaptasi psikologis

Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:

 LAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila


kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh:
seperti ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar
kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang
sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

 GAS ( general adaptation syndroma) adalah apabila reaksi


lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan
gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan
proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh,
berkeringat. Apabila seseorang mempunyai kesulitan atau
hambatan dalam beradaptasi, baik berupa tekanan,
perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan
stress.

c) Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan
untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap
perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.

d) Adaptasi Sosial Budaya

Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial


mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan
kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau
keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam
respon stress atau mekanisme koping. Misalnya klien dari suku
Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai mendapatkan dukungan
sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional
(Murata, 1994).

e) Adaptasi Spiritual

Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress


dalam banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam
dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan
kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang
stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau
kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna
hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika
perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat
tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan
klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah
berubah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emosi adalah suatu perasaan dengan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis
dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi sebagai gejala
kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi,
dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan dalam kejasmanian.
Sedangkan stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah
yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah tersebut
dapat diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika
masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu
tersebut marah-marah, frustasi hingga depresi. Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak
stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi
individu, keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi
fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi
proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya. Suatu proses adaptif
terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya
untuk mempertahankan fungsi yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Davis,M., Eshelman, E.R.,& Mc Kay,M . The relatifision and stress reduction workbook (third
ed). 1988.
Rasmun.,SKp.,M.Kep. Stress, Koping dan Adaptasi. 2004. Jakarta:Sagung Seto.
Suliswati, Yenni Sianturi, dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC
S, kadir ABD.2010. Psikologi Keperawatan.Palembang Pieter, heri zan.2102. Pengantar
Psikologi dalam Keperawatan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Stuart G.W dan Laraia.M.T.(1998).Principle and practice of pschiatric nursing.Edisi 8 St
Louis.Mosby year Book.

Anda mungkin juga menyukai