Anda di halaman 1dari 11

Konsep stress dan

adaptasi

Oleh: Zahratul Hayati


Dosen pembimbing : Wisnatul
Izzati. M.kes
A. KONSEP DASAR STRESS

Menurut beberapa ahli stress dapat diartikan sebagai berikut:


• Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap
tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikan sebagai sesuatu
yang mengancam keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
• Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang” (Soeharto
Heerdjan, 1987).
• Secara umum, yang dimaksud “Stres adalah reaksi tubuh terhadap
situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi,
dan lain-lain”. “Stres adalah segala masalah atau tuntutan
penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang mengganggu
keseimbangan kita” (Maramis, 1999).
• Jadi dapat disimpulkan stress adalah dampak
dari stressor( penyebab stress) yang dianggap
sebagai tekanan oleh individu sehingga
membuatnya terpaksa untuk terus
memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan
mengganggu kesehatan psikologinya.
Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang
disebut stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress
karena menemui banyak masalah dalam kehidupannya

Pemicu stressor yaitu


• Lingkungan
Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu memiliki nilai negatif
dan positif terhadap prilaku masing-masing individu sesuai pemahaman kelompok
dalam masyarakat tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut
harus selalu berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan tersebut.

• Diri sendiri
 Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin dicapai
 Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-menerus menyerap
sesuatu yang diinginkan sesuai dengan perkembangan
• Pikiran
 Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri
dan persepsinya terhadap lingkungan.
 Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang biasa dilakukan
oleh individu yang bersangkutan.
Jenis jenis stress
• Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), berdasarkan
penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :
• Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi
atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat
arus listrik.
• Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat
beracun, hormone, atau gas.Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
• Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,
organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
• Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan
interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan
Respon Individu Terhadap Stress
• RESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESS
Hans Selye (1956) Mengidentifikasi dua respon fisiologis terhadap Stress, yaitu :
– Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap
stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka,
akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
– General Adaptation Syndrom (GAS)
• Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk
menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah
jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala
dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
• Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan
kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor
penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun atau normal
• Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi
pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan
tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian
Konsep Adaptasi
• Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Karena banyak
stressor tidak dapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasi
individu, keluarga atau komunitas terhadap
stress
Dimensi adaptasi
a. Adaptasi Fisiologis
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati
sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indikator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin
tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini
dapat timbul sepanjang tahap stress.
b. Adaptasi Psikologis
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku
klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara.
• Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
– Ansietas
– Depresi
– Kepenatan
– Peningkatan penggunaan bahan kimia
– Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
– Kelelahan mental
– Perasaan tidak adekuat
– Kehilangan harga diri
– Peningkatan kepekaan
c. Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan
untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap
perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.
D. Adaptasi Sosial Budaya
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial
mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan
kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau
keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Cara Mengendalikan Stres
Kiat untuk mengendalikan stres menurut Grant Brecht (2000) sebagai berikut :
Sikap, keyakinan dan pikiran harus positif, fleksibel, Rasional, dan adaptif terhadap
orang lain. Artinya, jangan menyalahkan orang lain sebelum introspeksi diri dengan
pengendalian internal.
mengendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan :
• 1). Kemampuan menyadari (awareness skills).
• 2). Kemampuan untuk menerima (acceptance skills)
• 3). Kemampuan untuk menghadapi (coping skills)
• 4). Kemampuan untuk bertindak (action skills).
• c.    Mamperhatikan diri, proses interpersonal dan interaktif, serta lingkungan kita.
• d.    Mengembangkan sikap efisien.
• e.    Relaksasi
• f.    Visualisasi (angan-angan terarah).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai