Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRESS - ADAPTASI

Nama Dosen Pengampu : Ns. BAITHESDA SUBA S.KeP, M.Kes, PhD.

Nama – nama Kelompok 4 :

1. Vania Paat (21061095)


2. Maria Menajang (21061066)
3. Christina Kojongian (21061059)
4. Gratcia Kandow (21061096)
5. Bevearly Rawung (21061068)
6. Intan Tamboto (21061065)
7. Enjili Manaroinsong
8. Tessalonika Pendong

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan Konsep Stress
Adaptasi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan bagi pembaca umumnya.

 Tomohon, September 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................................2
A. Stress dan Adaptasi.............................................................................................................2
B. Mekanisme Koping...............................................................................................................4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN STRESS DAN ADAPTASI......................................................9
A. Pengkajian...........................................................................................................................9
B. Masalah Keperawatan.........................................................................................................11
C. Intervensi..............................................................................................................................12
D. Implementasi dan Evaluasi..................................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-
ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil interaksi
antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai
suatu keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Sumber gangguan jasmani (somatic) maupun psikologis (koping tidak efektif) adalah
stress. Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku kita cenderung berorientasi
pada tugas (task oriented), yang intinya untuk menghadapi tuntutan keadaan, semisal
pekerjaan. Namun, apabila stress mengancam perasaan, kemampuan, dan harga diri kita,
reaksi kita cenderung pada orientasi pembelaan ego (ego defence-oriented). Penyesuaian
yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego
disebut “mekanisme pertahanan diri atau MPE = Mekanisme Pertahanan / Pembelaan
Ego ( Ego defence mechanism)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress dan adaptasi pada pasien dengan
gangguan psikososial?         
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum              
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan klien dengan gangguan psikososial
stress adaptasi.       
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian, jenis, tahapan
stress dan adaptasi, serta asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan psikososial
stress adaptasi.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Stres dan Adaptasi


1. Stres
a. Pengertian
Menurut Nasir (2011), Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada
tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia
menghadapi tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau ketika
harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.
Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal
menurut Hidayat (2006), yaitu:
1) Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri. Stresor
individual dapat muncul dari pekerjaan, ketidak puasan dengan kondisi fisik
tubuh, penyakit yang dialami, pubertas, dan sebagainya.
2) Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari keluarga, masyarakat
dan lingkungan.
b. Macam-macam Stres
Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis
menurut Hidayat (2006), yaitu :
1) Stres fisik
Merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalau
menyengat.
2) Stres kimiawi
Merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang
terdapat dalam obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon, gas,
dan lain-lain.

3) Stres mikrobiologi
Merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri atau
parasit.
4) Stres fisiologis

2
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, yaitu
gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain.
5) Stres proses tumbuh kembang
Merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti pada
masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6) Stres psikologis dan emosional
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis untuk
menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya,
atau keagamaan.
c. Menurut Nasir (2011), stres dapat menghasilkan berbagai respon yang dapat
terlihat dalam berbagai aspek yaitu :
1) Respon psikologis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, nadi,
jantung, dan pernapasan.
2) Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif individu, seperti
fikiran kacau, menurunnya daya kosentrasi, dan fikiran tidak wajar.
3) Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialami individu, seperti
takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
4) Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi fight yaitu melawan situasi
yang menekan, sedangkan flight yaitu menghindari situasi yang menekan.
2. Adaptasi
Menurut Surafino (2005), Adaptasi merupakan proses penyusuaian diri terhadap
beberapa lingkungan agar sesorang dapat bertahan hidup. Ssedangkan menurut
Gerungan (2006), adaptasi atau penyusuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan dengan keadaan atau keinginan
diri.
a. Adaptasi fisiologis
Menurut Hidayat (2008) adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh
secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dari
berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak
seimbangan.
b. Adaptasi Psikologis
Menurut Hidayat (2008) adaptasi psikologis merupakan suatu proses
penyesuaian secara psikologis akibat adanya stresor, dengan cara memberikan

3
mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat melindungi dan bertahan dari
serangan yang tidak menyenangkan.
c. Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan
dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut.
Stres yang berkepanjangan dapat menganggu atau menghambat kelancaran
menyelesaikan tahap perkembangan dalam bentuk yang ekstrem, stres yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan kritik.
B. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan setiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
yaitu cara dalam penyelesaian masalah dengan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri. Mekanisme koping pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri
terhadap perubahan bahan yang terjadi baik dalam diri maupun dari luar diri (Stuart, 2009).
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu seseorang
menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang berresiko. Sumber koping adalah faktor
pelindung. Hal yang termasuk sumber koping adalah asset finansial/ kemampuan ekonomi,
kemampuan dan keterampilan, dukungan sosial, motivasi, serta hubungan antara individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat (Stuart, 2009).
1. Model mekanisme koping :
a. Mekanisme koping yang berfokus pada masalah
Adalah mekanisme koping yang melibatkan tugas dan upaya langsung untuk
mengatsi ancaman itu sendiri. Contohnya yaitu negosiasi, konfrontasi, dan
mencari saran.
b. Mekanisme koping berfokus pada kognitif
Adalah mekanisme dimana seseorang mencoba untuk mengontrol makna dari
suatu masalah dan dengan demikian menetralisirnya. Contohnya yaitu
perbandingan positif, ketitaktahuan slektif, subtitusi penghargaan, dan devaluasi
benda yang diinginkan.
c. Mekanisme koping berfokus pada emosi
Adalah mekanisme dimana pasien berorientasi pada tekanan emosional
moderat. Contohnya termasuk penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti
penyangkalan, denial, supresi, dan proyeksi.
2. Gaya mekanisme koping

4
Menurut Nasir dan Muhith (2011), gaya koping merupakan penentuan dari
gaya seseorang dalam memecahkan suatu masalah berdasarkan tuntutan yang
dihadapi, ada dua macam gaya koping:
a. Gaya koping positif
Merupakan gaya yang mampu mendukung integritas ego, yaitu:
1) Problem solving
Merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah, dimana pada
gaya koping ini masalah harus dihadapi, dipecahkan, dan tidak
dihindari atau menganggap masalah itu tidak berarti. Pemecahan
masalah ini digunakan untuk mengindari tekanan atau beban
psikologis akibat adanya stresor yang masuk dalam diri seseorang.

2) Utilizing social support


Merupakan suatu tindak lanjut dari menyelesaikan masalah belum
terselesaikan. Tidak semua orang mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri, hal ini terjadi karena rumitnya masalah yang dialami., oleh
sebab itu apabila seseorang mempunyai masalah yang tidak bisa
diselesaikan sendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri tetapi carilah
dukungan dari orang lain yang dapat dipercaya dan mampu
memberikan bantuan dalam bentuk masukan ataupun saran dan
lainnya.
3) Looking for silver lining
Masalah yang berat terkadang akan membawa kebutaan dalam upaya
menyelesaikan masalah, walaupun sudah dengan usaha yang
maksimal, terkadang masalah belum ditemukan titik temu, oleh sebab
itu seberat apapun masalah yang dihadapi manusia harus tetap
berfikir positif dan dapat diambil hikmah dari setiap masalah. Pada
fase ini diharapkan manusia mampu menerima kenyataan sebagai
sebuah ujian dan cobaan yang harus dihadapi selalu berusaha
menyelesaikan masalah tanpa menurunkan semangat motivasi.
b. Gaya koping Negatif
Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego, dimana gaya
koping ini dapat merusak dan merugikan dirinya sendiri, yang terdiri atas
sebagai berikut:

5
1) Avoidance
Merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasi tertekan dengan cara
lari dari situasi tersebut dan menghindari masalah dan akhirnya
terjadinya penumpukan masalah. Bentuk melarikan diri seperti
merokok, menggunakan obat-obatan, dan berbelanja tujuannya untuk
menghilangkan masalah tetapi menambah masalah.
2) Self-blam
Yaitu ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi, biasanya
menyalahkan diri sendiri yang dapat menyebabkan seseorang menarik
diri dari lingkungan sosial.
3) Wishfull thinking
Merupakan kesedihan mendalam yang dialami sesorang akibat
kegagalan mencapai tujuan, karena penentuan keinginan terlalu tinggi
sehingga sulit tercapai.
3. Respon koping
Menurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap stres berdasarkan
faktor predisposisi, sifat stresor, persepsi terhadap situasi dan analisis sumber koping
dan mekanisme koping. Respon koping klien dievaluasi dalam suatu rentang yaitu
adaptif atau maladaptif (Stuart, 2009).
a. Respons mekanisme koping adaptif
Respon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai
tujuan, seperti berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah dengan
orang lain, memecahkan masalah secara efektif, tehnik relaksasi, latihan
seimbang dan aktifitas konstriktif.
b. Respon mekanisme koping maladaptif
Respon yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menghalangi penguasaan terhadap
lingkungan, seperti makan berlebihan atau bahkan tidak makan, kerja
berlebihan, menghindar, marah-marah, mudah tersinggung, dan menyerang.
Mekanisme koping yang maladaptif dapat memberi dampak yang buruk bagi
seseorang seperti isolasi diri, berdampak pada kesehatan diri, bahkan
terjadinya resiko bunuh diri.

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN STRESS DAN ADAPTASI

A. Pengkajian
Pengkajian model stress Adaptasi dalam keperawatan kesehatan jiwa menurut Stuart dan
Laraia, 2005 adalah sebagai berikut :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang menjadi sumber terjadinya stress yang
memengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menhada[pi stress baik yang biologi,
psikososial, dan sosiokultural. Adapun macam-macam faktor predisposisi meliputi hal
sebagai berikut:
a. Biologis : latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis, kesehatan
umum, dan terpapar racun.
b. Psikologis : kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman masa
lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan psikologis, dan kontrol.
c. Sosiokultural : usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar
belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Adapun faktor presipitasi
yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
a. Kejadian yang menekan (Stressful)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kehidupan, yaitu aktivitas
sosial, lingkungan sosial, dan keinginan sosial.
b. Ketegangan hidup
Stress dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan keluarga
yang terus-menerus, ketidakpuasan kerja, dan kesendirian.

3. Penilaian terhadap Stressor


Penilaian terhadap stressor meliputi respons kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan
respons sosial. Penilaian adalah dihubungkandengan evaluasi terhadap pentingnya
suatu kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat.
a. Respon kognitif

7
Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor kognitif mencatat
kejadian yang menekan, serta memilih pola koping yang digunakan serta
emosional, fisiologi, perilaku, dan reaksi sosial seseorang.
b. Respon afektif
Dalam penilaian terhadap stressor respons afektif utama adalah reaksi tidak
spesifik atau umumnya merupakan reaksi kecemasan, yang hal ini diekspresikan
dalam bentuk emosi.
c. Respon fisiologis
Respon fisiologis merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin yang meliputi
hormon, prolaktin, hormon adrenokortikotropik (ACTH), vasopresin, oksitosin,
insulin, epineprin morepineprin, dan neurotransmitter lain di otak.
d. Respon perilaku
Respon perilaku hasil dari respon emosional dan fisiologis.
e. Respon sosial
Respon ini didasarkan pada tiga aktivitas, yaitu mencari arti, atribut sosial, dan
perbandingan sosial.
4. Sumber Koping
Sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan, teknik
pertahanan, dukungan sosial, serta motivasi.
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu usaha langsung dalam manajemen stress. Ada tiga
tipe mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :
a. Mekanisme koping Problem Focus
Usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri.
b. Mekanisme koping Cognitively Focus
Usaha seseorang agar dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya.
c. Mekanisme koping Emotion Focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak berlebihan.
B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berkaitan dengan stress adaptasi, seperti yang disebutkan
oleh Esparenza.et all,. (1998) dapat dikategoriakan sebagai berikut:
1. Isolasi social berhububgan dengan :
2. Gangguan konsep diri
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan :

8
a. Perubahan pola hidup.
b. System pendukung tidak adekuat.
c. Koping yang tidak ampuh.
d. Stress yang berkepanjangan.
4. Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan :
a. Masalah ekonomi.
b. Kecacatan yang berkepanjangan.
c. Stress berkepanjangan (psikologis, fisiologis, situasi).
5. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
a. Stress fisiologis.
b. Krisis emosi atau situasi.
6. Keputusasaan berhubungan dengan :
a. Tidak mampu menyelesaikan masalah.
b. Tidak mampu mengontrol stress.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
a. Krisis situasi atau emosi.

C. Intervensi
1. Mendukung klien dan keluarga
R : Sering klien dan keluarga memerlukan seseorang untuk mengekspresikan
perasaan,kekhawatiran,dan masalahnya. Ungkapan perasaan merupakan salah satu
cara mengurangi stres.
2. Mengorientasikan klien
R: Mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan peraturan yang berlaku.
Informasi tentang rumah sakit dibutuhkan klien dan keluarga untuk dapat beradaptasi
dengan situasi rumah sakit yang berbeda dengan situasi rumah sendiri.
3. Mempertahankan identitas klien
R: Mempertahankan identitas klien dengan memanggil nama klien, memberi
kesempatan menggunakan peralatan sendiri selama tidak bertentangan dengan
kondisi klien.
4. Memberi informasi yang dibutuhkan klien
R: Sering stres timbul karena informasi yang tidak jelas.Misalnya : prosedur
pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
5. Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat

9
R: Dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di baca dan di pelajari
lebih lanjut.
6. Meningkatkan harga diri klien
R: Libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri penghargaan pada perilaku
positif.
7. Membantu latiohan menejemen stress
R: Latihan nafas dalam, latihan relaksasi (anggota badan, perut, dada, kepala dan
leher), latihan lima jari ( hipnose diri sendiri)
D. Imlementasi & Evaluasi
Implementasi dan evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah
dibuat sebelumnya.

10
BAB IV
KESIMPULAN

Setiap individu pasti pernah mengalami stress dan manusia juga haruslah mampu dan
pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena wanita sangat rentan dan mudah mengalami
stress. Dari masa remaja, pranikah, kehamilan, melahirkan, nifas menyusui hingga menopause.

Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa disebabkan oleh
berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan yang penting, ketika
dihadapkan pada ancaman, atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak
realistis dari lingkungannya. Sementara adaptasi adalah proses penyusuaian diri terhadap
lingkungan agar sesorang dapat bertahan hidup dengan mengatasi kesulitan dan hambatan dari
persoalan yang ada karena perbedaan dari kebiasaan.

Stress memang tidak dapat dihilangkan tapi perlu dipelajari cara-cara penanganannya.
Keberhasilan menyelesaikan berbagai stress merupakan modal kemampuan untuk menghadapi
stress yang akan datang. Klien yang dirawat di rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang
mungkin sudah tidak mampu mengatasinya. Karena itu, perawat perlu berupaya membantu klien
menyelesaikan masalah, melatih klien menghadapi dan menyelesaikannya serta menggerakkan
sumber yang dimiliki klien. Dengan membantu klien menyelesaikan stress berarti perawat telah
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, mengehemat biaya perawatan serta
meningkatkan produktivitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. 2006. PengantarKebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses


Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Nasir, Abdul, Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta :
Salemba Medika.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi ; teori dan pohon masalah keperawatan edisi
pertama. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8 th edition. St. Louis :
Mosby.
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar ; Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
NANDA. 2011. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta :
MediAction
https://www.scribd.com/document/430905501/askep

12

Anda mungkin juga menyukai