Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan tentang cara berpikir
dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut membawa pada
kosekuensi di bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu berubah-
ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu, merupakan hasil
interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita harus
mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistik) sehingga manusia
disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun
menghadapi stimulus yang sama. Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai
keadaan dari diri individu pada suatu saat, misalnya orang merasa terharu melihat
banyaknya warga masyarakat yang tertimpa musibah kebanjiran.(Drs.Sunaryo, M.Kes ,
2004 : 149)
Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress. Penyesuaian yang
berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi pada pembelaan ego
disebut mekanisme pertahanan diri.
Pemahaman tentang stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun
pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungkan dengan
kehidupan modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber gangguan
stress lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress berbeda. Hal ini
juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut menampilkan gangguan jiwa.
Stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak dapat dihindari, karena merupakan
bagian dari kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1.Apakah definisi dari stress?
2.Bagaimanakah penggolongan stress menurut para ahli?
3.Apa saja penyebab stress?
4.Bagaimanakah ciri-ciri penderita stress berdasakan kemampuan individu menahan
stress?
5.Apa saja tahapan-tahapan stress menurut para ahli?
6.Bagaimanakah reaksi-reaksi terhadap stress?
7.Bagaimanakah cara-cara untuk mengendalikan stress?
8.Seperti apa proses keperawatan managemen stress untuk perawat?
9.Apakah definisi dari kehidupan?
10.Apa saja jenis-jenis dari kehidupan?

1
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.Mengetahui definisi dari stress
2.Mengetahui penggolongan stress menurut para ahli
3.Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan stress
4.Mengetahui ciri-ciri penderita stress berdasarkan kemampuan individu dalam menahan stress
5.Mengetahui tahapan-tahapan stress menurut para ahli
6.Mengetahui reaksi-reaksi terhadap stress
7.Mengetahui cara-cara untuk mengendalikan stress
8.Mengetahui proses keperawatan managemen stress untuk perawat
9.Mengetahui definisi dari kehidupan
10.Mengetahui jenis-jenis dari kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Stress

1.Pengertian Stress
Pengertian stress menurut para ahli :
•Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebuthan yang ada dalam dirinya” (Pusdiknakes, Dep.Kes.RI, 1989)
•“Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu
ketegangan daqlam diri seseorang” (Soeharto Heerdjan. 1987)
•“Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri , dan karena itu, sesuatu yang
mengganggu keseimbangan kita” (Maramis, 1999)
•“Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban
kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001)
Secara umum, stress adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh
yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak
dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stress memberi dampak secara total pada individu
yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritiual, sterss dapat mengancam
keseimbangan fisiologis.
Stress emosi dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri sendiri dan orang
lain. Stress intelektual akan mengganggu persepsi dan kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan masalah, stress sosial akan mengganggu hubungan individu terhadap kehidupan
(Hans Selye, 1956 ; Davis, at all. 1989 ; Barbara Kozier, et all, 1989).

2. Penggolongan Stress
Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), apabila ditinjau dari penyebabnya stress dapat
digolongkan sebagai berikut :

a.Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat
bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b.Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas.
c.Stress mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
d.Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e.Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga trua.
f.Stress psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hububgan interpersonal, sosial, budaya,
atau keagamaan

Adapun menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
1.Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
2.Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.

3
3.Penyebab Stress / Stressor
Stressor adalah variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stress,
datangnya stressor dapat sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan. Sumber strees dapat berasal
dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stress dapat berupa biologi atau fisiologi, kimia,
psikologi, sosial, dan spiritual. Terjadinya stress karena stressor tersebut dirasakan dan
dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang
merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Contohnya:

a.Stressor biologi dapat berupa: mikroba; bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan, binatang,
bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan misalnya
: tumbuhnya jerawat (acne), demam, digigit binatang, dll, yang dipersepsikan dapat mengancam
konsep diri individu.
b.Stressor fisik dapat berupa : perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi: yang meliputi letak
tempat tinggal, domisili, demografi ; berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi
kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan, dll.
c.Stressor kimia: dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa, sedangkan dari luar
tubuh dapat berupa obat,pengobatan, pemakaian alkohol, nikotil, kafein, polusi udara, gas
beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan-bahan pengawet,
pewarna, dll.
d.Stressor sosial psikologi , yaitu labeling (penamaan) dan prasangka , ketidakpuasan terhadap
diri sendiri, kekejaman (aniaya,perkosaan) konflik peran percaya diri yang rendah, perubahan
ekonomi, emosi yang negatif dan kehamilan.
e.Stressor spiritual : yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan.

4.Kemampuan Individu Menahan Stress


Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stress. Hal tersebut
sangat bergantung pada sifat dan hakikat stress yaitu intensitas, lokal, lamanya, dan umum.
Selain itu juga pada sifat individu yang terkait dengan proses adaptasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa stress apabila ditinjau dari
tipe kepribadian individu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.Tipe yang rentan (vulnerable)
Individu dengan tipe ini memiliki resiko yang tinggi mengalami stress dengan ciri-ciri
kepribadian sebagai berikut :
•Cita-citanya tinggi (ambisius)
•Agresif
•Suka bersaing yang kurang sehat
•Banyak jabatan rangkap
•Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung, mudah mengalami
ketegangan, dan kurang sabar
•Terlalu percaya diri (over confident)
•Self kontrol kuat
•Terlalu waspada
•Tindakan dan cara bicaranya cepat serta tidak dapat diam (hiperaktif)
•Cakap dalam berorganisasi (organisatoris)
•Cakap dalam memimpim (leader)
•Tipe kepemimpinan otoriter

4
•Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic)
•Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri
•Disiplin waktu yang ketat
•Kurang rileks dan serba terburu-buru
•Kurang atau bahkan tidak ramah
•Tidak mudah bergaul
•Mudah empati, namun juga mudah bersikap bermusuhan
•Sulit dipengaruhi
•Sifatnya kaku (tidak fleksibel)
•Pikiran tercurah kepekerjaan walaupun sedang libur
•Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali
b.Tipe yang kebal (immune)
Individu dengan tipe ini kebal terhadap stress, yang ciri-ciri kepribadiannya sebagai berikut :
•Cita-cita atau ambisinya wajar
•Berkompetensi secara sehat
•Tidak agresif
•Tidak memaksakan diri
•Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung,
penyabar, dan tenang
•Kewaspadaan wajar
•Self control wajar
•Self confident wajar
•Cara bicara tenang
•Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat
•Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat
•Sikap dalam memimpin maupun berorganisasi akomodatif dan manusiawi
•Mudah bekerja sama (kooperatif)
•Tidak memaksakan diri dalam menghadapi tantangan
•Bersikap ramah
•Mudah bergaul
•Dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan (mutual benefit)
•Bersikap fleksibel, akomodatif, dan tidak merasa dirinya paling benar
•Dapat melepaskan masalah pekerjaan ataupun kehidupan disaat libur
•Mampu menahan dan mengendalikan diri

5.Tahapan stress
Menurut Dr.Robert J. Van Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang
Hawari (2001) bahwa tahapan stress ada 6 tahapan, yaitu sebagai berikut :
a.Stress tahap pertama (paling ringan), yaitu stress yang disertai perasaan nafsu bekerja yang
besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.
b.Stress tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak segar atau
letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks,
lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, dan punggung tegang. Hal ini karena
cadangan tenaga tidak memadai.
c.Stress tahap ketiga, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi yang tidak teratur,

5
otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali, koordinasi
tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
d.Stress tahap keempat, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja
sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu,
gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul
ketakutan dan kecemasan.
e.Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental,
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan
berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung, dan panik.
f.Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-tanda seperti jantung
berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta
pingsan atau collaps.

6.Reaksi-reaksi terhadap stress


Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap tubuh maupun terhadap
psikologis. Adapun reaksi tubuh terhadap stress sebagai berikut.
a.Rambut
Rambut semula yang berwarna hitam pekat, lambat laun akan mengalami perubahan warna.
Ubanan terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.
b.Mata
Ketajaman mata seringkali terganggu. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami
kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.
c.Telinga
Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
d.Daya pikir
Kemampuan mengingat, berpikir, dan konsentrasi menurun. Seringkali menjadi pelupa dan
mengeluh sakit kepala pusing.
e.Ekspresi wajah
Orang yang stress wajahnya nampak tegang, dahi berkerut, mimik wajah nampak serius, tidak
santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa dan kulit muka kedutan.
f.Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain itu, pada tenggorokan
seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar untuk menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot
lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”.
g.Kulit
Reaksi kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebagian tubuh terasa panas atau dingin dan
bahkan keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih
kering. Selain itu, bisa terkena penyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran),
gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga sering dijumpai
kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat.
h.Sistem Pernafasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat
dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung,
tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot
rongga dada (otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis
sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres

6
juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot
pada saluran nafas dan paru-paru mengalami spasme.
i.Sistem Kardiovaskuler
Sistem jantung dan pembuluh darah dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung
berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga
yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama
di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
Selain daripada itu sebagian atau seluruh tubuh terasa “panas” (subfebril) atau sebaliknya terasa
“dingin”.
j.Sistem Pencernaan
Seringkali seseorang yang stress mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya,
pada lambung terasa kembung, mual dan pedihd. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang
berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam
dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga
dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air
besar atau sebaliknya sering diare.
k.Sistem Perkemihan.
Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Frekuensi
untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis
(diabetes mellitus).
l.Sistem Otot dan tulang
Orang yang menderita stress seringkali juga mengalami gangguan pada otot dan tulang
(musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain itu, keluhan-
keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila
menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan
”pegal-linu”.
m.Sistem Endokrin
Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah kadar
gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan
menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan hormonal lain misalnya pada
wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit (dysmenorrhoe).

Sedangkan reaksi psikologis terhadap stress antara lain :


a.Kecemasan
Kecemasan merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan
diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan. Jantung berdebar, keluar
keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
b.Kemarahan dan agresi
Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebuah
ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi.
Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan
jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindakan sadis dan usaha
membunuh orang.
c.Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih
yang berkepanjangan.

7
7.Cara mengendalikan stress
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan stress yaitu :
a.Bersyukur
Bersyukur merupakan cara yang paling ampuh dalam mengatasi stress, bagaimana tidak. karena
pada umumnya orang mengalami stress karena tidak kuat dengan apa yang telah terjadi atau
keadaan yang menimpanya. Dengan bersyukur kita akan senantiasa ingat bahwa segala sesuatu
yang kita peroleh merupakan pemberian dari Tuhan.
b.Kenali penyebab stress
Meskipun terdengar mudah, namun tidak segampang itu untuk mengenali sumber stress. Apabila
stress baru saja terjadi, mungkin bisa segera dikenali penyebabnya. Namun pada stress jangka
panjang, penyebabnya mungkin sudah dilupakan atau bertumpuk-tumpuk dengan penyebab
stress baru. Apabila sudah benar-benar mengenali penyabab stress, berkonsentrasilah pada
masalah tersebut. Apabila belum bisa dipecahkan dengan segera, cobalah untuk setidaknya
memperkecil dampaknya.
c.Buatlah perencanaan yang baik
Stres terjadi karena perubahan. Jika sudah direncanakan semua hal dengan baik, stres tidak akan
berakibat buruk. Perubahan seharusnya bisa dilakukan dengan menyenangkan. Namun, tanpa
perencanaan yang matang, perubahan bisa menjadi malapetaka. Buatlah perencanaan yang baik
untuk segala hal misalnya menikmati saat istirahat di rumah, hingga merencanakan keuangan
dengan benar.
d.Jagalah kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih mudah mengatasi stres. Makan dan berolahraga yang teratur serta
istirahat dengan cukup.
e.Jagalah perasaan anda
Berhentilah selalu menjaga perasaan orang lain. Jika perasaan sendiri tidak dijaga, dampaknya
juga akan buruk untuk orang-orang di sekitar kita. Tidak ada salahnya menolak hal-hal yang tida
disukai. Untungnya, perempuan seringkali lebih mudah menunjukkan perasaan ketimbang
seorang lelaki.
f.Mintalah bantuan
Jika tingkat stres sudah terlalu tinggi dan merusak kesehatan, berkonsultasilah pada orang-orang
terdekat atau pada konsultan ahli. Jangan biarkan diri menderita stres terlalu lama.
g.Ingatlah bahwa sedikit stress justru baik karena dengan adanya stres, maka akan memiliki
rangsangan untuk melakukan sesuatu dan bisa menjadikan stres sebagai alat pendorong untuk
lebih berkembang dan maju. Hal inilah yang disebut dengan stres yang positif.
h.Terima kenyataan bahwa stres adalah bagian dari hidup. Selama hidup, stres tidak akan pernah
bisa hindari 100%. Terimalah bahwa dalam hidup selalu akan muncul yang namanya stres.
Karena jika menerima stres sebagai bagian hidup. Secara mental dan fisik akan lebih siap
menghadapi stres.
i.Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai berntuk stres setiap hari. Persiapan yang baik
adalah selalu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan segala situasi.
j.Hidupkan pengharapan dalam hati. Harapan dapat mengurangi dampak stres yang muncul.
Dimana dengan harapan akan merasa adanya jalan keluar dari stres. Harapan akan muncul ketika
kita sudah melakukan tindakan positif.
k.Lakukan aktifitas baru. Sesuatu yang baru dan menarik akan terasa lebih menyenangkan.
l.Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk menghilangkan stres, tetapi juga untuk relaksasi otot.
Penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat membantu dalam menurunkan tekanan

8
darah. Cobalah mulai sekarang renungkan untuk memanggil energi positif. Caranya mudah,
cukup hanya mengambil nafas panjang dan mengosongkan pikiran Anda. Lakukan meditasi10
menit.
m.Optimisme dapat menangkal dampak negatif stres, ketegangan dan kecemasan telah di sistem
kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mengelilingi diri dengan orang-orang positif.
n.Tertawa, membantu sel-sel kekebalan tubuh berfungsi lebih baik. Temukan humor dalam hal-
hal dan terlibat dalam aktivitas yang membuat tertawa untuk meningkatkan fungsi kekebalan
tubuh dan ketahanan terhadap penyakit.
o.Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak hanya memperkuat sistem kekebalan tubuh, sistem
kardiovaskular, jantung, otot dan tulang, tetapi juga membantu dalam manajemen stres dengan
menyediakan gangguan dari situasi stres dan meningkatkan endorfin (merasa-baik tubuh kimia).

B. KEHIDUPAN

1. Definisi Kehidupan

“Kehidupan” adalah hal yang sulit, karena hidup adalah sebuah proses, bukan substansi murni.
Definisi apapun harus cukup luas untuk mencakup seluruh kehidupan yang dikenal, dan definisi
tersebut harus cukup umum, sehingga, dengan itu, ilmuwan tidak akan melewatkan kehidupan
yang mungkin secara mendasar berbeda dari kehidupan di bumi.

2. Definisi kehidupan menurut para ahli

ada banyak para ahli juga berpendapat tentang "Kehidupan" diantaranya :

- I KETUT GEDE YUDANTARA


Kehidupan merupakan anugerah dan amanah sebagai ciptaan Tuhan
Kehidupan merupakan cobaan hidup yang selalu dirundung suatu permasalahan
Kehidupan merupakan penebus dosa serta merupakan suatu proses reinkarnasi

- CAMPBELL, REECE, MITCHELL


Kehidupan merupakan suatu hirarki, dimana setiap tingkat sruktur biologis merupakan
pengembangan dari tingkatan di bawahnya

2. Jenis-Jenis kehidupan manusia


1. Introvert (Introversion)
Introvert atau Introversion adalah kepribadian manusia yang lebih berkaitan dengan dunia dalam
pikiran manusia itu sendiri. Jadi manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung
menutup diri dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak berpikir dan lebih
sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam kesunyian atau
kondisi yang tenang, daripada di tempat yang terlalu banyak orang.

9
- Ciri-ciri Introvert:
a. Senang menyendiri
b. Pemikir
c. Pemalu
d. Pendiam
e. Lebih senang bekerja sendirian
f. Lebih suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang (1 on 1 interaction)
g. Susah bergaul (kuper)
h. Senang berimajinasi
i. Jarang bercerita, lebih suka mendengarkan orang bercerita
j. Senang dengan kegiatan yang tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai
dsb)
k. Lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi
l. Berpikir dulu baru berbicara/melakukan
m. Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan

2. Extrovert (Extraversion)
Extrovert atau Extraversion merupakan kebalikan dari Introvert. Manusia dengan kepribadian
extrovert lebih berkaitan dengan dunia di luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat
extrovert ini lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang
lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Mereka juga orang-orang yang lebih senang
berada dalam keramaian atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang
sunyi.

- Ciri-ciri Extrovert:
a. Senang bersama orang
b. Percaya diri (Kadang bisa berlebihan)
c. Aktif
d. Lebih senang bekerja kelompok
e. Lebih suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus
f. Gampang bergaul (supel)
g. Senang beraktifitas
h. Lebih senang bercerita, daripada mendengarkan orang bercerita
i. Senang dengan kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan, pergi ke konser, nongkrong,
berpesta dsb)
j. Lebih senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi

3. Ambievert (Ambiversion)
Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang memiliki 2 kepribadian,
yaitu Introvert dan Extrovert. Manusia dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari
introvert menjadi extrovert, atau sebaliknya. Memiliki kepribadian ambievert ini bisa dibilang
baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk beraktifitas sebagai introvert ataupun
extrovert, serta dapat berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Tidak seperti

10
Introvert yang susah bergaul dengan Extrovert dan sebaliknya.
Namun, kekurangan dari kepribadian ini, karena memiliki kepribadian di antara introvert dan
extrovert, orang dengan kepribadian ambievert jadi sering terlihat moody, karena sifatnya yang
sering berubah-ubah.

11
BAB III
PENUTUP

C. .KESIMPULAN

Stres adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan bimbang, bila kondisi stres
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktifitassosial sehari-harinya maka hal itu disebut
sebagai suatu $angguan Stres(Beberapa gejala $angguan Stres adalah perasaan sedih, rasa lelah
yangberlebihan setelah akti8itas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat,malas beraktifitas,
dan gangguan pola tidur dan Stres merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh
diri y a n g a d a d i s e b a g i a n m a s ya r a k a t k i t a .

D. SARAN

Dengan segudang aktivitas, tidak jarang para remaja mengalami stres. Walaupun stres mungkin
dapat hilang dengan sendirinya, tetapi orang tua diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan
mulai membicarakan kesehatan mental dengan anak remajanya.

Pada anak-anak di usia remaja dan dewasa muda, jika diberi kesempatan, mereka sebenarnya
akan selalu ingin tahu, bergerak, dan inovatif. Mereka juga menantang status quo, ingin selalu
mempercepat kemajuan, dan memajukan potensi manusia. Namun, di banyak bagian dunia,
termasuk negara-negara berpenghasilan tinggi, kehidupan dan prospek remaja dan anak muda
telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

"Jika Anda peduli, cobalah untuk berbicara dengan mereka secara terbuka tanpa konfrontatif.
Jangan marah atau menghakimi, tetapi yakinkanlah mereka bahwa Anda berada di pihak yang
sama dengan mereka dan ingin membantu. Pikirkan juga tentang apa yang memicu perilaku
menghakimi diri sendiri itu. Dan, jika Anda bisa, carilah layanan dari dokter profesional,"
ungkap Nick Haroop dari Young Minds.
Sementara itu, studi dari The Lancet Commision mengungkapkan, menyakiti diri sendiri adalah
penyebab terbesar kematian orang berusia 20-24 tahun di Inggris. Menanggapi hasil penelitian
ini, komisi telah menyerukan tindakan mendesak untuk mengatasi kesehatan mental pada orang
muda.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://psikolog8.blogspot.com/2016/07/3-jenis-kehidupan-manusia.html
http://mynararya.blogspot.com/2018/03/pengertian-kehidupan-menurut-para-ahli.html
https://pelangipsikologi.wordpress.com/2011/11/25/stres-dan-kehidupan/

13

Anda mungkin juga menyukai