Anda di halaman 1dari 38

FAKTOR ESENSIAL PROSES PERSALINAN,

MANAJEMEN NYERI, PENGKAJIAN


JANIN, ASUHAN KEPERAWATAN
Asasih villasari
FAKTOR ESENSIAL PADA PROSES
PERSALINAN
 persalinan merupakan suatu proses yang
terjadi secara alami akibat adanya kontraksi
pada rahim ibu dan diikuti dengan
pembukaan untuk mendorong bayi keluar
dari rahim. Proses ini dihadapi oleh ibu dan
janin diakhir kehamilan karena janin akan
terus berkembang dan tumbuh dalam proses
persiapan menghadapi kehidupan diluar
rahim ib
Passenger (Penumpang/Janin)
Janin bergerak disepanjang jalan lahir
akibat adanya interaksi beberapa faktor
seperti: ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap, dan posisi janin. Selain janin,
plasenta yang menyertai janin juga termasuk
sebagai penumpang karena plasenta juga
keluar melalui jalan lahir. Akan tetapi,
plasenta jarang menyebabkan hambatan
dalam proses persalinan.
Ø Ukuran Kepala Janin
 Presentasi Janin
 Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali
masuk ke PAP (Pintu Atas Panggul) dan terus
melalui jalan lahir saat persalinan. Ada tiga
presentasi janin yang utama yaitu kepala (lebih
dahulu) 96%, bokong (sungsang lebih dahulu) 3%,
dan bahu 1%. Bagian presentasi merupakan bagian
tubuh janin yang akan teraba pertama kali oleh jari
pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam.
 Letak Janin
 Letak janin adalah hubungan antara
punggung janin terhadap punggung ibu.
Letak janin terbagi 2 yaitu: (1) memanjang
atau vertikal, dimana punggung janin paralel
dengan punggung ibu; (2) melintang atau
horizontal, dimana punggung janin
membentuk sudut terhadap punggung ibu.
Letak memanjang dapat berupa presentasi
kepala atau sungsang.
 Letak Janin
 Letak janin adalah hubungan antara
punggung janin terhadap punggung ibu.
Letak janin terbagi 2 yaitu: (1) memanjang
atau vertikal, dimana punggung janin paralel
dengan punggung ibu; (2) melintang atau
horizontal, dimana punggung janin
membentuk sudut terhadap punggung ibu.
Letak memanjang dapat berupa presentasi
kepala atau sungsang.
 Sikap Janin
 Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin
yang satu dengan bagian yang lainnya. Ada 3
sikap janin yaitu fleksi, defleksi dan ekstensi.
Pada kondisi normal, sikap janin seperti:
punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi
kearah dada, dan paha fleksi kearah sendi
lutut, tangan disilangkan di depan toraks dan
tali pusat terletak diantara lengan dan
tungkai.
 Jalan lahir terdiri dari pangul ibu yaitu
bagian-bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus vagina (lubang luar
vagina). Walaupun jaringan lunak yang ikut
menunjang keluarnya bayi adalah bagian
lapisan-lapisan otot dasar panggul, tetapi
panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses
persalinan. Janin harus mampu menyesuaikan
dirinya terhadap jalan lahir yang kaku. Oleh
sebab itu, sebelum proses persalinan dimulai,
ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan
terlebih dahulu
MACAM MACAM BENTUK
PANGGUL
 memudahkan proses persalinan. Ada 4 jenis
panggul dasar antara lain :
 1.    Ginekoid (tipe wanita klasik)
 2.    Android (mirip panggul pria)
 3.    Antropoid (mirip panggul kera
antropoid)
 4.    Platipeloid (panggul pipih
BENTUK PANGGUL
MANAJEMEN NYERI
 Nyeri Persalinan
 Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak
nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan eksistensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007). MenurutInternationalAssociation
for Study of Pain(IASP), nyeri adalah
pengalamanperasaan emosional yang tidak
menyenangkan akibat terjadinyakerusakan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan
kondisiterjadinya kerusakan.
FISIOLOGI NYERI
 ada tiga jenis sel saraf dalam proses
penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen
atau neuronsensori, serabut konektor atau
interneuron dan sel saraf eferen atauneuron
motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai
reseptor pada ujungnyayang menyebabkan
impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum
tulangbelakang dan otak. Reseptor-reseptor
ini sangat khusus dan memulaiimpuls yang
merespon perubahan fisik dan kimia tubuh.
KLASIFIKASI NYERI
 1. Berdasarkan Lokasi / Letaka.Cutaneus/ superfisialyaitu
nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan.Biasanya
terasa sebagai sensasi yang tajam.Contoh: Terkena ujung
pisau atau gunting, jarum suntik.b.Deep somatic
 2. nyeri dalamyaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh darah,tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih
lama daripadacutaneus.Contoh: Sensasi pukul, sensasi
terbakar misalnya ulkuslambung.
 3. Nyeri Alihmerupakan fenomena umum dalam nyeri viseral
karenabanyak organ tidak memiliki reseptor, biasanya nyeri
terasadi bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan
dapatterasa dengan berbagai karakteristik.Contoh : Infark
miokard yang menyebabkan nyeri alih kerahang, lengan kiri,
dan bahu kiri, batu empeduyang dapat mengalihkan nyeri
ke selangkangan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RESPON NYERI
 A. Usia merupakan variabel penting yang
mempengaruhi nyeri,khususnya pada anak-
anak dan lansia. Perbedaan
perkembangan,yang ditemukan diantara
kelompok usia ini dapat
mempengaruhibagaimana anak-anak dan
lansia bereaksi terhadap nyeri. Anakbelum
bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat
harusmengkaji respon nyeri pada anak. Pada
orang dewasa kadangmelaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami
kerusakanfungsi.
 Jenis kelamin Gill mengungkapkan laki-laki
dan wanita tidakberbeda secara signifikan
dalam merespon nyeri, justru
lebihdipengaruhi faktor budaya (contoh:
tidak pantas kalau laki-lakimengeluh nyeri,
sedangkan wanita boleh mengeluh nyeri
dalamsituasi yang sama) (Smeltzer & Bare,
2010)
 Kultur
Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki
seseorang danmemahami mengapa nilai-nilai
ini berbeda dari nilai-nilaikebudayaan lainnya
membantu untuk menghindari
mengevaluasiperilaku pasien berdasarkan
harapan dan nilai budaya seseorang.Perawat
yang mengetahui perbedaan budaya akan
Mempunyai pemahaman yang lebih besar
tentang nyeri pasien dan akan lebihakurat
dalam mengkaji nyeri dan respon-respon
perilaku terhadapnyeri juga efektif dalam
menghilangkan nyeri pasien
ASUHAN KEPERAWATAN DALAM
PERSALINAN
 Fase Persalinan
 Kala I– Fase laten : true labor dilatasi
serviks 3 cm (20 jam pada nullipara, 14 jam
pada multipara).– Fase aktif : dari dilatasi
serviks > 3 cm sampai 10 cm.
 Kala II: dari dilatasi serviks 10 cm sampai
bayi lahir.
 Kala III: dari bayi lahir sampai plasenta lahir.
 Kala IV: dari plasenta lahir sd 2 jam pp
 PENGKAJIAN KALA I

 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan psikologis 
 Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh
RIWAYAT KESEHATAN
 Informasi Identifikasi : nama, umur, GPA,
menstruasi, HT dan HPL
 Riwayat kehamilan sekarang : ANC, hasil
lab, USG, komplikasi atau masalah
 Riwayat kehamilan dahulu: jumlah,
komplikasi, BBL, jarak kelahiran, lamanya
persalinan dan keadaan anak
 Riwayat medis dan keluarga
 Persiapan kelas persalinan
PEMERIKSAAN FISIK

 Tanda vital
 Review sistem : Sistem neurologi,
kardiovaskuler, Hematologi, Respirasi,
Gastrointestinal, Urinari, Muskuloskeletal,
genital, membran mukosa dan kulit
 Pemeriksaan abdomen : observasi adanya
jaringan parut, bentuk dan ukuran abdomen,
palpasi Leopold, Auskultasi djj, pola
kontraksi uterus
 Pemeriksaan Fisik
 Pengkajian panggul :
 • Penipisan dan dilatasi serviks
 • Posisi serviks anterior, posterior atau
midposisi
 • Selaput ketuban
 • Presentasi dan posisi jika memungkinkan
 • Adanya molding atau kaput
 • Station
 • Kapasitas panggul
 • Kondisi rektum dan perineum
MASALAH KEPERAWATAN KALA 1

Kecemasan Perubahan Nutrisi kurang dari


Nyeri kebutuhan
Kelelahan Kurangnya volume cairan
Tidak Efektifnya koping Perubahan eliminasi urin
individu Kecemasan
Resiko tinggi infeksi Tidak efektifnya koping
Perubahan perfusi jaringan individu
sistemik Nyeri
Perubahan persepsi-sensori Gangguan mobilisasi fisik
Tidak efektifnya pola nafas Perubahan persepsi-sensori
Kurangnya perawatan diri :
Higien
RENCANA DAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Memberikan dukungan emosional
 Sikap hangat, suportive dan empati
 Semua prosedur dijelaskan sebelum
dilakukan
 Minta ijin saat akan melakukan prosedur
 Orientasikan klien dan keluarga pada
ruangan
 Ibu dibuat seperti berada di rumah sendiri
 Pertimbangkan masalah budaya yang dianut
RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
 Meningkatkan Istirahat dan Kenyamanan
 Suport untuk ambulasi dan istirahat pada
posisi minimal ditinggikan 30 derajat
 Shower atau mandi dan massage oleh coach
 Mendengarkan musik bernada lembut
 Menonton televisi untuk distraksi
 Anjurkan ibu untuk minum dan
mengosongkan kandung kemih tiap 1-2 jam •
Lakukan massase : effleurage, memijat,
counterpressure.• kompres hangat
MENCEGAH INFEKSI BERHUBUNGAN
DENGAN PECAH KETUBAN LAMA
 intervensi keperawatan bervariasi sesuai
tingkatan
 Monitoring status fetus
 Mencegah infeksi dengan membatasi
pemeriksaan dalam, monitoring tanda-tanda
infeksi spt takikardia, takipnea atau demam
dan takikardi fetus.
 Tanda vital dan suhu dicatat setiap 1-2 jam
 Melakukan vulva higieneKolaborasi
pemberian antibiotik
MELAKUKAN SUPORT EMOSIONAL DAN
MENINGKATKAN KOPING YANG EFEKTIF
 • Perawat menyemangati, pendekatan yang
menguatkan merupakan reinforcement
terbaik
 • Empati dan sikap memahami melalui
sentuhan lembut, suara lembut dan sering
kontak dengan ibu jika ibu menyatakan
takut, tidak tenang atau tegang.
 • Catat perubahan perilaku dan intervensinya
 • Sampaikan kemajuan persalinan dan
berikan reinforcement positi
KALA II
 1. Keringat diatas bibir
 2. Episode muntah
 3. Bloody show meningkat
 4. Pecah selaput ketuban
 5. Getaran pada ektremitas tidak disadari
 6. Gelisah meningkat, mengatakan “tidak
dapat menahan untuk mengedan”
 7. Usaha mengedan tidak terkendali/tidak
disadari (do-ran)
 8. Anus membuka (tek-nus), perineum
menonjol (per-jol), vulva membuka (vul-
PENGKAJIAN
 Monitoring kondisi fisiologis ibu dan janin,
meliputi tekanan darah, nadi dan pernafasan
setiap 5-30 menit, suhu setiap 2 jam,djj,
durasi dan intensitas kontraksi, tingkat energi
klien, pembukaan serviks apakah sempurna,
station dan kondisi selaput ketuban.
 Kemajuan persalinan : Usaha
mengedanIdentifikasi Adaptasi
perilakuKenyamanan ibu
 LAMANYA KALA II ABNORMAL

 Primigravida > 2 jam


 Multigravida > 1,5 jam
RENCANA DAN TINDAKAN PERAWAT
 Mempertahankan tehnik aseptik dan alat-alat
steril
 Lakukan scrub perineum
 Alasi ibu dengan underpad steril dibawah
bokong
 Pakai cap, masker, gaun steril dan sarung
tangan sterilSiapkan partus set steril
POSISI IBU SELAMA PERSALINAN
 Posisi litotomi, meningkatkan resiko laserasi
perineum, ibu merasa tidak nyaman karena
otot paha terlalu teregang, torsi hip joints,
dan tekanan pada koksigis
 Posisi alternatif : miring kiri, semi duduk,
dan squattingTidak ada posisi yang ideal
 Mendukung ibu mengedan
 Metoda mengedan traditional : valsava
manuver
 Mengedan dengan membuka glotis
( Caldeyro Barcia)
 Meneran semi Fowler
 Menyiapkan untuk episiotomi
 Penyebab ruptur : kepala bayi terlalu cepat
lahir, anak besar,
 persalinan buatan (Vakum, EF), vagina
sempit, posisi oksipito posterior, arcus pubis
sempit, perineum kaku
 Indikasi episiotomi : prematur, presentasi
bokong, perineum kaku, anak besar atau
perineum tipis diperkirakan robek
 Jenis episiotomi : medial, lateral, dan
mediolateral
KELAHIRAN BAYI PENGKAJIAN
 Saat kepala bayi lahir, cek adanya lilitan tali
pusat atau komplikasi lainnya
 Perhatikan adanya distosia bahu Intervensi
cepat mengatasi masalah untuk mencegah
perburukan kondisi bayi
 Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai