FASILITATOR
Kartika, S.Kep,Ns.,M.K.M
KELOMPOK 12 :
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat serta kehendak-Nya lah kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya. Pembuatan tugas makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Teori
Pada kasus Fistula Genetalia“ bertujuan sebagai tugas semester 4 tahun pelajaran 2021/2022.
Berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyampaikana terimakasih kepada :
1. Allah SWT telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Kartika, S.Kep., Ns,M.KM selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Maternitas
2( Maternitas 2 ), yang memberikan pengarahan bimbingan kepada kami dalam
menyusun tugas makalah Fistula Genetalia ini.
3. Dan kepada kelompok kami yang telah bersedia bekerja dalam membuat dan menyusun
tugas makalah ini.
Kami menyadari sebagai seorang mahasiswa yang masih perlu banyak belajar dalam
pengetahuan dan dalam penulisan karya tulis, menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang positif agar karya tulis kami menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan
datang. Harapan kami, mudah-mudahan ini dapat memberikan banyak manfaat dan berguna bagi
pembacanya.
Penulis
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
b. manfaat
1. Dapat membantu para pakar dalam memberikan ilmunya.
2. . Membantu atau mengetahui jenis gangguan indikasi penyakit pada rahim yang
diderita.
3. Dapat mengetahui sistem pakar secara benar.
4. . Tidak mengeluarkan biaya yang mahal hanya untuk berkonsultasi kedokter spesialis
BAB II
TINJAUAN TEORI
PENGERTIAN
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga internal
atau antara organ berongga internal dan dengan bagian tubuh bagian luar. Nama fistula
menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal. Fistula genetalia adalah terjadinya
hubungan antara traktus genitalia dengan traktus urinarius atau gastrointestinal dan dapat
ditemukan satu atau gabungan dua kelainan secara bersamaan.
ETIOLOGI
1. Sebab obstetric
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus
lama iskemia nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan. Partus
dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi, ekstrasidengan
cunam, seksio-histerektomia.
2. Sebab ginekologik
3. Sebab trauma
Terjadi karena trauma ( abortus kriminalis ). Fistula biasanya berkembang ketika terjadi
penekanan persalinan yang lama pada anak yang belum lahir begitu erat di jalan lahir
yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya yang nekrotis dan akhirnya membusuk.
Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi, atau panggul
patah tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk pengembangan
fistula obstetric adalah pelecehan seksual dan pemerkosaan, terutama dalam
konflik/pasca konflik daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi
pengobatan terkait lainnya, dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak
memiliki akses ke perawatan kandungan atau layanan darurat.
JENIS FISTULA GENITALIA
a. Fistula Vesikovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dan kandung kemih. Disebut juga fistula kandung kemih.
b. Fistula Ureterovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dan ureter ( saluran yang membawa urine dari ginjal ke
kandung kemih )
c. Fistula Uretrovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan uretra ( saluran kemih ). Nama lainnya adalah
fistula uretra.
d. Fistula Kolovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan usus besar.
e. Fistula Enterovaginal
Fistula terbentuk antara usus halus dengan vagina.
KLASIFIKASI
1. Fistula Vesikovaginal
Terdapat 2 jenis fistula vesikovaginalis yaitu :
PATOFISIOLOGI
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Bisanya karena
terjadi kurangnya kesterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka
kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum sehingga
keluarnya eksudat fibrinosa ( abses ), terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam dan
rasa nyeri pada lokasi abses.
Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (
perlengketan/adesi ), karena adanya perlengketan maka akan terjadi kebocoran pada permukaan
tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2
permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan mengeluarkan drain atau feses.
Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan maka
akan menyumbat usus dan gerakan peristaltic usus akan berkurang sehingga cairan akan tertahan
didalam usus halus dan usus besar ( yang bisa menyebabkan edema ), jika tidak ditangani secara
cepat maka cairan akan merembes kedalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan darah
5. Urium creatium
6. Protein
7. Albumin
PENATALAKSANAAN
1. Medis
Pengobatan yang dapar dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk kasus
ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses dapat
memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca
operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia
untuk operasi ini dapat mencari pengobatan alternative yang disebut urostomy (
pengumpulan urin dipakai setiap hari ).
Manfaat terbesar dari perawatan bedah adalah bahwa banyak wanita dapat
kembali bergabung dengan keluarga mereka, masyarakat, dan masyarakat tanpa rasa
malu dari kondisi mereka karena bocor dan bau tidak lagi sekarang.
2. Keperawatan
a. Pra operasi : persiapan fisik, lab, antibiotika, persiapan kolon bila perlu
b. Waktu reparasi, tergantung sebab :
- Trauma operasi segera, saat operasi tersebut, atau ditunda jika diketahui pasca
operasi
- Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-6 bulan
c. Pasca operasi : drainase urin kateter terpasang.
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisi nama, jenis kelamin, alamat, No Medical Record, penanggung jawab, agama,
alamat, tanggal masuk, dan lain-lain.
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : biasanya normal
Suhu : biasanya normal
Pernafasan : biasanya normal
Nadi : biasanya normal
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC, karsinoma, radiasi, trauma operasi atau
kelainan kongenital, aborsi, pelecehan seksual atau pemerkosaan.
c. Riwayat Menstruasi
Biasanya haid klien terganggu dengan terjadi amenorrhoe sekunder
4. Pemeriksaan Fisik
a.Rambut
Biasanya rambut klien bersih tidak ada ketombe
b. Mata
Biasanya simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,dan pupil isokor.
c.Hidung
Biasanya tidak terdapat oedema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan.
d.Telinga
Biasanya simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik.
e. Mulut
Biasanya mukosa bibir lembab
f.Leher
Biasanya tidak ada pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening.
g. Payudara
Biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak ada pembengkakan, papilla mamae keluar dan tidak
terdapat nyeri saat menyusui.
h. Jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : biasanya ictus cordis teraba
P : biasanya pekak
A : biasanya BJ I dan BJ II teratur
i. Abdomen
Inspeksi : biasanya tidak asites
Auskultasi : biasanya bising usus normal ( 5-15x/menit )
Palpasi : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : biasanya tympani
j. Genitalia
Biasanya keluar cairan dari rectum dan vagina, kulit sekitar anus tebal, infeksi pada jalan lahir,
dan dinding vesika menonjol keluar.
k. Ekstremitas
Biasanya terjadi kelumpuhan pada ektremitas bawah akibat trauma operasi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (proses inflamasi)
2. Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif (Proses pembedahan)
3. Ansietas b.d Ancaman terhadap kematian
C. Intervensi
NO HARI/ DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI
TANGGAL TUJUAN & KRITERIA HASIL
1. Nyeri Akut Observasi :
Tujuan : Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
tindakan keperawatan selama frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1x24 jam diharapkan: - Monitor kebersihan terapi komplementer
Tingkat Nyeri Menurun yang sudah diberikan
KH: - Identifikasi faktor yang memperberat
- Kemampuan dan memperpanjang nyeri
menuntaskan aktivitas - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
meningkat tentang nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun
Terapeutik :
- Gelisah menurun
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri misal suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
Kolaborasi :
Edukasi :
3. Ansietas Observasi :
Tujuan : Setelah dilakukan - Identifikasi penurunan tingkat energi
tindakan keperawatan selama ketidakmampuan berkonsentrasi atau
1x24 jam diharapkan: gejala lain yang mengganggu
Tingkat Ansietas Menurun kemampuan kognitif
KH: - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
- Verbalisasi khawatir efektif digunakan
akibat kondisi yang - Identifikasi kesediaan kemampuan dan
dihadapi menurun penggunaan teknik sebelumnya
- Perilaku tegang - Pemeriksaan ketegangan otot, frekuensi
menurun nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
- Tremor menurun dan sesudah latihan
- Pucat menurun - Monitor respon terhadap relaksasi
- Frekuensi pernapasan
Terapeutik :
menurun
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaannya dan
suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambar dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lainnya, jika sesuai
Edukasi :
A. KESIMPULAN