Anda di halaman 1dari 8

KONSEP STRESS DAN ADAPTASI

BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI STRESS
Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress  merupakan salah
satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena adanya konflik
dan frustrasi.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.  Berikut beberapa definisi
konsep diri dari beberapa ahli :
1.      Stress adalah segala situasi di mana tuntutan dan nonspisifik mengaharuskan seorang individu untuk
berespon atau melakakan tindakan ( Selye, 1976 dalam buku Fundamental keperawatan edisi 4 :
476 )
2.      Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan
tersebut      ( Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht 2000 )
Jadi, stress adalah  gangguan pada tubuh dan fikiran yang di sebabkan oleh perubahan dan
tuntutan sosial yang mengaharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan.
B.      MACAM – MACAM STRESOR
Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor
menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan
fisologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual, dan kultural.
Dalam Fundamental keperawatan edisi 4 di jelaskan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1.      Stressor internal
Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang ( misalnya demam, kehamilan,
menopause, atau keadaan emosi dan rasa bersalah ).
2.      Stressor eksternal
Stressor eksternal berasal dari luas diri seseorang ( misalnya perubahan bermakana dalam
suhu lingkungan, perubahan dalm peran keluarga dan sosial, atau tekanan dari pasangan.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS


Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress
dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya  stress karena kombinasi stressors.
1.      Menurut Grant Brecht (2000), penyebab dari stress dibedakan menjadi dua macam :
a.       Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
b.      Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga,
beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
1)      Sumber stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat
dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun spiritual :
a)Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan
dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai
dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan suatu stres
b)    Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan masalah keluarga,
masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga permasalahan ini akan
selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stress.
c)Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan
pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik, dikarenakan
kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak
dapat berkembang.
D.    MACAM – MACAM STRESS
Kusmiati dan Desminiarti (1990), berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :
1.      Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi atau yang sangat
rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.
2.      Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam basa, faktor
hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
3.      Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.
4.      Sres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan dari struktur
tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.
5.      Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada pbertas,
perkawinan dan proses lanjut usia.
6.      Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis
untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya stau faktor keagamaan.
E.     RESPON FISIOLOGIS TERHADAP STRESS
Riset klasik yang dilkaukan oleh selye 1976  dalam Fundamental keperawatan telah
mengidentifikasikan dua respon fisiologis terhadap stress :
a.       Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress.
Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap
cahaya, dan lain - lain. Responnya berjangka pendek.
b.      General Adaptation Syndrom (GAS)
a)       Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran
untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik :
curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke
kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
b)      Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan
kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor
penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal
c)      Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi
pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan
tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Sedangkan menurut Dadang Hawari (2001) respon tehadap stress dapat mengenai hampir
seluruh sistem tubuh, seperti :
a)      Perubahan warna rambut dari hitam menjadi kecoklat-coklatan, ubanan atau kerontokan.
b)      Gangguan ketajaman penglihatan.
c)      Thinitus (pendengaran berdenging)
d)     Daya mengingat, konsentrasi, dan berpikir menurun.
e)      Wajah tegang, serius, tidak santai, sulit tersenyum, dan kedutan pada kulit wajah (tic facialis).
f)       Bibir dan mulut terasa kering, tenggorokan terasa tercekik.
g)      Kulit dingin atau panas, banyak berkeringat, kulit kering timbul eksim, biduran (urtikaria), gatal-
gatal, tumbuh jerawat (acne), telapak tangan dan kaki berkeringat dan kesemutan.
h)      Napas terasa berat dan sesak.
i)        Jantung berdebar-debar, muka merah atau pucat.
j)        Lambung mual, kembung dan pedih, mulas, sulit defekasi, atau diare.
k)      Sering berkemih
l)        Otot sakit, seperti ditusuk-tusuk, pegal, dan tegang.
m)    Kadar gula meninggi, pada wanita terjadi gangguan menstruasi.
n)      Libido menurun atau bisa juga meningkat
F.     RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP STRESSOR
Respon psikologis dapat terjadi dalam dua katagori yaitu prilaku adaptif dan prilaku
destruktif.
1.      Prilaku konstruktif
Prilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik.
Bahkan ansietas dapat konstruktif, misalnya ansietas dapat menjadi tanda bahwa  terdapat
ancaman sehingga seseorang dapat melakukan tindakan untuk mengurangi keparahannya.
2.      Prilaku destruktif
Prilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah,
kepribadian, dan situasi ga dapat yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi. Ansietas juga
bersifat destruktif, misalnya seseorang yang ketika mendapat masalah kehidupan mengapresiakan
hidupnya dengan minum alkohol seta mengkonsumsi narkoba.
Prilaku adaptif psikologis di sebutjuga mekanisme koping ( mekanisme pemecahan
masalah ). Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas yang mencakup penggunaan teknik
pemecahan masalah secara langsung untuk menghadapi masalah, atau dapat juga mekanisme
pertahahanan ego yang tujuannya adalah mengatur distres emosional dan dengan demikian
memberi perlindungan individu terhadap ansietas dan sterss.
G.    TAHAPAN STRESS
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di antaranya:
1.      Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat bekerja besar,
pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang
tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang
dimilikinya semakin berkurang.
2.      Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih sewaktu bangun
pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering
mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya,
otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3.      Tahap ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan usus seperti
adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur ketegangan otot semakin terasa, perasaan
tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan
sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
4.      Tahap keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang menyenangkan terasa
membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara adekuat, tidak mampu
melaksanakan kegiatan  sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena
tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan
ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
5.      Tahap kelima
CONTOH
HASIL CONTOH HASIL
DIMENSI SUMBER CONTOH YANG YANG
ADAPTIF STRESSOR TIDAK BERHASIL
BERHASIL
Fisik          Sindrom adaptasi Demam Kematian Infeksi teratasi
lokal
         Sindrom adaptasi
umum
         Adaptasi
Perkembangan yang Pensiun Depresi Fungsi peran
berhasil terhadap berubah menjadi
stressor aktivitas yang
sebelumnya lebih berwarna
Emosional          Mekanisme Perkosaan Ketakutan Berfungsi sebagai
pertahanan yang tidak penasihat untuk
psikologis rasional orang lain,
terhadap pria
Intelektual          Persepsi realistik Diagnosis Menyangkal Memakai
terhadap stressor kangker adanya pendekatan
kangker perawatan untuk
proses
penyembuhan
Sosial          Orang lain dapat Pencandu Pencandu Partisipasi aktif
mengarahkan alkohol alkohol keluarga dalam
individu kepada dalam cendrung kelompok
sumber yang di anggota akan menarik pendukung
butuhkan keluarga dir dari alkohol
keluarga dan
lingkungan
sosial
Spiritual          Kelompok pendoa Anggota Menarik diri Mulai mencari
dan rohanian keluarga dan tidak teman di tempat
yang sakit mau ibadah
merasa di ketempat
tinggalkan ibadah
tuhan
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin
berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6.      Tahap keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan takut mati dengan
ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh
tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
H.    UPAYA MENGUARANGI RESPON FISIOLOGIS TERHADAP STRESS
Dalam fundamental keperwatan edisi 4, di jelaskan upaya mengurangi respon fisiologis
antara lain :
1.      Olahraga teratur
2.      Humor
3.      Memnuhi asupan nutrisi dengan seimbang
4.      Istirahat yang cukup
5.      Teknik relaksasi
6.      spiritual
I.       DEFINISI ADAPTASI
Adaptasi secara umum adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan . Beberapa definisi adaptasi
oleh para ahli :
1.      Adaptasi ( penyesuain diri ) adalah megubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri   ( WA Gerungan 1996 ).
2.      Adaptasi ( penyesuain diri ) adalah  usaha atau prilaku yg tujuannya mengatasi kesulitan dan
hambatan ( Soeharto Heerdjan 1987 ).
Jadi, adaptasi adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan yang tujuannya
untuk mengatasi kesulitan dan hambatan.
J.      DIMENSI ADAPTASI
1.      Dalam fundamental keperawatan edisi 4 membagi dimensi adaptasi menjadi :

2.      Dimensi adaptasi di bedakan juga menjadi :


a.       Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis untuk
mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi
keadaan m enjadi tidak seimbang.
b.      Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan
secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu
berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan konflik tersebut
diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang
tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
c.       Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-masing. Antara
lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang
akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan baik maka akan
tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang
tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
d.      Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh
penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalam mengatur perilaku manusia
ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi perubahan dalam
perilaku manusia.

PENGERTIAN ADAPTASI
1. Adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi optimal yang melibatkan refleks,
mekanisme otomatis untuk perlindungan mekanisme koping dan idealnya dalam mengarah pada
penyesuaian atau penguasaan situasi (Potter, P, 2005).
2. Adaptation. Adaptation diartikan penyesuaian psikologis terhadap berbagi keadaan yang
berubah untuk mempertahankan fungsi yang normal ( Brooker, 2001)
3. Adptation model adalah proses dinamika dalam pikiran, perasaan, perilaku dan biofisiologik
individu yang terus berubah untuk menyesuaikan lingkungan terus berubah ( Hartanto, 2004)
4. Adaptability. Adaptability merupakan kemampuan untuk beradaptasi baik secara maternal
maupun fisik terhadap keadaan sekitar agar fleksibel (Hirchliff, S, 1999).

3.      MACAM-MACAM
a.       Adaptasi fisiologik—Bisa terjadi secara lokal atau umum.
Contoh :
- Seseorang yang mampu mengatasi stres, tangannya tidak berkeringat dan tidak gemetar,
serta wajahnya tidak pucat.
- Seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang berat dan merasa
mengalami gangguan apa-apa pada organ tubuh.
b. Adaptasi psikologis—Bisa terjadi secara:
• Sadar: Individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah
• Tidak sadar: Menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism).
• Menggunakan gejala fisik (konversi) atau psikofisiologik/ psikosomatik.
Apabila seseorang mengalami hambatan atau kesulitan dalam beradaptasi, baik
berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan stres. Stres bisa
terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri tidak terpenuhi.
1.      Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis
untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang. Adaptasi fisiologis dibagi menjadi dua yaitu
:
a.                                       LAS (Local Adaptation Syndroma), yaitu apabila kejadiannya atauadaptasi bersifat lokal
seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka akan terjadi daerah sekitar kulit
tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas, dan lain-lain yang sifatnya lokal atau pada daerah
sekitar yang terkena.
b.                                      GAS (General Adaptation Syndroma), yaitu reaksi lokal yang tidak dapatdiatasi dapat
menyebabkan gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian.Pada
adaptasi fisiologi melalui tiga tahap yaitu tahap alarm reaction, tahap resistensi dan tahap
akhir.
2.      Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak
mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang
semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan
konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang
dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang
dihadapinya.

3.      Adaptasi Sosial Budaya


Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing.
Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan
tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan
baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan
bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
4.      Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh
penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur perilaku
manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi
perubahan dalam perilaku manusia.

Anda mungkin juga menyukai